Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Variasi Jarak Celah pada Konstruksi Dinding Pasangan Bata Beton Bertulang Penahan Tanah Terhadap Deformasi Lateral dan Butiran Yang Lolos Celah dari Lereng Pasir + 20% Kerikil Qomar, Ach. Lailatul; Munawir, As'ad; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.87 KB)

Abstract

Dinding pasangan bata beton bertulang dirancang dengan kuat untuk menahan tanah dan diberi celah agar bisa mengalirkan air secara dua arah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi jarak celah antar bata beton bertulang pada dinding penahan tanah terhadap deformasi lateral dan butiran yang lolos celah dari lereng pasir + 20% kerikil. Pengujian dilakukan pada dinding yang mempunyai celah 1 cm; 1,5 cm; dan 2 cm; yang dimasukkan ke dalam boks secara bergantian dengan dibuat pemodelan tanah lereng dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 98 cm, dan tinggi 70 cm. Tanah lereng dilakukan pembebanan untuk mengetahui deformasi lateral dinding dan dilakukan simulasi hujan untuk mengetahui butiran yang lolos celah dinding. Hasil dari percobaan menunjukkan ada pengaruh variasi lebar celah terhadap deformasi lateral dinding meskipun perbedaan deformasi lateralnya tidak terlalu signifikan. Urutan nilai deformasi lateral mulai dari kecil adalah pada dinding bercelah 2 cm; 1,5 cm; dan 1 cm. Sedangkan berat jumlah butiran yang lolos celah juga terdapat pengaruh dari adanya variasi lebar celah meskipun hanya terjadi pada dinding yang tidak menggunakan ijuk. Urutan jumlah butiran yang lolos celah mulai dari yang paling ringan adalah pada dinding bercelah 1 cm; 1,5 cm; dan 2 cm. Kata kunci: celah dinding, pasangan bata beton bertulang, dinding penahan tanah, deformasi lateral, butiran lolos celah, tanah lereng.
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Destamara, Angger Anggria; Zaika, Yulvi; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.783 KB)

Abstract

Cara untuk memperbaiki karakteristik tanah adalah adalah stabilisasi. Zat aditif yang digunakan sebagai stabilisator dalam penelitian ini adalah abu ampas tebu. Sementara itu, tanah lempung ekspansif yang digunakan adalah tanah dari Desa Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Dalam penelitian ini, digunakan penambahan campuran dengan kadar abu ampas tebu sebesar 8%, 10%, 12%, dan 14% dari berat total campuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan kadar 14% abu ampas tebu, batas cair menurun sebesar 26,65%, batas plastis menurun sebesar 35,94%, batas susut meningkat sebesar 940,425%, indeks plastisitas menurun sebesar 19,72%, specific gravity menurun sebesar 7,35%, kadar air optimum meningkat sebesar 23,35%, dan berat isi kering tanah menurun sebesar 13,85% dari kondisi tanah asli. Nilai CBR maksimum didapatkan pada penambahan 12% abu ampas tebu yaitu meningkat sebesar 150,68% pada CBR tak terendam dan 95,34% pada CBR terendam. Nilai pengembangan minimum didapatkan pada penambahan 8% abu ampas tebu yaitu menurun sebesar 94,57%. Pada pengujian pengembangan bebas, nilai pengembangan menurun sebesar 15,35%. Dengan 4 hari pemeraman,  nilai CBR tak terendam meningkat sebesar 2,38% dari nilai CBR tak terendam tanpa pemeraman, nilai CBR terendam meningkat sebesar 15,25% dari nilai CBR terendam tanpa pemeraman, dan nilai pengembangan menurun sebesar 77,68% dari nilai pengembangan tanpa pemeraman. Dengan 14 hari pemeraman,  nilai CBR tak terendam menurun sebesar 11,13% dari nilai CBR tak terendam tanpa pemeraman, nilai CBR terendam menurun sebesar 12,46% dari nilai CBR terendam tanpa pemeraman, dan nilai pengembangan menurun sebesar 100,298% dari nilai pengembangan tanpa pemeraman. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa abu ampas tebu berpengaruh terhadap peningkatan nilai CBR, penurunan nilai pengembangan, serta karakteristik yang lainnya. Kata-kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Abu Ampas Tebu, CBR, Pengembangan, Pemeraman
Pengaruh Perubahan Kadar Air Tanah Ekspansif Terhadap Deformasi Vertikal Dan Deformasi Horisontal Aspal Pada Model Perkerasan Lentur Rezanjani, Rifky Anggi; ., Harimurti; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.953 KB)

Abstract

Perkerasan lentur yang ada di daerah Paron Kab. Ngawi memiliki permasalah sering terjadinya kerusakan lapisan permukaan, hal ini telah di identifikasi karena tanah pendukung (subgrade) yang memiliki jenis tanah ekspansif. Tanah ini memiliki sifat berdeformasi yang sangat signifikan, deformasi yang terjadi disebabkan oleh perilaku kembang susutnya tanah jenis ini. Pemodelan penelitian menggunakan jenis subgrade seperti lokasi di Paron dan lapisan-lapisan perkerasan yang sudah di skala. Pengujian digunakan kadar air berbeda-beda yaitu 0%, 5%, 11,7%, 15%, dan 18,3%. Hasil pengujian didapat kan data berupa rutting, regangan dan deformasi vertikal. Dari nilai rutting, regangan dan deformasi vertikal inilah dapat dilihat kerusakan lapisan perkerasan lentur yang terjadi. Dari hasil pengujian didapat data pengukuran rutting aspal yang merupakan data lendutan aspal, lendutan aspal maksimal terjadi pada kadar air 18,3% dengan nilai 0,805 mm di titik 2. Pada LVDT titik 1 A didapatkan nilai deformasi ke bawah sebesar 0,404 mm pada kadar air 5% dan deformasi ke atas sebesar -0,455 mm di kadar air 11,7%. Di titik 1 B sebesar 0,298 mm pada kadar air 5% dan nilai minimum -0,438 mm pada kadar air 11,7%. Sedangkan nilai regangan pada posisi Y  sebesar 0,6091 %  pada kadar air 15% dan posisi X 0,0,359 % pada kadar air 11,7% pada saat pengujian. Deformasi pada titik 2 A ke bawah sebesar 0,404 mm dan deformasi ke atas -0,455 mm pada kadar air 11,7% serta titik 2 B deformasi ke bawah 0,0,298 mm pada kadar air 5% dan arah ke atas sebesar -0,438 mm, sedangakan nilai regangan pada titik 2 posisi Y regangan aspal sebesar 0,6092 % pada kadar air 5% dan pada posisi X sebesar 0,3588 % pada kadar air 11,7%. Deformasi pada titik 3 A ke atas sebesar -0,455 mm pada kadar air 11,7% dan ke bawah sebesar 0,404 mm pada kadar air 5% sedangkan titik 3 B deformasi ke bawah sebesar 0,304 mm pada kadar air 5% dan deformasi ke atas sebesar -0,431 mm pada kadar air 11,7% sedangakan nilai regangan pada titik 3 posisi Y regangan aspal sebesar 0,6091 % pada kadar air 5%, 15% dan pada posisi X sebesar 0,3589 % pada kadar air 11,7%. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Pengaruh Kadar Air Subgrade, Rutting Aspal, Deformasi arah Vertikal Aspal, Regangan Aspal, Model Perkerasan
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR Ghazian, Dio; Munawir, As'ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1748.144 KB)

Abstract

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di setiap tahunnya, lahan untuk pembangunan di tanah datar pastinya akan berkurang pula. Oleh karena itu, pembangunan akan mulai bergeser ke arah lahan yang masih belum banyak dimanfaatkan yaitu di atas tanah lereng. Akan tetapi pembangunan di atas tanah lereng haruslah diperhitungkan dan diteliti lebih lanjut mengingat nilai daya dukung pondasi pada tanah lereng lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai daya dukung pondasi pada tanah datar. Pemodelan lereng tanah pasir pada penelitian ini dibuat dengan nilai kepadatan relatif sebesar 74% untuk setiap lerengnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel sudut kemiringan lereng dan jumlah lapisan geogrid yang digunakan sebagai bahan perkuatan. Variabel sudut kemiringan lereng yang digunakan adalah 46º, 51º, dan 56º, sedangakan untuk variabel jumlah lapisan geogrid yang digunakan adalah 1 lapisan, 2 lapisan, dan 3 lapisan. Pemodelan fisik lereng pada penelitian ini dibuat di dalam box pengujian yang berukuran 150 cm x 100 cm x 100 cm. Dan untuk kontrol kepadatan di dalam box pengujian, model lereng dibagi menjadi 7 lapisan yang memiliki ketinggian 10 cm untuk setiap lapisannya, kemudian setiap lapisan dipadatkan dengan cara menggilas setiap lapisan menggunakan silinder beton. Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan beban secara bertahap setiap 5 kg terhadap model lereng tanah pasir yang telah dibuat baik lereng tanpa perkuatan maupun lereng dengan perkuatan sampai model lereng tidak mampu menahan beban lagi. Dari hasil pembebanan yang telah dilakukan, geogrid terbukti memiliki peran dalam meningkatkan nilai daya dukung pondasi, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Bearing Capacity Improvement yang mempunyai nilai lebih dari 1. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil bahwa semakin besar sudut kemiringan lereng yang digunakan maka akan semakin berkurang pula nilai daya dukung pondasi yang dihasilkan, dan semakin banyak jumlah lapisan geogrid yang digunakan maka akan semakin meningkat pula nilai daya dukung pondasi yang dihasilkan. Kata-kata kunci: daya dukung, lereng, geogrid, variasi sudut kemiringan, variasi jumlah lapisan geogrid
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR PADA SUDUT KEMIRINGAN LERENG 56° Ghifari, Muhammad Faisal; ., Suroso; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.547 KB)

Abstract

Lereng merupakan suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal yang memiliki sifat tanah lunak dan sangat riskan akan terjadinya bahaya longsor. Kelongsoran terjadi karena tanah kehilangan kuat geser dan daya dukungnya karena kandungan air yang tinggi di dalam tanah. Daya dukung tanah adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap runtuhnya lereng. Peningkatan daya dukung tanah menandakan kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya semakin baik. Pada penelitian ini, dibuat 12 buah benda uji, dengan 3 variasi lebar pondasi dan 3 variasi jumlah lapisan geogrid. Pondasi yang digunakan merupakan pondasi menerus yang diletakkan di permukaan lereng dengan sudut 56° dan dengan RC 74%. Variasi lebar pondasi yang digunakan yaitu 4 cm, 6 cm dan 8 cm, serta variasi jumlah lapisan geogrid yang digunakan yaitu 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis perkuatan. Jarak dari tepi lereng ke pondasi adalah senilai dengan lebar pondasi yang digunakan. Jarak antar geogrid tiap lapisannya adalah 3 cm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan terjadinya peningkatan daya dukung pondasi dengan adanya perkuatan menggunakan geogrid. Dengan bertambahnya lebar pondasi yang digunakan, beban runtuh yang dapat ditahan oleh pondasi akan bertambah juga, namun daya dukung pondasi semakin menurun. Semakin bertambahnya jumlah lapisan geogrid yang digunakan, semakin besar pula daya dukung  yang dimiliki oleh pondasi. Bila ditinjau berdasarkan analisis BCIqu dan BCIs yang dilakukan, lebar dan jumlah lapis geogrid dengan peningkatan q paling maksimum terjadi saat B = 4 cm dan n = 3 lapisan. Sedangkan berdasarkan analisis peningkatan dan kontribusi variabel, variasi jumlah lapisan geogrid lebih dominan daripada variasi lebar pondasi. Kata-kata kunci: lereng pasir, daya dukung, pondasi menerus, perkuatan tanah, geogrid
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46O Rahman, Zulfikar Purnama; Munawir, As'ad; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.478 KB)

Abstract

Longsor sering kerap terjadi, yang utamanya sering terjadi pada daerah dataran tinngi dan lembah. Dengan kondisi seperti ini, cukup banyak masyarakat khususnya yang berada pada dataran tinggi membuat pemukiman di lembah maupun di lereng yang sewaktu-waktu dapat terjadi kelongsoran. Untuk mencegah kelongsoran yang akan terjadi yaitu perlu digunakan perkuatan pada tanah, contohnya yaitu dengan perkuatan geogrid. Penelitian dilakukan dengan menggunakan uji model lereng pada tanah pasir dengan kepadatan relatif 85%. Variasi yang digunakan yaitu variasi lebar pondasi antara lain 4 cm, 6cm dan 8 cm dan variasi jumlah lapis perkuatan geogrid yaitu antara lain 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis. Dalam penelitian ini, lereng terbentuk dalam 7 lapis tanah dengan tinggi pada setiap lapisan yaitu 10 cm. Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu bertambahnya jumlah lapis perkuatan geogrid lebih dominan daripada bertambahnya lebar pondasi terhadap peningkatan daya dukung pada lereng. Kata kunci :daya dukung, lereng, geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jumlah lapis perkuatan geogrid.
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR 56o DENGAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG SAMA DENGAN LEBAR PONDASI DAN RC 85% Purwowaskito, Danu; Munawir, As'ad; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.566 KB)

Abstract

Untuk mengatasi kelongsoran pada lereng, dapat dilakukan berbagai cara untuk memperkuat lereng.  Lereng yang memiliki daya dukung rendah dapat diperkuat dengan geogrid.  Penambahan geogrid inilah yang memungkinkan untuk membangun bangunan di atas lereng.  Berbagai macam penelitian dibutuhkan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kekuatan dari lereng menerima beban. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap 12 model lereng.  Model yang dibuat berupa lereng pasir dengan ketinggian 70 cm.  Pengujian ini dilakukan pada box ukuran 115 × 100 × 100 cm.  Pembebanan disalurkan melalui pondasi, tipe pondasi yang digunakan adalah pondasi menerus.  Kepadatan model direncanakan, dengan nilai RC 85%.  Sudut kemiringan dalam model lereng yang diuji sebesar 56o.  Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah daya dukung lereng dari variasi banyaknya lapisan geogrid yang dipakai (n), variasi lebar pondasi dan jarak tepi lereng (d/B=1).  Dari data yang ada dibandingkan antara lereng tanpa geogrid dengan lereng perkuatan geogrid, variasi jumlah perkuatan, daya dukung maksimum, variasi lebar podasi dan jarak tepi lereng dari semua model lereng yang dibuat. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin lebar pondasi dan semakin jauh jarak ke tepi lereng akan menghasilkaan beban yang semakin besar.  Sedangkan untuk lereng jumlah perkuatan geogrid, semakin banyak lapisan geogrid yang dipasang pada lereng akan menghasilkan beban dan daya dukung lereng yang tinggi.  Nilai BCRu paling besar dalam penelitian ini diperoleh pada variasi d=B = 4 cm dan n = 3 cm.  Dari peningkatan antar variabel semua model, menunjukkan bahwa penambahan jumlah lapisan geogrid memiliki kontribusi besar.  Sedangkan untuk penambahan lebar pondasi dan jarak tepi lereng, kontribusinya lebih kecil dari pada penambahan jumlah lapisan geogrid. Kata kunci : lereng, geogrid, daya dukung, pondasi menerus, pasir
PENGARUH JARAK LAPIS TERATAS DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS Widagda, Rahamdhana Purwa; Munawir, As'ad; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.429 KB)

Abstract

Tanah pasir secara umum mempunyai daya dukung yang relatif baik, hanya saja pada tanah ini memiliki permasalahan yang sering timbul adalah jika tanah dalam keadaaan longgar dan keadaan butiran tanah yang seragam yang dipengaruhi oleh kondisi tingginya muka air tanah. Oleh sebab itu memerlukan metode perbaikan tanah untuk meningkatkan daya dukung tanah pasir. Dalam penelitian ini dilakukan uji pemodelan tanah fisik pondasi menerus di atas tanah pasir perkuatan geogrid menggunkan variasi jumlah lapis geogrid dan jarak lapis geogrid teratas. Variasi yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan B, yaitu lebar pondasi. Pada penelitian ini menggunakan B=6 cm. Varisi yang digunakan untuk jarak lapis geogrid teratas adalah u/B= 0,25B;0,5B dan 0,75B sedangkan pada variasi jumlah lapis geogrid (n) digunakna sebanyak 3 lapisan. Tujuan utamanya adalah membandingkan daya dukung tanah pada tanah pasir tanpa perkuatan terhadap daya dukung tanah pasir yang diberi perkuatan. Pada penelitian ini dilakukan dengan bahan pasir bergradasi buruk RC 85%. Dari hasil penelitian ini maka didapatkan bahwa variasi yang optimal untuk nilai daya dukungnya terdapat pada jarak lapis geogrid teratas dengan variasi 0,5B dan variasi jumlah lapisan geogrid yang ke 3 berarti bertambahnya daya dukung juga diiringi dengan peningkatan jumlah perkuatan geogrid. Kata kunci : daya dukung pondasi, tanah pasir, geogrid, variasi jumlah lapis geogrid, variasi jarak lapis geogrid teratas.
PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID DAN KEPADATAN DENGAN RASIO KEDALAMANd/B = 1 DAN LEBAR PONDASI B = 10 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS Putri, Almira Sufwandini; ., Harimurti; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1270.507 KB)

Abstract

Perencanaan pondasi memerlukan akurasi dan perhitungan yang matang. Dalam teknisnya, perencanaan pondasi tidak hanya dipengaruhi oleh beban bangunan yang ditopangnya melainkan juga mempertimbangkan pengaruh kondisi tanah tempat pondasi tersebut didirikan.Permasalahan yang umum terjadi saat membangun konstruksi di atas tanah pasir adalah penurunan yang besar dan tidak merata. Karena itulah maka diperlukan kajian mendalam dalam upaya peningkatan daya dukung tanah pasir.Uji model yang dilakukan di laboratorium mengunakan 1 lapis perkuatan geogrid dengan lebar pondasi 10 cm dan d/B =1. Rasio yang digunakan adalah variasi rasio Rc sebesar 70% ; 80% ; 90% dan variasi rasio u/B sebesar 025B ; 0.5B ; 0.75B.Yang dimana hasil dari pondasi menerus dengan perkuatan akan dibandingkan dengan pondasi tanpa perkuatan.Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai daya dukung ultimit tertinggi pada variasi rasio Rc tertinggi terjadi pada Rc 90% akan tetatpi nilai BCRu tertinggi pada Rc 80%. Sementara untuk variasi u/B didapatkan nilai maksimum dan optimum pada penelitian ini adalah pada u/B = 0.5B, karena pada u/B = 0.75B mengalami penurunan nilai daya dukung dan BCRu. Kata kunci: daya dukung, tanah pasir, bearing capacity ratio, pondasi menerus, geogrid,    variasi kepadatan relatif, variasi jarak lapis geogrid teratas.  
PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN KEDALAMAN PONDASI TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN Rc = 70% PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL H, Fadel Fadel Muhammad; Suryo, Eko Andi; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.592 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada tanah pasir RC 70%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh – pengaruh pondasi menerus yang diletakkan pada tanah pasir dengan perkuatan geogrid tipe biaksial dengan rasio kedalaman pondasi dan jarak lapis geogrid teratas terhadap daya dukung tanah pasir. Yang dimana hasil dari pondasi menerus dengan perkuatan akan dibandingkan dengan pondasi tanpa perkuatan. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pengaruh kedalaman pondasi (d) dan  pengaruh efek letak lapisan geogrid teratas (u) terhadap daya dukung ultimit dan penurunan pada pondasi menerus. Uji model yang dilakukan di laboratorium mengunakan 1 lapis perkuatan geogrid dengan lebar pondasi 8 cm. Rasio yang digunakan adalah variasi rasio d/B sebesar 0; 0,5; 1 dan variasi rasio u/B sebesar 0,25; 0,5; 0,75. didapatkan hasil bahwa nilai daya dukung ultimit tertinggi pada rasio d/B tertinggi akan tetatpi nilai BCIu tertinggi pada d/B=0. Sementara untuk variasi u/B didapatkan nilai optimum pada penelitian ini adalah pada u/B=0,5, karena pada u/B=0,5 mengalami penurunan nilai BCIu. Kata kunci: daya dukung, tanah pasir, bearing capacity improvment, pondasi menerus, geogrid, variasi kedalaman pondasi, variasi jarak lapis geogrid teratas.