Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH) PADA BUAH PISANG AMBON YANG DIFERMENTASI SELAMA 7, 10, 14, DAN 21 HARI Triana, Linda; Ratnawati, Gervacia Jenny; Kurniati, Iis; Sari, Emilda
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v5i2.973

Abstract

Banana trees are plants that come from the humid tropics and include herbaceous plants from Southeast Asia, including Indonesian. Several types of bananas are scattered in various parts of Indonesia, namely Ambon bananas, Ambon moss bananas, Barangan bananas, Emas bananas, Kepok bananas, Lampung bananas, jackfruit bananas, horn bananas, and Raja Bulu bananas.One of the food ingredients that can be processed into processed products that have commercial value is bananas. Processing of bananas consists of two processing groups, that is: processing of unripe bananas and processing of ripe (ripe) bananas. One of the processing of ripe bananas can be done by fermentation. The end products of fermentation include energy, carbon dioxide, ethanol, ammonia, lactic acid, and acetic acid. Normally, acetic acid can be consumed after ripe bananas have been fermented for at least 3 days. Making acetic acid with bananas as raw material is called banana vinegar. This study aimed to observe differences in the levels of acetic acid (CH3COOH) in Ambon bananas fermented for 7, 10, 14, and 21 days. The results of the study on average levels of acetic acid in Ambon bananas fermented for 7, 10, 14 and 21 days were 0.59%, 0.68%, 0.77% and 0.84%. And from the results of statistic (p = 0.062 at the 95% confidence level (p > 0.05)).
PERBEDAAN PEMBERIAN TABLET Fe DAN PISANG NANGKA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SECARA in-vivo Wahdaniah, Wahdaniah; Sari, Emilda; Suwandi, Edy
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v4i2.959

Abstract

Anemia adalah kondisi diamana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia biasanya disebabkan karena kekurangan unsure zat besi atau yang biasanya disebut dengan anemia defesiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, terutama pada Negara miskin dan berkembang. Pisang memiliki kandungan zat besi sekitar 5mg meskipun lebih rendah kandungan zat besinya dibandingkan dengan kedelai tapi pisang banyak mengandung asam folat atau vitamin B6 yang larut dalam air, yang diperlukan untuk membuat asam nukleat dan hemoglobin dam sel darah merah. Tujuan penelitian umtuk mengetahui pengaruh pemberia pisang nangka terhadap kadar hemoglobin tikus. Jenis penelitian true eksperimen one-Group pretest-posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur wistar. Besar sampelnya adalah 27 tikus 3 kelompok perlakuan. Pengecekan kadar hemoglobin dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Tikus yang di intervensi dengan pemberian pisang mengalami kenaikan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 17,7 gr/dl menjadi 18.4 gr/dl. Untuk mengetahui perbedaan pemberian tablet Fe dan pisang terhadap kadar hemoglobin diperoleh nilai signifikansi p sebesar 0,901>0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan pemberian tablet Fe dan pisang terhadap kadar hemoglobin tikus.
Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Kehilangan Gigi Posterior pada Santriwati di Pondok Pesantren Munawarah, Husnadatul; Rahman, Waljuni Astu; Sari, Emilda; Nuryati, Sri
Jurnal Karya Generasi Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkgs.v1i1.94

Abstract

Masalah kesehatan gigi dan mulut salah satunya adalah masalah kehilangan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian kehilangan gigi posterior pada santriwati Tingkat Ulya di Pondok Pesantren Martapura. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah sampel 56 orang. Berdasarkan penelitian ini didapatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut lebih banyak dalam kategori pengetahuan baik yaitu 71,4 % dan untuk kejadian kehilangan gigi posterior lebih banyak dalam kategori sehat yaitu 71,4 %. Hasil uji Chi-Square didapatkan hasil p-value hitung < p-value alpha (0,05), yaitu 0,042 < 0,05 sehingga Ho ditolak Kesimpulan yang didapatkan ada hubungan pengctahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian kehilangan gigi posterior pada santriwati tingkat Ulya di Pondok Pesantren Martapura.
Kejadian karies gigi dilihat dari kebersihan gigi mulut , konsumsi air minum, perilaku jajanan dan pendidikan ibu pada murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Irsyad Desa Sungai Tandipah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Salamah, Siti; Hidayati, Sri; Sari, Emilda
Journal of Oral Health Care Vol. 8 No. 1 (2020): 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.903 KB) | DOI: 10.29238/ohc.v8i1.618

Abstract

According to the 2013 Riskesdas, Indonesian population with dental and oral health problems in the last 12 months is 36.1% and experienced a history of dental caries with an average amount of tooth decay of 7.2 teeth per person, 5 teeth have been removed or can no longer be maintained. On average, each person in Banjar District has almost 8 teeth with caries, which means higher than the national average of 5 teeth. The purpose of this study was to determine the incidence of dental caries in terms of oral hygiene, drinking water consumption, food behavior and mother's education. Case study research with quantitative research to determine and analyze the incidence of dental caries in students of Al-Irshad Madrasah Ibtidaiyah. The samples were 174 people with a total sampling technique. The results of the study were mostly caries in the high category, most of the oral hygiene was in the moderate category, water based river used as drinking water contained high iron (fe), low fluorine (f) and acidic pH, the snack consumption behaviour was mostly good, while maternal education was mostly basic education. Suggestions for health workers to increase UKGS activities through promotive, preventive and curative efforts and to train small doctors, water supply should be treated before consume, addition of fluorine to food and drinks, use of fluorine toothpaste, supervision of school canteens and health education.
Konsumsi air Bendungan Riam Kanan dan rata-rata angka CPITN pada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Aranio Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan sari, emilda
Journal of Oral Health Care Vol. 8 No. 2 (2020): 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.803 KB) | DOI: 10.29238/ohc.v8i2.955

Abstract

Air merupakan pelarut universal, bahan kimia yang terkandung di dalam air apabila kadarnya dalam air berlebih akan mengakibatkan penyakit, salah satu penyakitnya berhubungan dengan rongga mulut. Dari hasil Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI tahun 2011, prevalensi penyakit periodontal mencapai 60% pada masyarakat di Indonesia. Dalam penelitian ini kita akan mengkhususkan untuk melihat dampak kandungan kimia air ini pada rongga mulut seperti penyakit periodontal. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian 83 orang yang di bagi atas 2 kelompok, dimana 42 orang responden merupakan masyarakat yang mengkonsumsi air gunung dan 41 orang responden merupakan masyarakat yang mengkonsumsi air bendungan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsumsi air minum dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah angka CPITN. Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji Chi-Square Tests diperoleh nilai p = 0.914 lebih besar dari pada 0.05, maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima Ha di tolak. Hasil penelitian ini adalah Tidak ada Hubungan Konsumsi Air Bendungan Riam Kanan dengan Rata-rata Angka CPITN Pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Aranio Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Hipertensi dengan Mulut Kering (xerostomia) pada Pasien di Puskesmas Heristalina, Yulia; Utami, Naning Kisworo; Sari, Emilda
Journal of Oral Health Care Vol. 12 No. 1 (2024): 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/ohc.v12i1.2395

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.  Mulut kering merupakan suatu keluhan di rongga mulut yang diderita  pasien dan gejala umum yang sering disebabkan oleh penurunan jumlah saliva atau terjadinya perubahan kualitas saliva. Tujuan: untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan mulut kering (xerostomia). Metode:Jenis penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectional. Lokasi Penelitian di Puskesmas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru. Sampel penelitian adalah pasien yang datang berkunjung di poliklinik gigi Puskesmas Banjarbaru Utara, jumlah sampel 36 responden dengan teknik Accidental Sampling. Hasil: Pasien yang menderita hipertensi dengan pengukuran sistol 140-150 mmHg sebanyak (33,3%) dan pengukuran diastol 95->100 mmHg sebanyak (41,7%). Pasien dengan kondisi mulut kering (xerostomia) dengan skala 1-3 sebanyak (77,8%). Nilai koefisien ( r ) telah di dapatkan 1,000 pada pengukuran tekanan darah sistol dan 0,237 pada pengukuran tekanan darah diastol yang berarti  tidak memiliki hubungan. Kesimpulan: Penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara hipertensi dan mulut kering (xerostomia).
Hubungan Maloklusi Gigi Anterior Dengan Status Psikososial Sosial Pada Siswa Kelas VII Dan VIII DI SMPN 6 Banjarmasin Pratama, Muhammad Yusril; Sari, Emilda; Ulfah, Rasuna
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 3 No. 2 (2023): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jtgm.v3i2.56

Abstract

Maloklusi menduduki urutan ketiga setelah karies gigi dan penyakit periodontal pada masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Maloklusi selain dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut juga mempengaruhi perkembangan psikologis terutama pada anak remaja karena anak mulai memperhatikan diri dan penilaian orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada murid kelas VII dan VIII di SMPN 6 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil dengan cara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan uji Odds-Ratio. Dari hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0,01, dapat di simpulkan bahwa p < α. berarti ada hubungan yang signifikan antara maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada siswa kelas VII dan VIII di SMPN 6 Banjarmasin. Pada uji Odds-Ratio didapatkan Value sebesar 9,346. Artinya, siswa yang memiliki maloklusi pada gigi anterior lebih beresiko 9,346 kali lipat untuk mempunyai status psikososial yang tinggi dari pada siswa yang memiliki gigi anterior normal. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa anak yang mempunyai kasus maloklusi gigi anterior cenderung memiliki status psikososial yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini di sarankan agar pemerintah, orang tua, dan petugas kesehatan untuk memberikan perhatian lebih dan pelayanan promotife dan preventife kepada anak pada saat usia tumbuh kembang. Kata kunci : Maloklusi Gigi Anterior; Status Psikososial; Remaja
HUBUNGAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN LEPASAN YANG TIDAK ERGONOMIS DENGAN STATUS GIZI PADA USIA 45-74 TAHUN DI MASYARAKAT RT 12 KELURAHAN KEMUNING KOTA BANJARBARU Santoso, Aldi; Sab'atul Habibah, Siti; Sari, Emilda; Kisworo Utami , Naning
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jtgm.v4i1.93

Abstract

Tidak semua pelayanan perawatan gigi tiruan berhasil, karena banyak ditemui keluhan-keluhan pasien, yang mengakibatkan terganggunya fungsi mastikasi yang akan berpengaruh terhadap pemilihan makanan, sehingga nantinya mempengaruhi asupan makanan seseorang dan status nutrisinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gigi tiruan lepasan yang tidak ergonomis dengan status gigi pada usia 45-74 tahun di masyarakat RT 12 kelurahan kemuning kota Banjarbaru.Berdasarkan jumlah status gizi pada usia 45-74 tahun sebanyak 24 jiwa (48%) berkategori Gemuk lebih banyak dari yang memiliki status gizi berkategori kurus 19 jiwa (38%) dan yang memiliki status gizi berkategori normal 7 jiwa (14%). Responden normal paling sedikit dalam pemakaian gigi tiruan baik yang ergonomis maupun yang tidak ergonomis, responden dengan status gizi kurus dan gemuk paling banyak menggunakan gigi tiruan yang tidak ergonomis.Kesimpulannya ada hubungan penggunaan gigi tiruan lepasan yang tidak ergonomis dengan status gizi pada usia 45-74 tahun di masyarakat RT 12 kelurahan kemuning kota Banjarbaru. Saran yang diberikan yaitu Jika ada gangguan pada penggunaan gigi tiruan diharapkan untuk melakukan pengecekan, agar tidak terjadi luka yang dapat mempengarahi status gizi penggunanya.
PERBEDAAN BERKUMUR – KUMUR LARUTAN TEH HIJAU DAN TEH HITAM TERHADAP PH SALIVA PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SEKOLAH DASAR NEGERI JINGAH HABANG HILIR Saparina, Saparina; Said, Fahmi; Sari, Emilda
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jtgm.v5i1.102

Abstract

The degree of salivation is one of the important factors that can affect the process of demineralization on the tooth surface. Under normal circumstances, the pH of saliva ranges from 6.8 to 7.2. This study aims to determine the difference between gargling green tea and black tea solutions on salivary pH. This type of research is a quasi-experimental research design with one group pretest posttest. The population is 26 people taking the sample using purposive sampling technique. The results of the data obtained will be analyzed using the Independent Sample T-Test test. The results of this study were the average pH of saliva before gargling with green tea solution was 6.9 and black tea solution was 7.3. Meanwhile, the average pH of saliva before gargling with green tea solution was 7.3 and black tea was 7. Based on the Independent Sample T-Test, the significance value was less than (0.005 0.05) so Ho was rejected. The conclusion of this study is that there is a difference between gargling green tea and black tea solutions on saliva pH in fourth and fifth grade students at SDN Jingah Habang Hilir. It is recommended that students take care of their health and besides that, the correct way of teeth and good gargling is expected with a green tea solution to prevent caries.