cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Tadulako
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 23551933     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kedokteran FKIK Universitas Tadulako.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2016)" : 6 Documents clear
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK (CIPROFLOXACIN, CEFOTAXIME, AMPICILIN, CEFTAZIDIME DAN MEROPENEM) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PENYEBAB ULKUS DIABETIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KIIRBY-BAUER Sri, Ni Komang; Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif ditandai dengan adanya hiperglikemia atau kelebihan kadar glukosa dalam darah yang memerlukan penanganan tepat. Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi salah satunya yaitu ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum di Indonesia merupakan permasalahan yang belum dapat terkelola dengan baik dan sering kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kuman terbanyak menginfeksi pasien ulkus diabetik. Antibiotik empiris yang sering di gunakan adalah (ciprofloxacin, cefotaxime, ampicilin, ceftazidime dan meropenem).Metode. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium murni, pengumpulan data diambil dari sampel yang di peroleh dari hasil kultur yang berasal dari pasien ulkus diabetik, kemudian dilakukan suspense biakan bakteri Staphylococcus aureus dan uji efektivitas bakteri di laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 6 pasien di dapat 36 sampel di peroleh dari 6 kali replikasi. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder dari Laboratoriun Kesehatan Daerah kota palu.Hasil. Rerata dari zona hambat tertinggi adalah meropenem 29 mm (sensitive), ciprofloxacin 27,33 mm (sensitive), ampicillin 19,16 mm (sensitive), cefotaxime 19,5 mm (intermediet), ceftazidime 9 mm (resisten).Kesimpulan. terdapat perbedaan yang signifikan dan perbedaan yang tidak signifikan dari tiap perlakuan antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dimana perlakuan yang memiliki daya hambat tertinggi adalah antibiotik meropenem, ciprofloxacin, dan ampicillin sedangkan perlakuan yang memiliki daya hambat terendah adalah antibiotik cefotaxime dan ceftazidime.  Background. Diabetes mellitus is a degenerative disease characterized by hyperglycemia or excess levels of glucose in the blood that requires proper treatment. Uncontrolled diabetes can lead to various complications, one of which diabetic ulcers. Diabetic ulcers in Indonesia is a problem that can not be managed and often end up with disability and death. Staphylococcus aureus is the bacteria infects the majority of diabetic ulcer patients. Empirical antibiotic that is often used is (ciprofloxacin, cefotaxime, ampicillin, ceftazidime and meropenem)Methods. This research is an experimental laboratory pure, collecting data taken from samples obtained from cultures derived from patients with ulcer diabetic, then made suspension cultures of bacteria Staphylococcus aureus and test the effectiveness of the bacteria in the laboratory with a total sample of 6 patients may be 36 samples obtained 6 times replication. This research uses primary and secondary data sources from the Regional Health laboratory hammer town.Results. The mean of the highest inhibitory zone is meropenem 29 mm (sensitive), ciprofloxacin 27.33 mm (sensitive), ampicillin 19.16 mm (sensitive), cefotaxime 19.5 mm (intermediate), ceftazidime 9 mm (resistant).Conclusion. there are significant differences and no significant differences from each of antibiotic treatment on the growth of Staphylococcus aureus. Where treatment has the highest inhibitory antibiotic meropenem, ciprofloxacin, and ampicillin while treatment had the lowest inhibition is an antibiotic cefotaxime and ceftazidime.
PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN UNIT RAWAT INAP RS ANUTA PURA PALU (DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN/MARKETING MIX) Wandira, Bertin Ayu
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persaingan di semua sektor usaha dewasa ini semakin semarak. Demikian pula pada industri jasa kesehatan, apakah itu Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Kesehatan, serta usaha privat lainnya dibidang kesehatan yang berusaha meningkatkan mutu layanannya agar bisa berkompetisi. Faktanya, masih banyak Rumah Sakit (khususnya RS pemerintah) yang belum mampu memberikan pelayanan yang benar-benar diharapkan pengguna jasa. Mutu layanan masih rendah dan belum benar-benar berorientasi kepentingan pelanggan (pasar). Konsumen (pasien) masih menjadi pihak yang lebih membutuhkan layanan kesehatan, disisi lain Rumah Sakit (khususnya staf medis dan tenaga kesehatan lainnya) masih menjadi pihak yang “memberikan bantuan”. Olehnya itu, mutu layanan yang baik serta kepuasan pelanggan hanya bisa tercapai ketika ada kerjasama yang baik antar seluruh petugas kesehatan yang ada dalam rumah sakit tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan di unit rawat inap RS Anuta Pura Palu dengan pendekatan bauran  pemasaran (marketing mix), meliputi : unsur Product (produk), Price (harga), place (tempat), promotion (promosi), dan people (orang/SDM). Jenis penelitian yang digunakan adalah  penelitian deskriptiv untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan di unit rawat inap RS Anuta Pura Palu dengan pendekatan bauran pemasaran (marketing mix). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebanyak 95 orang (97,9%) responden berpendapat bahwa produknya memuaskan; (2) sebanyak 91 orang (93,8%) responden berpendapat bahwa harganya terjangkau; (3)  sebanyak 95 orang (97,9%) responden berpendapat place (tempat) nya tepat (4) sebanyak 50 orang (51,5%) responden berpendapat promotion (promosi) sudah cukup; (5) sebanyak 85 orang (87,6%) responden berpendapat people (orang/SDM)  bahwa orang (SDM) di RS Anuta Pura sudah baik. Kata Kunci : mutu layananan, bauran pemasaran
ADJUNCTIVE PYRIDOXINE FOR SEVERE TETANUS : A CASE REPORT WITH LITERATURE REVIEW Handayani, Fitriah; Kaelan, Cahyono
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction : Tetanus is an acute, potentially fatal infectious disease that is characterized by seizure (general motor spasm), lockjaw, opisthotonus, defans muscular, rhisus sardonicus. A high mortality case remains tetanus need special attention. Pyridoxine 100mg orally introduced as adjunctive therapy for spasm, aimed to reduce mortality rate.Case report : A 38-years-old man with lockjaw (< 1cm) accompanied by severe seizures (general motor spasm) that arise many-times caused the patient body arched back (opisthotonus), rhisus sardonices and defans muscular categorized severe tetanus (5 points of Dakar score). Based neuroinfection study grup of Indonesian Neurologist, tetanus patient treated with Human Tetanus Immune Globulin (HTIG) to neutralized toxins, antibiotics penicillin and metronidazole to eradicated causative bacterial, and diazepam (benzodiazepine) to handle seizures (general motor spasm). Pyridoxine (vitamin B6) 100mg used as adjuntive therapy for treated seizure aimed to reduce mortality risk. Patient hospitalized for 18 days and discharged with good condition (free spasm).Conclusion : The role of pyridoxine in the management tetanus may sinergism with diazepam for reduced general motor spasm (seizures), but it should be re-examined in a blind randomised trial. Key word : tetanus, seizures (general motor spasm), lockjaw, pyridoxine, diazepam.
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN PROFIL LIPID PADA DEWASA OBES Sumarni, Sumarni
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran lingkar pinggang merupakan metode sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat obesitas yang berhubungan dengan profil lipid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada dewasa obes. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan sampel 67 orang, terdiri dari 34 dewasa obes dan 33 dewasa nonobes, berumur 25-50 tahun. Lingkar pinggang diukur dengan pita meteran non elastik dengan ketelitian 0,1 cm dan kadar profil lipid diperiksa dengan pengukuran yang terstandarisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan lingkar pinggang pada kelompok dewasa obes dan dewasa nonobes (p<0,001) sedang kadar profil lipid pada kelompok obes dan non obes tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Analisis korelasi bivariat menunjukkan adanya korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kolesterol total, (r =0,342 ; p = 0,005) dan  trigliserida (r = 0,377 ; p = 0,002), terhadap rasio TG/HDL (r=0,280, p=0,022). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil lingkar pinggang pada dewasa obes lebih tinggi dibanding dewasa nonobes dan kolesterol total, trigliserida serta rasio TG/HDL berkorelasi bermakna dengan lingkar pinggang. Kata kunci : lingkar pinggang, profil lipid, rasio TG/HDL,  dewasa obes
HUBUNGAN SUHU DAN KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014 Bangkele, Elli Yane; Safriyanti, Nur
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue melalui vektor nyamuk masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Faktor iklim seperti suhu dan kelembapan memiliki peranan penting dalam proses perkembangbiakan vektor nyamuk penyebar penyakit DBD. Saat terjadi perubahan suhu dan kelembapan dapat mempengaruhi kepadatan vektor dan potensi transmisi penyakit dimana nyamuk Ae. Aegypti memerlukan lingkungan yang baik untuk berkembangbiak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan suhu dan kelembapan dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun 2010-2014.Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Jenis data penelitian menggunakan data sekunder. Data jumlah kejadian DBD berasal dari laporan Dinas Kesehatan Kota Palu. Data suhu dan kelembapan berasal dari Stasiun Meteorologi Mutiara Palu. Metode analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat (uji korelasi Spearman). Hasil uji analisis Spearman menunjukkan kekuatan hubungan, pola hubungan dan kemaknaan hubungan antara suhu dan kelembapan dengan kejadian DBD.Hasil Penelitian: Hasil uji statistik korelasi Spearman menunjukkan bahwa kekuatan hubungan suhu dengan kejadian DBD lemah (r = 0,145), berpola positif dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,270). Sedangkan kekuatan korelasi kelembapan dengan kejadian DBD lemah (-0,81), berpola negatif dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,538).Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu dengan kejadian DBD dan tidak ada hubungan yang bermakna antara kelembapan dengan kejadian DBD. Kata kunci : DBD, Suhu, Kelembapan
HUBUNGAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNTAD Kiay Demak, Indah Puspasari; Pasambo, Trisnawanta Asih
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. Self Directed Learning Readiness concept that requires students to be ready to plan, implement, and evaluate their own learning process can be used as a benchmark to measure the success of students in academic achievement in the learning environment.Purpose. The research was conducted to analyze the relationship of SDLR with academic achievement and pattern of SDLR for the first year student in Medical School of Tadulako University.Method. This research was an analytic study with cross-sectional approach. Subjects were 111 first year students. The score of SDLR was measured by a questionnaire. The correlation between the SDLR and academic achievement were analyzed by Spearman correlation test.Results. There were 68.5% students with high SDLR level and 31.5% students with medium SDLR level. The results of spearman test were 0.013 for p value and strength of correlation (r) 0.235.Conclusion. There is a significant correlation between SDLR and academic achievement of the first year medical student. However, this relationship is weak because of the multitude of factors that may affect the academic achievement of the students. Keywords: self-directed learning, readiness, academic achievement

Page 1 of 1 | Total Record : 6