cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BIOMA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2017): Bioma" : 8 Documents clear
SINTESA BIOKERAMIK HIDROKSIAPATIT (HAp) DARI KERABANG TELUR AYAM KAMPUNG, AYAM BROILER DAN BEBEK MENGGUNAKAN METODE PENGENDAPAN BASA DAN HIDROLISIS BRUSHIT Gintu, Agung Rimayanto; Salenussa, Marchelia Welma; Wadu, Imelda; Hartini, Sri
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1712

Abstract

Biokeramik merupakan suatu komponen sintetik yang dimanfaatkan dalam dunia medis untuk menambal tulang yang mengalami fraktura. Biokeramik umumnya merupakan kalsium hidroksiapatit (HAp) sintetik namun menyerupai struktur kalsium pada tulang sesungguhnya. Pada penelitian ini dilakukan sintesa kalsium hidroksiapatit (HAp) dari kerabang telur ayam kampung, ayam broiler dan bebek menggunakan metode pengendapan basa dan metode hidrolisis brushit. Sebelum dilakukan sintesa, ketiga sampel dikarakterisasi dan dari hasil karakterisasi kerabang telur ayam kampung diperoleh kadar air 1,49 ± 0,00%; kadar kalsium 0,0188 ± 0,0007 g/g; dan kadar fosfat 0,001349 g/g. Hasil karakterisasi kerabang telur ayam broiler diperoleh kadar air 1,49 ± 0,00%; kadar kalsium 0,0195 ± 0,00 g/g; dan kadar fosfat 0,001355 g/g. Hasil karakterisasi kerabang telur bebek diperoleh kadar air 1,49 ± 0,00%; kadar kalsium 0,0195 ± 0,00 g/g; dan kadar fosfat 0,001294 g/g. Dari proses sintesa HAp menggunakan metode pengendapan basa diperoleh HAp sebesar 0,18786 ± 0,0179405 g/g dari kerabang telur ayam kampung; 0,35546 ± 0,0198763 g/g dari cangkang ayam broiler; dan 0,36145 ± 0,0289693 g/g dari kerabang telur bebek. Dari proses sintesa HAp menggunakan metode hidrolisis brishit diperoleh kadar HAp sebesar 0,0559 g/g dari kerabang telur ayam kampung; 0,0950 g/g dari kerabang telur ayam broiler; dan 0,3315 g/g dari kerabang telur bebek. 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS VIII MTS N 1 SEMARANG Ina Kristiana; Atip Nurwahyunani; Endah Rita Sulistya Dewi
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1740

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT (Teams Games Turnament) menggunakan media puzzle terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi manusia kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang Tahun 2016/2017. Bentuk penelitian eksperimen berdesain “quasi experimental design dengan menggunakan metode pretest-posttest control group design”. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang. Metode pengumpulan  berupa metode observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data untuk menguji efektifitas pembelajaran dengan menggunakan uji t dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, persentase ketuntasan belajar kelas eksperimen 76,66% sedangkan kelas kontrol 54,54%, rata-rata kelas eksperimen sebesar 75,83 sedangkan kelas kontrol 72,27. Hasil uji kolerasi dengan  = 1,835 dan  = 1,67 karena  >  maka  diterima. Untuk keaktifan belajar ditunjukkan dari rata-rata kelas eksperimen 80,57 sedangkan kelas kontrol 56,55. Hasil kolerasi dengan  = 8,168 dan  = 1,67. Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT menggunakan media puzzle dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi manusia kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang. Kata Kunci : Teams Games Turnament, Keaktifan, Hasil Belajar, Sistem Ekskresi Manusia 
PERSILANGAN JAMUR TIRAM COKELAT (PLEUROTUS CYSTIDIOSUSY) DENGAN JAMUR TIRAM ABU-ABU (PLEUROTUS GREY OYSTER) MENGGUNAKAN METODE FUSI MISELIUM MONOKARION Evi Jakiyah; Hasni Ummul Hasanah; Dwi Nur Rikhma Sari
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1711

Abstract

Pleurotus cytidiosusy memiliki keunggulan daya tahan lama, tekstur tubuh yang tebal dan kadar air sedikit. Sedangkan Pleurotus greyoyster memiliki keunggulan daya tahan lama, bentuk tubuh lebar dan juga kadar air sedikit. Produksi budidaya jamur yang baik dapat dicapai apabila kandungan air sedikit sehingga daya tahan jamur lama. Untuk mendapatkan varietas unggul dari kedua spesies jamur, maka perlu dilakukan persilangan menggunakan metode fusi miselium monokarion. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah metode fusi miselium monokarion dapat digunakan untuk persilangan Pleurotus cytidiosusy dengan Pleurotus greyoyster. Tahap awal dalam penelitian ini yaitu pembibitan, kemudian dilanjutkan persilangan menggunakan metode fusi miselium monokarion hingga terbentuk zona kontak kedua miselium dan struktur sambungan apit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode fusi miselium monokarion dapat digunakan untuk persilangan Pleurotus cytidiosusy dengan Pleurotus greyoyster yang ditandai dengan zona kontak miselium secara makroskopik, sedangkan secara mikroskopik terdapat struktur sambungan apit. Karakteristik miselium hasil persilangan (dikarion) terlihat berlekatan atau menyatu, tidak merata dan lebih halus. Pertumbuhan miselium dikarion lebih cepat dibandingkan miselium monokarion. Kata kunci : Pleurotus cystidiosusy, Pleurotus Greyoyster, Fusi Miselium Monokarion
PENGARUH LAJU ALIR NITROGEN PADA METODE STARVASI NITROGEN TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN LIPID MIKROALGA CHLORELLA SP. SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL Fredy Arief Senjaya; Dwi Sulistyanto; Inga Laira; Mardelia Nur Fatana; Dita Baeti Pridiana; Widayat Widayat
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1714

Abstract

Bahan bakar berbasis fosil masih sangat besar. Saat ini konsumsi bahan bakar berbasis fosil di indonesia mencapai 1,3 juta barel per hari. Sementara itu, produksi hanya mencapai 900.000 barel per hari. Seiring semakin berkurangnya material bahan non-terbarukan, timbulah teknologi lain yaitu dengan mengembangkan biodiesel. Biodiesel menggunakan bahan tanaman dan sangat berpotensi pada jenis mikroalga. Mikroalga mampu menghasilkan minyak 30 kali lipat lebih banyak daripada sejumlah tanaman tingkat tinggi lainnya. Potensi wilayah Indonesia yang 75% berupa lautan, mikroalga air laut menjadi kandidat yang potensial sebagai sumber bahan bakar nabati yang kontinyu. Chlorella sp. merupakan salah satu mikroalga yang berpotensi menghasilkan lipid dengan kandungannya 28%-32% dari berat kering, terhitunga masih rendah daripada beberapa mikroalga jenis lainnya. Dilakukan uji coba dengan starvasi nitrogen atau pembatasan nitrogen pada medium kultivasi mikroalga agar metabolism karbon pada mikroalga diarahkan pada sintesis lipid. Mikroalga dikultivasi terlebih dahulu menggunakan variabel air laut tertentu dan diamati laju pertumbuhannya untuk mengetahui medium optimum, yaitu air laut : aquadest = 50:50. Lalu, mikroalga dikultivasi pada medium optimum dengan variable konsentrasi mikroalga, didapat konsentrasi optimum sebesar 60%. Mikroalga kemudian dikultivasi dengan variable laju alir nitrogen, berdasrkan penelitian Noerdjito, dkk., bahwa kandungan lipid sebesar 16,83% berpotensi sebagai bahan baku biodiesel.Kata kunci : biodiesel, mikroalga, lipid, Chlorella sp, starvasi nitrogen
PEMANFAATAN BATU ZEOLIT SEBAGAI MEDIA AKLIMATISASI UNTUK MENGOPTIMALKAN PERTUMBUHAN ANGGREK BULAN (Phalaenopsis) HIBRIDA Wiwin Kurniasih; Alyaa Nabiila; Silviyani Nurul Karimah; Muhammad Farhan Fauzan; Aji Riyanto; Rinaldi Rizal Putra
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1713

Abstract

Tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis) hibrida merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi dari keindahan bunganya, dan permintaan pasar cenderung meningkat setiap tahunnya. Salah satu faktor yang memengaruhi akan ketersediaan anggrek bulan adalah pada saat fase aklimatisasi. Media tanam anggek pada fae aklimatisasi yang umum digunakan adalah akar pakis, namun permintaan akar pakis yang semakin banyak akan mengurangi ketersediaan pakis di alam. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai media aklimatisasi anggrek adalah batu zeolit alami yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang unik yaitu sebagai penyerap, penukar ion, penyaring molekul, dan mampu mempertahankan kelembaban. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh media batu zeolit yang tepat sebagai media aklimatisasi anggrek bulan (Phalaenopsis) hibrida. Metode penelitian ini menggunakan tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis) hibrida umur 3 bulan. Media batu zeolit yang diperoleh dari pertambangan kemudian diaktivasi, baik secara kimia maupun fisika. Tanaman ditumbuhkan pada berbagai media perlakuan, antara lain: zeolit, kombinasi zeolit + akar pakis, kombinasi zeolit + arang kayu, kombinasi zeolit + batu bata, serta akar pakis. Pengamatan dilakukan selama 15 minggu dengan mengamati parameter pertumbuhan berupa jumah daun, jumlah akar, dan panjang daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zeolit berpengaruh terhadap peningkatan jumlah akar tanaman anggrek yang di aklimatisasi, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan ukuran panjang daun. Media kombinasi zeolit + akar pakis memberikan pengaruh lebih baik dalam peningkatan jumlah akar, walaupun tidak memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah dan ukuran daun. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kombinasi media zeolit + akar pakis dapat meningkatkan jumlah akar tanaman anggrek Phalaenopsis hibrida pada tahap aklimatisasi.Kata kunci : Anggrek, Phalaenopsis, aklimatisasi, media tanam, batu zeolit
PENGARUH DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK DAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) TERHADAP BOBOT BASAH DAN KADAR KLOROFIL DAUN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) Rosyida Rosyida; Ary Susatyo Nugroho
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1716

Abstract

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) ialah kelompok mikroorganisme tanah yang menguntungkan bagi kesuburan tanah dan tanaman. Mikroorganisme yang hidup di daerah perakaran tersebut memiliki 3 peran utama bagi tanaman yaitu : 1) sebagai biofertilizer, 2) sebagai biostimulan, dan 3) sebagai bioprotektan. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan efek suplementasi PGPR dalam dosis pemberian pupuk majemuk NPK terhadap bobot basah dan kadar klorofil daun pada tanaman pakchoy (Brassica rapa L.). Perlakuan pada penelitian ini meliputi 5 taraf perlakuan, yaitu: variasi kombinasi dosis pupuk majemuk NPK dan PGPR: NPK 100% (A0P0), NPK 75% + PGPR 25% (A1P1), NPK 50% + PGPR 50% (A2P2), NPK 25% + PGPR 75% (A3P3), PGPR 100% (A4P4). Masing – masing perlakuan diulang 5 kali. Desain percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), hasil percobaan dianalisis dengan ANOVA (P < 0,05), dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil percobaan, disimpulkan bahwa bahwa ada pengaruh yang nyata pada suplementasi PGPR dalam dosis pupuk majemuk NPK pada parameter bobot basah dan kadar klorofil daun tanaman pakchoy. Bobot basah tertinggi ditunjukkan pada tanaman pakchoy yang diberi perlakuan NPK 25% + PGPR 75% (A3P3), sedangkan pada tanaman yang diberi perlakuan NPK 75% + PGPR 25% (A1P1) mampu mengakumulasi kadar klorofil tertinggi diantara daun tanaman lainnya. Kata Kunci: Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), Pupuk, NPK, Pakchoy
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (PKLH) Irnin Agustina Dwi Astuti; Deni Nasir Ahmad
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1537

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran keterampilan proses dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) merupakan sebuah proses yang bertujuan dalam membangun populasi dunia yang berkesadaran dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan secara keseluruhan dari berbagai problem yang terkait dengannya dan merupakan salah satu mata kuliah di Universitas Indraprasta PGRI. Secara umum mahasiswa hanya memahami secara konsep saja mengenai lingkungan hidup tetapi masih kurang dalam konkret atau nyata. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika semester 6 dengan sampel peserta didik kelas R6A sebagai kelas eksperimen dan kelas R6B sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan teknik analisis menggunakan uji t. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBI, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran studi kasus. 1.    Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Proses dengan metode atau model Problem Based Instruction (PBI) pada mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH); 2) Terjadi peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dengan metode Pemberian Tugas Studi Kasus pada mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH); dan 3) Terjadi perbedaan hasil pembelajaran dimana metode atau model pembelajaran Problem Based Instruction lebih tinggi atau lebih baik dari pada metode pembelajaran Pemberian Tugas Studi Kasus pada mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan LingkunganHidup (PKLH).
PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG Haryono, Setyo
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6, No 2 (2017): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v6i2.1715

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran biologi banyak menggunakan kegiatan pengamatan sebagai pembuktian teori-teori konsep yang ada sehingga pembelajaran akan menjadi lebih menarik. Tetapi kebiasaan kegiatan pengamatan menggunakan lembar kerja yang sudah disiapkan baik oleh guru maupun buku paket cenderung tidak memberi kesempatan siswa menentukan sendiri variabel praktikum yang akan dilaksanakan. Akibatnya siswa terkesan hanya melaksanakan resep yang sudah disiapkan, bahkan kemungkinan hasil pengamatan juga sudah dapat diperkirakan.Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di SMA Negeri 16 Semarang pada umumnya cukup bervariasi, antara lain dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, praktikum, pengamatan lingkungan, dan pemodelan. Guru menggunakan literatur buku-buku pelajaran, foto, maupun gambar yang terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan ini didukung dengan adanya Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Akan tetapi petunjuk prosedur pelaksanaan kegiatan kurang terstruktur dan juga pertanyaan-pertanyaan yang kadang kurang sesuai dengan kondisi dan tempat eksplorasi. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran  yang ada kurang  merangsang siswa untuk dapat  memecahkan persoalan yang ada di lingkungan tersebut dan keterampilan kerja ilmiah siswa menjadi kurang dalam pembelajaran.Akibat dari kegiatan pembelajaran tersebut, pemahaman dan keterampilan kerja ilmiah siswa masih rendah atau perlu ditingkatkan. Hal ini terjadi pada siswa kelas X di SMA N 16 Semarang. Mata pelajaran biologi untuk kelas X di SMA N 16 Semarang memiliki  Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65. Data awal pada pembelajaran mata pelajaran biologi di SMA N 16 Semarang, ada kecenderungan pencapaian nilai rata-rata kognitif yang melebihi KKM berkisar 78% dan nilai keterampilan kerja ilmiah siswa hanya mencapai 67 %.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry role approach  berbasis lesson study terhadap keterampilan kerja ilmiah siswa kelas X di SMA Negeri 16 Semarang. Pembelajaran biologi dengan menerapkan model  pembelajaran inquiry role approach  berbasis lesson study diharapkan akan mampu meningkatkan keterampilan kerja ilmiah siswa. Selain itu, model pembelajaran ini juga akan mampu meningkatkan motivasi serta minat belajar siswa. Dengan keterampilan kerja ilmiah dan motivasi serta minat belajar yang semakin tinggi, siswa akan lebih mudah memecahkan permasalahan dalam menemukan konsep pembelajaran.Data data hasil penelitian dapat diketahui terjadi peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peningkatan nilai rata-rata terlihat dari nilai awal sebesar 67  menjadi 78 pada nilai akhir.  Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria tinggi  mencapai 82% . Berdasarkan data maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa secara signifikan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran inquiry role approach  berbasis lesson study terbukti memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan kerja ilmiah siswa.[u1] Kata kunci : keterampilan kerja ilmiah;  model pembelajaran inquiry role approach;  lesson study 

Page 1 of 1 | Total Record : 8