Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Penerapan Aplikasi Google Meet Pada Pembelajaran Daring Berbantukan Media Quizizz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja satria dwi mahendra; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43311

Abstract

Latar belakang penelitian ini karena terdapat masalah berupa hasil belajar dalam proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 4 Singaraja. Penelitian ini bertujuan; (1) Mengetahui penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz, (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2, (3) Mengetahui respon siswa kelas XI IPS 2 terhadap penerapan Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Tahap-tahap yang dilakukan dalam PTK yaitu (1) penentuan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) observasi, (5) evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 pada siklus I adalah 78,29% dengan kategori sedang dan ketuntasan belajar siswa mencapai 59,45%, meningkat menjadi 88,45% dengan kategori tinggi dan ketuntasan belajar siswa mencapai 78,37% pada siklus II; (2) respon siswa kelas XI IPS 2 terhadap penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz pada siklus I mencapai rata-rata 39,46% dengan kategori tinggi, meningkat menjadi 42,51% pada siklus II dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa melalui penerapan aplikasi Google Meet dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang berbantukan media Quizizz dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Singaraja.
Potensi Hasil Budaya Di Situs Tanjung Ser Dan Pemanfaatannya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Kelas X SMA I Wayan Arya Mahendra; Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43510

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Potensi hasil budaya Situs Tanjung Ser, (2) aspek-aspek dari Situs Tanjung Ser yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang meliputi: (1) heuristik, (2) kritik sumber atau verifikasi, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Situs Tanjung Ser memiliki hasil budaya yang tinggi dan sangat beragam temuan gerabah polos ataupun motif serta aspek-aspek gerabah lainnya yang menunjukan adanya aktivitas praaksara. Adapun Situs Tanjung Ser dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA berdasarkan analisis kurikulum dan silabus ialah aspek historis dan aspek peninggalan yang kemudian disusun dalam Buku Suplemen.
Toleransi Nyama Bali-Nyama Selam Di Desa Bukit, Karangasem, Bali Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA I Nyoman Ananta Wasistha; I Made Pageh; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui latar belakang toleransi Nyama Bali-Nyama Selam di Desa Bukit, Karangasem, Bali, (2) mengetahui apa saja bentuk-bentuk toleransi Nyama Bali-Nyama Selam di Desa Bukit, (3) Mengetahui apa saja aspek-aspek toleransi Nyama Bali-Nyama Selam di Desa Bukit yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui beberapa langkah yakni: (1) Heuristik (teknik penentuan informan, observasi, dokumen dan wawancara), (2) Kritik sumber (kritik internal dan eksternal), (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang terjadinya toleransi Nyama Bali-Nyama Selam di Desa Bukit tidak terlepas dari peran Puri Karangasem. Konsep kawulo-gusti memperlihatkan kesediaan masyarakat Islam untuk melakukan ngayah di Pura Bukit sebagai Juru Sapuh dan pengayah memikul Bende di Pura Bukit, dikarenakan pura ini di-empon (disungsung) langsung oleh Puri Karangasem, (2) masyarakat Hindu dan Islam di Desa Bukit hidup rukun yang dapat dilihat dari beberapa bentuk yaitu: organisasi subak, Jaga Baya (pacalang), magibung, ngejot, matetulung (ngoupin), persilangan kesenian rebana dengan gong kebyar, dan bahasa, (3) aspek-aspek yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah dalam toleransi Nyama Bali-Nyama Selam di Desa Bukit yaitu: (1) aspek sejarah, (2) aspek sosial, (3) aspek budaya, (4) aspek bahasa.
Masyarakat Muslim Kampung Sindu Di Desa Keramas, Gianyar, Bali: Sejarah, Integrasi Sosial, Dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Di SMA Ridwan Aditya; Tuty Maryati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v10i2.43681

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) sejarah keberadaan Masyarakat Muslim Kampung Sindu di Desa Keramas, Gianyar, Bali, (2) integrasi sosial yang terbentuk antara umat Muslim dan Umat Hindu di Kampung Sindu, Desa Keramas, Gianyar, Bali, (3) Mengetahui Potensi Masyarakat Muslim Kampung Sindu di Desa Keramas yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan pendekatan kualitatif meliputi: (1) heuristik, (2) kritik sumber atau verifikasi, (3) interpretasi, dan (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: sejarah keberadaan Masyarakat Muslim Kampung Sindu di Desa Keramas Sindu tidak dapat dipisahkan dari sejarah terbentuknya Desa Keramas yang ditemukan oleh I Gusti Agung Putu Agung  putra I Gusti Agung Maruti yang saat itu membawa pengiring Islam. Para pengiring Islam tersebutlah yang merupakan masyarakat awal Kampung Sindu Desa Keramas. Integrasi sosial yang terbentuk antara umat Muslim dan Umat Hindu adanya rasa Toleransi Agama yang tinggi antar masyarakat, adanya Hubungan Sosial, dan adanya Harmonisasi di bidang budaya. Adapun potensi masyarakat Muslim Kampung Sindu di Desa Keramas yang dapat dijadikan Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA: aspek historis, aspek toleransi, aspek sosial dan Aspek budaya. 
Penerapan Pembelajaran Berbasis Discovery Learning melalui Aplikasi Powtoon pada Materi Pokok Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X AP A SMKS Puri Wisata Pancasari Tahun Pelajaran 2021/2022 I Wayan Suartika; Tuty Maryati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah minimnya partisipasi siswa kelas X AP A SMKS Puri Wisata Pancasari dalam pembelajaran yang berdampak terhadap menurunnya motivasi dan hasil belajar sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Discovery Learning melalui Aplikasi Powtoon, dan (2) peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Discovery Learning melalui Aplikasi Powtoon. Penelitian ini termasuk kedalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan sebagai berikut (1) penentuan subjek penelitian, (2) menyusun rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) observasi, (5) evaluasi dan refleksi tindakan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa kelas X AP A SMKS Puri Wisata Pancasari pada siklus I yaitu 45,45% mengalami peningkatan ketika siklus II sebesar 54,55% untuk kategori pilihan sangat setuju dan dengan demikian termasuk kategori tinggi; sedangkan (2) hasil belajar siswa kelas X AP A pada siklus I memperoleh nilai rata-rata yaitu 67,27 dan ketuntasan belajar siswa adalah 27,27, mengalami peningkatkan pada siklus II dengan rata-rata ialah 72 sementara ketuntasan belajarnya mencapai 54,55 dengan kategori “sedang”. Berdasarkan penelitian ini dapat diperlihatkan bahwa melalui diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning berbantu Aplikasi Powtoon dapat meningkatkan motivasi belajar dan terlebih lagi hasil belajar siswa kelas X AP A SMKS Puri Wisata Pancasari semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022
Kuburan Krama Tamiu di Setra Badung (Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Multikultur) Ni Wayan Fany Juniasih; Desak Made Oka Purnawati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v11i2.50324

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui Sejarah Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung (2) Mengetahui Struktur dan Fungsi Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung (3) Mengetahui Apa Saja Aspek Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung yang bisa dipakai sebagai Sumber Belajar Multikultur. Kemudian Metode Penelitian yang digunakan yakni metode penelitian sejarah meliputi : (1) Teknik Pengumpulan Data (Heuristik), (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi (4) Historiografi (Prinsip Penulisan Sejarah). Hasil Penelitian menunjukan yakni: Setra Badung adalah salah satu kuburan di Bali yang terletak di tengah Kota Denpasar yang diperkirakan dibangun pada tahun 1813 pada jaman dulu tidak hanya masyarakat Asli atau Krama Desa Adat yang dikuburkan disana tetapi juga ada masyarakat pendatang yakni Krama Tamiu (Penduduk pendatang yang beragama Hindu tetapi bukan anggota Desa Pakraman) dan juga ada masyarakat Tamiu (Penduduk pendatang yang Non Hindu dan sudah pasti bukan anggota Desa Pakraman). Setra Badung terdiri atas tiga halaman, yaitu Utama Mandala (Ulun Setra), Madya Mandala (Ragan Setra), Nista Mandala (Cokor Setra). Fungsi Setra Badung secara umum adalah dapat dibagi menjadi empat yakni (1) Fungsi Religi, (2) Fungsi Rekreasi, (3) Fungsi Sosial, (4) Fungsi Pendidikan. Potensi yang ada di Setra Badung sebagai sumber belajar multikultur yaitu: (1) Aspek Histori, (2) Aspek Spiritual, (3) Aspek Sosial, (4) Aspek Pengetahuan Kata-kata kunci: Sejarah Setra Badung, Krama Tamiu, Sumber Belajar Multikultur   
PONDOK PESANTREN NURUL HUDA (NW) DI DESA SUBGAN, KARANGASEM, BALI KAJIAN TENTANG SEJARAH DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA/MA Bintang Prakasa; Tuty Maryati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v11i2.64072

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul  Huda, Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Huda, Potensi Pondok Pesantren Nurul Huda yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan nilai Pendidikan Karakter di SMA/MA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah melalui beberapa langkah yakni, heuristik ( teknik penentuan informan, observasi, studi dokumen dan wawancara), interpretasi dan historiografi. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan model analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan, Pondok Pesantren Nurul Huda berdiri pada tahun 1965 yang diusulkan oleh Abdul Karim melalui kesepakatan warga sekitar, Struktur kurikulum Pondok Pesantren Nurul Huda ini meliputi ranah pengembangan kognitif (pengetahuan tentang agama islam), affective (sikap yang diharapkan sebagai seorang muslim, dan psikomotor (kompetensi berdasarkan bakat dan minat seperti kaligrafi, dll) santri dan santriwati dan nilai nilai Pondok Pesantren sebagai pendidikan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila di SMA/MA adalah beriman,bertakwa kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.. Kata kunci: media pembelajaran, pendidikan karakter, sistem pendidikan
Meboya Kesadaran Kritis Anti-Hoax untuk Integrasi Bangsa I Wayan Putra Yasa
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.05

Abstract

Meboya identik dengan sikap yang tidak mudah mempercayai sesuatu yang ada dan cenderung diidentikkan dengan masyarakat yang tidak percaya atau orang yang cenderung ngeyel pada sebuah kenyataan. Oleh karenanya banyak  yang berpandangan negatif pada orang yang sering meboya. Namun demikian dalam konteks tertentu meboya bisa dipandang sebagai suatu sikap kritis. Karena pada umumnya orang yang meboya tidak mudah percaya pada hal yang baru dan cenderung menolaknya dengan berbagai argumentasinya. Sikap kritis inilah yang perlu dikembangkan dalam konteks menghadapi gencarnya berbagai informasi yang tidak benar di media sosial yang dikenal dengan istilah hoax. Masyarakat saat ini harus mengembangkan sikap meboya positif, yaitu tidak mudah percaya pada informasi di media sosial sebelum mengecek kebenaran asal-usul informasi yang ada. Disinilah pentingnya kesadaran itu sehingga masyarakat bisa terhindar dari sikap-sikap anti toleransi dan gerakan radikal sebagai dampak negatif berita hoax. Dengan kesadaran tersebut tentunya bisa memperkuat integrasi nasional.
Periode Akhir Revolusi Fisik di Bali, 1946-1949 Ketut Sedana Arta; I Wayan Putra Yasa; I Made Pageh; I Wayan Pardi
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 8 No 1 (2024): Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v8i1.22326

Abstract

This research aims to investigate Puputan Margarana and its impact on the physical revolution in Bali, both from a military and psychological perspective, and then to gain a clearer understanding of the tactics and strategies of resistance in Bali following the Puputan Margarana. This study employs historical methods encompassing heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The research findings indicate that the impact of Puputan Margarana resulted in psychological turmoil for the fighters in the Buleleng region, leading to sadness and a profound sense of loss due to the fall of Ngurah Rai and his staff. The post-Puputan Margarana physical revolution in Bali witnessed the reorganization of MBU-DPRI and the emergence of MBI, along with various persuasive actions to implement the minimum Banyuning program, the infiltration of DPRI's influence into government organs, and acts of violence against those openly supportive of NICA. With the achievement of the Renville Agreement in 1948, the shift in resistance in Buleleng came to be known as the "penurunan" (covert withdrawal) and "penyerahan" (official surrender), as orchestrated by Wijakusuma and the core leaders of MBU-DPRI.
DEKONTRUKSI IDEOLOGI DI BALIK SISTEM PPPK GURU DI INDONESIA I Wayan Putra Yasa
Jurnal Pendidikan Vol 14, No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jp.14.2.184-193

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk melakukan kajian kritis tentang kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan khususnya pengangkatan PPPK pada guru. Pendekatan yang dipakai adalah literatur review dimana sumber-sumber data dari tulisan ini berasal dari sumber berita, artikel ilmiah, dan buku yang berkaitan dengan pengangkatan PPPK. Hasil kajian setidaknya menjelaskan beberapa hal utama yaitu  pertama dekontrusi ideologi dalam sistem PPPK Guru di Indonesia dimana kajian ini menemukan ada ideologi kapitalisme yang mendasari dari kebijakan ini. Hal ini bisa dilihat dari kebijakan yang cenderung memandang bahwa guru sebagai modal yang harus dimanfaatkan secara maksimal dengan tolak ukur yang rigit selayaknya mesin. Kedua melihat praktik-praktik marginalisasi yang terjadi antara lain Guru PPPK tidak ada jenjang karier, Guru PPPK tidak bisa mendapatkan pensiunan, Guru PPPK dikontrak maksimal 5 tahun, dan  Guru PPPK mendapatkan gaji yang sama selama 5 tahun. Kondisi itu menjadi bukti guru tidak saja terhegemoni sebagai kelompok yang baik taat aturan, tetapi sudah terdominasi oleh aturan. Ketiga mengenai solusi untuk meningkatkan kualitas guru secara komprehensif mengubah regulasi dan aturan rekrutmen Guru PPPK, Memperjelas Jenjang Karier dan Kesejahteraan Guru PPPK,  Meningkatkan kompetensi Guru PPPK secara berkesinambungan, dan Melakukan evalusi berkala kepada Guru PPPK. Kebijakan guru dengan PPPK yang tidak emansipatoris syarat dengan kepentingan juga perlu dilakukan perbaikan sehingga guru tetap mendapatkan haknya dan bisa menjalan kewajiban dengan nyaman.