cover
Contact Name
I Gusti Ayu Lani Triani
Contact Email
lanitriani@unud.ac.id
Phone
+628124698714
Journal Mail Official
jrma@unud.ac.id
Editorial Address
PS. TIP FTP UNUD Kampus Bukit Jimbaran Bali Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : 2503488X     DOI : https://doi.org/10.24843/JRMA
Core Subject : Agriculture,
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI adalah media publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Udayana, berisikan artikel hasil-hasil penelitian, ulasan (review), opini ilmiah oleh mahasiswa, dosen, praktisi, dan ahli di bidang rekayasa dan manajemen bidang keilmuan Teknologi Industri Pertanian dan keilmuan yang terkait lainnya.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 3 (2023): September" : 16 Documents clear
Karakteristik Mikroemulsi Minyak Atsiri Sirih (Piper betle L) Pada Lama Pengadukan Dan Suhu I Putu Eka Juliantara; Lutfi Suhendra; Anak Agung Made Dewi Anggreni
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p02

Abstract

The betel plant (Piper betle L) is a plant that has the ability as an antifungal, antimicrobial and antioxidant. In order to make betel essential oil more efficient to use, betel essential oil is made into a microemulsion. The purpose of this study was to determine the effect of stirring time and temperature on the characteristics of betel essential oil microemulsions and to determine the best stirring time and temperature to produce betel essential oil microemulsion characteristics. This experiment used a randomized block design (RBD) using two factors, namely mixing time and temperature. The stirring time consists of 3 levels, namely 4, 6 and 8 minutes and the temperature consists of 3 levels, namely 60°C, 65°C and 70°C. The resulting data were analyzed using analysis of variance, if there were differences it was continued with the BNJ test. The results showed that the duration of stirring, temperature, and interactions between particles had a very significant effect on the value of the turbidity index on the stability of the betel essential oil microemulsion to pH and dilution of 1:1 to 1:99. And did not affect the turbidity index value of betel essential oil microemulsion, betel essential oil microemulsion turbidity index to centrifugation, and the turbidity index value on betel essential oil microemulsion stability against pH and 1:9 dilution. Stirring time of 8 minutes and temperature of 65°C is the best treatment for making betel nut essential oil microemulsion with microemulsion characteristics that have a transparent appearance, turbidity index values before and after centrifugation are 0.390 ± 0.031 and 0.343 ± 0.059, particle size is 23.1 nm ± 4.6 nm, and the largest droplet size is 22.8 nm. Betel essential oil microemulsion was stable for 8 weeks of storage. Based on the regression equation of the betel essential oil microemulsion to achieve a turbidity index value below 1% is 34 weeks or 8.5 months. Keywords : Stirring time, Microemulsion, Piper betle L, Temperature Tumbuhan sirih (Piper betle L) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai antifungi, antimikroba dan antioksidan. Agar minyak atsiri sirih lebih efisien untuk digunakan maka minyak atisiri sirih dibuat menjadi mikroemulsi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengadukan dan suhu terhadap karakteristik mikroemulsi minyak atsiri sirih dan menentukan lama pengadukan dan suhu terbaik untuk menghasilkan karakteristik mikroemulsi minyak atsiri sirih. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan dua faktor yaitu lama pengadukan dan suhu. Lama pengadukan terdiri atas 3 level yaitu 4, 6 dan 8 menit dan suhu terdiri atas 3 level yaitu 60°C, 65°C dan 70°C. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan analisis varian, bila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji BNJ. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa Lama pengadukan, suhu, dan interaksi antar partikel berpengaruh sangat nyata terhadap nilai indeks turbiditas pada stabilitas mikroemulsi minyak atsiri sirih terhadap pH dan pengenceran 1:1 dengan 1:99. Dan tidak berpengaruh terhadap nilai indeks turbiditas mikroemulsi minyak atsiri sirih, indek turbiditas mikroemulsi minyak atsiri sirih terhadap sentrifugasi, dan nilai indeks turbiditas pada stabilitas mikroemulsi minyak atsiri sirih terhadap pH dan pengenceran 1:9. Lama pengadukan 8 menit dan suhu 65°C merupakan perlakuan terbaik untuk membuat mikroemulsi minyak atsiri sirih dengan karakteristik mikroemulsi yang memiliki kenampakan transparan, nilai indeks turbiditas sebelum dan setelah sentrifugasi yaitu sebesar 0,390 ± 0,031 dan 0,343 ± 0,059, ukuran partikel 23,1 nm ± 4,6 nm, dan ukuran droplet terbanyak adalah 22,8 nm. Mikroemulsi minyak atsiri sirih stabil selama 8 minggu penyimpanan. Berdasarkan persamaan regresi mikroemulsi minyak atsiri sirih untuk mencapai nilai indeks turbiditas dibawah 1% adalah 34 minggu atau 8,5 bulan. Kata kunci : Lama Pengadukaan, Mikroemulsi, Piper betle L, Suhu
Fermentasi Kombucha dengan Penambahan Kayu Manis dan Cengkeh sebagai Alternatif Minuman Fungsional Rukmelia Rukmelia; Astrina Nur Inayah; Jumarni Jumarni
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p15

Abstract

Kombucha is a fermented drink that has a distinctive taste and flavor, which is a blend of sour, sweet and slightly carbonated. Has very good benefits for health. Contains polyphenols, making this drink a functional drink that acts as an antioxidant. One of the factors that influence the fermentation process in kombucha tea is sugar. In kombucha fermentation, sugar is used as a carbon source. The addition of spices to making kombucha is an innovation in order to produce drinks with excellent nutritional value, and can be an alternative to functional drinks. Spices that can be used to add to kombucha tea are cinnamon and cloves. This study used a completely randomized design with 2 factors. Each factor used 3 treatments with 3 replications. The variables observed were the degree of acidity (pH), the hedonic test (color, flavor and taste). Different sugar concentrations in kombucha tea with the addition of cinnamon and cloves have a significant effect on the degree of acidity (pH), the hedonic test in terms of flavor, color and taste. The results showed that the panelists preferred kombucha tea with the addition of cloves compared to the addition of cinnamon. Key words : Fermentation, Kombucha, Cinnamon, Clove, Sugar Kombucha merupakan minuman hasil fermentasi yang memiliki rasa dan aroma yang khas yaitu paduan asam, manis dan sedikit berkarbonasi. Mempunyai manfaat yang sangat baik bagi kesehatan. Mengandung polyphenol, membuat minuman ini sebagai minuman fungsional yang bersifat sebagai antioksidan. Salah faktor yang mempengaruhi proses fermentasi pada minuman teh kombucha adalah gula. Dalam fermentasi kombucha, gula digunakan sebagai sumber karbon. Penambahan rempah pada pembuatan kombucha merupakan sebuah inovasi dalam rangka mewujudkan produksi minuman dengan nilai gizi yang sangat baik, dan bisa menjadi alternatif minuman fungsional. Rempah yang bisa digunakan dalam penambahan the kombucha adalah kayu manis dan cengkeh. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor. Masing-masing faktor menggunakan 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Variabel yang diamati adalah derajat keasaman (pH), uji hedonik (warna, aroma dan rasa). Konsentrasi gula yang berbeda-beda pada teh kombucha dengan penamabahan kayu manis dan cengkeh berpengaruh nyata terhadap derajat keasaman (pH), uji hedonik dari segi aroma, warna dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan panelis lebih menyukai teh kombucha dengan penambahan cengkeh dibandingkan dengan penambahan kayu manis. Kata kunci : Fermentasi, Kombucha, Kayu Manis, Cengkeh, Gula
Karakteristik Minuman Sari Buah Salak (Salacca zalacca) Terfermentasi Ni Made Ratih Despianti; Ida Bagus Wayan Gunam; Ni Made Wartini
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p06

Abstract

Salak is a climactic patterned fruit with a shelf life of only 10 days and a post-harvest milk rate of 30%. Therefore, to avoid damage, one way is to process it into fermented salak juice. This study used a Group Randomized Design (RAK) with two factors. The first is the microbial type, Saccharomyces cerevisiae ATCC9763 and the R5I3 isolates, while the second is the microbial cell concentration: 0%, 5%, 10%, and 15% (v/v). The parameters observed include reduced sugar levels, pH, total dissolved solids (TPT), total acidity, alcohol levels, and sensory evaluation. This study aims to evaluate the effect of yeast type and concentration on the quality of fermented salicylic sari. Research results show that the combination of R5I3 yeast use at 10% cell concentration (v/v) results in the best quality fermented salak cider product. Sensory evaluation shows that the product has a taste and aroma that is judged to be between somewhat like and like, with overall acceptance also within the same range. Characteristics of fermented salicylic sari include a reduced sugar content of 0.035–0.054, a total dissolved solid of 3.05% Brix, a pH of 3.60–0.42, and a total acid content of 1.152%. This discovery provides insight into the optimal type and concentration of yeast to produce high-quality fermented salak juice. Thus, this fermented salak sari can be an attractive and economically valuable alternative to using salak that is vulnerable to damage and has a limited shelf life. Keywords: Microbes, isolate R5I3, S. cerevisiae ATCC 9763, salak fruit juice, fermentation. Salak adalah buah berpola klimakterik dengan masa simpan hanya 10 hari dan tingkat susut pasca panen mencapai 30%. Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan, salah satu cara yang digunakan adalah mengolahnya menjadi minuman sari buah salak terfermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis mikroba, yaitu Saccharomyces cerevisiae ATCC9763 dan isolat R5I3, sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi sel mikroba, yaitu: 0%, 5%, 10%, dan 15% (v/v). Parameter yang diamati meliputi kadar gula reduksi, pH, total padatan terlarut (TPT), total asam, kadar alkohol, dan evaluasi sensoris. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis dan konsentrasi khamir terhadap kualitas minuman sari buah salak terfermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi penggunaan khamir R5I3 pada konsentrasi sel 10% (v/v) menghasilkan produk sari buah salak terfermentasi dengan kualitas terbaik. Evaluasi sensoris menunjukkan bahwa produk ini memiliki rasa dan aroma yang dinilai antara agak suka dan suka, dengan penerimaan keseluruhan juga dalam kisaran yang sama. Karakteristik minuman sari buah salak terfermentasi ini mencakup kadar gula reduksi sebesar 0,035±0,054, total padatan terlarut sebesar 3,05% Brix, pH sebesar 3,60±0,42, dan total asam sebesar 1,152%. Penemuan ini memberikan wawasan tentang jenis dan konsentrasi khamir yang optimal untuk menghasilkan minuman sari buah salak terfermentasi berkualitas tinggi. Dengan demikian, minuman sari buah salak terfermentasi ini dapat menjadi alternatif yang menarik dan bernilai ekonomis untuk memanfaatkan buah salak yang rentan rusak dan memiliki masa simpan yang terbatas. Kata Kunci: Mikroba, Isolat R5I3, S. cerevisiae ATCC 9763, Sari buah salak, Fermentasi
Karakteristik Bubuk Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Sumber Antioksidan Pada Variasi Suhu Dan Lama Pengeringan Menggunakan Oven Dryer Enjelitha Girsang; Gusti Putu Ganda Putra; Ni Putu Suwariani
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p11

Abstract

Cocoa pod husk is the largest by-product of cocoa processing, which is equal to 75% w/w. Cocoa pod husk contains phenolic compounds that have the potential to be a source of natural antioxidants that can be obtained through the extraction process, but need to be dried first before being extracted. This research was conducted to determine the effect of temperature and drying time and their interactions using an oven on the characteristics of cocoa pod powder (Theobroma cacao L.) and to obtain the best combination of temperature and drying time to maintain the characteristics of cocoa pod powder as a source of antioxidants. The experimental design used in this research was a factorial randomized block design consisting of two factors and grouped into two groups based on the time of implementation. The first factor is the drying temperature which consists of three levels, namely 60?, 70? and 80?. The second factor is the drying time which consists of three levels, namely 4, 6, and 8 hours. The data were analyzed by analysis of variance and continued with the Tukey test. The results showed that temperature and drying time and their interactions had a very significant effect on moisture content, yield, total phenols, total flavonoids, and antioxidant capacity of cocoa pods. Based on the effectiveness index test, it was obtained that the best treatment combination was drying at 60? and drying time of 8 hours with characteristics of water content 7.60%, yield 14.89%, total phenol 47.51 mgGAE/g, total flavonoids. 25.39 mgQE/g, and antioxidant capacity of 20.80 mgGAEAC/g. Keywords: antioxidant, cocoa pod husk, drying time, temperature Kulit buah kakao merupakan hasil samping terbesar dari pengolahan kakao yang jumlahnya mencapai 75% b/b. Kulit buah kakao mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami yang dapat diperoleh melalui proses ekstraksi, akan tetapi perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diekstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pengeringan serta interaksinya menggunakan oven terhadap karakteristik bubuk kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) serta menentukan kombinasi suhu dan lama pengeringan terbaik untuk mempertahankan karakteristik bubuk kulit buah kakao sebagai sumber antioksidan. Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial yang terdiri dari dua faktor dan dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan waktu pelaksanaannya. Faktor pertama adalah suhu pengeringan yang terdiri dari tiga taraf yaitu 60?, 70?, dan 80?. Faktor kedua adalah lama pengeringan yang terdiri dari tiga taraf yaitu 4, 6, dan 8 jam. Data dianalisis dengan analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan lama pengeringan serta interaksinya berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, rendemen, total fenol, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan bubuk kulit buah kakao. Berdasarkan uji indeks efektivitas diperoleh kombinasi perlakuan terbaik adalah pengeringan pada suhu 60? dan lama pengeringan 8 jam dengan karakteristik kadar air 7,60%, rendemen sebesar 14,89%, total fenol sebesar 47,51 mgGAE/g, total flavonoid sebesar 25,39 mgQE/g, dan kapasitas antioksidan sebesar 20,80 mgGAEAC/g. Kata kunci: antioksidan, kulit buah kakao, lama pengeringan, suhu pengeringan
Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk dan Layanan Pada Food Court Opa Kumis Menggunakan Metode Importance Performance Analysis Jeckson Pardomuan Marpaung; Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha; I Ketut Satriawan
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p01

Abstract

The purpose of thisstudy were to determine (i) the attributesthat are considered important by consumersin order to achieve customer satisfaction, (ii) the level of customer satisfaction on products and servicesquality, and (iii) the attributes that need to be improved to provide a better customer satisfaction.Research was conducted at the Opa Kumis Jimbaran Food Court. Data was obtained throughquestionnaires that filled in by 100 respondents. This study used the Importance Performance Analysis(IPA). The results showed that the attribute that had the highest level of product satisfaction was theprice (100.47%) while the lowest was other product offerings (88.16%). The attribute that has thehighest level of service satisfaction was a comfortable interior design and a safe parking space(100.23%) while the lowest was the waiter's understanding of consumer requests (85.14%). Attributesthat need to be improved in terms of products are the menu prices offered are affordable, the food pricesare in accordance with the portions, the decorations on the dishes provided are attractive, thesambal/sauce and soy sauce are always available, and the food menu offered is always available.Meanwhile, in terms of service, the waiters look neat, the interior and exterior designs arecomfortableand safe, the alertness of the waiters to clean the finished consumer tables. Keywords : Customer satisfaction, Importance Performance Analysis, product quality, service quality Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (i) atribut-atribut yang dianggap penting olehkonsumen dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan, (ii) tingkat kepuasan terhadap kualitas produkdan pelayanan, dan (iii ) atribut yang perlu ditingkatkan untuk memberikan kepuasan pelanggan.Penelitian dilakukan di Food Court Opa Kumis Jimbaran. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisioleh 100 responden. Penelitian menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Hasilmenunjukkan bahwa atribut yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi terhadap produk adalah hargamakanan (100,47%) sedangkan yang terendah adalah penawaran produk lain (88,16%). Atribut yangmemiliki tingkat kepuasan pelayanan tertinggi adalah desain interior yang nyaman dan tempat parkiryang aman (100,23%) sedangkan terendah adalah pemahaman pelayan terhadap keinginan konsumen(85,14%). Adapun atribut yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan dari segi produk adalah harga menuyang ditawarkan terjangkau, harga makanan sesuai dengan porsi, hiasan pada hidangan yang diberikanmenarik, sambal/saos dan kecap selalu tersedia, dan menu makanan yang ditawarkan selalu tersedia.Sedangkan dari segi pelayanan ialah pelayan berpenampilan rapi, desain interior dan eksterior yangnyaman dan aman, kesigapan pelayan membersihkan meja konsumen yang telah selesai Kata kunci : Kepuasan pelanggan, Importance Performance Analysis, kualitas produk, kualitaspelayana
Cover dan Daftar Isi Vol. 11 No. 3 September 2023 Admin JRMA
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
Karakteristik Teh Herbal Rosella Dan Gula Lontar Pada Formulasi Yang Berbeda-beda Elissa Priscilla; Luh Putu Wrasiati; I Gusti Ayu Lani Triani
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p07

Abstract

Herbal drinks also called herbal teas, are processed from the roots, stems, flowers, leaves, seeds, and fruit peels of plants that are useful as medicinal plants and do not contain caffeine. One of the plants herbal tea is rosella. The sour taste of rosella tea reduces consumer interest in drinking rosella tea, the addition of sugar to tea can improve the taste of tea. Palm sugar has a low glycemic index value that is safe for consumption by diabetics. The purpose of this study was to determine the formulation of the rosella powder to palm sugar powder ratio and to determine the physicochemical and sensory characteristics of the brew. This study used a one-factor complete randomized design, namely the ratio of rosella powder to palm sugar powder 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, and 1:5. The observed variables included total phenols, antioxidant activity, water soluble juice content, sensory test and effectiveness test. The results of this study showed that the addition of palm sugar to rosella tea affected total phenols, antioxidant activity, and sensory test. The best treatment as a formulation of rosella powder to lontar sugar powder ratio was 2 g rosella powder and 6 g lontar sugar with a total phenol value of 1.02 ± 0.03 mg GAE/g, IC50 antioxidant activity of 7409.57 ± 8.97 ppm, water soluble juice content of 11.36%, color score of 2, 95±0.39 (red to red-brown), taste score 3.5±0.51 (moderately sour to sweet), aroma score 3.45±0.51 (mildly rosella flavored to rosella flavored) and overall acceptability 5.6±1.23 (Somewhat like to like). Key words: Palm Sugar, Rosella, Herbal Tea Minuman herbal atau teh herbal diolah dari akar, batang, bunga, daun, biji, dan kulit buah dari tanaman yang bermanfaat sebagai tanaman obat dan tidak mengandung kafein. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan teh herbal adalah rosella. Rasa asam pada seduhan teh rosella mengurangi minat konsumen untuk meminum teh rosella, penambahan gula pada teh dapat meningkatkan cita rasa seduhan teh. Gula lontar merupakan pemanis yang memiliki nilai indeks glikemik rendah yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi perbandingan seduhan bubuk rosella dengan bubuk gula lontar dan mengetahui karakteristik fisikokimia dan sensoris pada seduhan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perbandingan bubuk rosella dengan bubuk gula lontar 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1: 5. Variabel yang diamati meliputi total fenol, aktivitas antioksidan, kadar sari larut air, uji sensoris dan uji efektivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan gula lontar yang semakin banyak pada teh rosella berpengaruh pada total fenol, aktivitas antioksidan, dan uji sensoris. Perlakuan terbaik sebagai formulasi perbandingan bubuk rosella dengan bubuk gula lontar adalah bubuk rosella 2 g dan gula lontar 6 g dengan nilai total fenol 1,02±0,03 mg GAE/g, aktivitas antioksidan IC50 7409,57±8,97 ppm, kadar sari larut air 11,36%, skor warna 2,95±0,39 (merah hingga merah kecokelatan), skor rasa 3,5±0,51 (Cukup asam hingga manis), skor aroma 3,45±0,51 (agak beraroma rosella hingga beraroma rosella) dan penerimaan keseluruhan 5,6±1,23 (Agak suka hingga suka). Kata kunci: Gula Lontar, Rosella, Teh herbal
Analisis Produktivitas Produksi Keripik Tempe “Sagu” UD. Arya Putra Surabaya Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Natasya Damariandini; Bambang Admadi Harsojuwono; I Ketut Satriawan
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p12

Abstract

“Sago” tempeh chips are a soy-based snack. UD. Arya Putra is one of the “sago” tempeh chips producers in East Java. Productivity measurement is carried out as an effort to evaluate existing productivity within the company s that the company can develop optimal production targets. The Objective Matrix (OMAX) method is used to measure the productivity of UD. Arya Putra's “sago” tempeh chip production using 3 criteria, namely efficiency, effectiveness and inferential. The highest peak of productivity value of “sago” tempeh chips production by UD. Arya Putra was found in August 2022 with a productivity index value of 382.9 % and the lowest peak was found in July 2022 with a productivity index value of 197.6 %. Analysis of the productivity ratio of “sago ” tempeh chips from UD. Arya Putra who got the highest productivity value, namely ratio 2 (The total value of the product produced is compared to the total cost of LPG usage) worth 384.1 while the lowest productivity value was ratio 6 (Total hours of machine maintenance compared to the total hours of normal machine operation) worth 231 ,7. Proposals for improving productivity that can be given are reducing employee working hours to 191 hours, saving LPG gas to Rp. 5,020,062, optimizing the use of raw materials to Rp. 19,824,116 increasing the value of the products produced to Rp. 150,659,134 and optimizing machine working hours to 74 hours per month. Keywords: productivity, production, objective matrix (OMAX). Keripik tempe “sagu” merupakan makanan ringan berbahan dasar kedelai. UD. Arya Putra merupakan salah satu produsen keripik tempe ”sagu” di Jawa Timur. Pengukuran produktivitas dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengevaluasi produktivitas yang ada dalam perusahaan sehingga, perusahaan dapat menyusun capaian target produksi yang optimal. Metode Objective Matrix (OMAX) digunakan untuk mengukur produktivitas produksi keripik tempe “sagu” UD.Arya Putra dengan menggunakan 3 kriteria, yaitu efisiensi, efektivitas dan inferensial. Puncak tertinggi dari nilai produktivitas produksi keripik tempe ”sagu” UD. Arya Putra terdapat pada bulan Agustus 2022 dengan perolehan nilai indeks produktivitas sebesar 382,9 persen sedangkan, nilai teredah terdapat pada bulan Juli 2022 dengan nilai indeks produktivitas sebesar 168,3 persen. Analisis rasio produktivitas keripik tempe ”sagu” UD. Arya Putra yang mendapatkan nilai produktivitas tertinggi yaitu rasio 2 (Total nilai produk yang dihasilkan dibandingkan dengan total biaya penggunaan LPG) senilai 384,1 sedangkan nilai produktivitas terendah yaitu rasio 6 (Total jam perawatan mesin dibandingkan dengan total jam operasional mesin normal) senilai 231,7.Usulan perbaikan produktivitas yang dapat diberikan yaitu pengurangan jam kerja karyawan menjadi 191 jam, penghematan gas LPG menjadi Rp. 5.020.062, mengoptimalkan penggunaan bahan baku menjadi Rp. 19.824.116, menambah nilai produk yang dihasilkan menjadi Rp. 150.659.134 serta mengoptimalkan jam kerja mesin menjadi 74 jam setiap bulannya. Kata Kunci: produktivitas, produksi, objective matrix (OMAX)
Analisis Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Ayam Kremes Cak Iwan di Kota Denpasar Anggara Dena Mahayana; Amna Hartiati; Dewa Ayu Anom Yuariani
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p03

Abstract

Therefore, consumer satisfaction is an important part of running a business. The aims of this researchare (1) to determine the quality attributes of products and services that are considered important byconsumers in order to achieve customer satisfaction at Warung Ayam Kremes Cak Iwan (2) todetermine the level of conformity of expectations and customer satisfaction with product and servicequality at Warung Ayam Kremes Cak Iwan (3) determines the attributes of product and service qualitythat need to get priority from Warung Ayam Kremes Cak Iwan based on the level of importance andperformance to provide satisfaction to its customers. Data collection methods in this study wereliterature studies, interviews, distribution of questionnaires and documentation as well as data fromthe owner of the Kremes Chicken Shop Cak Iwan in collecting primary and secondary data. Theanalytical tool used is the SPSS v.20 application and Microsoft Excel using the ImportancePerformance Analysis (IPA) method. The results showed that the attribute with the highest conformitylevel of product quality was the portion of the drink with a conformity level of 105.79% and the lowestattribute was the suitability of the price of food with a portion of 98.70%. While the attribute that hasthe highest level of conformity of service quality is the availability of a parking space with a suitabilitylevel of 108.24% and the lowest attribute is employee knowledge of the menu or product offered at98.45%. Attributes of product quality that are considered important by consumers at Warung AyamKremes Cak Iwan are in quadrant B because they have high performance and are in accordance withwhat consumers expect, such as attributes of food taste, food taste, suitability of food prices withportions, suitability of drink prices with portions, suitability the price of food with quality andsuitability of the price of drinks with quality. While the attributes of service quality that are consideredimportant by consumers are those in quadrant B, namely cleanliness and comfort while in the diningarea, friendliness and courtesy of employees, equality in treating consumers, employee/employeeknowledge of the menu or product offered. Keywords: Importance Performance Analysis, consumer satisfaction, service quality, product quality. Kepuasan konsumen merupakann bagian penting dalam menjalankan suatu bisnis oleh karenaitu.Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui atribut kualitas produk dan jasa yang dianggappenting oleh konsumen guna mencapai kepuasan pelanggan di Warung Ayam Kremes Cak Iwan (2)mengetahui tingkat kesesuaian harapan dan kepuasan pelanggan dengan kualitas produk dan layananpada Warung Ayam Kremes Cak Iwan (3) menentukan atribut kualitas produk dan layanan yang perlumendapatkan prioritas dari Warung Ayam Kremes Cak Iwan berdasarkan tingkat kepentingan dankinerja untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Metode pengumpulan data dalampenelitian ini adalah studi literatur, wawancara, penyebaran kuesioner dan dokumentasi serta data daripemilik Toko Ayam Kremes Cak Iwan dalam mengumpulkan data primer dan sekunder. Alat analisisyang digunakan adalah aplikasi SPSS v.20 dan Microsoft Excel dengan menggunakan metodeImportance Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan atribut yang memiliki tingkatkesesuaian kualitas produk tertinggi adalah porsi minuman dengan tingkat kesesuaian 105,79% danatribut terendah adalah kesesuaian harga makanan dengan porsi 98,70%. Sedangkan atribut yangmemiliki tingkat kesesuaian kualitas pelayanan tertinggi adalah ketersediaan tempat parkir dengantingkat kesesuaian 108,24% dan atribut terendah adalah pengetahuan pegawai/pegawai terhadap menuatau produk yang ditawarkan sebesar 98,45%. Atribut kualitas produk yang dianggap penting olehkonsumen pada Warung Ayam Kremes Cak Iwan berada pada kuadran B karena memiliki kinerjayang tinggi dan sesuai dengan yang diharapkan konsumen seperti atribut rasa makanan, rasa makanan,kesesuaian harga makanan dengan porsi, kesesuaian harga minuman dengan porsi, kesesuaian hargamakanan dengan kualitas dan kesesuaian harga minuman dengan kualitas. Sedangkan atribut kualitaspelayanan yang dianggap penting oleh konsumen adalah atribut yang berada pada kuadran B yaitukebersihan dan kenyamanan saat berada di tempat makan, keramahan dan kesopanan pegawai,kesamaan dalam memperlakukan konsumen, pengetahuan pegawai/karyawan terhadap menu atauproduk yang ditawarkan. Kata kunci: Importance Performance Analysis, kepuasan konsumen, kualitas layanan, kualitas produk.
Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Mediasi Hubungan Influencer Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang Tender Care Protecting Balm Gek Nanda Putri Dana Asih; I Ketut Satriawan; Lutfi Suhendra
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 11 No 3 (2023): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRMA.2023.v11.i03.p08

Abstract

Various kinds of lip care brands circulating in Indonesia make companies have to be able to compete and keep up with the times so that these products continue to be in demand by consumers. The purpose of this study was to determine the influence of influencers and product quality on the intention to repurchase Tender Care Protecting Balm through consumer satisfaction. Sampling was done by purposive sampling method and data collection was done by distributing questionnaires to 85 respondents. Data analysis was performed using the structural equation modeling (SEM) method. The results showed that consumer satisfaction as a mediating variable was influenced by influencers with an influence of 0.9%, product quality with a direct influence of 88.3%. Repurchase intention is influenced by influencers with an influence of 36%, product quality with a direct influence of 26.8%, consumer satisfaction with a direct influence of 32.4%. Consumer satisfaction has no effect on repurchase intention so that consumer satisfaction cannot mediate the effect of influencers and product quality on repurchasing intention of Tender Care Protecting Balm. Allegedly because there are other factors, namely price discounts that affect more interest in repurchasing. Keywords: Influencers, Consumer Satisfaction, Product Quality, Repurchase Intention, Lip Balm. Berbagai macam merek perawatan bibir yang beredar di Indonesia membuat perusahaan harus dapat bersaing dan mengikuti perkembangan jaman agar produk tersebut terus diminati oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh influencer dan kualitas produk terhadap minat beli ulang Tender Care Protecting Balm melalui kepuasan konsumen. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 85 responden. Analisis data dilakukan dengan metode structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan konsumen sebagai variabel mediasi dipengaruhi oleh influencer dengan pengaruh sebesar 0,9%, kualitas produk dengan pengaruh langsung sebesar 88,3%. Minat beli ulang dipengaruhi oleh influencer dengan pengaruh sebesar 36%, kualitas produk dengan pengaruh langsung sebesar 26,8%, kepuasan konsumen dengan pengaruh langsung sebesar 32,4%. Kepuasan konsumen tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang sehingga kepuasan konsumen tidak dapat memediasi pengaruh influencer dan kualitas produk terhadap minat beli ulang Tender Care Protecting Balm. Diduga karena ada faktor lain yaitu diskon harga yang lebih mempengaruhi minat beli ulang. Keywords: influencer, kepuasan konsumen, kualitas produk, minat beli ulang, pelembab bibir.

Page 1 of 2 | Total Record : 16