Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah

KEHIDUPAN MASYARAKAT KRISTEN KATOLIK DI DESA EKASARI DUSUN PALASARI, MELAYA, JEMBRANA-BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA KELAS XI Aryantika, I Kadek Adi; Arta, Ketut Sedana; Yasa, I Wayan Putra
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i1.30907

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana sejarah keberadaan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari. (2) Bagaimana praktik kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari. (3) Apa aspek-aspek kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari sebagai sumber belajar sejarah di SMA kelas XI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang meliputi: (1) Lokasi penelitian, (2) Teknik penentuan informan, (3) Teknik pengumpulan data, (4) Teknik penjaminan keaslian data, (5) Teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebaran agama Kristen Katolik terjadi di Tuka, yang membuat banyak masyarakat Tuka beralih agama ke Kristen Katolik hinggal menyebabkan konflik dan membuat masyarakat yang beragama Kristen Katolik bertransmigrasi ke Palasari, dalam perkembangan umat Katolik di Palasari sangat pesat sehinggal tanah awal yang diberikan menjadi sempit karena banyak pendatang yang datang ke Palasari sehingga P. Simon Buis meminta tanah dan diberikan tanah di Palasari Baru. Dalam perkembangan umat di Palasari baru semua kehidupan ditata terutama pembangunan gereja, dan dalam kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Palasari masih mempergunakan identitas Bali dan konsep asli Bali di Palasari, yang membuat kehidupan masyarakat Kristen Katolik Palasri dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah karena sesui dengan silabus sejarah Indonesia, terdapat beberapa aspek-aspek yang dapat digunakan sebagai sumber belajar antara lain, aspek sejarah, aspek peninggalan, dan aspek pendidika karakter Kata kunci: Palasari, kehidupan masyarakat Kristen Katolik, sumber belajar sejarah, migrasi, identitas Bali, konsep Bali, dan pendidika karakter. ABSTRACT This study aims to determine: (1) How is the history of the existence of the Catholic Christian community in Palasari Village. (2) How is the practice of the life of the Catholic Christian community in Palasari Hamlet. (3) What are the aspects of the life of the Catholic Christian community in Palasari Hamlet as a source of learning history in class XI SMA. The method used in this research is descriptive qualitative which includes: (1) research location, (2) informant determination techniques, (3) data collection techniques, (4) data authenticity assurance techniques, (5) data analysis techniques. The results of this study indicate that the spread of Catholic Christianity occurred in Tuka, which made many Tuka people convert to Catholic Christianity to cause conflict and make Catholic Christians transmigrate to Palasari, in the development of Catholics in Palasari very rapidly so that the initial land was given. became narrow because many immigrants came to Palasari so P. Simon Buis asked for land and was given land in Palasari Baru. In the development of the people in Palasari, only life has been arranged, especially the construction of the church, and in the life of the Catholic Christian community in Palasari they still use Balinese identity and the original Balinese concept in Palasari, which makes the life of the Palasri Catholic Christian community a source of historical learning because it is in accordance with the historical syllabus Indonesia, there are several aspects that can be used as a source of learning, including historical aspects, heritage aspects, and character education aspects. Keywords: Palasari, Catholic Christian community life, historical learning resources, migration, Balinese identity, Balinese concept, and character education.
SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI TAMAN AIR TIRTA GANGGA DI DESA ABABI, ABANG, KARANGASEM SERTA POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Paramita, Ni Wayan Ratih; Purnawati, Desak Made Oka; Yasa, I Wayan Putra
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i3.34622

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui sejarah Taman Air Tirta Gangga di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem, Bali (2) Mengetahui struktur dan fungsi Taman Air Tirta Gangga (3) Mengetahui potensi Taman Air Tirta Gangga sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah meliputi: (1) Heuristik (Pengumpulan Data) (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi (4) Historiografi (Penulisan Sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa; Tirta Gangga adalah peninggalan kerajaan Karangasem yang terletak di bagian timur Pulau Bali. Tirta Gangga secara harfiah berarti air dari Sungai Gangga yang merupakan penghormatan kepada masyarakat Hindu Bali. Struktur di Taman Air Tirta Gangga terdiri dari dua halaman, yakni nista mandala (jaba sisi), utama mandala (jeroan). Fungsi Taman Air Tirta Gangga secara umum dapat dibagi empat yakni, (1) Fungsi Religi, (2) Fungsi Rekreasi, (3) Fungsi Sosial, (4) Fungsi Pendidikan. Potensi yang dimiliki di Taman Air Tirta Gangga sebagai sumber belajar sejarah di SMA yakni : (1) Aspek Spritual, (2) Aspek Sosial, (3) Aspek Pengetahuan, (4) Aspek Historis.
MAKNA BELIS DALAM PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT GUMBANG DESA RIUNG KECAMATAN CIBAL, MANGGARAI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Kardila, Maria Marisa; Arta, Ketut Sedana; Yasa, I Wayan Putra
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i3.34605

Abstract

         Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk belis, fungsi belis, makna belis, dan potensi belis di kampung Gumbang sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap (1) memilih lokasi penelitian di kampung Gumbang Desa riung, (2) teknik penetuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan juga Snow Ball, (3) teknik penjaminan keaslian data menggunakan Triagulasi Data dan Triagulasi Metode, (4) teknik pengumpulan dat dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan teknik analisis data. Hasil penelitian ini adala menunjukan bagaimana, (1) bentuk belis, terdiri dari 5 bentuk yaitu: kuda, kerbau, kambing, babi, dan uang. (2) fungsi belis, terdiri dari 4 fungsi yaitu: fungsi religious, fungsi sosial, fungsi ekonomi, dan fungsi pendidikan.  (3) makna belis. Makna belis di kampung Gumbang ini sebagai tanda kehormataan laki-laki terhadapa perempuan dan orang tua perempuan maupung dengan keluarga besarnya.  Adapun potensi dari tradisi belis berdasarkan hasil analisi kurikulum dan silabus ialah nilai religius, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, nilai toleransi, nilai pesahabatan, nilai jujur, dan nilai kerja keras, yang selanjutnya akan disusun ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA.
KEHIDUPAN MASYARAKAT KRISTEN KATOLIK DI DESA EKASARI DUSUN PALASARI, MELAYA, JEMBRANA-BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA KELAS XI I Kadek Adi Aryantika; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i1.30907

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana sejarah keberadaan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari. (2) Bagaimana praktik kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari. (3) Apa aspek-aspek kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Dusun Palasari sebagai sumber belajar sejarah di SMA kelas XI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang meliputi: (1) Lokasi penelitian, (2) Teknik penentuan informan, (3) Teknik pengumpulan data, (4) Teknik penjaminan keaslian data, (5) Teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebaran agama Kristen Katolik terjadi di Tuka, yang membuat banyak masyarakat Tuka beralih agama ke Kristen Katolik hinggal menyebabkan konflik dan membuat masyarakat yang beragama Kristen Katolik bertransmigrasi ke Palasari, dalam perkembangan umat Katolik di Palasari sangat pesat sehinggal tanah awal yang diberikan menjadi sempit karena banyak pendatang yang datang ke Palasari sehingga P. Simon Buis meminta tanah dan diberikan tanah di Palasari Baru. Dalam perkembangan umat di Palasari baru semua kehidupan ditata terutama pembangunan gereja, dan dalam kehidupan masyarakat Kristen Katolik di Palasari masih mempergunakan identitas Bali dan konsep asli Bali di Palasari, yang membuat kehidupan masyarakat Kristen Katolik Palasri dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah karena sesui dengan silabus sejarah Indonesia, terdapat beberapa aspek-aspek yang dapat digunakan sebagai sumber belajar antara lain, aspek sejarah, aspek peninggalan, dan aspek pendidika karakter Kata kunci: Palasari, kehidupan masyarakat Kristen Katolik, sumber belajar sejarah, migrasi, identitas Bali, konsep Bali, dan pendidika karakter. ABSTRACT This study aims to determine: (1) How is the history of the existence of the Catholic Christian community in Palasari Village. (2) How is the practice of the life of the Catholic Christian community in Palasari Hamlet. (3) What are the aspects of the life of the Catholic Christian community in Palasari Hamlet as a source of learning history in class XI SMA. The method used in this research is descriptive qualitative which includes: (1) research location, (2) informant determination techniques, (3) data collection techniques, (4) data authenticity assurance techniques, (5) data analysis techniques. The results of this study indicate that the spread of Catholic Christianity occurred in Tuka, which made many Tuka people convert to Catholic Christianity to cause conflict and make Catholic Christians transmigrate to Palasari, in the development of Catholics in Palasari very rapidly so that the initial land was given. became narrow because many immigrants came to Palasari so P. Simon Buis asked for land and was given land in Palasari Baru. In the development of the people in Palasari, only life has been arranged, especially the construction of the church, and in the life of the Catholic Christian community in Palasari they still use Balinese identity and the original Balinese concept in Palasari, which makes the life of the Palasri Catholic Christian community a source of historical learning because it is in accordance with the historical syllabus Indonesia, there are several aspects that can be used as a source of learning, including historical aspects, heritage aspects, and character education aspects. Keywords: Palasari, Catholic Christian community life, historical learning resources, migration, Balinese identity, Balinese concept, and character education.
MAKNA BELIS DALAM PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT GUMBANG DESA RIUNG KECAMATAN CIBAL, MANGGARAI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Maria Marisa Kardila; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 9 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i3.34605

Abstract

         Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk belis, fungsi belis, makna belis, dan potensi belis di kampung Gumbang sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap (1) memilih lokasi penelitian di kampung Gumbang Desa riung, (2) teknik penetuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan juga Snow Ball, (3) teknik penjaminan keaslian data menggunakan Triagulasi Data dan Triagulasi Metode, (4) teknik pengumpulan dat dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan teknik analisis data. Hasil penelitian ini adala menunjukan bagaimana, (1) bentuk belis, terdiri dari 5 bentuk yaitu: kuda, kerbau, kambing, babi, dan uang. (2) fungsi belis, terdiri dari 4 fungsi yaitu: fungsi religious, fungsi sosial, fungsi ekonomi, dan fungsi pendidikan.  (3) makna belis. Makna belis di kampung Gumbang ini sebagai tanda kehormataan laki-laki terhadapa perempuan dan orang tua perempuan maupung dengan keluarga besarnya.  Adapun potensi dari tradisi belis berdasarkan hasil analisi kurikulum dan silabus ialah nilai religius, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, nilai toleransi, nilai pesahabatan, nilai jujur, dan nilai kerja keras, yang selanjutnya akan disusun ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA.
SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI TAMAN AIR TIRTA GANGGA DI DESA ABABI, ABANG, KARANGASEM SERTA POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Ni Wayan Ratih Paramita; Desak Made Oka Purnawati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 9 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v9i3.34622

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui sejarah Taman Air Tirta Gangga di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem, Bali (2) Mengetahui struktur dan fungsi Taman Air Tirta Gangga (3) Mengetahui potensi Taman Air Tirta Gangga sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah meliputi: (1) Heuristik (Pengumpulan Data) (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi (4) Historiografi (Penulisan Sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa; Tirta Gangga adalah peninggalan kerajaan Karangasem yang terletak di bagian timur Pulau Bali. Tirta Gangga secara harfiah berarti air dari Sungai Gangga yang merupakan penghormatan kepada masyarakat Hindu Bali. Struktur di Taman Air Tirta Gangga terdiri dari dua halaman, yakni nista mandala (jaba sisi), utama mandala (jeroan). Fungsi Taman Air Tirta Gangga secara umum dapat dibagi empat yakni, (1) Fungsi Religi, (2) Fungsi Rekreasi, (3) Fungsi Sosial, (4) Fungsi Pendidikan. Potensi yang dimiliki di Taman Air Tirta Gangga sebagai sumber belajar sejarah di SMA yakni : (1) Aspek Spritual, (2) Aspek Sosial, (3) Aspek Pengetahuan, (4) Aspek Historis.
STUDI SEJARAH PURA GUNUNG PAYUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA I Wayan Surya Eka Saputra; I Made Pageh; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pura memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji studi sejarah pura Gunung Payung sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Data-data pada penelitian ini dikumpulkan secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Penelitian ini di laksanakan di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Seorang guru sejarah dan dua orang siswa dari SMA Negeri 1 Kuta Selatan dipilih sebagai sampel dari penelitian ini Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka dan dokumen. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pura gunung payung dibangun berdasarkan konsep filosofis dan keagamaan yaitu Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, Dewata Nawa Sanga. Selain itu, pura ini memiliki empat fungsi, yaitu fungsi religius sebagai tempat pemujaan/persembahyangan umat Hindu, fungsi sosial sebagai tempat untuk mempersatu segala, fungsi budaya sebagai tempat pementasan kesenian seperti seni suara, seni tari, dan seni tabuh, dan fungsi pendidikan sebagai tempat belajar nonformal dalam bidang keagamaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan pura Gunung Payung sehingga kesucian dan kelestariannya terjaga dan dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah.AbstractTemples have potential resources that can be used as a source of learning history. This study aims to examine the study of the history of the Gunung Payung temple as a source of learning history in high school. The data in this study were collected qualitatively and presented in descriptive form. This research was conducted in Kutuh Village, South Kuta, Badung, Bali. The subjects in this study were selected by purposive sampling technique. A history teacher and two students from SMA Negeri 1 Kuta Selatan were selected as samples for this study. The instruments used to collect data were observation, interviews, and literature and document studies. The results of this study found that Gunung Umbrella Temple was built based on philosophical and religious concepts, namely Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, Dewata Nawa Sanga. In addition, this temple has four functions, namely a religious function as a place of worship for Hindus, a social function as a place to unite everything, a cultural function as a place for performing arts such as sound art, dance, and percussion arts, and an educational function as a place for non-formal learning in the field of religion. This research is expected to provide information about the existence of the Gunung Payung temple so that its sanctity and sustainability are maintained and can be used as a source of learning history.
Klenteng Su San Yee di Kelurahan Banjar Jawa, Buleleng, Bali (Sejarah dan Strukturnya sebagai Potensi Media Pendidikan Multikultur) Ivanka Angelina Dheyanita Prasada; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.42277

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah berdirinya Klenteng Su San Yee di Kelurahan Banjar Jawa, Buleleng, Bali, (2) struktur Klenteng Su San Yee di Kelurahan Banjar Jawa, Buleleng, Bali, dan (3) potensi Klenteng Su San Yee sebagai media pendidikan multikultur. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari Heuristik, Kritik Sumber / Verifikasi, Intepretasi, dan Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Klenteng Su San Yee diresmikan pada tahun 1985 dan mendapat reaksi positif dari masyarakat Bali khususnya di Kelurahan Banjar Jawa , terdapat aspek fisik dan non fisik di dalam bangunan Klenteng Su San Yee. Ada pun potensi Klenteng Su San Yee sebagai media pendidikan multikultur dapat dilihat dari akulturasi terhadap tradisi serta ornament klenteng, akulturasi yang dapat dilihat meliputi penggunaan canang sari, Hiong Lu pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa, ukiran Bali, sertanya adanya gamelan dan tari bali. Selain itu, aspek multikultur dalam klenteng juga dapat dilihat dari aspek keagamaan, aspek sosial, dan aspek budaya.  
Penerapan Aplikasi Google Meet Pada Pembelajaran Daring Berbantukan Media Quizizz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja satria dwi mahendra; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43311

Abstract

Latar belakang penelitian ini karena terdapat masalah berupa hasil belajar dalam proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 4 Singaraja. Penelitian ini bertujuan; (1) Mengetahui penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz, (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2, (3) Mengetahui respon siswa kelas XI IPS 2 terhadap penerapan Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Tahap-tahap yang dilakukan dalam PTK yaitu (1) penentuan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) observasi, (5) evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 pada siklus I adalah 78,29% dengan kategori sedang dan ketuntasan belajar siswa mencapai 59,45%, meningkat menjadi 88,45% dengan kategori tinggi dan ketuntasan belajar siswa mencapai 78,37% pada siklus II; (2) respon siswa kelas XI IPS 2 terhadap penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz pada siklus I mencapai rata-rata 39,46% dengan kategori tinggi, meningkat menjadi 42,51% pada siklus II dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa melalui penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Singaraja.
Potensi Hasil Budaya Di Situs Tanjung Ser Dan Pemanfaatannya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Kelas X SMA I Wayan Arya Mahendra; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43510

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Potensi hasil budaya Situs Tanjung Ser, (2) aspek-aspek dari Situs Tanjung Ser yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang meliputi: (1) heuristik, (2) kritik sumber atau verifikasi, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Situs Tanjung Ser memiliki hasil budaya yang tinggi dan sangat beragam temuan gerabah polos ataupun motif serta aspek-aspek gerabah lainnya yang menunjukan adanya aktivitas praaksara. Adapun Situs Tanjung Ser dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA berdasarkan analisis kurikulum dan silabus ialah aspek historis dan aspek peninggalan yang kemudian disusun dalam Buku Suplemen.