cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25034286     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, memuat hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek bidang ilmu Sumber Daya Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 230 Documents
Perbandingan kepadatan dan keanekaragaman perifiton pada subtrat buatan yang berbeda di Perairan Air Terjun Tinonggoli (Nanga-Nanga) Kota Kendari Sulawesi Tenggara Nasria, Rima; Salwiyah, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.82 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kepadatan dan keanekaragaman perifiton pada substrat buatan yang berbeda di Perairan Air terjun Tinonggoli di kotakendari Sulawesi tenggaradi laksanakan selama dua bulan dari Februari sampai dengan bulan Maret 2016.Penentuan lokasi di dasarkan pada karakteristik perairan air terjun tinonggoli kota kendari dengan menggunakan metode rancangan acak (random sampling). Hasil pengukuran parameter utama, yakni NH3 dan PO4,0,022–0,136 mg/L, 0,0032–0,0066 mg/L. Hasil pengukuran parameter penunjang yakni suhu,kecerahan, pH, kecepatan arus, 23 °C, 70–100%,5–6, 0,02–0,10. Terdapat empat kelas yang menempati Perairan Air terjun TinonggolikotaKendari terdiri dari kelas Bacillariophyceae, kelas Cyanophyceae, kelas Zygnematophyceae,dan kelas Xantophyceae.Kelas Bacillariophyceae merupakan kelas yang paling dominan di perairan air terjun tinonggoli. Kepadatan perifiton pada bulan februari sampai maret berkisar 683,4–1348,8 sel/cm2. Kepadatan tertinggi ditemukan pada substrat batu alam yakni berjumlah 1348 sel/cm2.sementara yang terendah ditemukan pada substrat batako yakni berjumlah 683,4 sel/cm2. Kata Kunci: Kepadatan, Keanekaragaman, Perifiton, Air Terjun Tinonggoli
Aspek biologi reproduksi Kerang Bulu (Anadara antiquata) di perairan Bungkutoko Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Maani, Gratischa VHL; Bahtiar, .; Abdullah, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.335 KB)

Abstract

Aspek biologi reproduksi (tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas dan ukuran pertama matang gonad) kerang bulu (Anadara antiquata) diteliti selama empat bulan (FebruariMei 2015). Sampel dikumpulkan di Perairan Bungkutoko Kota Kendari dengan cara mengeruk menggunakan tangan. Total hasil koleksi sampel adalah 144 individu (jantan) dan 132 individu (betina) berhasil dikumpulkan selama periode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan tahap kematangan gonad kategori IV memiliki presentase yang tinggi dan cenderung mendominasi di setiap bulannya. Nilai rata-rata indeks kematangan gonad bulanan untuk setiap tahap kematangan berada pada kisaran 2,71%5,63%, dengan puncak rerata IKG terjadi pada bulan Mei dan terendah pada bulan Maret dan April. Fekunditas kerang bulu berkisar 2.625155.640 butir telur. Hasil analisis estimasi ukuran pertama matang gonad (Lm 50%) menunjukkan kerang bulu jantan matang pada ukuran lebar cangkang 3,7 cm dan betina matang pada ukuran lebar cangkang 3,9 cm. Hasil ini menunjukkan kerang bulu di Perairan Bungkutoko sebaiknya dieksploitasi saat ukuran di atas pertama matang gonad dan tidak bertepatan dengan puncak-puncak pemijahannya.Kata kunci: Biologi Reproduksi, Anadara antiquata, Perairan Bungkutoko.
Hubungan panjang berat Teripang di perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan Kaenda, Herman; Ishak, Ermayanti; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.283 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan pada bulan Juni sampai Juli 2015. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea. Pengamatan sampel teripang dilakukan pada malam hari secara acak (random sampling) dengan asumsi dapat mewakili ukuran teripang yang terdapat pada kisaran kedalaman 1–2 m. Frekuensi pengambilan sampel dua kali dalam sebulan yaitu pada fase bulan terang dan fase bulan gelap dengan total sampel sebanyak 158 individu. Pertumbuhan teripang kedalaman 1–2 m menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif. Nilai b dari hubungan panjang berat kedalaman 1–2 m berkisar 0.985–1.548.Kata Kunci: Hubungan Panjang Berat, Teripang, Tanjung Tiram
Struktur komunitas makroalga pada substrat yang berbeda di perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Irwandi, .; Salwiyah, .; Nurgayah, Wa
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.437 KB)

Abstract

Alga merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen dalam rantai makanan dan tempat pemijahan bagi biota laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makroalga pada substrat yang berbeda di perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis makroalga yang ditemukan yaitu 13 jenis, diantaranya 4 jenis dari kelas Chlorophyta, 7 jenis dari kelas Phaeophyta, dan 2 jenis dari kelas Rhodophyta. Kepadatan makroalga stasiun I dan II yaitu 0,0056 dan 0,0147. Keanekaragaman jenis makroalga tergolong pada kategori sedang berkisar antara 1,27 - 2,07, keseragaman jenis berkisar 1,83-1,93, dominansi jenis makroalga pada stasiun I adalah 0,32 dan 0,17 pada stasiun II. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa erat hubungannya antara perbedaan substrat dan komposisi jenis makroalga yang ditemukan. Stasiun I dengan habitat pasir sedikit liat banyak ditemukan kelas Rhodophyta jenis Amphiroa vanbosseae, dan beberapa kelas Phaeophyta jenis Padina australis dan Padina minor. Stasiun II dengan habitat fragmen karang atau pecahan karang mati, jenis makroalga yang ditemukan beranekaragam dari kelas Chlorophyta, Rhodophyta, dan Phaeophyta. Hasil pengukuran kualitas perairan yang diperoleh kisaran suhu (30 ̶ 31oC), kecerahan (75 ̶ 80 %), kecepatan arus (0,07 ̶ 0,09 m/s), salinitas (30 ppt), nitrat 0,011 ̶ 0,0112 mg/L, phospat 0,0024 ̶ 0,0033 mg/L, DO (6,46 ̶ 6,83 mg/L).Kata kunci: Makroalga, kepadatan, keanekaragaman, keseragamaan, dominansi, dan tekstur substrat
Penangkapan Teripang (Holothuroidea) di perairan Desa Alosi Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Hartono, .; Hamid, Abdul; Haslianti, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.679 KB)

Abstract

Perairan Alosi merupakan daerah yang memiliki sumber daya teripang, namun tingginya aktivitas penangkapan yang dilakukan nelayan secara terus menerus tanpa melihat jenis dan ukuran teripang dapat menyebabkan densitas teripang di alam menurun, oleh sebab itu maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis teripang, musim penangkapan, hasil tangkapan, dan daerah penangkapan teripang. Penelitian ini dilakasanakan di Perairan Alosi selama tiga bulan yaitu April - Juni 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu wawancara dengan nelayan penangkap teripang, nelayan yang dijadikan responden sebanyak 10 orang dan ikut serta dalam kegiatan penangkapan teripang yang dilakukan oleh nelayan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat lima jenis teripang yang ditemukan, yaitu teripang getah (Bahadschia marmorata), teripang ikan, (B. vitiensis), teripang pasir (Holothuria scabra), teripang gama (emas) (H. impatients), dan teripang hitam (H. aff atra), Hasil tangkapan teripang tertinggi pada bulan gelap (1436 ekor), kemudian bulan purnama (1391 ekor) dan terendah awal bulan terang (1228 ekor). Musim penangkapan teripang, yaitu musim timur (musim puncak) terjadi pada bulan Mei - Juli dan musim barat (musim paceklik) terjadi pada bulan Agustus - November. Daerah penangkapan teripang yang dilakukan oleh nelayan responden, memiliki karakteristik substrat pasir berlumpur, pasir vegetasi lamun, dan pasir bercampur pecahan karang dengan kedalaman 0,5-2 m.Kata Kunci : Penangkapan, Teripang, Alosi, Sulawesi Tenggara
Karakteristik biofisik habitat peneluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Kampa, Konawe Kepulauan Ridwan, Exfar Alli; Sara, La; Asriyana, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1403.997 KB)

Abstract

Informasi tentang karakteristik biologi dan fisika pantai peneluran penyu hijau (Chelonia mydas) sangat dibutuhkan dalam pengelolaan kawasan konservasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik biologi dan fisika sarang penyu hijau di pantai Kampa Kepulauan Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dengan metode survei. Kemiringan, lebar pantai, suhu pasir, kelembaban, jarak antara sarang dan pasang tertinggi, dan jarak antara sarang dan permukiman diukur pada setiap stasiun. Pengukuran kemiringan pantai menggunakan waterpass dan penentuan tekstur pasir pantai dilakukan dengan mengambil sampel pasir yang diukur menggunakan metode pipet. Klasifikasi substrat menggunakan Segitiga Miller. Kelembaban pasir diukur menggunakan hygrometer, sedangkan suhu pasir yang diukur pada kedalaman 30 cm (kondisi dalam sarang) pada pagi, siang dan malam hari menggunakan termometer merkuri. Lebar pantai, dan jarak antara vegetasi dan pasang tertinggi diukur dengan meteran roll. Jarak pantai bersarang dan hunian diukur menggunakan Perangkat Lunak ArcMap. Vegetasi pantai diidentifikasi dan masing-masing spesies ditentukan persentasenya. Identifikasi vegetasi dilakukan sejauh 10 m dari vegetasi pertama. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara parameter biologi (struktur vegetasi) dan fisika (suhu, kelembaban, lebar pantai, kemiringan pantai, tekstur pasir) pantai Kampa, Kepulauan Konawe. Oleh sebab itu, wilayah pesisir di daerah ini perlu mendapat perlindungan agar populasi penyu di daerah ini tetap terjaga.Kata kunci: Chelonia mydas, Biofisik, Konawe Kepulauan, Pantai Kampa,.
Pola Pertumbuhan dan Rasio Bobot Daging Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Bungkutoko Kota Kendari Setiawan, Awan; Bahtiar, .; Nurgayah, Wa
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.817 KB)

Abstract

Aktivitas pembangunan dan penangkapan secara terus menerus serta kurangnya informasi pada penelitian kerang bulu, melatar belakangi dilakukanya penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola pertumbuhan dan rasio bobot daging kerang bulu (A. antiquata). Penelitian ini dilaksanakan di PerairanBungkutoko Kota Kendari selama empat bulan yaitu bulan Januari sampai April 2015. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple random sampling) dengan total sampel sebanyak 240 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan panjang bobot pada kerang jantan dan betinamemiliki pola pertumbuhan allometrik positif dan allometrik negatif. Nilai b dari hubungan panjang bobot secara temporal pada jantan dan betina masing-masing berkisar 2,34−2,78; 2,14−2,70, sedangkan nilai b untuk jantan dan betina berdasarkan spasial 2,43−2,79; 2,22−2,73. Nilai faktor kondisi secara temporal pada jantan dan betina masing-masing berkisar 0,96−1,91; 0,38−1,63 dan berdasarkan spasial 0,92−1,52; 0,92−1,87. Rasio bobot daging basah dengan bobot total secara temporal pada jantan dan betina masingmasingberkisar 11,91−16,55%; 11,91−16,49% dan berdasarkan spasial 6,51−17,26%; 13,14−17,62%. Rasio bobot daging kering dan bobot total secara temporal pada jantan dan betina masing-masing berkisar 1,92−2,81%; 1,98−3,20% dan berdasarkan spasial 1,22−2,91%; 1,92−3,15%.Kata Kunci : Perairan Bungkutoko, Faktor Kondisi, Rasio Bobot Daging, A. antiquata.
Kebiasaan makanan Ikan Pasir (Pentapodus trivittatus) di perairan Desa Bungingkela Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Pamuji, .; Yasidi, Farid; Haslianti, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.371 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebiasaan makanan ikan pasir (Pentapodus trivittatus). Pengambilan sampel ikan dilakukan selama 3 bulan mulai bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017 dengan menggunakan alat tangkap Jaring Insang dengan ukuran 1; 1,5; dan 2 inci di Perairan Desa Bungingkela Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali. Ikan yang diamati berjumlah 91 ekor dengan ukuran terkecil 8,4 mm dan terbesar 25,5 mm.  Metode analisis yang digunakan adalah Index of Preponderance dan Index of Stomach Content. Jenis-jenis organisme makanan ikan pasir terdiri dari Crustasea, Pisces,  Bivalvi, Gastropoda, Echinodermata, Bacillariophycaea, Chlorophyceae, Cyanophyta, dan Adenophorea. Nilai Index of Preponderance pada jenis makanan ikan pasir tertinggi pada setiap bulan pengamatan adalah Bacillariophyceae dan jenis makanan terendah adalah Pisces. Berdasarkan Index of Stomach Content ikan pasir aktif mencari makan pada bulan Desember 2016. Ikan pasir ukuran kecil 8,4–12,8 mm dan ukuran sedang 12,9–18,3 mm ikan pasir berifat herbivor dan saat ukuran besar 18,4–25,5 mm ikan pasir bersifat karnivor. Kata kunci : Kebiasaan Makanan, Ikan Pasir, Desa Bungingkela.
Biologi reproduksi Ikan Belanak (Chelon subviridis) di perairan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Riswana, Emilia; Asriyana, .; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.984 KB)

Abstract

Informasi mengenai biologi reproduksi ikan dibutuhkan sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya ikan belanak secara lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek biologi reproduksi ikan belanak (Chelon subviridis) di Perairan Lalowaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2017. Sampel ikan belanak ditangkap menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring 1 inci. Jumlah total ikan yang tertangkap sebanyak 246 ekor yang terdiri dari 147 ekor ikan jantan dan 99 ekor ikan betina. Ikan jantan memiliki kisaran panjang 93−244 mm dan bobot 9 – 154 g. Adapun panjang ikan betina berkisar 92−239 mm dan 10−156 g. Rasio kelamin berdasarkan uji Chi-square menunjukkan keseimbangan pada bulan Februari dan tidak seimbang pada bulan Maret dan April. Analisis ukuran pertama kali matang gonad menggunakan metode Spearman-Karber. Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan belanak jantan matang gonad pada ukuran 191 mm dan betina pada ukuran 196 mm. Potensi reproduksi  ikan  belanak  berdasarkan fekunditas berkisar 1.525−127.219 butir. Hubungan fekunditas dengan panjang total, F = -6,000L3,164 (r = 0,67) sedangkan hubungannya dengan berat, F = 6,174W1,007 (r = 0,66). Data tersebut mengindikasikan bahwa ikan belanak jantan dan betina yang tertangkap di perairan ini termasuk kategori dewasa. Rasio kelamin ikan tersebut membutuhkan perhatian serius untuk pengelolaan populasi ikan ini karena jenis jantan mendominasi ikan betina. Ikan ini termasuk kategori berfekunditas sedang, dan mencapai ukuran pertama matang kelamin 191 mm untuk jantan, dan 196 mm untuk betina.Kata Kunci : Biologi reproduksi, ikan belanak, rasio kelamin, fekunditas
Distribusi dan Kepadatan Teripang (Holothuroidea) di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Sarmawati, .; Ramli, Muh.; Ira, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.374 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kepadatan teripang pada perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan jenis-jenis teripang, distribusi dan kepadatan yang ditemukan di perairan Tanjung Tiram. Selain itu, penelitian ini bertujuan menyediahkan bahan informasi dasar bagi instansi yang terkait dalam upaya pengelolaan sumber daya tersebut agar tetap berkesinambungan pada masa mendatang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–Mei 2015 berdasarkan fase bulan terang dan bulan gelap di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Hasil identifikasi yang dilakukan diperoleh sebanyak 6 jenis teripang yang termasuk dalam famili Aspidochirotida mempunyai ordo Holothuroidea dan 3 genus yaitu Actinopyga, Holothuria, Bohadschia. Spesies teripang dari 3 genus tersebut adalah H. sacbra, H. fuscocinerea, B. marmorata, H. leucospilata, H. impatiens, A. lecanora. Nilai indeks distribusi teripang di perairan ini pada bulan terang dan bulan gelap yaitu masing−masing 3,0. Sedang pola distribusinya pada semua adalah mengelompok. Kepadatan teripang tertinggi yang diperoleh pada bulan terang dan gelap terdapat pada stasiun I yaitu rata-rata 0,005-0,027 ind/m2 dan terendah terdapat pada stasiun II dan III dengan rata-rata 0,005-0,022 ind/m2Kata Kunci : Distribusi, Kepadatan, Teripang, Tanjung Tiram

Page 4 of 23 | Total Record : 230