Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pemetaan Lahan Pertanian Terdampak Kekeringan Berbasis Citra Satelit Landsat-8 dengan Metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) pada Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Wibisana, Maulana Ikram; Susetyo, Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27933

Abstract

Kekeringan merupakan bencana yang terjadi dikarenakan perubahan iklim dan sulit untuk diprediksi. Kekeringan dapat di mitigasi dengan cara memberikan sebuah gambaran dimana saja kawasan yang berpotensi mengalami kekeringan, sehingga dapat dilakukan aksi pencegahan untuk meminimalisir kerugian. Kawasan yang dipilih pada penelitian ini adalah Kabupaten Lamongan. Adapun dicantumkan pada peta indeks resiko bencana oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tahun 2013 di ketahui bahwa Kabupaten lamongan mempunyai resiko tinggi terhadap bencana kekeringan. Deteksi wilayah kekeringan pada penelitian ini akan menggunakan metode remote sensing dimana akan dihasilkan indeks TVDI,  penentuan tingkat kekeringan dengan menggunakan data dasar remote sensing. TVDI dapat dihasilkan melalui pembentukan hubungan segitiga antara NDVI dan LST. Hasil yang di dapatkan diketahui bahwa kawasan kabupaten lamongan terdiri dari 3 tingkat kekeringan, normal hingga sangat tinggi. Lahan pertanian kabupaten lamongan 62.285 ha berpotensi kekeringan sedang, dan 34.796 ha berpotensi kekeringan yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui juga bahwa terdapat 5 kecamatan yang tergolong paling rawan terhadap kekeringan. Antara lain adalah Kecamatan Kembangbahu, Kecamatan Mantup, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sugio dan Kecamatan Tikung.
IDENTIFIKASI POTENSI PELANGGARAN KAWASAN KONSERVASI PANTAI TIMUR SURABAYA BERDASARKAN PEMODELAN SPASIAL PREDIKSI TREN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS CELLULAR AUTOMATA Yusuf, Lukman; Susetyo, Cahyono
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.32 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.6600

Abstract

Keterbatasan lahan di Surabaya membuat kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) dilirik oleh pihak pengembang permukiman swasta. Namun, RTRW Kota Surabaya 2014 menetapkan kawasan Pamurbaya sebagai kawasan lindung/konservasi dengan zona ruang terbuka hijau. Dari seluruh kawasan konservasi Pamurbaya 92,66% masih berstatus kepemilikan perorangan. Sehingga terjadi kerawanan pelanggaran pada kawasan konservasi Pamurbaya. Dari perhitungan GIS faktual lapangan 2017, sudah terjadi pelanggaran sebesar 0,5% dari seluruh kawasan konservasi Pamurbaya. Selain itu kerawanan ini di perkuat dengan kondisi tutupan lahan saat ini, dari seluruh kawasan konservasi seluas 2.503,9  Ha, didominasi tutupan lahan tambak seluas 2080,40 Ha.Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifakasi potensi pelanggaran pada kawasan konservasi Pamurbaya berdasarkan model spasial prediksi tren perkembangan lahan tahun 2034. Hasil penelitiannya adalah faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan lahan di Pamurbaya adalah faktor adanya jaringan jalan lingkar luar timur Surabaya dan kedekatan dengan permukiman yang sudah ada. Pola perkembangan lahan eksisting di kawasan Pamurbaya selama 2011-2017 didominasi dengan pertumbuhan permukiman sebesar 602,35 Ha, dan tambak tumbuh sebesar 222,45 Ha. Kemudian berdasarkan prediksi tren perkembangan lahan  Pamurbaya tahun 2034 dengan Cellular Automata, diprediksi permukiman akan tumbuh sebesar 62% dari luas saat ini, industri akan tumbuh sebesar 7%, perdagangan jasa akan tumbuh 15%. Juga diprediksi tambak akan berkurang 29% dari luas saat ini. Indetifikasi potensi pelanggaran kawasan konservasi Pamurbaya menghasilkan pada tahun 2029 kawasan konnservasi diprediksi akan  terjadi pelanggaran 8,74% dan tahun 2034 akan terlanggar 24,02%.
Public Transport Performance Based on the Potential Demand and Service Area (Case Study : Jakarta Public Transport) Muttaqin, Muchammad Zaenal; Herwangi, Yori; Susetyo, Cahyono; Sefrus, Tri; Subair, Muhammad
Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Rekayasa, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.538 KB) | DOI: 10.35877/454RI.daengku367

Abstract

The effectiveness and efficiency of public transport should be a priority for transportation in developing cities. Despite the efforts from the government to improve public transportation, in Jakarta City, Indonesia, there is still 9.93% increase of private vehicles annually per year. In detail, contributor for increasing vehicles in Jakarta is motorcycles with an average annual increase of 10.54% every year, followed by an increase in the percentage of passenger cars by 8.75%. In contrast, the number of public transportation increased only by 1.74%. This research did the evaluation for public transport service in Jakarta by availability and accessibility for them. Neighborhood analysis and Proximity analysis used in this research. The results of the research showed that major problems in public transportations in Jakarta City are the coverage area of the service, route connectivity, and its accessibility for public facilities. There are only 7.78% for coverage area by flexible bus stop service with average walking distance by 300 m. Thus, there are some areas that are not passed by public transport routes, for about 18.5 million people live in blank spot area.
Identifikasi Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Penentuan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur Gatot Subroto; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.512 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18297

Abstract

Alih fungsi lahan-lahan pertanian subur selama ini kurang diimbangi oleh upaya-upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian melalui pemanfaatan lahan marginal. Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian pangan menyebabkan berkurangnya penguasaan lahan sehingga berdampak pada menurunnya pendapatan petani. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian laju alih fungsi lahan pertanian pangan melalui perlindungan lahan pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan, kamandirian dan kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan peruntukan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Jombang. Tujuan tersebut dapat dicapai setelah Menentukan variabel-variabel penentu LP2B di Kabupaten Jombang. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 variabel fisik dan lokasi yang berpengaruh dalam penentuan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan menggunakan metode AHP untuk pembobotan variabelnya.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari di Gili Labak, Kabupaten Sumenep Dwi Indah Nurmaturrokhmah; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22245

Abstract

Gili Labak merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi pariwisata bahari. Namun potensi yang dimilki oleh Gili Labak tersebut belum disertai dengan adanya fasilitas yang memadai dan pengembangan yang juga belum maksimal. Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menentukan potensi objek daya tarik wisata dengan skoring menggunakan skala Likert. Kemudian untuk mengetahui prioritas faktor-faktor pengembangan pariwisata bahari menggunakan analisis AHP. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa di Gili Labak terdapat 4 objek daya tarik wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dan hasil analisis AHP menunjukkan bahwa prioritas faktor-faktor pengembangan adalah sarana dan prasarana, kemudian aksesibilitas, dan objek daya tarik wisata.
Analisis Potensi Perubahan Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Model Spasial Harga Lahan di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang Muhammad Ermando; Nurman Sasono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.7 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24413

Abstract

Pembangunan interchange gerbang TOL Jombang di Kecamatan Tembelang menyebabkan harga lahan meningkat dan muncul indikasi perubahan pemanfaatan lahan. Untuk itu, pemerintah perlu mengantisipasi perubahan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana yang terdapat pada rencana tata ruang. Penentuan potensi perubahan pemanfaatan lahan dilakukan berdasarkan pada model spasial harga lahan yang secara keseluruhan meliputi tiga teknik analisis.(1) Teknik analisis Delphi bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu harga lahan, (2) analisis regresi spasial digunakan untuk melakukan pemodelan spasial harga lahan, dan (3) analisis Query Builder menghasilkan peta potensi perubahan pemanfaatanlahan di Kecamatan Tembelang. Tiap tahapan penelitian menghasilkan luaran yang saling berkaitan. Terdapat 15 faktor penentu harga lahan yang telah konsensus dari teknik analisis Delphi dalam dua tahap iterasi. Adapun model spasial harga lahan dihasilkan dari model matematis memiliki konstanta 796.763,84565. Faktor yang berpengaruh positif dalam model tersebut yaitu jalur angkutan umum, daerah rawan banjir, fasilitas perdagangan dan jasa, jalan lingkungan, dan rencana jaringan jalan. Faktor yang berpengaruh negatif yakni fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perkantoran, jalan kolektor, kawasan permukiman, rencana kawasan industri, rencana kawasan permukiman, sungai, dan interchange gerbang TOL. Model spasial menunjukkan mayoritasharga lahan tinggi terdapat di sekitar interchange gerbang TOL dan semakin rendah di wilayah perbatasan Kecamatan Tembelang. Luas lahan di Kecamatan Tembelang menurut potensi perubahan pemanfaatannya dari lahan tidak terbangun ke lahan terbangun yang dibagi menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah secara berturut-turut yaitu 571,29 Ha (17%), 788,68 Ha (23%), dan 2.088,44 Ha (61%).
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan Tahun 2003, 2009, dan 2016 Ali Wijaya; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.207 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24454

Abstract

Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di pesisir utara Pulau Jawa yang rentan terhadap banjir rob. Banjir rob tersebut sebagai faktor pemicu perubahan penggunaan lahan dan telah berdampak besar pada penggunaan lahan yang ada terutama pada lahan produktif. Untuk itu diperlukan suatu analisis terkait penggunaan lahan sesuai dengan dinamika di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini dapat dicapai dengan dua tahapan penelitian. Tahap pertama yaitu mengklasifikasi penggunaan lahan dari citra Quickbird di Kota Pekalongan. Tahap kedua yaitu menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kota Pekalongan menggunakan analisis overlay secara multi temporal periode tahun 2003, 2009, dan 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada wilayah penelitian hingga tahun 2016 didominasi oleh lahan permukiman , rawa, dan lahan pertanian. Kenaikan muka air laut berdampak paling besar terhadap penggunaan lahan pertanian yang mengalami pengurangan luas sebesar 370.26 Ha dan penambahan luas rawa sebesar 292.68 Ha pada periode tahun 2003 hingga 2016.
Analisis Perubahan Temperatur Permukaan Wilayah Surabaya Timur Tahun 2001-2016 Menggunakan Citra LANDSAT Anoraga Jatayu; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.015 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24504

Abstract

Urban Heat Island (UHI) adalah suatu fenomena dimana suhu udara pada wilayah yang padat bangunan atau kawasan perkotaan lebih tinggi daripada suhu udara di wilayah dengan ruang terbuka yang lebih banyak atau wilayah pedesaan. Salah satu cara untuk mengamati terjadinya fenomena UHI adalah dengan mengamati dinamika suhu permukaan yang terdapat pada suatu wilayah dalam beberapa periode. Penelitian ini menggunakan analisis remote sensing untuk dapat mengkonversikan nilai-nilai digital number pada citra satelit LANDSAT masing-masing periode menjadi nilai land surface temperature/suhu permukaan suatu wilayah serta analisis overlay untuk mengetahui dinamika perubahan suhu permukaan dari beberapa periode waktu yang telah ditentukan. Berddasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu selama periode tahun 2001-2016 telah terjadi peningkatan sebesar 6,612°C atau sekitar 25,41% dari nilai suhu permukaan rata-rata pada tahun 2001. Daerah yang memiliki intensitas peningkatan suhu permukaan tertinggi merupakan bagian timur dan selatan wilayah Surabaya Timur.
Pemodelan Implementasi Produksi Bersih pada Industri Pengasapan Ikan Pari Skala UMKM di Sentra Ikan Bulak, Kota Surabaya Jennie Yuwono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.575 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24645

Abstract

Kegiatan pengasapan ikan ditengarai menjadi penyebab menurunnya kualitas perairan Kenjeran, Kota Surabaya. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur pembuangan sisa pembersihan ikan. Saat ini kegiatan pengasapan ikan yang terkonsentrasi di Sentra Ikan Bulak (SIB), Kecamatan Bulak, sudah menerapkan produksi bersih secara sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi nilai penjualan yang dihasilkan oleh industri pengasapan ikan pari di SIB yang telah menerapkan produksi bersih melalui pemodelan dengan system dynamics. Sampel diambil sebanyak 17 unit usaha pengasapan ikan pari yang beroperasi di Sentra Ikan Bulak. Validasi dilakukan dengan cara uji RMSE. Dari hasil simulasi dengan sistem dapat diketahui bahwa: (1) proses pengasapan meningkatkan nilai penjualan ikan pari sebesar 27% dibandingkan ikan pari yang dijual tanpa mengalami proses pengasapan; (2) nilai dari penjualan limbah yang memiliki nilai ekonomis (limbah kulit pari dan arang batok) berkontribusi sebesar 39,96% terhadap nilai penjualan total produk industri pengasapan ikan pari; (3) nilai penjualan limbah mampu meningkatkan nilai penjualan ikan pari asap sebesar 58%.
Analisis Potensi Perubahan Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Model Spasial Harga Lahan di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang Muhammad Ermando Nurman Sasono; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.129 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.25213

Abstract

Pembangunan interchange gerbang TOL Jombang di Kecamatan Tembelang menyebabkan harga lahan meningkat dan muncul indikasi perubahan pemanfaatan lahan. Untuk itu, pemerintah perlu mengantisipasi perubahan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana yang terdapat pada rencana tata ruang. Penentuan potensi perubahan pemanfaatan lahan dilakukan berdasarkan pada model spasial harga lahan yang secara keseluruhan meliputi tiga teknik analisis. (1) Teknik analisis Delphi bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu harga lahan, (2) analisis regresi spasial digunakan untuk melakukan pemodelan spasial harga lahan, dan (3) analisis Query Builder menghasilkan peta potensi perubahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Tembelang. Tiap tahapan penelitian menghasilkan luaran yang saling berkaitan. Terdapat 15 faktor penentu harga lahan yang telah konsensus dari teknik analisis Delphi dalam dua tahap iterasi. Adapun model spasial harga lahan dihasilkan dari model matematis memiliki konstanta 796.763,84565. Faktor yang berpengaruh positif dalam model tersebut yaitu jalur angkutan umum, daerah rawan banjir, fasilitas perdagangan dan jasa, jalan lingkungan, dan rencana jaringan jalan. Faktor yang berpengaruh negatif yakni fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perkantoran, jalan kolektor, kawasan permukiman, rencana kawasan industri, rencana kawasan permukiman, sungai, dan interchange gerbang TOL. Model spasial menunjukkan mayoritas harga lahan tinggi terdapat di sekitar interchange gerbang TOL dan semakin rendah di wilayah perbatasan Kecamatan Tembelang. Luas lahan di Kecamatan Tembelang menurut potensi perubahan pemanfaatannya dari lahan tidak terbangun ke lahan terbangun yang dibagi menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah secara berturut-turut yaitu 571,29 Ha (17%), 788,68 Ha (23%), dan 2.088,44 Ha (61%).