cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SPASIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue " Vol 6, No 2 (2019)" : 16 Documents clear
PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP PERMUKIMAN KECAMATAN MADIDIR KOTA BITUNG Dirgapraja, Vikri Abdya; Poluan, Roosye J; Lakat, Ricky S.M
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota Industri,dan Kota Perikanan (Kota Cakalang) di Provinsi Sulawesi Utara,seperti yang ada di Kecamatan Madidir merupakan salah satu dari delapan kecamatan yang memiliki sumber industri penghasil pengolahan ikan.Dengan semakin meningkatnya pengembangan kawasan industri maka semakin meningkat pula pencemaran  yang disebabkan oleh hasil buangan pabrik-pabrik industri seperti sampah, CO2  serta kebisingan yang berpengaruh terhadap permukiman warga yang ada di Kecamatan Madidir.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kawasan industri terhadap permukiman di Kecamatan Madidir.Penelitian ini menggunakan metode path analysis untuk menentukan nilai koefisen pada dua variabel yaitu variabel independen kawasan industri dan variabel dependen permukiman. Dari hasil  penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa factor yang mempengaruhi oleh pengembangan kawasan industri pada kawasan permukiman yaitu pada bangunan dan pada infrastruktur. Bangunan permukiman mengalami pengaruh kesemrawutan lalu lintas 0,174 dan pencemaran 0,129.Akibatnya,masyarakat masyarakat melakukan upaya perbaikan.Selanjutnya,infrastruktur dipengaruhi oleh pencemaran 0,078,Kebisingan 0,028 dan kesemrawutan lalu lintas 0,031.Akibatnya,infrastuktur akan membutuhkan perbaikan-perbaikan secara signifikan. Kata Kunci : Pengaruh,Pengembangan Kawasan Industri,Permukiman, Kecamatan Madidir
EVALUASI INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP RDTR BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN POSO 2015-2035 Nua, Wahyudi Septantio; Tondobala, Linda; Syafrini, Reny
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Relokasi pasar ke pinggiran kota Poso memicu timbulnya pasar-pasar kecil di sekitar lokasi pasar lama. Pasar-pasar kecil ini tumbuh pesat di beberapa ruas jalan di sekitar pusat kota lama. Inilah yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan di sekitar pusat kota lama.Kondisi ini mendorong dilakukanya pengkajian ulang terhadap kebijakan pembangunan kota yang berkaitan dengan RDTR kota Poso. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses pembangunan terhadap RDTR yang berlaku di kota Poso.Menggunakan pendekatan evaluation research dan kuantitatif dengan metode deskriptif, penelitian menghasilkan temuan berupa penyimpangan dari ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah No 1 Tahun 2015 tentang RDTR Bagian Wilayah Perkotaan Poso. Penyimpangan terjadi di kawasan vital dalam hal KDB (41%), KDH (46%), khususnya di sekitar RSUD dan sekitar lokasi pasar yang lama.  Kata Kunci: Intensitas Pemanfaatan Ruang, Bagian Wilayah Perkotaan Poso
ANALISIS PEMETAAN KAPASITAS ADAPTASI MASYARAKAT KELURAHAN KINILOW SATU DAN KAKASKASEN SATU TERHADAP ANCAMAN BENCANA VULKANIK GUNUNG LOKON Walandouw, Daniel; Tilaar, Sonny; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu gunung berapi yang aktif di provinsi Sulawesi Utara adalah Gunung api Lokon yang terletak di Kota Tomohon dengan tinggi 1.580 meter di atas permukaan laut. Bahaya primer atau bahaya langsung akibat latusan, adalah seperti luncuran awan panas, lontaran piroklastik dan aliran lava. Sedangkan bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung adalah lahar hujan yang terjadi setelah erupsi apabila turun hujan lebat di sekitar puncak gunung Lokon. Dampak dari letusan gunung Lokon adalah bahaya primer dan bahaya sekunder. Kondisi ini menggambarkan bahwa bila terjadi erupsi letusan gunung api Lokon, di kelurahan Kinilow Satu dan Kakaskasen Satu berpotensi mengalami kerusakan secara fisik, bahkan mengancam keselamatan jiwa. Kapasitas adaptasi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu sistem untuk mengubah wataknya untuk dapat lebih baik mengatasi tekanan yang sudah ada maupun yang akan terjadi (Adger et al. 2004). Adanya penelitian ini diharapkan dapat menganalisis dan memetakan tingkat kapasitas adaptasi masyarakat di kelurahan Kinilow Satu dan Kakaskasen Satu terhadap bencana vulkanik Gunung Lokon. Dengan demikian penelitian ini berguna dalam memberikan rekomendasi untuk memperbaiki, merencanakan kembali dan mengembangkan kapasitas daerah Kota Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode analisis Deskriptif kuantitatif dengan melakukan analisis spasial. Berdasarkan hasil analisis, lingkungan yang teridentifikasi memiliki tingat kapasitas adaptasi yang tinggi di kedua kelurahan berjumlah 5 (lima) lingkungan sedangkan tingat kapasitas adaptasi sedang berjumlah 9 (sembilan) lingkungan, dan tingat kapasitas adaptasi yang rendah berjumlah 7 (tujuh) lingkungan. Kata Kunci : Kapasitas Adaptasi, Gunung Lokon
PERENCANAAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT PADA KAWASAN KHUSUS KONSERVASI PENYU DI DESA LAMANGGO KABUPATEN SITARO (STUDI KASUS : DESA LAMANGGO) Buangsampuhi, Ria; Egam, Pingkan P; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencaanaan Pariwisata berbasis masyarakat pada kawasan khusus konservasi penyu merupakan program Pelestarian sekaligus menjadi wadah pendidikan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi Potensi sumber daya lain serta mengetahui peran masyarakat terhadapat pariwisata yg ada. (2) Startegi perencanaan wisata kawasan penyu berbasis masyarakat di desa Lamanggo. Pariwisata di Kecamatan Biaro desa Lamanggo ini tergolong masih baru dan belum terekspos oleh wisatawan, karna pemerintahan daerah setempat masih dalam usaha Perencanaan pariwisata. Kecamatan Biaro menjadi salah satu destinasi pariwisata Kabupaten Sitaro. Desa Lamanggo khususnya Pantai Bira Menjadi lokasi Kawasan khusus Konservasi penyu. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis SWOT . Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : Empat (4) Potensi Pariwisata selain Kawasan Konsrvasi yaitu: (a).Pemandangan jalan Lamanggo, (b).Batu Kuda, (c).Spot Diving,  (d).Gugusan Pulau-pulau. Strategi perencanaan dilakukan pengembangan Program yaitu : (A) Partisipasi masyarakat melalui pariwisata, (B) Peningkatan kesadaran peran masyarakat, (C) Upaya pengelolaan wisata, (D) Pengembangan Kelembagaan. Kata Kunci : Pariwisata, pariwisata berbasis masyarakat, konservasi, Konservasi penyu, desa Lamanggo
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU KOTA LAYAK HUNI (LIVABLE CITY) STUDI KASUS KOTA MANADO Martin, Willy; Sela, Rieneke E. V.; Rompas, Lady M
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota merupakan tempat masyarakat untuk tinggal, bekerja, pusat perekonomian, pemerintahan, dan lain-lain. Sehingga, kota sebagai tempat untuk hidup harus memberikan kenyamanan (livable) bagi penduduk yang ada didalamnya. Konsep kota nyaman (Livable City) di Kota Manado terakhir kali diteliti oleh Ikatan Ahli Perencanaan (Adriadi Dimastanto, Erikson Simanjuntak, Dayinta Pinasthika, Latifah, Putri Amelia, dan Dwitantri Rezkiandini: Most Livable City Index 2017) pada tahun 2017 dan hasilnya Kota Manado berada pada urutan ke-16 sebagai kota ternyaman di Indonesia. Kali ini peneliti melakukan penelitian livable city di Kota Manado (11 kecamatan atau 68 kelurahan) berdasarkan tingkat partisipasi masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan indikator livable city oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif menggunakan perhitungan skala linkert. Maka Kota Manado diklasifikasikan dengan nilai tinggi partisipasi masyarakatnya menuju livable city dengan skor 70,8. Kecamatan Bunaken Kepulauan menjadi kecamatan dengan partisipasi masyarakat tertinggi sementara Kecamatan Tuminting dengan tingkat partisipasi masyarakat terendah menuju Kota Manado yang layak huni. Variabel yang berpengaruh pada penentuan kondisi kenyamanan kota adalah variabel aspek partisipasi masyarakat dalam pembangunan.Kata Kunci: Livable City, partisipasi masyarakat, indikator IAP, tingkat partisipasi, Kota Manado
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (STUDI KASUS : KECAMATAN RATAHAN) Missah, Rizkyanto Efraim; Sela, Rieneke L.E.; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan untuk permukiman perlu memperhatikan kondisi fisik lingkungan antara lain topografi, morfologi, kelerengan dan jenis tanah. Beragam kasus kerugian ataupun korban yang terjadi karena penyimpangan atau ketidaksesuaian penggunaan lahan yang menyalahi tingkat kemampuan lahannya. Keadaan tersebut menyebabkan perlunya analisis kesesuaian lahan permukiman untuk mengetahui kesesuaian lahan yang akan diperuntukan guna pengembangan permukiman. Tujuan penelitian  ini yaitu mengkaji perkembangan lahan permukiman di Kecamatan Ratahan berdasarkan data citra  dan analisis kesesuaian peruntukan lahan permukiman RTRW terhadap arahan kesesuaian lahan. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan metode analisis spasial skoring dan overlay dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perkembangan permukiman Kecamatan Ratahan tahun 2003-2019 sebesar 41,61 Ha. Hasil penelitian kesesuaian peruntukan lahan permukiman terhadap arahan kesesuaian lahan Kecamatan Ratahan terdapat kriteria sesuai (A) sebesar 127,43 ha atau 2,07%, kriteria sesuai (B) sebesar 2.421,84 ha atau 39,29%, kriteria tidak sesuai (A) sebesar 2,59 ha atau 0,04%, kriteria tidak sesuai (B) sebesar 3.611,62 ha atau 58,60%.Kata Kunci : Kesesuaian Lahan, Permukiman, Rencana Tata Ruang Wilayah, SIG
ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (STUDI KASUS: KORIDOR JALAN KAMPUNG BARU KECAMATAN MELONGUANE) Kalungan, Trifena Rany; Timboeleng, James; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan Negara Berkembang, dalam Menunjang perkembangan di Indonesia, maka diperlukan transportasi yang Memadai. seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan semakin kompleksnya kegiatan penduduk di perkotaan maka kebutuhan sarana transportasi semakin meningkat. Infrastruktur wilayah, termasuk jaringan jalan sangat penting dalam menunjang pembangunan, perkembangan ekonomi wilayah. Khususnya Kabupaten Kepulauan Talaud, yang merupakan Kabupaten termuda dengan infrastruktur wilayah yang masih sangat terbatas. Kabupaten Kepulauan Talaud marupakan bagian integral dari propinsi Sulawesi utara, dengan ibukota Melonguane. Berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Talaud bersama dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe, di sebut “Daerah Perbatasan“.Dengan demikian Kecamatan Melonguane berkembang sebagai pusat utama perdagangan dan jasa karena fasilitas yang ada lebih lengkap. Di pusat kota sendiri menjadi pusat sentral kegiatan perdagangan karena terdapat beberapa pertokoan dan pasar di dalamnya sehingga mobilitas orang, kendaraan, dan barang begitu tinggi yang menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif dan kuantitatif berupa data perhitungan yang terdiri dari volume kendaraan, kecepatan kendaraan, kapasitas jalan dan hambatan samping. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem transportasi di Kecamatan Melonguane. Berdasarkan hasil studi Volume kendaraan tertinggi pada segmen jalan (titik 2) dengan jumlah kendaraan tertinggi yaitu 7.224 smp/jam, sedangkan volume kendaraan terendah pada segmen jalan (titik 1) dengan jumlah kendaraan 5.462 smp/jam. Kinerja Ruas Jalan Kampung Baru pada saat ini, nilai derajat kejenuhan (DS) pada umumnya masih sesuai standar kategori 0.35 (MKJI, 1997) dengan tingkat pelayanan jalan pada kategori A kondisi arus lalu lintasnya bebas antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, besarnya kecepatan sepenuhnya ditentukan oleh keinginan pengemudi dan sesuai dengan batas kecepatan yang telah ditentukan. Dan kecepatan rata-rata pada umumnya berada di bawah persyaratan kolektor yaitu 20 km/jam, yang dipengaruhi oleh volume lalu lintas, kondisi jalan dan hambatan samping. Kondisi aktivitas lalu lintas pada segmen jalan ini yaitu kendaraan parkir di badan jalan, naik turun penumpang bentor, dan pejalan kaki/penyeberang jalan pada pusat perbelanjaan dan perdagangan dan jasa. Kata Kunci : Sistem Transportasi, Lalu Lintas, Kinerja Jalan, Kabupaten Kepulauan Talaud
ANALISIS KAWASAN MINAPOLITAN DANAU TONDANO DI KABUPATEN MINAHASA Kuhu, Raine Amelia; Wuisang, Cynthia E. V.; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minapolitan merupakan konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan. Terwujudnya kawasan Minapolitan itu sendiri dilihat dari ketersediaan prasarana dan sarana pendukung kawasan. Selain dari ketersediaan prasarana dan sarana, penggunaan lahan/ ruang baik pada perairan maupun pada daerah sempadan harus diperhatikan sesuai dengan standart fisik yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait. Kecamatan Kakas dan Eris, Kabupaten Minahasa, merupakan lokasi yang sudah ditetapkan dalam surat penetapan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan pemerintah kabupaten dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa tahun 2014-2034 untuk dijadikan sebagai Kawasan Minapolitan Danau Tondano. Proses pengambilan data dilakukan dalam bentuk wawancara kepada para petani ikan selaku responden, untuk mengetahui ketersediaan prasana dan sarana pendukung kawasan Minapolitan. Sedangkan, untuk penggunaan lahan/ ruang baik pada daerah perairan maupun sempadan, data diolah berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa, juga peta citra Kecamatan Eris dan Kakas yang kemudian diolah menggunakan sowftware ArcGis 10.3 untuk melihat luasan penggunaan ruang pada perairan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis spasial. Berdasarkan hasil identifikasi kawasan serta analisis yang dilakukan dengan mengacu pada standart fisik pembangunan, ketersediaan prasarana dan sarana pendukung di Kecamatan Eris dan Kakas tidak memadai. Juga, tidak adanya perhatian tentang limbah terkait aktivitas masyarakat seperti proses pembudidayaan dan permukiman masyarakat yang berada pada sempadan danau. Aktivitas masyarakat tersebut menimbulkan masalah terkait pertumbuhan hama dan pencemaran pada danau yang meningkat dengan pesat. Dengan tidak adanya perhatian pembangunan fisik terkait daerah sekitar ekosistem danau, akan membuat fungsi, kualitas dan kelestariannya menurun. Kata Kunci : Kawasan Minapolitan, Prasarana Sarana, Penggunaan Lahan, Danau Tondano
KAJIAN KOTA KOTAMOBAGU MENUJU KOTA LAYAK HUNI (LIVABLE CITY) Makalalag, Andi; Gosal, Pierre H; Hanny, Poli
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah kota yang baik haruslah memberikan kenyamanan bagi penduduk yang tinggal didalamnya. Konsep kota yang nyaman untuk ditinggali ini dikenal dengan konsep Livable City. Peningkatan penduduk yang bermukim di kota Kotamobagu tentu akan semakin menambah kebutuhan akan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan beragam. Berbagai macam aktivitas penduduk juga akan memberikan pengaruh pada perubahan kondisi lingkungan hidup. Hal ini berlaku pada lingkungan fisik, biotik, sosial, ekonomi, dan infrastruktur, sehingga tidak efisiennya tata kelola perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kota Kotamobagu sebagai kota layak huni (Livable City) berdasrkan kriteria Ikatan Ahli Perencana (IAP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan analisis kuantitatif. Metode pengambilan data adalah observasi, wawancara, kuesioner dan jumlah populasi 2.673 sebagai sampel penelitian. Analisis dilakukan dengan berdasarkan pada 25 kriteria pokok. 15  kriteria memiliki kesesuaian yang kurang mendukung kondisi kota layak huni, 10 kriteria memiliki kesesuain dengan konsep Livable City, sesuai dengan kondisi di lapangan. Hal ini mendukung kota layak huni yaitu : informasi pelayanan publik, interaksi antar hubungan penduduk, tingkat kriminalitas, kualitas jaringan telekomunikasi, kualitas fasilitas air bersih, kualitas fasilitas pendidikan, kondisi jalan, ketersediaan angkutan umum, kualitas kebersihan lingkungan dan jumlah ruang terbuka.Kata Kunci : Livable City, IAP, Kriteria, Kotamobagu
KAJIAN CITY BRANDING TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA Mokalu, Kezia Stefani; Rondonuwu, Dwight M; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City branding merupakan strategi untuk meningkatkan daya saing kota dalam menghadapi kompetensi global dengan membangun diferensiasi dan memperkuat identitasnya. Saat ini, Kota Tomohon dikenal luas oleh masyarakat sebagai Kota Bunga dan telah melaksanakan Tomohon International Flower Festival (TIFF) sejak tahun 2008. Selain itu, sejak dahulu penduduknya sudah mengembangkan budidaya tanaman hias. Bahkan Tomohon telah ditetapkan sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Agrobisnis Florikultura (KKPAF) untuk Kawasan Indonesia Timur oleh Ditjen Hortikultura. Berbagai potensi tersebut digunakan pemerintah untuk membangun diferensiasi kota yang merupakan bagian dari strategi city branding. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui city branding Tomohon sebagai Kota Bunga menurut teori Kavaratzis. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis Miles & Huberman dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan visi Kota Tomohon tidak secara ekplisit menetapkan Kota Bunga pada setiap dokumen perencanaan. Akan tetapi, budaya internal menunjukkan pengelolaan dan pemasaran Kota Bunga telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program dinas terkait. Namun sayangnya, keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan Kota Bunga baru sebatas pelaksanaan TIFF. Begitu pula dengan sinergi yang terbentuk diantara stakeholder yang saling mendukung untuk mensukseskan TIFF. Meskipun demikian, infrastruktur kota sudah mampu menyediakan kebutuhan dasar, termasuk untuk pengembangan Kota Bunga. Hanya saja, ruang dan gerbang kota kurang menonjolkan brand bunga. Sedangkan kesempatan yang menonjolkan brand sangat terbuka dan komunikasi masih belum memaksimalkan logo dan slogan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Kota Tomohon telah menerapkan city branding menurut teori Kavaratzis, walaupun masih belum maksimal karena masih berujung pada promosi TIFF. Kata Kunci : City Branding, Tomohon, Kota Bunga

Page 1 of 2 | Total Record : 16