Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

WARNA DAN ORNAMEN SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN WISATA RELIGI MULTI AGAMA Aan Mardian; Mutiawati Mandaka
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 12 No 2 (2022): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v12i2.3430

Abstract

Indonesia terdiri dari masyarakat yang majemuk dan memiliki keanekaragaman kebudayaan. Dalam banyak hal, perbedaan tidak dapat dipungkiri sehingga perbedaan ini justru memiliki fungsi untuk mempertahankan dasar identitas dan integrasi sosial pada masyarakat. Termasuk juga pada tempat-tempat ibadah yang merupakan tempat yang sakral bagi para pemeluk agama masing-masing. Elemen estetika di masing-masing agama memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam kawasan wisata religi akan menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat dikunjungi. Tujuan dari penelitian untuk mendapatkan gambaran elemen-elemen estetika pada bangunan ibadah di kawasan wisata religi multi agama di Indonesia. Terdapat beberapa elemen estetika dalam kajian suatu objek seni bangunan yaitu elemen bentuk, warna, ornamen dan patung. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan melakukan studi komparatif. Studi kasus menganalisa rumah ibadah dari 6 agama di Indonesia yaitu Kristen, Islam, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Hasil penelitian adalah terdapat beberapa elemen estetika yang hampir sama antara bangunan ibadah umat yang satu dengan yang lain. Jika dianalisa dari elemen warna, warna yang ada pada bangunan vihara dan kelenteng hampir sama, dengan menggunakan warna merah dan kuning keemasan. Berdasarkan ornamen, terdapat ornamen yang sama pada bangunan kelenteng dan vihara, yaitu adanya motif naga, burung, kelelawar dan singa.
REDESIGN OF THE FLOATING MARKET TOURISM AREA WITH THE NEO VERNACULAR ARCHITECTURE APPROACH IN LOK BAINTAN, SOUTH KALIMANTAN REDESAIN KAWASAN WISATA PASAR TERAPUNG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR DI LOK BAINTAN KALIMANTAN SELATAN Abdurrahman; Mutiawati Mandaka; Carina Sarasati
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 3 No 1 (2023): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v3i1.41

Abstract

Pasar Terapung adalah sebuah pasar tradisional yang seluruh aktivitas jual beli dilakukan diatas air menggunakan perahu atau jukung. Pasar Terapung sudah ada sejak dahulu, sejak masa perdagangan masih menggunakan barter hingga sekarang. Pasar Terapung tidak hanya tempat dimana produk – produk pedesaan di perjual belikan tapi juga merupakan pemandangan unik. Salah satu pelestarian seni budaya tradisional yang perlu diperhatikan keberlanjutannya adalah keberlanjutan wisata pasar terapung, salah satu bentuk adaptasi manusia terhadap keunikan lingkungan geografis yang menonjol di Kalimantan Selatan. Banyak perkampungan dan pemukiman dibangun di sepanjang sungai oleh penduduk asli suku Banjar di Kalimantan Selatan. Keadaan ini membuat kehidupan sungai menjadi salah satu ciri yang menonjol dari masyarakat Banjar. Di pasar yang unik ini pedagang dan pembeli melakukan transaksi di atas air dengan menggunakan perahu besar maupun kecil yang berdatangan dari berbagai pelosok. Pasar terapung merupakan sebuah pasar tradisional yang seluruh aktivitas jual beli dilakukan di atas sungai menggunakan perahu atau jukung. Pasar terapung sejak masa perdagangan masih menggunakan sistem barter hingga sekarang.
SOBOKARTI JAVANESE DANCE CENTER IN SEMARANG WITH VERNACULAR ARCHITECTURE APPROACH PERANCANGAN PUSAT KESENIAN TARI JAWA SOBOKARTI DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR Rinaldhi Bayu Saputra; Gatoet Wardianto; Mutiawati Mandaka
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 3 No 1 (2023): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v3i1.43

Abstract

Kota Semarang merupakan kota yang sangat heterogen dalam bebagai unsur tak terkecuali bidang kebudayaan dan kesenian. Terdapat salah satu bangunan yang berfungsi sebagai bangunan pertunjukan kesenian yaitu Gedung Sobokartti yang dibangun pada tahun 1920. Pada tahun 1992, dengan SK No. 646/50 Walikota Tingkat II Semarang tentang Perlindungan Bangunan Purbakala atau Bersejarah di Kotamadya Tingkat II, Gedung Sobokartti ditetapkan sebagai Cagar Budaya. semarang. Fasilitas yang terdapat di Gedung Sobokartti belum dapat memfasilitasi secara maksimal kegiatan kesenian yang diselenggarakan, serta adanya bangunan ruko yang berada di depan gedung sobokartti namun kegiatan perekonomian yang ada di dalamnya kurang berkembang. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mendapatkan landasan konseptual dalam perancangan Bangunan Sobokartti yang sesuai dengan pendekatan yang akan digunakan pada bangunan. Serta diharapkan dapat menjadi salah satu pusat kesenian yang berada di kota Semarang, khususnya seni pertunjukan tari khas jawa. Metode yang digunakan yaitu menganalisis lokasi tapak, analisa kebisingan, analisa klimatologi, analisa aksesbilitas, dan analisa vegetasi. Dalam perancangan Pusat Kesenian Tari Jawa Sobokarti di Semarang dengan Pendekatan Arsitektuer Vernakular. Adapun bentuk fasad yang ingin ditonjolkan dengan dasar langgam arsitektur vernakular yang berusaha memperlihatkan ciri khas dan jati diri dari bangunan tersebut.
TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Mutiawati Mandaka; Ivan Syamsul Huda; Esti Yulitriani
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 6 No 1 (2023): MEI 2023
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.168 KB) | DOI: 10.54367/alur.v6i1.1863

Abstract

The purpose of this paper is to determine the typology and morphology of the old city of Semarang. The method used is a literature review with a focus on scoping reviews to explain the typology and morphology of an area. The old city of Semarang was appointed as the research theme by taking into account the history and uniqueness that has a very strong character. The results showed that the old city of Semarang was formed from a square-shaped city framework consisting of roads, plots and buildings where there were urban artifacts in it from a fairly long process based on the formation of the city geographically and if viewed from its history.
TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Mutiawati Mandaka; Ivan Syamsul Huda; Esti Yulitriani
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 6 No 1 (2023): MEI 2023
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/alur.v6i1.1863

Abstract

The purpose of this paper is to determine the typology and morphology of the old city of Semarang. The method used is a literature review with a focus on scoping reviews to explain the typology and morphology of an area. The old city of Semarang was appointed as the research theme by taking into account the history and uniqueness that has a very strong character. The results showed that the old city of Semarang was formed from a square-shaped city framework consisting of roads, plots and buildings where there were urban artifacts in it from a fairly long process based on the formation of the city geographically and if viewed from its history.
Pemanfaatan Pekarangan TK Amanah Alkafalah Sebagai Ajang Kreatifitas Seni Mural di Kelurahan Gemah Semarang Mutiawati Mandaka; Dhimas Aditiya
PADMA Vol 3 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PADMA)
Publisher : LPPM Politeknik Piksi Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56689/padma.v3i1.638

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang belum termanfaatkan di TK Amanah Al Kafalah sebagai ajang kreatifitas seni mural di kelurahan Gemah Semarang. Pendekatan yang dilakukan dengan menggali informasi dari anak-anak TK terkait gambar-gambar yang cukup menarik untuk kemudian diaplikasikan ke dalam lukisan mural. Hasilnya anak-anak TK yang bersekolah di TK Amanah Al Kafalah lebih aktif menjalankan aktivitas di luar ruangan yang sudah ada lukisan muralnya. Hal ini menjadi daya tarik juga bagi orang tua yang akan menyekolahkan anak-anaknya di TK Amanah Al Kafalah ini.
DESIGN OF MULTI RELIGIOUS TOURISM AREA WITH APPROACHNEO VERNACULAR ARCHITECTURE IN SEMARANG CITY PERANCANGAN KAWASAN WISATA RELIGI MULTI AGAMA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR DI KOTA SEMARANG Aan Mardian; Mutiawati Mandaka; Anityas Dian Susanti
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 3 No 2 (2023): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v3i2.80

Abstract

Semarang merupakan kota yang sering menjadi tempat wisata bagi wisatawan. Semarang menunjukkan bahwa wilayahnya merupakan lokasi yang kaya budaya dan menjunjung tinggi pluralisme. Terlepas dari keragaman agama, warga Semarang memiliki sikap yang mendorong mereka untuk hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat. Destinasi wisata religi yang menjadi ciri khas Kota Semarang selalu menarik dikunjungi karena reputasinya yang memiliki aspek religi beragam. Semarang juga menampilkan struktur berkualitas tinggi dari masa kolonial yang mencerminkan sejarah Eropa. Keberagaman tersebut menjadikan kota Semarang berpotensi untuk semakin menarik wisatawan dengan membangun destinasi wisata yang memunculkan identitas kota Semarang sebagai kota yang menjunjung tinggi pluralitas, maka dari itu akan dirancang kawasan wisata religi multi agama di Semarang. Agar kedepannya, Semarang menjadi wadah dan pusat peradaban kehidupan pluralitas, serta menjadi contoh kerukunan ummat beragama. Perancangan tersebut menggunakan pendekatan arsitektur neo vernakular, bertujuan agar perancangan tersebut tak lepas dari identitas kota Semarang sebagai kota yang kaya akan kultur dan budaya. Gambaran perancangan kawasan tersebut adalah menyajikan kawasan yang didalamnya terdapat beberapa bangunan yang fungsinya berbeda, perancangan ini berfokus terhadap 6 bangunan ibadah ummat beragama, meliputi Masjid, Gereja, Capel, Pura, Vihara, dan Klenteng. Terdapat bangunan lain yang berfungsi sebagai aspek penunjang maupun sebagai daya tarik pengunjung.
SOSIALISASI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSHOLA DI DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito; Carina Sarasati; Taufiq Rizza Nuzuluddin; Abdul Hafidz Al Rasyid
Jurnal Pendekar Nusantara Vol. 1 No. 2 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : LPPM-Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The village office should be equipped with mushola which aims to support supportingfacilities and infrastructure for both village office officials and the local community. Theprayer room is not only used as a place of worship for Muslims, but can be used as a placefor education, regular community meetings, and other activities with the permission of themanagement. This community service activity carried out in Menur Village aims toencourage mushola in the Menur Village Office area. The method used is by conducting alocation survey and literature study as well as discussions with the Menur Village Office andthe local community to collect information and data which will then be processed to planand design the prayer room building according to needs. The result of this communityservice is mushola design that has been adapted to needs and is expected to be acceptedand realized. Apart from being a means of transferring knowledge to the community, thiscommunity service activity is also a good synergy between educational institutions, in thiscase LPPM Panadaran University and the people of Menur Village, Mranggen District, DemakRegency.