cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SPASIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2018)" : 20 Documents clear
PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN Misa, Dirk P. P; Moniaga, Ingerid L; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan penggunaan lahan di kecamatan airmadidi terus mengalami peningkatan khususnya di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dari perubahan penggunaan  lahan yang signifikan. Penggunaan lahan di kawasan perkotaan tersebut, cenderung mengalami perubahan fungsi kawasan dari ruang hijau pada kawasan hutan lindung dan resapan air, menjadi kawasan terbangun. Dampak yang terjadi akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan berdasarkan fungsi kawasan, mengakibatkan daya dukung lahan dan kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang mengalami gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan fungsi kawasan, di kawasan perkotaan kecamatan Airmadidi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial/keruangan. Data yang diperoleh diolah menggunakan bantuan perangkat lunak/software Arcmap 10.3. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan, penggunaan lahan di kawasan perkotaan kecamatan Airmadidi, terbagi atas sembilan jenis penggunaan lahan yaitu permukiman, pemerintahan, pariwisata, perindustrian, hutan, semak/belukar, pertanian campur semak, pertanian lahan kering, dan sawah. Hasil kesesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap  fungsi kawasan berdasarkan rencana pola ruang kecamatan airmadidi yaitu, sebesar 3775.98 Ha atau 96.80% dari total luas wilayah, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah sebesar 124.77 Ha atau 3.20% dari total luas wilayah. Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Kawasan Perkotaan, Fungsi Kawasan
KAJIAN DENSITAS DAN POLA PERGERAKAN DI KECAMATAN AIRMADIDI Katuuk, Rionald Jourdan; Tilaar, Sonny; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Utara memiliki posisi Geostrategi yang cukup baik, karena terletak di antara Kota Manado dan Kota Bitung sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Airmadidi mengalami perkembangan yang relatif cepat bila dibandingkan dengan daerah - daerah di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi densitas kepadatan dan pola pergerakan di Kecamatan Airmadidi dan menganalisis densitas kepadatan dan pergerakan harian masyarakat di Kecamatan Airmadidi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kelurahan dengan densitas kepadatan tinggi yaitu Kelurahan Tanggari (120 Jiwa/ha) dan Kelurahan Sampiri (114 Jiwa/ha). Kelurahan dengan kepadatan sedang yaitu Kelurahan Sawangan (75 Jiwa/Ha), Kelurahan Airmadidi Atas (51 Jiwa/Ha), Kelurahan Rap – Rap (54 Jiwa/Ha), Kelurahan Sarongsong Satu (65 Jiwa/Ha) dan Kelurahan Sarongsong Dua (74 Jiwa/Ha). Sedangkan Kelurahan dengan kepadatan rendah Kelurahan Airmadidi Bawah (49 Jiwa/Ha) dan Kelurahan Sukur (25 Jiwa/Ha) sedangkan Pola pergerakan harian masyarakat Kecamatan Airmadidi rata - rata yaitu melakukan perjalanan ke tempat kerja. Lokasi tempat kerja rata – rata radius berada pada Kecamatan Airmadidi namun ada juga yang bekerja di Kota Manado dan Kota Bitung. Tidak hanya bekerja namun masyarakat juga ada yang pergi berbelanja. Lokasi tempat berbelanja yaitu di Pasar yang berlokasi di Kelurahan Sarongsong I. Namun ada 1 desa yang memilih berbelanja di Pasar Tondano dikarenakan lokasi desa yang berjarak ± 12 kilometer dari Pasar Sarongsong I yaitu Desa Tanggari. Akses Desa Tanggari ke tempat perbelajan di Pasar Tondano dapat ditempuh dengan kendaraan ± 15 menit.  Kata Kunci : Densitas, Pola Pergerakan Harian, Kecamatan Airmadidi
ANALISIS ELEMEN – ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN TAHUNA, KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Budiman, Ival Tom Rees; Rondonuwu, Dwight M; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era globalisasi suatu kota dalam perkembangan  perlu adanya suatu citra kota atau identitas kota untuk sebagai penambah daya tarik kota. Tahuna memiliki kawasan pusat niaga yang disebut “Trikora”. Selain berada pada pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan ini juga memiliki sejarah penting bagi perkembangan di Kawasan Perkotaan Tahuna. Kondisi ini dapat terlihat sangat jelas dari kondisi arsiktekturnya yang masih terdapat banyak bangunan tua, seperti pertokoan, perkantoran, dan juga pasar tradisional yang belum banyak berubah yang nampak pada wajah kotanya. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik. tujuan penelitian menemukan citra kota di kawasan perkotaan Tahuna melalui lima elemen pembentuk citra kota. dalam teori Kevin Lynch yaitu, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna  dan menganalisis elemen – lemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaa Tahuna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana landasan teori yang berkaitan dengan judul analisis elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna. metode statistik deskriptif dan data kuantitatif dipakai untuk membuat kesimpulan pada peta mental maupun kuesioner berdasarkan hasil presentase responden yang berjumlah 99 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kawasan perkotaan Tahuna, kabupaten Kepuauan Sangihe berdasarkan  tata ruang kota memiliki 29 elemen pembentuk citra kota oleh kevin lynch, diantaranya ada 7 kawasan (District ), 5 elemen batas (Eedges), 2 titik temu ( Nodes ) serta memiliki 16 jalur  ( Path ). Hasil dari menurut masyarakat Tahuna, kawasan perkotaan Tahuna memiliki 24 elemen fisik sebagai elemen pembentuk citra kota, diantaranya adalah 5 elemen kawasan   ( District ), 2 elemen jalur ( Path ), 1 elemen penanda kawasan ( Landmark ), 1 elemen titik temu ( Nodes ) serta 7 elemen batas ( Edges ).  Kata Kunci : Analisis, Elemen Kota, Kawasan  Perkotaan, Citra Kota.
ANALISIS MORFOLOGI KOTA DI KECAMATAN MALALAYANG Panduu, Rocky Radinal; Warouw, Fela; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu kota dalam perkembangannya memiliki karakteristik bentuk yang disebut morfologi kota. Morfologi kota terbentuk karena adanya interaksi baik secara spasial maupun kegiatan masyarakat. Morfologi kota di kecamatan Malalayang mengalami perubahan, dimana aspek-aspek tersebut adalah penggunaan lahan yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan yang semakin berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis 3 (tiga) komponen morfologi kota di kecamatan Malalayang dengan menggunakan metodologi kualitatif melalui analisis spasial. Analisis spasial ini dilakukan untuk melihat perubahan penggunaan lahan di kecamatan Malalayang periode tahun 2004, 2009, dan 2016 dengan meninjau 3 komponen morfologi kota yaitu pola plot bangunan, pola jaringan jalan dan sistem bangunan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perubahan morfologi kota kecamatan Malalayang didominasi oleh lahan yang tidak terbangun seperti perkebunan dan tanah kosong menjadi perumahan baru dan pola jaringan jalan baru. Perubahan inilah yang membentuk morfologi kota kecamatan Malalayang berbentuk kipas (fan shaped cities). Kata Kunci: Morfologi Kota, Kecamatan Malalayang
ANALISIS PERUNTUKAN LAHAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN AIRMADIDI Tumanken, Fidel Ricky; Papia, Franklin J.C.; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Airmadidi merupakan wilayah yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman yang aman dari bahaya bencana alam. Dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Minahasa Utara  tahun 2013-2033 lahan untuk perkembangan kawasan permukiman berskala besar di Kecamatan Airmadidi  belum di tetapkan peruntukannya berdasarkan kesesuaian lahan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. 2. Menganalisis peruntukan lahan permukiman baru di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information System) dengan menggunakan data variable yaitu data kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, penggunaan lahan, rawan longsor, dan rawan banjir yang kemudian dilakukan analisis lewat softwere GIS dengan analisis spasial/keruangan dan penilaian berdasarkan skoring. Hasil penelitian peruntukan lahan di Kecamatan Airmadidi diperole 3 klasifikasi  yaitu klasifikasi sesuai untuk permukiman,  klasifikasi sesuai bersyarat untuk permukiman, dan klasifikasi tidak sesuai untuk permukiman. Hasil analisis peruntukan lahan permukiman baru memiliki luas 1213.85 Ha atau 14,13% dari luas keseluruhan Kecamatan Airmadidi. Dari hasil analisis juga diperole peruntukan lahan untuk permukiman baru terbesar berada di desa Tanggari dengan luas 106.94 Ha. Kata Kunci : Peruntukan Lahan , Permukiman , Kesesuaian Lahan.
KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA BITUNG Wahab, Sitti Rahma Sy.; Rondonuwu, Dwight M.; Poluan, Roosje J.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara kini dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota Perikanan (Kota Cakalang) dan Kota Industri, akan tetapi gambaran Kota Bitung belum memberikan identitas yang jelas sehingga masyarakat masih kesulitan untuk mengingat keadaan suatu tempat. Kota Bitung kini berkembang pesat diberbagai sektor tentu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun perencana untuk memperkenalkan diri sebagai suatu wilayah yang beridentitas dan tertata dengan baik berpegang pada lima elemen pembentuk kota. Tujuan Penelitian ini adalah menemukenali elemen – elemen pembentuk citra Kota Bitung berdasarkan RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 dan menganalisis citra Kota Bitung menurut persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengeksplor fenomena elemen pembentuk citra kota menurut pandangan masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan peta mental. Berdasarkan hasil penelitian,(1) Ditinjau dari RTRW elemen-elemen pembentuk citra Kota Bitung yaitu elemen path (Jl. Sam Ratulangi, Jl. Piere Tendean, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Yos Sudarso, Jl. M. R Ticoalu, Jl. Marthadinata dan Jl. H.V Worang), elemen edges ( Batas Pantai), elemen nodes (Menara Eifel, Tugu Jam Pusat Kota, Pasar Cita, Pasar Tua, dan Pelabuhan Samudera Bitung), elemen district (Kawasan Perkantoran, Kawasan Pusat Kota, Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung) dan elemen landmark yang teridentifikasi bersifat alamiah yaitu Gunung Dua Sudara, Gunung Tangkoko, Gunung Batu Angus, Gunung Lembeh dan Gunung Woka. (2) berdasarkan analisis, elemen yang sangat dikenali masyarakat adalah  elemen landmark  yaitu Tugu Cakalang,  elemen nodes dan elemen district yaitu Pelabuhan Samudera Bitung, elemen path yaitu Jl. Sam Ratulangi sedangkan elemen yang kurang dikenali masyarakat adalah elemen edges yaitu batas pantai atau batas selat lembeh.Kata Kunci : Elemen Pembentuk Citra Kota, Kota Bitung,Persepsi Masyarakat
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DI KECAMATAN REMBOKEN MINAHASA Kaunang, Angelina Claudie; Wuisang, Cynthia E. V.; Tungka, Aristotulus E.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Remboken telah ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Kecamatan Remboken. Berbagai objek wisata tersedia di Kecamatan Remboken, mulai dari wisata alam sampai wisata budaya. Berkaitan dengan kondisi geografis Kecamatan Remboken sebagai Kecamatan yang letaknya di tengah-tengah Kecamatan Remboken maka wisata yang paling banyak dijumpai yakni wisata alam, wisata pemandian air panas. Kawasan wisata pegunungan dan air tejun merupakan salah satu objek wisata utama dalam satuan pengembangan pariwisata Kecamatan Remboken. Sebagai objek wisata utama, kawasan ini belum didukung oleh sarana dan prasarana penunjang pariwisata. Pengelolaan wisata ini masih terbilang terbatas, hanya dilakukan oleh masyarakat setempat. Adapun keistimewahan wisata ini adalah keindahan alam yang masih alami dengan air panas  dan pemandangan alam yang indah. Namun keistimewaan tersebut belum mampu meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan. Dengan demikian terbentuklah rumusan masalah, yaitu : Bagaimana mampu meningkatkan strategi pengembangan pariwisata Kecamatan Remboken agar mampu meningkatkan jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara?”. Adapun tujuan yang akan dicapai yakni mampu menyusun strategi pengembangan pariwisata di Kecamatan Remboken.Kata kunci :Pariwisata, KecamatanRemboken
TERITORI PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA STUDI KASUS : PASAR LAMA TOBELO Paulus, Gerry Alexandro
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halmahera Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Maluku Utara dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tobelo. Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna menanggulangi permasalahan PKL dengan cara memfasilitasi dan memindahkan para PKL ke pasar yang baru. Tetapi para PKL memilih untuk kembali berdagang di Pasar Lama dengan alasan lokasi pasar lama lebih strategis karena berada di pusat perdagangan barang dan jasa Kabupaten Halmahera Utara dan berdekatan dengan pelabuhan Tobelo yang adalah pelabuhan utama Kabupaten Halmahera Utara. Sifat dan perilaku para PKL yang mempertahankan tempat mereka berdagang merupakan wujud teritorial yang berhubungan dengan kebutuhan ruang dan pemenuhan di bidang perekonomian bagi mereka, dimana para PKL memilih lokasi yang mereka rasa sangat strategis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk teritori pedagang kaki lima di Pasar Lama Tobelo dan menemukan faktor-faktor pembentuk teritori pedagang kaki lima di Pasar Lama Tobelo. Berdasarkan fokus rumusan masalah mengenai Teritori Pedagang Kaki Lima di Pasar Lama Tobelo, maka metode penelitan yang akan digunakan adalah Metode Deskriptif Kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk teritori PKL di Pasar Lama Tobelo didominasi bentuk teritori sekunder dan publik, ini dapat terlihat dari batas-batas fisik sarana berdagang dan cara penyajian dagangan. Teritori sekunder dan publik tidak memiliki batasan yang jelas dan terus berkembang melakukan klaim ruang pada di Pasar Lama Tobelo karena mereka merasa ini adalah lokasi yang paling starategis dan menguntungkan dalam berdagang. Dan faktor - faktor yang paling mempengaruhi pembentukan teritori PKL di Pasar Lama Tobelo dalah dasar perilaku teritorial, pengalaman keruangan dimasa lalu, kapasitas psikologi, lokasi berdagang, aksesibilitas dan lemahnya pengawasan. Kata Kunci : Pedagang Kaki Lima, Teritori, Pasar Lama, Kecamatan Tobelo
KARAKTERISTIK SPASIAL KAWASAN KULTURAL KESULTANAN TERNATE Musa, Ibnu Rusdi A. R.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ruang kultural Kesultanan Ternate dan menganalisis Karakteristik Spasial Kawasan Kesultanan Ternate. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian hasil identifikasi ruang kultural Kesultanan Ternate di bagi menjadi dua bagian yakni bagian inti pada Kedaton Kesultanan Ternate dan ruang luar Kedaton kesultanan Ternate sebagai berikut Ruang inti kawasan Kedaton Kesultanan Ternate terdapat 8 ruang khusus yang di jaga oleh para dewan adat kesultanan, ruang inti kedaton Kesultanan Ternate dikelilingi oleh tembok dan pagar yang membatasi dengan pemukiman umum. Ruang kedaton Kesultnan Ternate memiliki 2 jalur khusus yaitu jalur langusng ke Gunung Gamalam dan ke Laut Maluku. Sedangkan ruang luar Kesultanan Ternate adalah ruang yang terdapat dalam di bagian zona luar lingkungan kedaton yang terdapat beberapa ruang di antara lain : Sigi Lamo (Masjid Sultan Ternate), Ngaralamo atau Pintu Besar, Jembatan Dodoku Ali (Kapita Lao Ali), dan Sunyie atau Lapangan. Karakteristik Spasial Kawasan kesultanan Ternate yang terletak dikelurahan Soa-sio ini menjadi sebuah ruang kawasan yang diperuntukan untuk para petinggi - petinggi Kesultanan. Pada awalnya lokasi kawasan Kedaton Kesultanan Ternate tempat tinggal para petinggi dan keluarga keturunan sultan. Kampong Soa - sio ini yang merupakan Kawasan Utama Keraton Kesultanan Ternate. Seiring dengan berjalannya waktu, kini kampong Soa-sio tidak hanya ditinggal oleh para petinggi dan keluarga saja, Akibatnya kawasan Keraton Kesultanan Ternate yang terletak di kampong Soa-sio semakin padat dan tidak teratur. Kata Kunci : Karakteristik, Spasial, Kawasan Kultural
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PINELENG Dien, Raymond Apolinaris; Warouw, Fella; Karongkong, Hendriek H.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besarnya perubahan lahan ke permukiman mengindikasikan perkembangan permukiman di wilayah Pinggiran Kota. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan menyebabkan banyak penduduk yang akan memanfaatkan lahan untuk permukiman yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan permukiman. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu arahan pengembangan penggunaan lahan permukiman, dalam pengembangan lahan permukiman yang baru dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengevaluasi kesesuaian lahan kawasan permukiman dan Menganalisis kesesuaian lahan untuk pengembangan permukiman di Kecamatan Pineleng. Metode analisis yang digunakan adalah dengan cara deskriptif dan superimpose (overlay) data-data fisik dasar yang berkaitan dengan kesesuaian lahan untuk permukiman, kemudian dioverlay lagi dengan kawasan lindung dan arahan rencana pola ruang kawasan budidaya sehingga dapat menetapkan arahan pengembangan penggunaan lahan permukiman berdasarkan karakteristik lahan yang sesuai untuk di kembangkan. Hasil studi, berdasarkan penjumlahan parameter kesesuaian lahan didapatkan tiga fungsi lahan yaitu lahan yang sesuai untuk permukiman, lahan sesuai bersyarat untuk permukiman dan tidak sesuai untuk permukiman. Berdasarkan (overlay) kesesuaian  lahan, kawasan lindung dan arahan rencana kawasan budidaya pengembangan penggunaan lahan permukiman di Kecamatan Pineleng dapat diarahkan pada bagian wilayah Warembungan, Pineleng Satu karena memiliki daya dukung lahan yang sesuai.Kata Kunci : Permukiman, Lahan, Kesesuaian Lahan, Pengembangan Lahan

Page 1 of 2 | Total Record : 20