Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Pemetaan Lahan Pertanian Terdampak Kekeringan Berbasis Citra Satelit Landsat-8 dengan Metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) pada Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Wibisana, Maulana Ikram; Susetyo, Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27933

Abstract

Kekeringan merupakan bencana yang terjadi dikarenakan perubahan iklim dan sulit untuk diprediksi. Kekeringan dapat di mitigasi dengan cara memberikan sebuah gambaran dimana saja kawasan yang berpotensi mengalami kekeringan, sehingga dapat dilakukan aksi pencegahan untuk meminimalisir kerugian. Kawasan yang dipilih pada penelitian ini adalah Kabupaten Lamongan. Adapun dicantumkan pada peta indeks resiko bencana oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tahun 2013 di ketahui bahwa Kabupaten lamongan mempunyai resiko tinggi terhadap bencana kekeringan. Deteksi wilayah kekeringan pada penelitian ini akan menggunakan metode remote sensing dimana akan dihasilkan indeks TVDI,  penentuan tingkat kekeringan dengan menggunakan data dasar remote sensing. TVDI dapat dihasilkan melalui pembentukan hubungan segitiga antara NDVI dan LST. Hasil yang di dapatkan diketahui bahwa kawasan kabupaten lamongan terdiri dari 3 tingkat kekeringan, normal hingga sangat tinggi. Lahan pertanian kabupaten lamongan 62.285 ha berpotensi kekeringan sedang, dan 34.796 ha berpotensi kekeringan yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui juga bahwa terdapat 5 kecamatan yang tergolong paling rawan terhadap kekeringan. Antara lain adalah Kecamatan Kembangbahu, Kecamatan Mantup, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sugio dan Kecamatan Tikung.
Identifikasi Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Penentuan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur Gatot Subroto; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.512 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18297

Abstract

Alih fungsi lahan-lahan pertanian subur selama ini kurang diimbangi oleh upaya-upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian melalui pemanfaatan lahan marginal. Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian pangan menyebabkan berkurangnya penguasaan lahan sehingga berdampak pada menurunnya pendapatan petani. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian pangan melalui perlindungan lahan pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan, kamandirian dan kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan peruntukan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Jombang. Tujuan tersebut dapat dicapai setelah Menentukan variabel-variabel penentu LP2B di Kabupaten Jombang. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 variabel fisik dan lokasi yang berpengaruh dalam penentuan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan menggunakan metode AHP untuk pembobotan variabelnya.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari di Gili Labak, Kabupaten Sumenep Dwi Indah Nurmaturrokhmah; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22245

Abstract

Gili Labak merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi pariwisata bahari. Namun potensi yang dimilki oleh Gili Labak tersebut belum disertai dengan adanya fasilitas yang memadai dan pengembangan yang juga belum maksimal. Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menentukan potensi objek daya tarik wisata dengan skoring menggunakan skala Likert. Kemudian untuk mengetahui prioritas faktor-faktor pengembangan pariwisata bahari menggunakan analisis AHP. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa di Gili Labak terdapat 4 objek daya tarik wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dan hasil analisis AHP menunjukkan bahwa prioritas faktor-faktor pengembangan adalah sarana dan prasarana, kemudian aksesibilitas, dan objek daya tarik wisata.
Analisis Potensi Perubahan Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Model Spasial Harga Lahan di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang Muhammad Ermando; Nurman Sasono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.7 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24413

Abstract

Pembangunan interchange gerbang TOL Jombang di Kecamatan Tembelang menyebabkan harga lahan meningkat dan muncul indikasi perubahan pemanfaatan lahan. Untuk itu, pemerintah perlu mengantisipasi perubahan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana yang terdapat pada rencana tata ruang. Penentuan potensi perubahan pemanfaatan lahan dilakukan berdasarkan pada model spasial harga lahan yang secara keseluruhan meliputi tiga teknik analisis.(1) Teknik analisis Delphi bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu harga lahan, (2) analisis regresi spasial digunakan untuk melakukan pemodelan spasial harga lahan, dan (3) analisis Query Builder menghasilkan peta potensi perubahan pemanfaatanlahan di Kecamatan Tembelang. Tiap tahapan penelitian menghasilkan luaran yang saling berkaitan. Terdapat 15 faktor penentu harga lahan yang telah konsensus dari teknik analisis Delphi dalam dua tahap iterasi. Adapun model spasial harga lahan dihasilkan dari model matematis memiliki konstanta 796.763,84565. Faktor yang berpengaruh positif dalam model tersebut yaitu jalur angkutan umum, daerah rawan banjir, fasilitas perdagangan dan jasa, jalan lingkungan, dan rencana jaringan jalan. Faktor yang berpengaruh negatif yakni fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perkantoran, jalan kolektor, kawasan permukiman, rencana kawasan industri, rencana kawasan permukiman, sungai, dan interchange gerbang TOL. Model spasial menunjukkan mayoritasharga lahan tinggi terdapat di sekitar interchange gerbang TOL dan semakin rendah di wilayah perbatasan Kecamatan Tembelang. Luas lahan di Kecamatan Tembelang menurut potensi perubahan pemanfaatannya dari lahan tidak terbangun ke lahan terbangun yang dibagi menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah secara berturut-turut yaitu 571,29 Ha (17%), 788,68 Ha (23%), dan 2.088,44 Ha (61%).
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan Tahun 2003, 2009, dan 2016 Ali Wijaya; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.207 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24454

Abstract

Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di pesisir utara Pulau Jawa yang rentan terhadap banjir rob. Banjir rob tersebut sebagai faktor pemicu perubahan penggunaan lahan dan telah berdampak besar pada penggunaan lahan yang ada terutama pada lahan produktif. Untuk itu diperlukan suatu analisis terkait penggunaan lahan sesuai dengan dinamika di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini dapat dicapai dengan dua tahapan penelitian. Tahap pertama yaitu mengklasifikasi penggunaan lahan dari citra Quickbird di Kota Pekalongan. Tahap kedua yaitu menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kota Pekalongan menggunakan analisis overlay secara multi temporal periode tahun 2003, 2009, dan 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada wilayah penelitian hingga tahun 2016 didominasi oleh lahan permukiman , rawa, dan lahan pertanian. Kenaikan muka air laut berdampak paling besar terhadap penggunaan lahan pertanian yang mengalami pengurangan luas sebesar 370.26 Ha dan penambahan luas rawa sebesar 292.68 Ha pada periode tahun 2003 hingga 2016.
Analisis Perubahan Temperatur Permukaan Wilayah Surabaya Timur Tahun 2001-2016 Menggunakan Citra LANDSAT Anoraga Jatayu; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.015 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24504

Abstract

Urban Heat Island (UHI) adalah suatu fenomena dimana suhu udara pada wilayah yang padat bangunan atau kawasan perkotaan lebih tinggi daripada suhu udara di wilayah dengan ruang terbuka yang lebih banyak atau wilayah pedesaan. Salah satu cara untuk mengamati terjadinya fenomena UHI adalah dengan mengamati dinamika suhu permukaan yang terdapat pada suatu wilayah dalam beberapa periode. Penelitian ini menggunakan analisis remote sensing untuk dapat mengkonversikan nilai-nilai digital number pada citra satelit LANDSAT masing-masing periode menjadi nilai land surface temperature/suhu permukaan suatu wilayah serta analisis overlay untuk mengetahui dinamika perubahan suhu permukaan dari beberapa periode waktu yang telah ditentukan. Berddasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu selama periode tahun 2001-2016 telah terjadi peningkatan sebesar 6,612°C atau sekitar 25,41% dari nilai suhu permukaan rata-rata pada tahun 2001. Daerah yang memiliki intensitas peningkatan suhu permukaan tertinggi merupakan bagian timur dan selatan wilayah Surabaya Timur.
Pemodelan Implementasi Produksi Bersih pada Industri Pengasapan Ikan Pari Skala UMKM di Sentra Ikan Bulak, Kota Surabaya Jennie Yuwono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.575 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24645

Abstract

Kegiatan pengasapan ikan ditengarai menjadi penyebab menurunnya kualitas perairan Kenjeran, Kota Surabaya. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur pembuangan sisa pembersihan ikan. Saat ini kegiatan pengasapan ikan yang terkonsentrasi di Sentra Ikan Bulak (SIB), Kecamatan Bulak, sudah menerapkan produksi bersih secara sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi nilai penjualan yang dihasilkan oleh industri pengasapan ikan pari di SIB yang telah menerapkan produksi bersih melalui pemodelan dengan system dynamics. Sampel diambil sebanyak 17 unit usaha pengasapan ikan pari yang beroperasi di Sentra Ikan Bulak. Validasi dilakukan dengan cara uji RMSE. Dari hasil simulasi dengan sistem dapat diketahui bahwa: (1) proses pengasapan meningkatkan nilai penjualan ikan pari sebesar 27% dibandingkan ikan pari yang dijual tanpa mengalami proses pengasapan; (2) nilai dari penjualan limbah yang memiliki nilai ekonomis (limbah kulit pari dan arang batok) berkontribusi sebesar 39,96% terhadap nilai penjualan total produk industri pengasapan ikan pari; (3) nilai penjualan limbah mampu meningkatkan nilai penjualan ikan pari asap sebesar 58%.
Analisis Potensi Perubahan Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Model Spasial Harga Lahan di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang Muhammad Ermando Nurman Sasono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.129 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.25213

Abstract

Pembangunan interchange gerbang TOL Jombang di Kecamatan Tembelang menyebabkan harga lahan meningkat dan muncul indikasi perubahan pemanfaatan lahan. Untuk itu, pemerintah perlu mengantisipasi perubahan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana yang terdapat pada rencana tata ruang. Penentuan potensi perubahan pemanfaatan lahan dilakukan berdasarkan pada model spasial harga lahan yang secara keseluruhan meliputi tiga teknik analisis. (1) Teknik analisis Delphi bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu harga lahan, (2) analisis regresi spasial digunakan untuk melakukan pemodelan spasial harga lahan, dan (3) analisis Query Builder menghasilkan peta potensi perubahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Tembelang. Tiap tahapan penelitian menghasilkan luaran yang saling berkaitan. Terdapat 15 faktor penentu harga lahan yang telah konsensus dari teknik analisis Delphi dalam dua tahap iterasi. Adapun model spasial harga lahan dihasilkan dari model matematis memiliki konstanta 796.763,84565. Faktor yang berpengaruh positif dalam model tersebut yaitu jalur angkutan umum, daerah rawan banjir, fasilitas perdagangan dan jasa, jalan lingkungan, dan rencana jaringan jalan. Faktor yang berpengaruh negatif yakni fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perkantoran, jalan kolektor, kawasan permukiman, rencana kawasan industri, rencana kawasan permukiman, sungai, dan interchange gerbang TOL. Model spasial menunjukkan mayoritas harga lahan tinggi terdapat di sekitar interchange gerbang TOL dan semakin rendah di wilayah perbatasan Kecamatan Tembelang. Luas lahan di Kecamatan Tembelang menurut potensi perubahan pemanfaatannya dari lahan tidak terbangun ke lahan terbangun yang dibagi menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah secara berturut-turut yaitu 571,29 Ha (17%), 788,68 Ha (23%), dan 2.088,44 Ha (61%).
Pemodelan Spasial Genangan Banjir Akibat Gelombang Pasang di Wilayah Pesisir Kota Mataram Mohamad Rio Rahmanto; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.842 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28908

Abstract

Dampak kenaikan muka air laut di Kota Mataram menyebabkan 6 (enam) Kelurahan di 2 (dua) Kecamatan terdampak banjir tiap tahunnya. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, solusi yang dapat dilakukan adalah membuat pemodelan wilayah terdampak banjir sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kedepannya. Pada bulan Januari 2017, gelombang pasang merendam 1.161 rumah warga di tujuh kelurahan mencakup dua kecamatan, yakni Ampenan dan Sekarbela. Di Ampenan ada empat kelurahan yang terkena dampaknya, yaitu Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Banjar, dan Ampenan Selatan. Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Tanjung Karang Permai, Tanjung Karang, dan Jempong Baru. Dari hasil model dapat diketahui bahwa : (1) Aspek yang paling berpengaruh dalam menentukan seberapa luas banjir ialah ketelitian dari data Digital Elevation Model. (2) Luasan wilayah banjir tahun 2016 seluas 102,866 ha, tahun 2066 seluas 145,7638 ha, dan tahun 2116 seluas 187,8490 ha. Wilayah yang tergenang sebagian besar berupa permukiman dan kawasan pertanian.
Penentuan Prioritas Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Efek Urban Heat Island di Wilayah Surabaya Timu Nabiilatul Arifah; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.282 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32454

Abstract

Urban Heat Island menjadi fenomena yang mengaitkan antara kenaikan suhu permukaan dengan aktivitas manusia, yaitu pembangunan. Wilayah Surabaya Timur mengalami perkembangan pembangunan yang pesat dalam 10 tahun terakhir. Proyek infrastruktur MERR dan rencana JLLT yang ditargetkan selesai pada 2019 meningkatkan potensi konversi lahan non terbangun menjadi kawasan hunian, komersial, dan sebagainya. Wilayah Surabaya Timur mengalami kenaikan suhu maksimal dari 33,70C menjadi 340C dalam rentang waktu 2013-2016. Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk menyeimbangkan lingkungan dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar dapat menurunkan suhu. Oleh karena itu diperlukan adanya penentuan penambahan RTH yang memperhatikan aspek fisik, biologis, dan sosial dilihat dari indeks kenyamanan, kerapatan vegetasi, dan kepadatan penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas RTH sebagai penambahan luasan dari RTH eksisting di Wilayah Surabaya Timur yang dicapai melalui tahapan penelitian sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor penentuan prioritas RTH di Wilayah Surabaya Timur; (2) Menentukan prioritas RTH di Wilayah Surabaya Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan prioritas RTH didasarkan pada overlay antara aspek biologis kerapatan vegetasi dari nilai NDVI, aspek fisik dari indeks kenyamanan THI, dan kepadatan penduduk. Prioritas RTH terdiri dari RTH eksisting dan rekomendasi penambahan RTH dilihat dari overlay skor 4 (moderate priority) dan skor 5 (high priority) di lahan non terbangun. Hasil penentuan prioritas RTH menunjukkan penambahan RTH dari RTH eksisting dilakukan pada 663,23 Ha tambak, 2,14 Ha tanah kosong, dan 129,30 Ha lahan pertanian. Arahan penambahan RTH dari prioritas RTH meningkatkan luasan RTH eksisting 783,06 Ha menjadi 1.577,73 Ha atau 16,18% dari total Wilayah Surabaya Timur.