cover
Contact Name
Suci tuty putri
Contact Email
Suci.putri@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
Suci.putri@upi.edu
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA
ISSN : 25410024     EISSN : 24773743     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia(JPKI) merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi keperawatan dan kesehatan. JPKI adalah jurnal cetak dan elektronik dengan sistem open access journal. JPKI menerbitkan artikel-artikel dalam lingkup keperawatan dan kesehatan secara luas namun terbatas terutama bidang pendidikan keperawatan. Artikel harus merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi literatur, konsep keilmuan, pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terbaharu dalam lingkup ilmu keperawatan baik dalam skala nasional dan internasional. Artikel akan ditelaah secara peer review oleh mitra bestari dari berbagai institusi.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)" : 10 Documents clear
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEBERSIHAN TANGAN OLEH PETUGAS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI Ningsih, Shely Silfia Ratna; Noprianty, Richa; Somantri, Irman
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7486

Abstract

ABSTRAKKeselamatan pasien merupakan variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencegah infeksi rumah sakit dengan menjaga kebersihan tangan dengan teknik enam langkah dan lima momen di rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kebersihan tangan oleh petugas kesehatan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan metode observasional. Sampel penelitian ini berjumlah 288 kali pengamatan kegiatan oleh petugas kesehatan (dokter, perawat dan mahasiswa praktek) yang terbagi pada shift pagi dan shift sore dengan 84 pengamatan, dan shift malam berjumlah 120 kali pengamatan. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dengan menggunakan work sampling. Hasil menggambarkan bahwa : 1) sebelum kontak dengan pasien sebagian besar hand hygiene tidak dilakukan oleh mahasiswa yaitu sebesar 89,8 % pada shift malam, 2) sebelum tindakan terhadap pasien sebagian besar hand hygiene tidak dilakukan oleh mahasiswa sebanyak 89,8% pada shift malam, 3) sesudah kontak dengan pasien sebagian besar kegiatan hand hygiene dilakukan tidak sempurna oleh dokter sebanyak 75% pada shift sore, 4) sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien sebagian besar hand hygiene dilakukan tidak sempurna oleh mahasiswa sebanyak 82,4% pada shift pagi, dan 5) sesudah kontak dengan lingkungan pasien sebagian besar hand hygiene dilakukan tidak sempurna oleh dokter sebanyak 75% pada shift sore. Berdasarkan hasil observasi, ketidak patuhan pelaksanaan kegiatan kebersihan tangan disebabkan karena media yang digunakan kurang memadai seperti campuran air pada sabun yang terlalu banyak, tisu yang jarang tersedia, antiseptik berbasis alkohol murni sehingga menimbulkan bau yang menyengat dan terasa panas ditangan serta lengket. Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk memperhatikan kembali sarana dan prasarana untuk menunjang kebersihan tangan dan bagi petugas kesehatan disarankan untuk membaca kembali standar operasional prosedur (SOP) dari setiap tindakan yang akan dilakukan, karena setiap tindakan yang dilakukan ada SOP untuk mencuci tangan. ABSTRACTPatient safety is a variable for measuring and evaluating the quality of nursing services. One of the effort that should be done is to prevent hospital infections with hand hygiene using six-step hand hygiene technique and five moments at the hospitalization rooms. This study aims to describe the implementation of hand hygiene practice by healthcare provider in patient safety activities atmale medical ward on Dustira Cimahi Hospital. The study was a descriptive exploratory with the observational method. The research sample numbering 288 times observation activities from health workers (doctors, nurses, and students college) that divided on the morning shift totaling 84 observation activities, totaling 84 observations afternoon shift and night shift activities amounted to 120 times the observation activities. The instrument of this study using observation tool which contains a table check list on the implementation of hand hygiene by using work sampling.The overall results describe that: 1) not doing hand hygiene activities before making contact with the patient, were 89,8% for college students at the night shift, 2) before taking action at the patient most of the hand hygiene activities were not done 89,8% for college students in night shift, 3) after making contact with the patient, most of the hand hygiene activities were not perfect carried out, 75% for doctors in the afternoon shift, 4) after making contact with patients body fluids most of the hand hygiene activities were not done 82,4% for the college students in the morning shift, and 5) after making contact with the patient's environment most of the hand hygiene activities were not perfect carried out, 75% for doctors in the afternoon shift. Based on the observation, disobedience on implementation of hand hygiene due to insufficient media used liketoo much water in the mixture of water and soap, tissue is rarely available, pure alcohol-based hand rub is causing bad smell, hot at the skin and sticky hands. It is advised for the hospital to pay attention at infrastructure that support hand hygiene, and for health workers is advised to re-read the standard operating procedures (SOP) on any action to be performed, for every action there is SOP towash the hand. 
LOST TO FOLLOW-UP : REASONS AND TRUE OUTCOME FOR PATIENTS ON ARV TREATMENT IN TERATAI CLINIC BANDUNG INDONESIA Haroen, Hartiah; Puspitasari, Tita Sri; Borne, B Van Den; Sari, Citra Windani Mambang
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7476

Abstract

Klinik RSHS Teratai HIV telah merawat pasien dari September 2004 sampai Desember 2009, sebanyak 2.060 ODHA dan 1290 menerima ARV (63%). Selama periode ini, sebesar 11% (141 orang) kehilangan kontak lebih tinggi dari keseluruhan persentase di Indonesia yaitu 10,7% (Depkes, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hasil yang benar dan faktor hilang tindak lanjut ARV di klinik RSHS Teratai ARV. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dengan 25 pasien HIV / AIDS bawah pengobatan ARV di klinik Teratai RSHS dan mangkir sejak tahun 2009 yang tinggal di daerah Bandung. Informan dipilih secara acak dan dihubungi untuk kunjungan rumah untuk diwawancarai oleh pewawancara yang berpengalaman. Peneliti melakukan wawancara mendalam di rumah pasien sekitar 60 menit. Data direkam oleh pita digital direkam, ditranskrip dan dicetak oleh dua peneliti bidang independen menggunakan analisis tematik.Hasil penelitian ini menunjukkan tujuh tema yang pengetahuan yang tidak benar, optimisme yang tidak realistis, masalah aadministratif, perasaan efek samping negatif, masalah interpersonal, masalah kecanduan, dan kurangnya perawatan diri. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan tindakan pencegahan melalui rincian kontak pasien, meminta pasien persetujuan untuk dihubungi, telepon, kunjungan rumah setelah 3 minggu kehilangan kontak, dan menyarankan pasien untuk mendaftar ke klinik ART lebih dekat dengan rumah mereka , dan mengembangkan sistem reminder untuk mengingatkan pasien untuk mengambil ARV tepat waktu. ABSTRACTTeratai clinic HIV RSHS has treated patients from September 2004 to December 2009, as much as 2060 PLWHA and 1290 receive ARV (63%). Over this period, 11% (141) were lost to follow-up that is higher than overall lost to follow up percentage in Indonesia which is 10.7% (MOH annually report December 2009). The aim of this study was to investigate the true outcomes and factors of lost follow up to ARV. This study used indepth interview method to 25 HIV/AIDS patients under ARV treatment in the Teratai clinic RSHS and lost to follow up since 2009 who lived in Bandung area. Informants were randomly selected and contacted for a home visit to be interviewed by experienced interviewer. The interviewers obtained verbal informed consent and conducted an in depth interview in the patients home. Interview took about 60 minutes. Data were recorded by digital tape recorded, transcribed and scored by two field researchers independently using thematic analysis. The result of this study shows seven themes which are incorrect knowledge, unrealistic optimism, administrative problems, feeling of negative side effect, interpersonal problem, addiction problem, and lack of self-care. Therefore, it is important to develop preventive measure through up-dating patients’ contact details, ask patients consent to be contacted, up date phone contact, home visit after 3 weeks lost of contact, advice patients to register to ART clinic closer to their homes, and develop a reminding system to remind patients to take ARV on time. 
RESPON PSIKOSOSIAL SISWA ASRAMA DI BINA SISWA SMA PLUS CISARUA JAWA BARAT Fathonah, Dewi Yulia; Hernawaty, Taty; Fitria, Nita
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7487

Abstract

ABSTRAKSekolah berasrama merupakan model sekolah yang memiliki tuntutan lebih tinggi dalam hal pembangunan karakter, pengembangan kepribadian, dan penanaman nilai-nilai hidup jika dibanding dengan sekolah reguler. Tuntutan-tuntutan tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan peserta didik sehingga memunculkan respon psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon psikososial siswa asrama di Bina Siswa SMA PLUS Cisarua Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh siswa asrama yang berjumlah 210 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dan didapatkan jumlah responden 138 orang. Instrumen yang digunakan adalah Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) yang dikembangkan oleh Lovibond Lovibond (1995). Analisis data yang digunakan adalah univariat dengan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan presentase respon psikososial pada siswa asrama hampir seluruhnya (64,5%) atau 89 orang tidak mengalami stres, hampir setengahnya (31,9%) atau 44 orang mengalami kecemasan tingkat sedang, dan hampir seluruhnya (84,1%) atau 116 orang tidak mengalami depresi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan respon psikososial terbesar yang dialami oleh siswa asrama adalah kecemasan tingkat sedang. Saran, pihak asrama diharapkan meningkatkan pelayanan terutama layanan konsultasi atau bimbingan konseling bagi siswa asrama.ABSTRACTBoarding schools are a model of schools that have higher demands in character building, personality development, and the planting of living values when compared to regular schools. These demands can have both positive and negative effects on the learner's life resulting in a psychosocial response. This study aims to determine the description of psychosocial responses of boarding students in Bina Siswa SMA PLUS Cisarua West Java Province. The research method used is descriptive quantitative with population of all student dormitory which amounted to 210 people. Sampling in this study using proportionate stratified random sampling technique and got the number of respondents 138 people. The instruments used are Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) developed by Lovibond Lovibond (1995). The data analysis used is univariate with frequency distribution formula. The results of the study showed that the percentage of psychosocial responses in the dormitories was almost entirely (64.5%) or 89 people were not stressed, nearly half (31.9%) or 44 had moderate anxiety, and almost all (84.1%) or 116 people are not depressed. The conclusions from this study indicate the greatest psychosocial response experienced by boarding students is moderate anxiety. Suggestion, the dormitory is expected to improve the service especially consultation service or counseling guidance for student dormitory. 
PENGALAMAN PSIKOLOGIS PASIEN INFARK MIOKARD AKUT SELAMA DIRAWAT DI RUANG INTENSIF Emaliyawati, Etika; Sutini, Titin; Ibrahim, Kusman; Trisyani, Yanny; Prawesti, Ayu
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7477

Abstract

Infark Miokard merupakan salah satu penyakit terminal yang memerlukan perawatan intensif. Perawataan intensif yang diperlukan harus holistik, mencakup bio psiko sosial dan spiritual. Psikologis infark miokard harus selalu diperhatikan, karena salah satu penyebab infark miokard adalah dari psikologis atau dikenal dengan stress. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengalaman pasien infark miokard akut yang menjalani perawatan di ruang intensif. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan phenomenology yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Bandung periode Juni-Juli 2013. Jumlah informan 10 orang pasien infrak miokard akut yang pada saat dilakukan wawancara sudah dalam perbaikan killip I dan II yang diambil secara purposive sampling, dirawat di ruang intensif dan kondisinya telah stabil. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisa menggunakan content analysis dari Hancoch. Hasil penelitian didapatkan 3 tema penelitan yaitu seluruh responden merasa tidak berdaya, 9 responden mengalami ketidakpastian menghadapi masa depan dan 10 responden menyatakan ketakutannya akan kematian. Seluruh pasien infrak miokard mengalami masalah psikologis, oleh karena itu hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dalam memberikan layanan kesehatan bagi pasien kondisi terminal; infark miokard akut yang sedang menjalani perawatan intensif. Penting kiranya untuk dapat mengelola dan mengintegrasikan pelayanan perawatan pada pasien infark miokard akut yang sedang dirawat di unit intensif secara holistik meliputi fisik psikologis sosial dan spiritual. ABSTRACTCommunication is a very important process in human relationship. In providing nursing care, nurses should have a good knowledge and communication skill as the beginning of a good relationship between nurses, patients, and their families. Nurses with good communication skill had an easier opportunity to make a good relationship with the patient and their families. This study aimed to identify effective communication barriers among nurses in developing communication with patients’ family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung. This descriptive explorative study involved 10 nurses were taken with accidental sampling. Data were gathered using interview and observation. Data analyzed with the content analysis. Result showed that there were at least five topic of effective communication barriers among nurses in developing communication with patients’ family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung; role conflict, family demographic factors, misunderstanding, environment and situation in the ICU, and family psychological condition. So, training related to communication between nurses and patients’ family were necessary to undertake in order to improve the ability of nurses such as foreign language skills and patience in dealing with the situation in the ICU especially in relation to the patient's family. This is because nurses are the spearhead of health care service in hospital.
GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN JAWA BARAT Rahmi, Upik; Ramadhanti, Dewi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7488

Abstract

ABSTRAKHomecare merupakan layanan kesehatan yang dilakukan dirumah pasien. Konsep ini telah dikembangkan oleh William Rathon sejak tahun 1859 di liverpool yang dinamakan perawatan dirumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati pasien yang sakit dan tidak bersedia dibawa ke rumah sakit. Di Indonesia, konsep homecare ini merupakan solusi paling tepat untuk mengantisipasi jumlah pasien yang tidak tertampung di rumah sakit. Dengan konsep homecare maka pasien yang sakit dengan kriteria tertentu (terutama yang tidak memerlukan peralatan rumah sakit) tidak lagi harus ke rumah sakit, tetapi tenaga kesehatan yang mendatangi rumah pasien dengan fokus utama pada kemandirian pasiendan keluarganya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang manajemen pelayanan hospital homecare di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 26-27 Mei 2016 dengan jumlah populasi 10 orang serta jumlah sampel 10 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan perawat tentang menejemen pelayanan hospital homecare di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat diperoleh kategori terbanyak yaitu lima orang responden (50%) memiliki pengetahuan cukup, kategori kurang tiga orang responden (30%) memiliki pengetahuan kurang dan untuk pengetahuan dengan kategori baik sebanyak dua orang responden (20%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang manajemen pelayanan hospital homecare di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah kategori cukup yaitu lima orang responden (50%). Oleh karena itu maka peneliti merekomendasikan agar pihak kesehatan lebih mengembangkan pengetahuan tentang homecare agar tercipta kesehatan yang holistik.ABSTRACTHomecare is supportive care provide in the home. The modern concept of providing nursing care in the home was developed by William Rathbone of Liverpool, England, in 1859. In Indonesia, The concept of homecare is solution for anticipate amount of patient in the hospital. In manner of this concept for patient have a spesific character like unneed some hospital’s instrumentation, patient unneed to go to hospital but a nurse come to a patient’s home, but a nurse have to come to a patient home for a focus, that is a patient to be autonomous in activity daily living. This research for find out of nurse’s knowledge about hospital homecare service management (HHSM) in Al-Ihsan Provience’s Hospital Jawa Barat. It is conducted using descriptive quantitative study in 26-27 May 2016, and involved 10 population and 10 samples. Simple total sampling was used as the technique and closed questionnaire was used as the instrument. The findings of the study show that most nurse’s in Al-Ihsan Provience’s Hospital Jawa Barat ( five respondents) have adequate knowledge about HHSM (50%); next, three respondents (30%) have low knowledge about HHSM; and two respondents (20%) have good knowledge about HHSM. To conclude, the nurse in Al-Ihsan Provience’s Hospital Jawa Barat’s knowledge about HHSM is adequate. Therefore, the health professionals are suggested to actively conduct more counseling and re-evaluation about homecare, especially about HHSM, in hospital settings. 
A NOVEL OF BIOMEDICAL APPROACH FOR HIV PREVENTION: AN INTEGRATED LITERATURE REVIEW Lindayani, Linlin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7478

Abstract

ABSTRAKSecara global, jumlah kasus baru terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) sudah mengalami penurunan yang signifikan. Akan tetapi dibeberapa wilayah negara seperti Afrika dan Asia Tenggara, jumlah kasus baru terinfeksi HIV masil mengalami peningkatan. Upaya pencegahan seperti promosi penggunaan kondom, sunat bagi laki-laki, dan skrining HIV sudah diimpementasikan dengan baik. Tetapi, pendekatan tersebut tetap saja tidak menghilangkan seseorang terkena resiko HIV bahkan mungkin untuk pasangan yang hidup dengan penderita HIV malah meningkatan resiko mereka tertular HIV. Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan lain yang efekti dan mampu meminimalkan sekecil-kecilnya resiko seseorang tertular HIV. Tujuan dari review ini adalah untuk mengkaji efektifitas pendekatan baru yang dikenal dengan pendekatan biomedik terhadap penurunan resiko tertular HIV. Melalui pencarian secara komprehensif di beberap sumber data seperti PubMed, Embase, Cochrane Library, clinicaltrials.gov, htpn.org, and meta-register dilakukan terutama berfokus pada studi yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris pada tahun 2005 sampai 2015. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukan bahwa pendekatan biomedik seperti pre-exposure prophylaxis (PrEP) dan post exposure prophylaxis (PEP) merupakan suatu pendekatan yang terbukti efektif dalam menurunkan penularan HIV terutama pada kelompok-kelompok dengan resiko tinggi seperti homoseksual atau heteroseksual. Sehingga, pemerintah Indonesia mungkin sudah bisa melakukan pengkajian yang dalam dan membuat pedoman tatalaksana pencegahan HIV dengan pendekatan ini. ABSTRACTThe number of new cases of Human Immunodeficiency Virus (HIV) infections has decreased significantly worldwide. However, in some regions such as Africa and South East Asian, new HIV infections remain high. Prevention strategies such as promoting condom use, male circumcision, and early HIV detection have been implemented well. However, all those approaches still putting people at high risk of HIV infection. The purpose of this review is to summarize current evidence about biomedical approach as an effective HIV prevention. A comprehensive computerized literature search was conducted using PubMed, Embase, Cochrane Library, clinicaltrials.gov, htpn.org, and meta-register to retrieved relevant literature published from 2005 to 2015 in English to review a current approach for HIV prevention. Biomedical approaches using antiretroviral drugs have shown good efficacy in the prevention of mother-child transmission for post exposure prophylaxis. Recent evidence has also found pre-exposure prophylaxis (PrEP) to be promising in preventing HIV. Both WHO and CDC recommended to integrate PrEP and post exposure prophylaxis for HIV prevention strategies. Health care policy needs to consider the biomedical approach to HIV prevention, especially in Indonesia. Therefore, Indonesia government may start to develop a clinical guideline and deeply assess the possibility to implement this approach in clinical practice.Keywords: biomedical approach, prevention, HIV, treatment
APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT Widianti, Efri; Keliat, Budi Anna; Wardhani, Ice Yulia
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7489

Abstract

ABSTRAKHarga diri rendah kronis merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang sering ditemukan di rumah sakit jiwa. Prosentase pasien harga diri rendah kronis di ruang Arimbi periode Februari–April 2012 mencapai 90.4% dari jumlah total pasien. Jumlah pasien dengan diagnosis utama harga diri rendah kronis yang dikelola penulis sebanyak 22 orang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menguraikan aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap pasien harga diri rendah kronis. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi serial kasus dengan kombinasi tujuh paket terapi. Hasil aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa ini menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala, peningkatan kemampuan pasien, serta peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien harga diri rendah kronis. Kombinasi terapi individu (terapi kognitif perilaku dan logoterapi), terapi kelompok (terapi suportif kelompok) dan terapi keluarga (psikoedukasi keluarga) mampu menurunkan gejala, meningkatkan kemampuan pasien dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien harga diri rendah kronis. Rekomendasi : kombinasi terapi individu, terapi kelompok dan terapi keluarga sangat tepat diberikan pada pasien gangguan jiwa khususnya pasien harga diri rendah kronis dan diperlukan penelitian lebih lanjut.ABSTRACTChronic low self-esteem is one of the nursing diagnosis that is often found in psychiatric hospitals. Percentages of patients with chronic low self-esteem in the period Februari-April 2012 at Arimbi receached 90.4%. The number of patients with a primary diagnosis of chronic low self-esteem that was managed by writer as many as 22 people. The purpose of this final report is to describe the application of nursing specialist therapies on chronic low self-esteem patients. Methods which used was serial case study with combination of seven therapies packages. The results showed a decrease in the signs and symptoms, improvement of patient's ability and the ability of families in caring for patients of chronic low self-esteem. Effectiveness of therapy showed that the combination of individual therapy (cognitive behavioral therapy and logotherapy), group therapy (supportive group therapy) and family therapy (family psychoeducation) effectively reduce symptoms of chronic low self-esteem, improve the patient's ability and the ability of families in caring for patients of chronic low self-esteem. Recommendation: The combination of individual, group and family therapies is appropriate for the mental disorders patients, especially patients with chronic low self-esteem and this needs further research
PENGARUH CASE-BASED LEARNING TERHADAP PENGETAHUAN HIV/AIDS, STIGMA DAN PENERIMAAN MAHASISWA KEPERAWATAN PADA ODHA Wilandika, Angga
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7474

Abstract

ABSTRAKStigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), terutama pada kalangan perawat merupakan permasalahan yang dapat memengaruhi perawatan dan kualitas hidup ODHA. Ketidaktahuan mengenai penyakit HIV/AIDS sejak perawat masih dalam masa pendidikan merupakan permasalahan yang dapat mengarahkan kepada stigma dan diskriminasi dalam perawatan ODHA. Upaya untuk mereduksi stigma negatif terhadap ODHA yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian pengetahuan dengan metode case-based learning. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh metode case-based learning terhadap pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang HIV/AIDS, stigma dan penerimaan pada ODHA. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experimental dengan rancangan penelitian single group pretest-posttest. Sebanyak 49 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dilibatkan secara total sampling. Analisis deskriptif menggunakan mean, standar deviasi, persentase dan distribusi frekuensi. Sementara, analisis inferensial menggunakan Uji T. Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan dari pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS, stigma terhadap ODHA dan penerimaan mahasiswa pada ODHA sebelum dan sesudah case-based learning. Analisis lebih lanjut menemukan pengaruh signifikan (p 0,005) dari metode case-based learning terhadap pengetahuan, stigma dan penerimaan mahasiswa keperawatan.Hasil temuan ini dapat digunakan oleh kalangan akademisi dan praktisi kesehatan dalam pengembangan program pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan, mereduksi stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkan kemauan untuk menerima ODHA dilingkungan mereka. Lebih lanjut dapat dikembangkan penelitian mengenai pengembangan strategi metode case-based learning dalam intervensi untuk menurunkan stigma yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada kalangan mahasiswa, melainkan pada petugas kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien terinfeksi HIV/AIDS ABSTRACTStigma and discrimination against people living with HIV/AIDS (PLWHA), especially came from nurses was a problem that can affect the quality of care and quality of life of PLWHA. Ignorance about HIV/AIDS since the nurses are still in education is a problem that can lead to stigma and discrimination in treatment for PLWHA. The efforts to reduce the negative stigma against PLWHA performed by nursing students can be done through the provision of knowledge with case-based learning methods. The purpose of this study is the identification of the influence of methods of case-based learning to the knowledge of nursing students about HIV/AIDS, stigma and acceptance of people living with HIV. The study employed a quasi-experimental study with single group pretest-posttest. The sample size comprised 94 nursing college students who was attended Medical-Surgical Nursing Course with total sampling. Descriptive analysis using mean, standard deviation, percentage and frequency distribution. Meanwhile, inferential analysis using T-test. The result was found the differences in nursing college student knowledge about HIV/AIDS, stigma against PLWHA and the acceptance to PLWHA, before and after case-based learning. Further analysis revealed a significant effect (p 0.005) of methods of case-based learning toward a knowledge of HIV/AIDS, stigma and acceptance of nursing students for PLWHA in neighborhood. These findings can be used by academic and health professionals, to develop education program strategic to increase the knowlegde of nursing college student about HIV/AIDS, to reduction thenegative stigma againts PLWHA, and to raise the acceptance toward PLWHA in neighborhood. The further research can be focus on the development strategry of case-based learning methode in interventions to reduce stigma broader, not limited to the nursing student, meanwhile for health care workers that directly work with HIV/AIDS infected patient. 
KEBUTUHAN SPIRITUAL KELUARGA DENGAN ANAK PENDERITA PENYAKIT KRONIS Sujana, Elva; Fatimah, Sari; Hidayati, Nur Oktavia
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7480

Abstract

ABSTRAKKeluarga dengan anak penderita penyakit kronis membutuhkan dukungan baik secara moril maupun spiritual. Dukungan akan kebutuhan spiritual tidak jarang dianggap hal yang kurang penting. Keluarga melaporkan belum terpenuhinya kebutuhan spiritual selama menunggu anak di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan spiritual manakah yang paling dibutuhkan keluarga dengan anak penderita penyakit kronis di ruang rawat inap anak RS Al Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel 39 responden dengan teknik purposive sampling dengan kuesioner yang kembangkan dari konsep kebutuhan spiritual keluarga menurut Ruth A. Tanyi dengan nilai uji validitas 0,33-1 dan nilai reliabilitas 0,93. Analisis menggunakan analisis statistic deskriptif yang menghasilkan distribusi frekuensi serta persentase masing-masing dimensi kebutuhan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dimensi dengan kebutuhan tertinggi adalah kebutuhan terhadap keyakinan (57,4%), diikuti oleh kebutuhan terhadap kekuatan (57,1%), kebutuhan terhadap family’s preference (52,3%), kebutuhan terhadap spiritual anggota keluarga (41%), kebutuhan terhadap makna dan tujuan (39%), dan kebutuhan terhadap hubungan (37,8%). Penelitian ini menunjukan bahwa dimensi kebutuhan terhadap keyakinan merupakan dimensi kebutuhan spiritual keluarga yang dirasa paling utama oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar perawat dapat meningkatkan pelayanan tentang asuhan keperawatan spiritual dengan pengembangan protap dengan memasukan enam dimensi ke dalam protab yang ada, disediakan ruang tunggu yang tenang untuk keluarga dalam beribadah, adanya konseling antara perawat dan keluarga, dan menyediakan bacaan-bacaan tentang kebutuhan spiritual keluarga. ABSTRACTFamilies with children with chronic illness need support both morally and spiritually. Support for spiritual needs is not uncommonly perceived as less important. The family reported not having fulfilled the spiritual needs while waiting for the child in the hospital. The aim of this research is to know the description of spiritual needs which is most needed family with children suffering from chronic illness in the inpatient room of RS Al Islam Hospital Bandung. This research used quantitative descriptive. Total sample 39 respondents with purposive sampling technique with a questionnaire developed from the concept of spiritual family needs according to Ruth A. Tanyi with validity test value 0,33-1 and reliability value 0,93. The analysis used descriptive statistic analysis which produces frequency distribution and percentage of each need dimension. The results of this study indicate that the dimension with the highest need is the need for confidence (57.4%), followed by the need for strength (57.1%), the need for family's preference (52.3%), the need for spiritual family members (41 %), Need for meaning and purpose (39%), and need for relationship (37.8%). This study showed that the dimension of need to belief is a dimension of the spiritual needs of families that are considered most important by the respondents. Based on the results of this study it is suggested that nurses can improve the service of spiritual nursing care with the development of protap by including six dimensions into the existing protab, provided a quiet waiting room for families in worship, counseling between nurses and families, and provide readings about The spiritual needs of the family. 
PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP QUALITY OF NURSING WORK LIFE (QNWL) PERAWAT RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG Puspita, Asih Purwandari W; Susilaningsih, F Sri; Somantri, Irman
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7475

Abstract

Perawat sebagai SDM dengan jumlah terbanyak di rumah sakit,mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan dan kualitas rumah sakit. Untuk bisa mencapai tujuan rumah sakit memerlukan perawat yang memiliki komitmen organisasi dan kinerja yang baik, Quality of Nursing Work Life (QNWL) adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi komitmen dan kinerja perawat. Permasalahan perawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (RSMB) terindikasi memiliki Quality of Nursing Work Life (QNWL) kurang baik yang berdampak pada kurang baiknya komitmen dan kinerja perawat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait QNWL perawat RSMB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran QNWL perawat RSMB, mengetahui gambaran demografi beserta pengaruhnya terhadap QNWL perawat RSMB Penelitian deskriptif cross- sectional survey ini, melibatkan 94 perawat yang diambil dengan cara kuantitatif. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dan dianalisis menggunakan uji non-parametrik Mann Whitney. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Januari 2017 di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. ‘Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat di RSMB memiliki nilai QNWL secara keseluruhan dan dimensi-dimensi QNWL yang berada dalam kategori baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tiga faktor demografi berpengaruh signifikan terhadap QNWL perawat, yaitu: faktor jenis kelamin (p=0.04), umur (p=0.006) dan lama bekerja sebagai perawat (p=0.009). Sedangkan, dari segi status pernikahan (p=0.71), tingkat pendidikan (p=0.71) dan lama bekerja sebagai perawat di RSMB (p=0.173) tidak berpengaruh signifikan. Implikasi penelitian ini adalah perlu adanya upaya perbaikan komponenkomponen dan faktor-faktor QNWL yang masih bermasalah. Kunci utama terletak pada upaya penerapan sistem penilaian kinerja perawat yang dihubungkan dengan jenjang karir perawat dan sistem penggajian perawat. ABSTRACTNurses as the highest number of human resources in hospital have an important role in achieving the goals and qualities of hospital. In order to achieve the goals, hospitals require nurses who are committed to the organization and have a good performance. Quality of Nursing Work Life (QNWL) is one of the important factors which affect the nurses’ organizations’ commitment and performance. The problem of nurses at Muhammadiyah Hospital Bandung (RSMB) can be identified from the low number of nurses’ QNWL which affect the nurses’ commitment and performance. Therefore, further researches related to QNWL in RSMB nurses are needed. This study aimed to investigate the nurses’QNWL in RSMB, discover demographic factors and its influence on nurses’ QNWL in RSMB. This descriptive cross-sectional survey was conducted on 94 nurses taken by a quantitative manner. The Data were collected through questionnaire and analyzed using non-parametric test of Mann Whitney. This research was conducted at the end of January 2017 at Muhammadiyah Hospital Bandung.The results of this research showed that nurses at Muhammadiyah Hospital Bandung overall have a good level of Quality of Nursing Work Life (QNWL) in each dimensions. The results also showed that three demographic factors significantly influence QNWL of nurses, which are gender (p = 0:04), age (p = 0.006) and length of work as a nurse (p = 0.009). Meanwhile, there is no significant relationship in terms of marital status (p= 0.71), educational level (p= 0.71) and length of work as nurses in RSMB (p=0.173). The implication of this research is the need to improve the problematic components dan factors of QNWL. The main key lies in promoting the evaluation performance system linked to the nurses’ career development opportunities and nurses’ salary.

Page 1 of 1 | Total Record : 10