cover
Contact Name
Ichsan Rizany
Contact Email
ichsan.r.psik@ulm.ac.id
Phone
+62511-4772745
Journal Mail Official
jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan A.Yani Km.36 Fakultas Kedokteran, PSIK-Gedung III, Banjarbaru 70714, Indonesia. Tel. (0511) 4772745; e-mail: jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dunia Keperawatan : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
ISSN : 23378212     EISSN : 25415980     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Health,
Dunia Keperawatan is a nursing and health journal published by the Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat three time a year in March, july, and November. The journal receives manuscripts from research and literature studies in the fields of nursing and health including child nursing, maternity nursing, medical surgical nursing, emergency nursing, critical nursing, mental nursing, nursing management, community nursing, gerontik and family, and health research.
Articles 261 Documents
BATASAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN (ETIOLOGI) DIAGNOSA KEPERAWATAN: HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE Selvia Harum Sari; Agianto Agianto; Abdurahman Wahid
Dunia Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.131 KB) | DOI: 10.20527/dk.v3i1.1702

Abstract

ABSTRAKIndikator klinis yang akurat diperlukan untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang ditegakkan. Keakuratan indikator klinis ditentukan dengan kemunculan batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan (etiologi). Diagnosa keperawatan yang valid sangat penting untuk mengurangi risiko kesalahan mendiagnosis. Penelitian ini bertujuan mengetahui batasan karakteristik dan etiologi utama dari diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik yang muncul pada pasien stroke. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (studi dokumentasi) dengan pendekatan retrospektif. Ada 26 catatan dokumentasi pasien stroke yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batasan karakteristik utama yang muncul pada pasien stroke adalah kesulitan membolak-balik posisi (100%), keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus (100%), keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar (100%), keterbatasan rentang pergerakan sendi (26,9%), dan pergerakan lambat (3,8%). Etiologi utama yang muncul pada pasien stroke adalah penurunan kekuatan otot (92,3%), gangguan neuromuskular (80,8%), nyeri (19,2%), kaku sendi (3,8%), dan gangguan sensoriperseptual (3,8%). Perawat diharapkan berfokus pada batasan karakteristik dan etiologi utama yang muncul saat melakukan pengkajian pada pasien stroke dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik agar dapat merencanakan tindakan keperawatan yang efektif.Kata-kata kunci: batasan karakteristik, diagnosa keperawatan, hambatan mobilitas fisik, stroke. ABSTRACTAccurate clinical indicators are needed to validate the establishment of nursing diagnosis. The accuracy of clinical indicators is determined by the presence of defining characteristics and related factors (etiology). A valid nursing diagnosis is essential to reduce the risk of misdiagnosis. The study aimed to investigate the main defining characteristics and etiology of nursing diagnosis impaired physical mobility that appeared in stroke patients. This was a descriptive study (documentation study) with retrospective approach. There were 26 documentation notes of stroke patient used in this study. The results showed that the main defining characteristics that appear in stroke patients were difficulty turning (100%), limited ability to perform fine motor skills (100%), limited ability to perform gross motor skills (100%), decrease in range of motion (26,9%), and slowed movement (3,8%). The main etiologies that appeared in stroke patients were decreased muscle strength (92.3%), neuromuscular impairment (80,8%), pain (19,2%), joint stiffness (3,8%), and sensoriperceptual impairment (3,8%). Nurses are expected to focus on the main defining characteristics and etiology that appear when performing the assessment in stroke patients with impaired physical mobility nursing diagnosis in order to plan effective nursing actions.Keywords: defining characteristics, nursing diagnosis,  impaired physical mobility, stroke.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BERMAIN ORIGAMI DAN BERMAIN PLASTISIN (LILIN) TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH USI 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 KOTA PAGATAN KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU Herli Ana
Dunia Keperawatan Vol 7, No 1 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 1, Maret 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v7i1.5343

Abstract

RINGKASANMotorik halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencangkup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Perkembangan kemampuan motorik halus bertujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus sesuai tahap perkembangan anak. Origami dan Plastisin (lilin) merupakan media bermain yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas bermain origami dan bermain plastisin (lilin) terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5 tahun.Penelitian ini menggunakan  metode quasi experimental dengan rancangan pre-test and post-test without control group design. Sampel dalam penelitian ini 40 responden dibagi menjadi 20 responden kelompok intervensi 1, 20 responden kelompok intervensi 2 dengan teknik simple random sampling.Hasil penelitian menggunakan uji mann whitney dan wilcoxon test, didapatkan nilai p value 0,000 (<0,05) terdapat perbedaan hasil mean rank pada kelompok intervensi 1, kelompok intervensi 2, sesudah diberikan perlakuan.Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbandingan efektivitas bermain origami dan bermain plastisin (lilin) terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Kota Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Saran dari penelitian ini untuk menerapkan origami dan plastisin (lilin) sebagai sarana pembelajaran dan sekaligus untuk kegiatan bermain anak yang dapat digunakan media untuk merangsang peningkatan perkembangan motorik halus anak.Kata Kunci:  Anak Prasekolah Usia 4-5 Tahun, Motorik Halus, Origami, Plastisin (Lilin) ABSTRACTFine motor is the use of a group of small muscles such as fingers and hands that often require precision and coordination by hand, a skill that involves the use of tools to work on an object. The development of fine motor skills aims to stimulate fine motor abilities according to the stage of child development. Origami and Plastisin (wax) is a play media that can improve the smooth motor development of children. The aim of this study was to determine the comparison of effectiveness playing origami and plastisin (wax) to the improvement of fine motor development of preschool children aged 4-5 years.This study was quasi experimental method with pre-test and post-test without control group design. The sample in this study 40 respondents divided into 20 respondents intervention group 1, 20 respondents intervention group 2 with simple random sampling technique.The result of this study was mann whitney and wilcoxon test, obtained p value 0.000 (<0,05) there was difference of mean rank result in intervention group 1, intervention group 2, after treatment.The conclusion of this study, there was comparison of effectiveness of play origami and  plastisin (wax) to improvement of fine motor development of preschool age 4-5 years at Kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Pagatan Kecamatan Kusan Hilir  Tanah Bumbu. Suggestions from this study to apply origami and plastisin (wax) as a means of learning and simultaneously for children's play activities that can be used media to stimulate improvement of fine motor development of children.Keywords:  Fine Motor, Origami, Plastisin (Wax), Preschool age 4-5 years
PERILAKU TENAGA KESEHATAN DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA ANAK BERUSIA 6 – 59 BULAN Herawati Herawati; Basit Mohammad; Nurlatifah Nurlatifah
Dunia Keperawatan Vol 3, No 2 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 12, SEPTEMBER 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.824 KB) | DOI: 10.20527/dk.v3i2.724

Abstract

ABSTRAKCakupan kapsul vitamin A sebagai suplemen pada anak di bawah usia lima tahun masih di bawah standar. Salah satu cara yang efektif untuk melakukan peningkatan kapsul vitamin A suplemen adalah untuk mengarahkan proses penerapan atau meningkatkan keberhasilan kegiatan ini. Hal ini juga dapatmelibatkan petugas kesehatan dan kader untuk memberikan penyuluhan mengenai asupan kapsul vitamin A yang keluarga dapat termotivasi dalam pemenuhan vitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dari pendidikan kesehatan dengan perilaku ibu memberikan kapsul vitaminA pada anak-anak usia 6-59 bulan di Puskesmas Kelayan Dalam Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional untuk menguji hubungan antara variabel. Jenis penelitian menggunakan cross sectional dengan 55 sampel yang diambil purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan nilai signifikan p <0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan telah dikaitkan dengan perilaku ibu memberikan kapsul vitamin A bagi anak-anak usia 6-59 bulan di Puskesmas Kelayan Dalam Banjarmasin dengan nilai p = 0,001 signifikan (kurang dari 0,05) dankoefisien korelasi = 0,419. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan telah dikaitkan dengan perilaku ibu memberikan kapsul vitamin A bagi anak-anak usia 6-59 bulan di Puskesmas Kelayan Dalam Banjarmasin.Kata-kata kunci: pendidikan kesehatan, perilaku memberikan vitamin A, anak usia 6-59 bulan.ABSTRACTCoverage of capsule vitamin A as supplementation on children under five years of age is still below standard. One effective way of doing increase capsule vitamin A supplementation is to steer the process of implementing or improving the success of this activity. It can also involve health workers and cadres to provide counseling regarding the intake of capsule vitamin A that families can be motivated in the fulfillment of vitamin A. This study aimed to determine the correlation of health education with mother behaviour of giving capsule vitamin A in children age 6-59 months at the health center Kelayan Dalam Banjarmasin. This study used a correlational research design to test the correlation between variables. The type of research using cross sectional with 55 sample taken atpurposive sampling. Data was collected using a questionnaire. Data were analyzed using Spearman Rank correlation with significant value of p <0.05. The results showed that the health education have been associated with mother behavior of giving capsule vitamin A for children age of 6-59 months at Puskesmas Kelayan Dalam Banjarmasin with significant value p = 0.001 (less than 0.05) and the correlation coefficient = 0.419. There was a significant correlation between the health education have been associated with mother behavior of giving capsule vitamin A for children age of 6-59 months at the Health Center Kelayan Dalam Banjarmasin.Keywords: health education, giving of vitamin A behaviour, children age 6-59 months.
GAMBARAN KARAKTERISTIK LUKA BERDASARKAN SKOR MUNGS DAN ANKLE BRAKHIAL INDEKS (ABI) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN ULKUS DIABETIK Dahlia Dahlia; Noor Diani; Husaini Husaini; Paula Paulina; Makmun Makmun; Efriliana Efriliana; Elyana Fadian; Siti Nurjannah; Winda Permatasari
Dunia Keperawatan Vol 7, No 2 (2019): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.027 KB) | DOI: 10.20527/dk.v7i2.6426

Abstract

Manajemen ulkus kaki salah satunya adalah dengan memastikan suplai darah yang cukup yang dapat dilihat dari nilai ABI serta perawatan luka lokal (termasuk pengendalian infeksi) yang dapat dilihat dari Skor MUNGS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nilai ABI dan karakteristik luka berdasarkan instrumen pengkajian luka MUNGS pada pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetik. Metode penelitian ini berupa deskripsi kuantitatif melalui wawancara dengan pedoman. Teknik sampling menggunakan Accidental sampling dan jumlah sampel sebanyak 32 orang pasien Diabetes Mellitus dengsn ulkus diabetik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Skor ABI pada responden Diabetes Mellitus dengan ulkus diabetik yang memiliki skor ringan sebanyak 19 orang (59%) dan skor pengkajian luka (MUNGS) kategori sedang (6-10) sebanyak 17 orang (53%). Semakin tinggi skor MUNGS maka status luka buruk, sebaliknya semakin rendah nilai skor maka kondisi luka semakin baik.  
PENINGKATAN KEMAMPUAN IBU MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MAKAN TODDLER PICKY EATER Eka Santi
Dunia Keperawatan Vol 4, No 2 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 4 NOMOR 2, SEPTEMBER 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.842 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i2.2506

Abstract

ABSTRAKStimulasi perkembangan makan merupakan kegiatan yang meningkatkan kemampuan anak terhadap perilaku ketika makan. Praktek pemberian makan sangat dipengaruhi oleh peran ibu, khususnya pada anak toddler yang mengembangkan kemandiriannya, salah satunya adalah makan. Kemampuan ibu melakukan stimulasi menjadi tolok ukur perilaku makan anak. Rancangan Quasy Eksperiment dengan sampel penelitian 21 responden ibu yang memiliki anak toddler susah makan di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara melalui teknik sampling purposive, analisis yang digunakan menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan ibu melakukan stimulasi perkembangan makan antara observasi pertama dan kedua dengan p value = 0,025 menjadi p value = 0,014. Namun pada tiap komponen persepsi pendekatan health belief model tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan ibu. Persepsi kerentanan  p = 0,317; persepsi keseriusan p = 0,564, persepsi hambatan p = 0,157 dan persepsi manfaat p = 1,000. Deteksi dini perkembangan motorik mulut sebagai bagian penting dari tumbuh kembang anak.Kata-kata kunci: stimulasi, perkembangan makan, motorik mulut.ABSTRACTStimulation of the development of eating is an activity that enhances the ability of children to behavior when eating. The practice of feeding is strongly influenced by the mother's role, particularly in children toddler who develop their independence, one of which is eaten. Mother ability stimulating the benchmark eating behavior in children. Quasy experiment with sample 21 respondents mothers who have toddler with difficult feeding in Puskesmas North Banjarbaru through purposive sampling technique and Wilcoxon Sign Rank Test is used in this study. The result showed increase the mother's ability stimulating the development of eating between first and second observation with p value = 0.025 into p value = 0.014. However, at the components of health belief model does not give effect to the mother's ability. Perceived vulnerability p = 0.317; perceived seriousness p = 0.564, perceived barrier p = 0.157  and perceived benefit p = 1.000. Early detection oral motor development should include the part of child development.Keywords: stimulation, development of feeding, oral motor.
Dukungan Keluarga terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Servik Ulva Oktaviani; Heni Purwaningsih
Dunia Keperawatan Vol 8, No 1 (2020): MARCH 2020
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.696 KB) | DOI: 10.20527/dk.v8i1.6241

Abstract

Kanker serviks adalah penyakit dengan jumlah terbanyak setelah kanker payudara. Kanker membuat penderita mengalami penurunan dalam kondisi fisik dan kondisi psikologis. Dampak yang dialami oleh penderita kanker serviks membuat penderita memerlukan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 88 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Kualitas Hidup EORTC QLQ C30, dan analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diperoleh responden yang mendapatkan dukungan keluarga kurang, sebagian besar kualitas hidupnya kurang yaitu sebanyak 8 responden (47,1%). Responden yang dukungan keluarganya cukup, sebagian besar memiliki kualitas hidup yang kurang yaitu sebanyak 18 responden (58,1%). Sedangkan responden yang memperoleh dukungan keluarga yang baik, sebagian besar memiliki kualitas hidup baik sebanyak 22 responden (55,0%). Hasil uji Chi Square diperoleh p-value 0,000 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Saran bagi keluarga diharapkan lebih dalam memberikan motivasi, dukungan dan lebih memperhatikan kondisi pasien kanker serviks. Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan caring dan selalu memberikan motivasi kepada pasien untuk upaya meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks.
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA BANJARBARU Siti Wafroh; Herawati Herawati; Dhian Ririn Lestari
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.878 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2553

Abstract

ABSTRAKDukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan memberikan kenyamanan. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh lansia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru. Penelitian observasional dengan menggunakan desain pendekatan cross sectional. Responden berjumlah 50 orang dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner kualitas hidup WHOQOL-OLD. Penelitian menunjukan bahwa lansia yang memiliki tingkat dukungan keluarga kurang berjumlah 23 orang (46%), dukungan keluarga cukup berjumlah 12 orang (24%), dukungan keluarga baik berjumlah 12 orang (24%), dan dukungan keluarga sangat baik berjumlah 3 orang (6%). Lansia yang memiliki tingkat kualitas hidup rendah berjumlah 3 orang (6%), kualitas hidup sedang 36 orang (72%), dan kualitas hidup tinggi berjumlah 11 orang (22%). Analisis data hasil penelitian ini menggunakan uji Spearmen Rank didapatkan nilai p value 0,001(p ˂ 0,05) yang berarti terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru dengan nilai r=0,884 yang berarti kekuatan hubungan kuat dan mempunyai arah positif. Dukungan yang diberikan keluarga yang baik kepada lansia akan meningkatkan kualitas hidup lansia.Kata-kata kunci: dukungan keluarga, kualitas hidup, lansia, PSTW.ABSTRACTFamily support is the assistance given by other family members that will provide comfort. Family support is needed by the elderly to improve their quality of life. To determine the relationship of family support with the quality of life of the elderly in PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru. Observational study using cross sectional design. Respondents totaled 50 elderly with research instruments such as questionnaires family support and quality of life questionnaire WHOQOLOLD. Research showed that elderly people who had high levels of support for poor families totaling 23 people (46%), family support sufficient amounts to 12 people (24%), family support both numbering 12 people (24%) and family support is very good amount to 3 people (6% ). Elderly people who had a low level of quality of life totaled 3 (6%), quality of life was 36 (72%) and a high quality of life for a total of 11 people (22%). Analysis of data from this study used Spearman Rank test obtained p value of 0.001 (p ˂ 0.05) which shall mean there was a significant relationship between family support with the quality of life of the elderly in PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru with r = 0.884, which means the power of strong relationships and has a positive direction. The support given to the elderly a good family will improved the quality of life of the elderly.Keywords: family support, quality of life, elderly, PSTW.
SUHU TUBUH SEBAGAI PREDIKTOR OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA RINGAN - SEDANG DI RSD MARDI WALUYO BLITAR Christina Dewi; Hidayat Sujuti; Laily Yuliatun
Dunia Keperawatan Vol 1, No 2 (2013): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 7 NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1641.46 KB) | DOI: 10.20527/dk.v1i2.3174

Abstract

ABSTRAK Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian dan gangguan fisik maupun mental yang kompleks. Pada pasien cedera kepala seringkali terjadi peningkatan suhu tubuh atau hipertermia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu tubuh dalam memprediksi outcome pasien cedera kepala ringan sedang di RSD Mardi Waluyo Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektifterhadap 68 pasien cedera kepala ringan sedang yang dirawat di RSD Mardi Waluyo Blitar pada bulan April sampai bulan Mei 2013. Pengukuran suhu tubuh dilakukan selama 48 jam dengan rentang waktu setiap 8 jam sekali di daerah aksila. Outcome pasien dinilai pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit dengan menggunakan Glasgow Outcome Scale (GOS) dan Disability Rating Scale (DRS). Data dianalisis menggunakan chi-square untuk mengukur hubungan dan resiko relatifantara suhu tubuh dengan outcome. Kurva ROC untuk menentukan cut off point suhu tubuh terhadap outcome dengan batas kebermaknaan kurva ROC = 0.7. Pada penelitian ini didapatkan 36 orang cedera kepala ringan dan 32 orang cedera kepala sedang. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara suhu tubuh dengan outcome pasien cedera kepala (p <0,05). Suhu tubuh dapat digunakan sebagai prediktor outcome pasien cedera kepala ringan sedang di RSD Mardi Waluyo Blitar. Kata-kata kunci : cedera kepala, disability rating scale, Glasgow Outcome Scale outcome, suhu tubuh.  ABSTRACT Head injury is the main cause of mortality and physical or mentally problem. Hyperthermia is commonly experienced by the head injury patients. The purpose of this study was to determine of body temperature to predict outcomes in mild-moderate head injury patients at RSD Mardi Waluyo Blitar. This study was a prospective study on 68 mild-moderate head injury patients at RSD Mardi Waluyo Blitar, April until May 2013. Body temperature was Assesment in every 8 hours until 48 hours by axilla temperature. To determine outcome, Glasgow Outcome Scale (GOS) and Disability Rating Scale (DRS) was used when the patients was discharged from the hospital. ROC was used to determine cut off point body temperature that can influence outcome, statistical significance was accepted at ROC > 0, 7. This study consisted of 35 mild head injury patients and 32 moderate head injury patients. Body temperature has a significant correlation with outcome head injury patients (p < 0, 05). Body temperature can be used a predictor of outcome in mild-moderate head injuypatients at RSD Mardi Waluyo Blitar.Keywords : body temperature, DisabilityRatingScale, Glasgow Outcome Scale, head injury, outcomes.
PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MEDIA LEAFLET Fitri Ayatul Azlina; Meitria Syahadatina Noor; Fatimatuzzahrah Fatimatuzzahrah
Dunia Keperawatan Vol 2, No 1 (2014): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 2 NOMOR 1, Maret 2014
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2908.211 KB) | DOI: 10.20527/dk.v2i1.3371

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara yang disebut dengan ca mammae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidakterkontrol menyerang jaringan payudara berupa benjolan pada payudara. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (MRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (l l, 78%) (3).Berdasarkan data RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2013, kanker payudara masuk dalam 10 penyakit terbanyak yang menempati urutan ke-9 di KalimantanSelatan. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) :merupakan salah satu langkah deteksi dini untukmenemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukara sedini mungkin. Mediamempunyai peranan yang sangat penting dalampenyampaian informasi tentang SADARI. Salah satu mediayang digunakan adalah leaflet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan,SADARI sebelum dan sesudah pemberian media leaflet pada mahasiswi FMIPA UNLAM. Penelitian inimerupakan penelitian pre eksperimental dengan rancangan pretest-posttest design, menggenakan sampel sebanyak 102 responden. Perbedaan tingkat pengetahuan dinilai menggunakan kuesioner dengan 20 pertanyaanmengenai pengetahuan tentang SADARI. Rata-rata nilai pretest adalah 62.70 dan rata-rata nilai posttest adalah90.39. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai kemaknaan (p) sebesar 0,000, dimana p<a Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri sebelum dan sesudah pemberian media leaflet. Kata-katakunci : Tingkat pengetahuan, SADARI, leaflet ABSTRACT Breast cancer which also called Ca mammae is the growth of breast cell uncontrolly that invadesbreast tissue in the form of a lump in the breast. Based on data from the Hospital Information System (SIRS) in 2007, breast cancer ranks first in hospitalized patients in all hospital in Indonesia (16.85%), followed by cervical cancer (ll. 78%). Based on data from hospital Ulin Banjarmasin in 2013, breast cancer into 10 main diseases which ranks 9th in South Kalimantan. Breast Self Examination (BSE) is one of eariy clefection ster)$' to detect early stage of breast cancer whiéh would be more effective if done as early as possible. The media has a veryimportant role in disseminating information about BSE. One of the media used is leaflets. This study aimed to giving determine the differenus of level knowledge BSE before and after the giving of leaflet to the students in (JNLAM. This study was a pre-experimental with pretest-posttest design, using a sample of 102 respondents. The differences in the level of knowledge was assessed using a questionnaire with 20 questions concerning the knowledge of BSE. The average pretest score was 62.70 and the averagc posttest score was 90.39. Wilcoxon test showed that 'the value of significance (p) was 0.000, p<a (O, 05). Based on the result of this study it can be concluded that there were different levels of knowledge about breast self-examination before and after the giving of the leaflet. Keywords : Level of khowledge, BSE, leaflets 
TINGKAT PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP GOLDEN HOUR PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN Yuniar Rahmina; Abdurahman Wahid; Rismia Agustina
Dunia Keperawatan Vol 5, No 1 (2017): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 5 NOMOR 1, SEPTEMBER 2017
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.181 KB) | DOI: 10.20527/dk.v5i1.3644

Abstract

ABSTRAKRata-rata waktu kedatangan pasien adalah melebihi golden hour (8,9 jam). Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terlambatnya pasien stroke tiba di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap golden hour pasien stroke di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik secara cross sectional dengan teknik accidental sampling pada 30 keluarga pasien stroke di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian dilakukan sejak November hingga Desember 2016 dengan wawancara. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,773>0,05 artinya H0 diterima, sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan golden hour (p= 0,773). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan golden hour pasien stroke di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci : golden hour, stroke, tingkat pendidikan keluarga. ABSTRACTThe average time of arrival of the patient is exceeded golden hour (8.9 hours).The level of education is one factor that leads to delays in stroke patients arrive at the hospital. The aim of this study to determine correlation between education towards golden hour stroke patients in hospitals Ulin Banjarmasin. This study used cross sectional descriptive analytic with accidental sampling technique in 30 families of stroke patients in hospitals Ulin Banjarmasin. The study was conducted from November to Desember, 2016 with the interview. Analyze result obtained the value of significance (2-tailed amounted to 0.773> 0.05 means that H0 is accepted, so there is no significant relationship between the level of education with the golden hour (p = 0.773). This indicates that the level of education is not related to the golden hour of stroke patients in hospitals Ulin Banjarmasin.  Keywords : golden hour, stroke, family education level.

Page 3 of 27 | Total Record : 261