cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Tadulako
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 23551933     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kedokteran FKIK Universitas Tadulako.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2015)" : 6 Documents clear
ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013 Nurani, Faramita; Laratu, Andriana Daud
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang : Tuberkulosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Semenjak tahun 1994 program pengobatan TB di Indonesia sudah mengacu pada program Directly Observed Treatment Short Course Strategy (DOTS) yang didasarkan pada rekomendasi WHO. Dari 5 kunci pokok strategi DOTS, komitmen politik, distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan dan pelaporan sudah dilaksanakan. Hanya saja pengawasan oleh PMO yang masih susah dikendalikan akibat kinerja PMO yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja PMO dalam mendampingi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kamonji tahun 2012-2013.Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah subjek yang diteliti sebanyak 30 penderita dan metode pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Sumber data berasal dari rekam medis dan data yang diperoleh dari wawancara. Kemudian diuji dengan uji chi-square dengan alternatifnya yaitu uji fisher. Hasil : Hasil penelitian menunjukan 2 variabel mempunyai hubungan bermakna yaitu variable pengalaman PMO mendapat informasi mengenai TB dengan p=0,01 dan perilaku PMO dengan p=0,02 serta 5 variabel tidak mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal, pendapatan, umur, sikap dan tingkat pendidikan PMO dengan nilai p>0,05. Kesimpulan : Terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu pengalaman PMO mendapat informasi dan perilaku PMO serta 5 variabel tidak mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal, pendapatan, umur, sikap dan tingkat pendidikan PMO.Kata kunci : PMO, TB paru dan Kinerja.
CUBITAL TUNNEL SYNDROME Munir, Muh. Ardi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prior to 1957, ulnar neuropathy was felt to be a "stretch neuritis" caused by cubitus valgus. In fact, the predominant cause of ulnar neuropathy was secondary to elbow injuries. Osborne proposed the concept of compression of the ulnar nerve in 1957, with Feindel and Stratford  defining the "cubital tunnel" the following year. Since the advent of more successful orthopedic management of complex elbow injuries, the more frequent cause of ulnar nerve entrapment has become idiopathic or related to a "susceptible" patient. Nonetheless, it appears that ulnar nerve entrapment is increasing in prevalence (although no data are available), with pain often being a predominant morbidity. In 1898, Curtis performed the first published case of management for ulnar nerve neuropathy at the elbow, which consisted of a subcutaneous anterior transposition. (1,2)It is hoped that the reader may develop an increased awareness of cubital tunnel syndrome and its place in the differential diagnosis of the painful upper extremity. An overview of the diagnostic and treatment options are presented, along with complications that may occur. (1,2)
KORELASI ANTARA LAMA DEMA DENGAN KADAR IgM DAN IgG ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE Tanra, Andi Alfia Muthmainnah; Arkhaesi, Nahwa; Hardian, Hardian
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pada saat demam produksi antibodi meningkat 20 kali dibandingkan pada suhu normal. Antibodi yang terbentuk dan berperan penting dalam imunopatogenesis DBD adalah IgM dan IgG. Antibodi ini dapat mengeliminasi virus sehingga memperingan jalannya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan korelasi antara lama demam dengan kadar IgM, IgG.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan menggunakan data pasien DBD yang dirawat di RSDK pada bulan Desember 2010-Mei 2011. Subyek penelitian berjumlah 36 anak yang berumur 3-14 tahun. Lama demam diketahui dari data hasil anamnesis orang tua pasien dan hasil pengukuran selama perawatan di RSDK. Kadar IgM dan IgG diperoleh dari data pemeriksaan serologis yang menggunakan dipstik ELISA. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variabel.Hasil: Rerata lama demam DBD subyek penelitian adalah 5,3 (± 2,26) hari sementara rerata kadar IgM 2,7 (± 0,55) dan IgG 2,8 (± 0,49). Uji korelasi Spearman didapatkan lama demam menunjukkan korelasi negatif dengan kadar IgM dengan kekuatan korelasi sedang (r=-0,46; p=0,02) sedangkan lama demam tidak ada korelasi dengan kadar IgG (r=-0,26; p=0.2) dan rasio IgM/IgG (r=-0,25; p=0,2).Simpulan: Lama demam tidak mempunyai korelasi dengan IgG tetapi berkorelasi negatif dengan kadar IgM. Kata kunci: lama demam, IgM, IgG, rasio IgM/IgG
ANTIHIPERGLIKEMI PATI GEMBILI (DIOSCOREA ESCULENTA) DAN EUBACTERIUM RECTALE PADA MODEL TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN DAN NIKOTINAMID Tri Setyawati; Neni Oktiyani; Rio Jati Kusuma; Tony Adi Setiawan; Sunarti Sunarti
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit degenaratif dengan prevalesi cukup tinggi di Indonesia. Diabetes tipe 2 memiliki prevalensi paling tinggi diantara jenis diabetes yang lain. Diabetes tipe 2 merupakan kondisi hiperglemia kronis yang umumnya disebabkan oleh resistensi insulin. Diet dengan resistant starch berpotensi untuk meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes melalui butirat yang dihasilkan pada saat fermentasi di usus besar. Salah satu bahan pangan yang berpotensi dalam penanganan diabetes adalah gembili (Dioscorea esculenta). Eubcaterium rectale (e. rectale) merupakan bakteri butirogenik yang dapat meningkatkan produk butirat di dalam kolon.Tujuan. Tujuan penellitian ini adalah untuk mengetahui penurunan glukosa darah pada tikus Wistar yang diinduksi nikotinamide dan streptozotosin setelah pemberian diet gembili dan eubacterium rectale.Metode. Penelitian ini menggunakan desain pre dan posttest kontrol. Tikus jantan Wistar 3 bulan, dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol sehat (K1), kelompok yang diinduksi Streptozotocin (STZ) dan nikotinamide(NA) tanpa terapi (K2), kelompok yang diinduksi STZ dan NA dengan pemberian e. ractale (K3), kelompok induksi ditambah pati gembili (K4), dan kelompok induksi dengan sinbio pati gembili dan e. rectale (K5). Dengan lama intervensi 4 minggu.Hasil. Terjadi penurunan kadar glukosa darah setelah intervensi 4 minggu yaitu antara kelompok K2 dan K3, K4 dan K5 dengan nilai signifikansi p < 0,05.Kata kunci: diabetes tipe 2, Dioscorea esculenta, resistant starch, butirat, resistensi insulin, sensitivitas insulin.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA Patandianan, Ribka Elda; Suarayasa, Ketut; Towidjojo, Vera Diana
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kanker payudara adalah segolongan penyakit akibat pertumbuhan sel-sel jaringan payudara yang tidak normal. Kanker diproyeksikan menjadi penyebab kematian pertama di dunia pada tahun 2010. Kanker merupakan penyebab kematian utama di negara maju, dan kedua di negara berkembang. SADARI adalah pemeriksaan/ perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara. SADARI hanya untuk mendeteksi dini adanya ketidak normalan pada payudara, tidak untuk mencegah kanker payudara. SADARI sebaiknya dilakukan selama sebulan sekali dan dianjurkan mulai melakukan SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hsail tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur (WUS) di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga.Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara proporsional cluster random sampling.Hasil Penelitian: Hasil penelitian pengetahuan responden di Kelurahan Nunu adalah baik sebanyak 93 orang (98,9%) dan cukup 1 orang (1,1%). Sikap yang positif mengenai SADARI yaitu sebanyak 90 orang (95,7%) sedangkan terdapat 4 orang (4,3%) yang memiliki sikap negatif. Tindakan SADARI yang melakukan (sebulan sekali selama 3 bulan terakhir) sebanyak 59 orang (62,8%) dan tidak melakukan (sebulan sekali selama 3 bulan terakhir) sebanyak 35 orang (37,2%).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna baik antara pengetahuan dengan tindakan maupun sikap dengan tindakan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita subur (WUS).Kata kunci : SADARI, pengetahuan, sikap, hubungan.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015 Sulistin, Anggun Wiwi; Widajadnya, I Nyoman
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Salah satu penyakit yang merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh terhadap kehidupan suatu komunitas adalah skistosomiasis. Skistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Sulawesi Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu, Napu dan Bada. Perilaku masyarakat dalam mendukung ataupun mencegah terjadinya penularan penyakit sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat  tentang skistosomiasis  di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.Metode : Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif pendekatan analitik. Sampel penelitian 98 responden. Analisis data  menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square versi 20.0.Hasil : Tingkat pengetahuan masyarakat tentang skistosomiasis sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 59 responden (60,2%), 36 responden (36,7%) memiliki pengetahuan cukup, dan 3 responden (3,1%) memiliki pengetahuan kurang. Sikap masyarakat baik tentang skistosomiasis yaitu 92  responden (93.9 %) dan 6 Responden (6.1 %) memiliki sikap cukup. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang skistosomiasis, p value =0,003Kata kunci : pengetahuan, sikap, skistosomiasis

Page 1 of 1 | Total Record : 6