Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Crop Production Growth Response Green Mustard (Brassica juncea L) Against Granting Urea Fertilizer and Manure Goat On Overseas Land Ultisol In District South Rini Susanti; Astri , Afriani; Fitra Syawal Harahap
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 1 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : International Journal of Science, Technology & Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v1i3.36

Abstract

Abstract Giving Uera Fertilizer and Goat Coop Fertilizer in Ultisol Land for green mustard plants (Brassica Juncea L) aims to determine the fertilizer treatment of goats sometimes goats to increase leaf area, root volume and fresh weight of plants. And Interaction of fertilizer application, sometimes goat fertilizer (ton/ha), and urea fertilizer on green mustard plants. This research was conducted in Sona Village with a height of 18 meters above sea level in Labuhanbatu Regency in December 2019 until March 2020. The material used was green mustard seeds, goat manure. Urea fertilizer, water Tools used are cutter blades, analytical scales, rulers, scissors, mortars, measuring flasks, buckets, calipers, neat ropes, hoes. The research will be conducted with a factorial group design. The first factor is the provision of factorial Group Design (RBD) consisting of 2 factors, the first factor is Goat Cage fertilizer (K) consisting of 3 levels and the second factor is the provision of Urea fertilizer consisting of 2 dose levels, so we get 6 treatment combinations each - 4 replications so that 24 plots were obtained. Each plot consisted of 25 plants and taken 5 plants as samples. The parameters observed were plant height (cm), number of leaves (strands), leaf area (cm2), root volume (ml), and weight of fresh plant weight (g). Data obtained from the results of the study were statistically analyzed with variance and continued with Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) at 5% level. Results of research The treatment of fertilizer Fertilizer sometimes goat (tons/ha) with a dose of 2 tons/ha and urea fertilizer at 100 kg/ha can increase leaf area, root volume, and plant fresh weight. As well as the interaction of fertilizer application, sometimes goat fertilizer (ton/ha) and urea fertilizer have a significant influence on the parameters of leaf area, root volume, and plant fresh weight.
Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Program Aku Bangga Aku Tahu (Abat) Tentang Hiv Dan Aids Pada Siswa Kelas X Dan Xi Di SMK Tunas Pariwisata Ungaran Nurliyana; Sofiyanti, Ida; Rini Susanti
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 1 (2020): Journal of Holistics and Health Science, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i1.54

Abstract

AIDS in Indonesia ocwpies third in the list of ten deadly diseases, right under heart disease and cancer. Prevention is more emphasized in the age group 15-19 years. The "I Am Proud Of I Know" program is an effort to control HIV and AIDS by using IEC media. To find out the difference in knowledge before and after the counseling I Am Proud Of I Know (ABAT) program about HIV and AIDS in students of class X and XI at SMK Tunas Pariwisata Ungaran. The design of this study was a pre-experiment using the one group pre- post test design approach. The population in this study were students of class X and XI at the Tunas Pariwisata Ungaran Vocational School, amounting to 71 students. The sampling technique, namely total sampling (saturated sampling). Data collection is done by distributing questionnaires about students' knowledge of HIV and AIDS. Normality test using Kolmogorov-Smirnov and different tests using Paired T-test. The results of the calculation before being given counseling on average respondents' knowledge of 10,62 then increased to 13,31 after being given counseling. In bivariate analysis (p-value 0,000), it indicated that there were differences before and after counseling. There are differences in students' knowledge before and after the counseling program I Am Proud Of I Know (ABAT) about HIV and AIDS in students of class X and XI at Vocational High School in Tourism Ungaran. It is recommended that the school can run the program I am Proud of I Know, where the program can provide knowledge to students at the Ungaran Tunas Pariwisata Vocational School about comprehensive HIV / AIDS. ABSTRAK Penyakit AIDS di Indonesia menempati urutan ketiga dari daftar sepuluh penyakit mematikan, tepat dibawah penyakit jantung dan kanker. Pencegahan lebih ditekankan pada kelompok usia 15 – 19 tahun. Program “Aku Bangga Aku Tahu” adalah salah satu upaya pengendalian HIV dan AIDS dengan menggunakan media KIE. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) tentang HIV dan AIDS pada siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran. Desain penelitian ini adalah pre experiment menggunakan pendekatan one group pre-post test design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran yang berjumlah 71 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling (sampling jenuh). Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner tentang pengetahuan siswa terhadap HIV dan AIDS. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji beda menggunakan Paired T-test. Hasil perhitungan sebelum diberikan penyuluhan rata-rata pengetahuan responden sebesar 10,62 kemudian meningkat menjadi 13,31 setelah diberikan penyuluhan. Pada analisis bivariat (p-value 0,000), menunjukkan bahwa adanya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Terdapat perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan program aku bangga aku tahu (ABAT) tentang HIV dan AIDS pada siswa kelas X dan XI di SMK Tunas Pariwisata Ungaran. Disarankan pihak sekolah dapat menjalankan program Aku Bangga Aku Tahu, dimana program tersebut dapat memberikan pengetahuan pada siswa-siswi di SMK Tunas Pariwisata Ungaran tentang HIV/AIDS yang komprehensif
Hubungan Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Mammae dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri di Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Ninick Corea Fernandez; Isfaizah; Rini Susanti
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 1 (2020): Journal of Holistics and Health Science, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i1.59

Abstract

The prevalence of mammae cancer in Indonesia ranked second after cerviks cancer at 1.4 per 1,000 inhabitants, while in Semarang District the prevalence of mamame cancer ranked first with 112 cases. Prevention of cancer can be done by early detection with the method of breast examination itself (SADAR), but there are still many who do not know how to SADAR. The purpose of this researche is to analisis correlations between WUS knowledge about ca mammae with its own breast examination behavior (SADAR) in Sumberejo Village, Pabelan District.. Design observational analytical research with cross sectional approach. The population of this study is all women of childbearing age (WUS) in Sumberejo Village, Pabelan District, Semarang Regency. Sample as many as 100 WUS with Proportional Random Sampling sampling techniques. The research instrument is a questionnaire. Data analysis using univariate analysis with frequency distribution and bivariate analysis with chi-square test. Univariate analysis obtained most of WUS in Sumberejo Village Pabelan District Semarang District has enough knowledge about ca mammae by 43% and does not do SADAR by 65%. Bivariate analysis obtained there is a significant relationship between WUS knowledge about ca mammae and breast examination behavior itself (SADAR) (p =0.015). The better WUS knowledge of ca mammae the better wus behavior in breast examination itself. The need for socialization of SADAR examination for WUS as an effort to prevent the occurrence of cancer mamae. ABSTRAK Prevalensi kanker mammae di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah kanker cerviks sebesar 1,4 per 1.000 penduduk, sedangkan di Kabupaten Semarang prevalensi kanker mamame menduduki urutan pertama sebesar 112 kasus. Pencegahan kanker mamaer dapat dilakukan dengan deteksi dini dengan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), namun masih banyak yang belum mengetahui cara SADARI. Tujuan penelirian ini untuk mengetahui pengetahuan WUS tentang ca mammae dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan Kabupaten. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (WUS) di Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Sampel sebanyak 100 WUS dengan teknik pengambilan sampel Proportional Random Sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariate dengan uji chi-square. Analisis univariat didapatkan sebagian besar WUS di Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang memiliki pengetahuan yang cukup tentang ca mammae sebesar 43% dan tidak melakukan SADARI sebesar 65%. Analisa bivariat diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan WUS tentang ca mammae dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (p =0,015). Semakin baik pengetahuan WUS tentang ca mammae semakin baik perilaku WUS dalam pemeriksaan payudara sendiri. Perlunya sosialisasi pemeriksaan SADARI bagi WUS sebagai upaya pencegahan terjadinya kanker mamae.
Gambaran Pengetahuan Tentang Prebiotik Jahe Untuk Penurunan Nyeri Haid Pada Mahasiswi DIII Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Tahun 2021 Atika Purnama Sari; Rini Susanti
Journal of Holistics and Health Science Vol 3 No 2 (2021): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v3i2.77

Abstract

According to WHO, in the world the incidence rate is quite high. The incidence of dysmenorrhoea in young women on average: 16.8% -81%. The average in European countries menstrual pain occurs in women 45-97%. The lowest Bulgarian prevalence is 8.8%, the highest is 94% in Finland. The highest prevalence of dysmenorrhea is often found in adolescent girls, which is estimated: 20-90%. About 15% of adolescents have severe dysmenorrhea (Sulistyorinin, 2017). The purpose of this study was to determine the knowledge of students about ginger prebiotics to reduce menstrual pain in students of DIII Midwifery, Ngudi Waluyo Ungaran University in 2021.Quantitative descriptive research with survey. The sample in this study were 32 female students of DIII midwifery, Ngudi Waluyo Ungaran University. Sampling technique with sampling Total. Data analysis using frequency distribution. The results of this study are then given an interpretation based on the variables studied based on the criteria of good, adequate and insufficient. The results of this study indicate that students of DIII midwifery at Ngudi Waluyo Ungaran University have knowledge of Ginger Prebiotics for Menstrual Pain Reduction, the overall knowledge is good with a total of 32 people (100,0%). For female students to further improve their knowledge about health, especially about ginger prebiotics to reduce menstrual pain, by practicing how to process them every month with herbs ABSTRAK Menurut WHO, didunia disminore angka kejadiannya cukup tinggi. Kejadian dismenorea pada perempuan muda rata-rata:16,8%-81%. Rata-rata di negara Eropa nyeri haid terjadi pada perempuan 45-97%. Prevelensi terendah Bulgaria 8,8%, tertinggi mencapai 94% dinegara Finlandia. Prevelensi dismenorea tertinggi sering ditemui pada remaja perempuan, yang diperkirakan: 20-90%. Sekitar 15% remaja mengalami dismenorea berat (Sulistyorinin, 2017). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengetahuan Mahasiswi tentang Prebiotik Jahe Untuk Penurunan Nyeri Haid di Mahasiswi DIII Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Tahun 2021. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan Survey. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswi DIII kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran sejumlah 32 mahasiswi. Teknik pengambilan sampel dengan Sampling Total. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini kemudian diberi interpretasi berdasarkan variabel yang diteliti berdasarkan kriteria baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi DIII kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran memiliki pengetahuan tentang Prebiotik Jahe Untuk Penurunan Nyeri Haid, pengetahuan keseluruhan baik dengan jumlah 32 orang (100,0%). Bagi mahasiswi untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan khususnya tentang Prebiotik Jahe Untuk Penurunan Nyeri Haid yaitu dengan mempraktikkan cara pengolahannya setiap datang bulan dengan herbal.
The Comparison Of Service Quality For Bpjs And Non Bpjs Users In Batam Health Facilities Rini Susanti; Victor E. D Palapessy
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 2 No. 6 (2021): November 2021
Publisher : Publisher Cv. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v2i6.400

Abstract

BPJS and Non BPJS dependent patients have the same rights as other general patients to receive satisfying services just like other health care facilities. Considering that, this new program from the government in the health sector is aimed at controlling the quality and costs of health, so that it can be accessed by all levels of society, as well as having good prospects for hospitals and other health care facilities. Thus, hospitals are responsible for being able to provide satisfying and quality services so that they can be chosen by the community, both BPJS and non BPJS participants. The purpose of this study was to compare the quality of BPJS and Non BPJS dependent health services on the satisfaction of inpatients in health care facilities in the Riau Archipelago. This type of research is quantitative using a cross-sectional approach. The sample in this study was 60 people. The instrument used is a questionnaire. Data analysis in this study used the independent t-test. The results of the study found that there were significant differences between the quality of health services for the BPJS and Non BPJS respondent groups. And there is a significant difference between the satisfaction of inpatients in the BPJS and Non BPJS respondent groups. It is hoped that this research can be a reference for future research.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONDOM UNTUK PENCEGAHAN PMS PADA WPS DI LOKALISASI SUKOSARI BAWEN KABUPATEN SEMARANG Rizka Fauza; Rini Susanti; Eko Mardiyaningsih
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.554 KB)

Abstract

Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan global karena pola penyakitnya hampir terjadi di semua negara. Salah satu penyebabnya adalah transaksi seks pada wanita pekerja seksual (WPS) dan pelanggannya dengan tingkat penggunaan kondom yang rendah (kurang dari 10%). Faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom antara lain pendidikan, pengetahuan, sikap, dan ketersediaan kondom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS di Lokalisasi Sukosari Bawen Kabupaten Semarang Metode Penelitian Jenis penelitian ini deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.Analisis data menggunakan uji statistik Spearman Rank, jumlah sampel sebanyak 90 orang WPS di lokalisasi Sukosari Bawen dengan teknik sampling nonprobability sampling yaitu total sampling. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS adalah faktor pengetahuan dan ketersediaan kondom (p<0,05), sedangkan faktor pendidikan dan sikap tidak berhubungan dengan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS (p>0,05). Faktor pengetahuan memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS  pada WPS (r = 0,420), sedangkan faktor ketersediaan kondom memiliki hubungan yang lemah terhadap penggunaan kondom untuk pencegahan PMS (r s = 0,390). Kesimpulan Penyuluhan dan pelatihan mengenai PMS dan penggunaan kondom pada WPS perlu dilakukan oleh pihak unit kesehatan setempat dan perlunya pengawasan dari pengasuh berhubungan dengan penggunaan kondom pada anak asuh. Selain itu, diharapkan WPS lebih termotivasi untuk melakukan tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan Kondom untuk Pencegahan Pms pada Wps di Lokalisasi Kabupaten Semarang Rini Susanti; Chichik Nirmasari
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.223 KB)

Abstract

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan global karena pola penyakitnya hampir terjadi di semua negara. Hasil survey perilaku BPS dan depkes 2003 dalam Yanti (2011) menunjukkan bahwa kurang dari 10% pelanggan yang memakai kondom secara konsisten pada transaksi seks. Padahal berdasarkan estimasi Depkes (2003) dari 190.000-270.000 WPS saja sudah tejadi 7-10 juta transaksi seks per tahun sehingga dapat diperkirakan berapa banyak transaksi seks yang terjadi bila jumlah WPS lebih dari itu, dan dapat dibayangkan berapa jumlah transaksi seks yang beresiko menularkan PMS dengan tingkat penggunaan kondom yang rendah (kurang dari 10%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS dilokalisasi Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analisis komparatif dengan pendekatan crossectioan untuk mencari beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS, dengan jumlah sampel 90 orang WPS yang dilakukan dengan metode wawancara untuk mengetahui persepsi, sikap dan ketersediaan fasilitas kondon yang menunjang perilaku pencegahan PMS. Sebagian bagian besar persepsi WPS mengenai penyakit menular seksual dalam kategori kurang yaitu sebanyak 47 responden (52,2%).Sebagian besar faktor sikap WPS terhadap tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS di lokalisasi kabupaten Semarang dalam kategori baik sebanyak 53 responden (58,9%). Sebagian besar ketersediaan fasilitas yang menunjang perilaku pencegahan PMS di Lokalisasi Kabupaten Semarang dalam kategori selalu sebanyak 72 responden (80,0%). Sebagian besar penggunaan kondom yang menunjang perilaku pencegahan PMS pada WPS di lokalisasi kabupaten Semarang dalam kategori jarang sebanyak 37 responden (41,1%). Tidak ada hubungan persepsi WPS dengan tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS di lokalisasi kabupaten Semarang (p value: 0,859). Ada hubungan sikap terhadap pencegahan PMS dengan tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS di Lokalisasi kabupaten Semarang (p value: 0,002). Ada hubungan ketersediaan fasilitas/sarana (kondom) dengan tindakan penggunaan kondom untuk pencegahan PMS pada WPS kabupaten Semarang (p value: 0,000)
PERBEDAAN ANTARA DILAKUKAN PIIJATAN OKSITOSIN DAN TIDAK DILAKUKAN PIJATAN OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA Firriantin Ayu Widiyanti; Heni Setyowati; Kartika Sari; Rini Susanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.19 KB)

Abstract

Masalah yang sering timbul pada ibu post partum adalah sindrom ASI kurang dan ibu bekerja. Masalah sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusu, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara terasa membesar. Namun kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak tercukupi dan ada keinginan untuk menambah susu formula. Kecukupan dapat dinilai dari penambahan berat badan bayi secara teratur, frekuensi BAK paling sedikit 6x sehari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design dengan rancangan post test only design control group. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas bulan Mei-Juni 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 20 responden di mana 10 responden dilakukanpijat oksitosin dan 10 responden tidak dilakukan pijat oksitosin, pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling.Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa 2014 dengan menggunakan uji t independen, didapatkan nilai t hitung = -3,331 dengan p-value sebesar 0,004, dengan demikian hipotesis kerja (Ha) diterima p-value 0,004 <a (0,05) yang berarti ada perbedaan antara dilakukan pijatan oksitosin dan tidak dilakukan pijatan oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Produksi ASI pada ibu yang dilakukan pijat oksitosin lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak dilakukan pijat oksitosin. Diharapkan bagi keluarga dan ibu post partum dapat melakukan tindakan pijat oksitosin dalam upaya peningkatan produksi ASI melalui petugas kesehatan.Kata Kunci : pijat oksitosin, produksi ASI
PENGARUH ANALISIS JABATAN DAN PENGEMBANGAN KARIR MELALUI KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TEBO Arna Suryani; Rini Susanti
J-MAS (Jurnal Manajemen dan Sains) Vol 1, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.633 KB) | DOI: 10.33087/jmas.v1i1.4

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of Job Analysis and Competency Career Development Through Employee Performance Against Religious Affairs Office of Tebowitha population of31personnel.. The results showed, in the school environment to support Based on the research results, TCRvariablejob analysis(X1) of 1844, career development(X2) amounted to1,210, competence(Y) of 1847, andthe performance ofemployees(Z) of 1,348. Effect ofX1to Yat0.682, X2to Yat0.173, ANOVAvalueX1, X2to Yat27.746. Meanwhile, theinfluenceof theZamounted to0.701X1, X2toZof0.280, ANOVAvaluesX1andX2 toZat81.229. Meanwhile, the effect ofjob analysisand career developmenttogetherwiththe competenceof38.4859%.
ANALISIS SENYAWA ANTIFUNGAL BAKTERI ENDOFIT ASAL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Andini Hanif; Rini Susanti
Agrintech: Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.339 KB) | DOI: 10.30596/agrintech.v1i1.1666

Abstract

Endophytic bacteria repoted can produce metabolite as antifungal compound. This study was aimed to knowing and obtain antifungal compound wich are produced of endophytic bacteria to control fungal pathogen. Isolation of endophytic bacteria was done using surface sterilization method, furthermore hypersensitive reaction test of bacteria was done for selection pathogenicity of bacteria. Endophytic bacteria was tested their antagonism against fungal pathogen for selection the potential of endophytic bacteria. Isolate of endophytic bacteria which have highest growth inhibitor would be extracted and analyzed the antifungal compound. The result showed that threeisolate of endophytic bacteria wich one potentially in inhibiting fungal pathogen are isolate EF14III, ER1I and ER101. Isolate bacteria ER1I was the most effective in inhibiting the growth of fungal pathogen. Antifungal compound in isolate bacteria ER1I are fenol, lauric acid, propenoic acid, and cyclohexanone.Keywords: Antifungal compound, Endophytic Bacteria, Fungal pathogen