Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

TINGKAT KEINGINAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN JALUR SEPEDA DI KOTA PONTIANAK Windarni, Imai Putri; Wulandari, Agustiah; Hernovianty, Firsta Rekayasa
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.78 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.29279

Abstract

Seiring dengan bertambahnya pengguna kendaraan bermotor maupun mobil yang menyebabkan kemacetan. Pemerintah Kota Pontianak kini telah menyediakan jalur khusus sepeda sebagai salah satu langkah mengurangi kendaraan bermotor. Tidak hanya itu, adanya jalur sepeda untuk menciptakan suasana jalan menjadi tertib, lancar dan aman. Akan tetapi adanya jalur sepeda di sepuluh jalan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu hal yang menyebabkan dari ketidakfungsian jalur tersebut, yaitu minat masyarakat untuk menggunakan jalur sepeda itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keinginan msyarakat berdasarkan faktor yang mempengaruhi bagi pengguna jalur sepeda. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian beserta dokumentasi. Dan membagikan kuesioner kepada masyarakat dan komunitas sepeda untuk mengetahui persepsi responden. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Dan analisis data hasil kuesioner menggunakan skala diferensial dengan metode Analisis Regresi Linier Berganda.Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menggunakan jalur sepeda yang meliputi faktor aksesbilitas, kelancaran, keselamatan, keamanan dan ketertiban. Kata kunci : Jalur sepeda, Tingkat keinginan, Kota Pontianak
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN BERBASIS PERTANIAN DI KECAMATAN SEKADAU HILIR, KABUPATEN SEKADAU Putri, Digna Setyana Hayu; Hernovianty, Firsta Rekayasa; Yuniarti, Erni
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Sekadau Hilir sebagai pusat wilayah kecamatan memiliki empat lumbung padi yaitu Desa Timpuk, Desa Landau Kodah, dan dua di Desa Semabi sebagai pemasok pangan Kabupaten Sekadau. Produksi panen padi sawah pada tahun 2018 sebesar 10.241 ton, sedangkan padi ladang 1.860 ton. Lemahnya pengemasan produk dan terbatasnya aksesibilitas pertanian menyebabkan kurang maksimalnya pemasaran produk lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis komoditas unggulan berbasis pertanian khususnya tanaman pangan di Kecamatan Sekadau Hilir. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik analisis Locationt Quetient (LQ), Sift Share Analysis (SSA), dan Tipologi Klassen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas padi sawah memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga mampu bersaing dipasar yang lebih luas hingga ke Negara Malaysia. Komoditas basis pada subsektor tanaman pangan adalah komoditas padi sawah, analisis Shift Share komoditas padi sawah termasuk dalam kelompok progresif menunjukkan komoditas maju, dan termasuk dalam kuadran I pada tipologi klassen menunjukkan komoditas yang maju dan tumbuh dengan pesat. Hal ini menunjukkan komoditas padi sawah merupakan komoditas yang maju dan tumbuh dengan pesat di Kecamatan Sekadau Hilir.Kata: komoditas unggulan; pertanian tanaman pangan; Kecamatan Sekadau Hilir
ARAHAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI EKONOMI LOKAL DI DESA RASAU JAYA SATU KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Angrayni, Rettie; Mulki, Gusti Zulkifli; Hernovianty, Firsta Rekayasa
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42145

Abstract

Desa Rasau Jaya Satu merupakan desa transmigrasi yang ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1971 dalam rangka mewujudkan swasembada pangan dengan sistem pengairan pasang surut. Kemandirian pangan ternyata sampai saat ini tidak berhasil di daerah ini. Untuk itu potensi desa perlu dikaji lebih jauh agar dapat meningkatkan perekonomian desa melalui pengembangan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing tinggi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik analisis menggunakan metode LQ dan metode SWOT. Hasil analisis LQ menunjukkan Desa Rasau Jaya Satu memiliki potensi ekonomi lokal unggulan pada sektor pertanian (jagung, cabai besar, blewah), peternakan (ayam buras) dan sektor perkebunan (kelapa sawit). Faktor pendukung terdiri dari ketersediaan lahan, sistem pengairan, serta dukungan program kebijakan. Faktor penghambat meliputi kondisi iklim, tidak adanya regenerasi petani serta pemasaran didominasi oleh tengkulak. Hasil kuadran analisis SWOT terletak pada kuadran 1 (Strenght - Opportunity) dengan strategi agresif berupa sistem pengembangan pertanian terpadu dan agrowisata.Kata kunci: ekonomi lokal, transmigrasi, Desa Rasau Jaya Satu
ANALISIS KETIMPANGAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN SEKADAU Adventia, Dhea; Hernovianty, Firsta Rekayasa; Pratiwi, Nana Novita
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48279

Abstract

Ketimpangan  ekonomi  terjadi  sebagai  akibat  dari  tidak  meratanya  pertumbuhan  ekonomi  antar  daerah.  Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat tergolong kabupaten yang cukup tertinggal dibandingkan dengan kabupaten sekitar, yaitu Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sanggau. Minimnya infrastruktur ekonomi, keterbatasan manajemen pasar dan rendahnya produktivitas menyebabkan kesenjangan ekonomi wilayah Kabupaten Sekadau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  ketimpangan  wilayah  di  Kabupaten  Sekadau  berdasarkan  aspek  ekonomi.  Pendekatan  kuantitatif merupakan  pendekatan  penelitian  yang  digunakan  dengan  analisis  skoring  untuk  melihat  ketimpangan  wilayah  di Kabupaten Sekadau berdasarkan aspek ekonomi yang terdiri dari produktivitas pertanian dan pendapatan masyarakat. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  ketimpangan  wilayah  di  Kabupaten  Sekadau  dari  kondisi  ekonomi  adalah ketimpangan  sedang.  Adapun  faktor  yang  mempengaruhi  ketimpangan  ekonomi  wilayah  Kabupaten  Sekadau  adalah pendapatan  masyarakat.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  tingkat  pendapatan  masyarakat  relatif  berada  di  kisaran  UMR Kabupaten Sekadau. Ketidakseimbangan sebaran aktivitas ekonomi yang cenderung cepat berkembang hanya di ibukota kabupaten menjadikan pertumbuhan ekonomi daerah pedalaman Kabupaten Sekadau semakin tertinggal.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK WISATA RIAM ENSILING DI DESA LUMUT KECAMATAN TOBA KABUPATEN SANGGAU Assyifa, Nurfidya; Yuniarti, Erni; Hernovianty, Firsta Rekayasa
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48289

Abstract

Kabupaten Sanggau adalah salah satu daerah di Kalimantan Barat yang memiliki banyak objek wisata alam riam tersebar di beberapa kecamatan, salah satunya yaitu Riam Ensiling yang terletak di Desa Lumut, Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau. Riam Ensiling memiliki air yang jernih dan dingin sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan selain karena letaknya yang dekat dengan ibu kota serta memiliki akses yang cukup mudah untuk dijangkau. Namun, lokasinya yang berada di area hutan lindung menyebabkan kawasan tersebut cukup rimbun dan rawan terhadap gangguan hewan liar dan tanaman beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik kawasan wisata Riam Ensiling yang terdiri dari atraksi atau daya tarik, aksesibilitas, infrastruktur, amenitas atau fasilitas pelayanan, keramahtamahan oleh penduduk sekitar dan pengelola wisata, dan kelembagaan yang mengatur tentang pengelolaan dan pengembangan kawasan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif hasil observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kawasan wisata Riam Ensiling merupakan kawasan wisata alam dengan daya tarik utama berupa air terjun dengan arus yang cukup tenang. Berdasarkan enam komponen yang digunakan, komponen yang paling menjual dari kawasan wisata Riam Ensiling yaitu daya tarik dan aksesibilitasnya yang mudah dan terjangkau. Sedangkan komponen yang dianggap cukup menghambat perkembangan kawasan wisata Riam Ensiling yaitu kelembagaan. Pengelolaan kawasan yang hanya mengandalkan pengetahuan masyarakat sekitar dinilai kurang memadai dalam memaksimalkan pengembangan kawasan wisata Riam Ensiling.Kata kunci: karakteristik, Riam Ensiling, wisata alam
TINGKAT KELAYAKAN PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK DAYA TARIK WISATA ALAM BUKIT KEBAN DI KECAMATAN BATANG LUPAR KABUPATEN KAPUAS HULU Febriyani, Emiliana; Yuniarti, Erni; Hernovianty, Firsta Rekayasa
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.50173

Abstract

Bukit Keban merupakan objek wisata alam berupa bukit yang memiliki daya tarik berupa pemandangan landscape Danau Sentarum, serta hamparan bukit. Pengelolaan objek ini berada di tahap perencanaan, hal ini terkait dengan objek yang belum dikelola oleh pihak manapun baik dari pihak Dinas Pariwisata ataupun pihak desa atau kecamatan sehingga masih terdapat permasalahan serta kekurangan pada objek ini. Permasalahan ini meliputi aksesibilitas menuju objek yang masih kurang memadai, sarana dan prasarana yang belum menunjang, serta peningkatan pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menilai tingkat kelayakan pengembangan objek daya tarik wisata alam di Kecamatan Batang Lupar dengan metode analisis deskriptif dan metode Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Hasil penelitian menyatakan bahwa klasifikasi objek wisata alam ini layak dikembangkan dengan perolehan indeks nilai potensi wisata sebesar 66, 8%. Langkah yang perlu diwujudkan dalam mengembangkan objek ini yaitu dengan membangun sarana berupa loket penjualan tiket masuk, gazebo, warung, ataupun toilet, serta prasarana berupa areal parkir, sedangkan untuk meningkatan pemasaran perlu adanya penggencaran dan peningkatan upaya promosi baik dari pihak pengelola setempat maupun dari Dinas Pariwisata. Selain itu perbaikan aksesibilitas atau jalan menuju objek ini juga perlu dilakukan agar mempersingkat waktu tempuh menuju objek wisata.Kata Kunci: analisis ODTWA, Bukit Keban, tingkat kelayakan, wisata alam
ANALISIS LUASAN DAN KLASIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT Ramadhan, Yanur; Hernovianty, Firsta Rekayasa; Wulandari, Agustiah
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48337

Abstract

Ruang2Terbuka2Hijau seharusnya mampu untuk menwadahi aktivitas kesosialan masyarakat dan juga untuk memnciptakan fungsi rekreatif, edukatif serta mempunyai peran positif untuk lingkungan sekitar. Upaya yang dilakukan untuk lebih memfokuskan keberadaan RTH publik di Kecamatan Pontianak Barat ini. Inti pembahasan dari penelitian ini ditujukan untuk Analisis RTH publik secara kuantitatif mengacu pada metode analisis GIS. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Kecamatan Pontianak Barat meliputi taman, pemakaman, jalur hijau dan hutan kota. Hasil penelitian diketahui untuk ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Kecamatan Pontianak Barat pada kondisi eksisting memiliki luas 123, 791 Ha atau 7,3% dari luas Kecamatan Pontianak Barat. Ruang terbuka hijau publik terbagi atas beberapa klasifikasinya yaitu hutan kota  sebesar 116,49 Ha, Taman sebesar 0,91 Ha, jalur hijau yaitu sebesar 0,895 Ha dan taman pemakaman umum yaitu sebesar  5,493 Ha.  Dari persentase hasil perhitungan di atas bahwa RTH2publik2masih kurang dari standar RTH publik sebesar 20%, perlunya mengevaluasi kesesuaian RTH publik khususnya di Kecamatan Pontianak Barat. Proses dalam melakukan pengembangan RTH publik kedepannya dari hasil analisis harus memperhatikan rencana yang sudah termuat dalam RTRW Kota Pontianak tahun 2013-2033.Kata Kunci : Klasifikasi RTH, Luasan, RTH publik
ANALISIS SUBSEKTOR BASIS PERTANIAN DI KABUPATEN SANGGAU Sukmaningsih, Puji; Hernovianty, Firsta Rekayasa; Septianti, Anthy
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49236

Abstract

Penentuan subsektor basis menjadi aspek strategis dalam upaya pengembangan wilayah. Hal ini penting agar pemerintah kedepannya dapat menentukan strategi pengembangan yang tepat. Sektor pertanian menjadi penyumbang PDRB terbesar selama tahun 2015-2019 untuk Kabupaten Sanggau. Sektor ini juga menjadi pilihan bagi mayoritas masyarakat Kabupaten Sanggau sebagai sumber pendapatannya. Akan tetapi hambatan seperti, kurang mumpuninya infrastruktur pertanian, menurunnya antusias petani untuk mengembangkan sektor pertanian, hingga banyaknya alih fungsi lahan menjadi beberapa penyebab turunnya distribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sanggau 5 tahun terakhir. Subsektor pertanian meliputi tanaman pangan, holtukultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis subsektor pertanian basis di Kabupaten Sanggau. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis LQ, Shift Share dan Overlay. Berdasarkan analisis LQ, subsektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan mendapat hasil LQ>1. Hasil shift-share menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan dan peternakan masuk pada kuadran I. Analisis Overlay memberikan hasil bahwa pertanian tanaman pangan merupakan subsektor basis dengan pertumbuhan cepat dan memiliki daya saing. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan bahwa subsektor pertanian basis di Kabupaten Sanggau ialah pertanian tanaman pangan. Kata Kunci: Pengembangan Wilayah, Pertanian Tanaman Pangan, Subsektor Basis
Analisis ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat Hernovianty, Firsta Rekayasa; Pratiwi, Nana Novita; Adventia, Dhea
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v17i1.50815

Abstract

Ketidakmerataan proses pembangunan dapat mengakibatkan kesenjangan antar daerah. Secara administratif, Kabupaten Sekadau adalah daerah tingkat kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki masalah ketimpangan wilayah. Penyebaran penduduk yang tidak merata, cakupan wilayah yang luas dan keterbatasan infrastruktur sosial merupakan faktor penyebab ketimpangan di Kabupaten Sekadau. Perkembangan penduduk yang cenderung terkonsentrasi di pusat kabupaten menjadikan daerah pedalaman semakin tertinggal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan analisis skoring untuk mengukur tingkat ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau dengan mempertimbangkan indikator pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, kesehatan masyarakat, dan tenaga kerja. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ketimpangan sosial wilayah di Kabupaten Sekadau termasuk tingkat ketimpangan tinggi. Adapun faktor yang mempengaruhi ketimpangan sosial adalah pertumbuhan penduduk dimana persentase pertumbuhan penduduk kabupaten lebih besar dibandingkan persentase pertumbuhan penduduk setiap kecamatan. Selain itu, kepadatan penduduk setiap kecamatan juga lebih rendah dibandingkan kepadatan penduduk kabupaten dan jumlah penduduk yang bekerja di setiap kecamatan di Kabupaten Sekadau lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia kerja.
Pembuatan Minyak Kelapa Dalam Pemanfaatan Buah Kelapa di Desa Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Ely Nurhidayati; Agustiah Wulandari; Erni Yuniarti; Firsta Rekayasa Hernovianty; Nana Novita Pratiwi
Al-Khidmah Vol 5, No 1 (2022): AL-KHIDMAH (Agustus)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/al-khidmah.v5i1.3812

Abstract

Desa target binaan terletak di Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. SDM Desa Sungai Kupah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, yang memiliki potensi disektor pertanian. Khususnya pada sektor primer terutama perkebunan kelapa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka program bina desa dapat menjadi peluang bagi masyarakat agar dapat mengolah, memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah produk buah kelapa. Program ini dilaksanakan dengan menerapkan metode offline dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan selama masa Pandemi Covid-19. Tim dosen beserta tim mahasiswa melakukan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat secara penuh di lapangan dengan menggunakan fasilitas, seperti aula sebagai tempat sosialisasi dan pelatihan.Adapun yang prospektif dikembangkan yaitu pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa. Adapun implementasi program bina desa ini dinamai PDKMI “Milaku” : Program Desa Kupah Mandiri Industri Minyak Kelapa. Adapun brand produk lokal minyak kelapa ialah “Milaku”. Adapun kegiatan program bina desa PDKMI “Milaku” : Program Desa Kupah Mandiri Industri Minyak Kelapa. Sasaran program Bina Desa PDKMI “Milaku” ini yaitu mengimplementasikan pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa (coconut crude oil), serta packaging produk minyak kelapa dengan brand “Milaku”.