Claim Missing Document
Check
Articles

Pola Pembinaan Keluarga Harmonis di Desa Binaan Huldia Syamsiar; Khairul Rizal
Educatio Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v12i2.1444

Abstract

The purpose of this study was to be able to find out how the form of harmonious family formation patterns in the village of Pesanggrahan, Montong Gading District. The method in this study is a qualitative research method with a descriptive approach. Informants in the study used Purposive Sampling methods by using Purposive Sampling. Based on the research conducted, it was obtained the result that the Harmonious family development program was a program proposed by the village community and fully supported by the Pesanggrahan village government, the hard work of the village government in the structured guidance in all aspects in each formation was able to present a harmonious family in the village of Pesanggrahan, there is an impression of the success of the Persanggrahan village government in managing the social structure of the local community. This is evidenced by the many awards received by Pesanggrahan Village thanks to the formation and condition of the community who can participate maximally in every village government program through entrepreneurship development activities, rotating lessons in each Kadus in Pesanggrahan Village and education for newly married good families and those who have long been married about family life with good and true through BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja), and BKL (Bina Keluarga Lansia)
Penggunaan Pestisida Nabati Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Lingkungan di Desa Gunung Selamat, Kec. Bilah Hulu, Kab. Labuhanbatu Jujuaningsih Jujuaningsih; Khairul Rizal; Yudi Triyanto; Widya Lestari; Dahrul Aman Harahap
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.708 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.857

Abstract

Vegetable pesticides are pesticides whose active ingredients come from plants and other organic materials that control pest attacks on plants, containing many bioactive compounds such as phenolic, alkaloid compounds and also other secondary chemical substances. Papayas are plants originating from Central America. Papaya can grow well in areas that are in tropical climates. Some of the ingredients contained in papaya leaves include papain enzymes, flavonoids, alkaloids, saponins, and tannis. All of the content contained in papaya leaves, the papain enzyme is the most abundant chemical content in papaya leaves because it comes from papaya sap.
PEMANFAATAN GEDEBOK PISANG TERHADAP TANAMAN CABAI YANG BARU PINDAH TANAM DI LAHAN PASCA PERUMAHAN AFDELING II KECAMATAN BILAH BARAT KABUPATEN LABUHANBATU Dian Permana; Khairul Rizal; Yusmaidar Sepriani; Badrul Ainy Dalimunthe
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1906

Abstract

Pemanfaatan gedebog pisang sedikit diketahui para petani milenial. Gedebog pisang dapat memberikan pengaruh terhadap tanaman cabai, yaitu menekan stress pada tanaman cabai yang baru pindah tanam serta memberikan konsentrasi agar tanaman cabai yang baru pindah tanam tidak layu mendadak. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasca perumahan yang terletak di Afdeling II Kecamatan Bilah Barat Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian dilaksanakan 18 oktober 2021 sampai selesai. Bahan yang digunakan: gedebok pisang 7cm, gedebog pisang 12cm, benih cabai yang akan ditanam,. Alat yang digunakan: parang, gergaji, cutter, sendok, alat tulis, dan kamera. Metode yang digunakan RAK dengan 3 perlakuan 2 kali ulangan serta 2 variabel, yaitu jumlah tanaman yang tumbuh, tinggi tanaman dari 150 sampel tanaman cabai. Hasil menujukkan bahwa parameter jumlah tanaman cabai merah umur 3-12 hari yang hidup dengan menggunakan tiga perlakuan memberikan respon yang paling banyak pada perlakuan gedebok 1 (7 cm),, sedangkan penelitian tinggi cabai merah umur 2-8 minggu menunjukkan tinggi cabai merah dengan menggunakan tiga perlakuan menunjukkan respon yang paling tinggi pada perlakuan menggunakan gedebog 1 (7cm).
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA CAMPURAN ASAP CAIR PELEPAH KELAPA SAWIT SEBEGAI BAHAN KOAGULAN KARET ALAM ALTERNATIF UNTUK PETANI Kharisma Ramadhan; Badrul Ainy Dalimunthe; Fitra Syawal Harahap; Khairul Rizal
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1926

Abstract

Dalam penggunaan penggumpal karet yang tidak sesuai akan mempengaruhi kualitas hasil karet alam sadapan para petani yang berpengaruh sekali terhadap harga jual karet. Penelitian ini mempelajari tentang kualiatas karet alam yang digumpalkan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yaitu asap cair dari tempurung kelapa dicampur asap cair pelepah kelapa sawit. Penelitian ini menunjukkan, bahwa dalam penggunaan asap cair dari tempurung kelapa campuran asap cair pelepah kelapa sawit menghasilkan koagulum dengan kadar karet kering optimum sebesar 35,15%. Dengan demikian maka, penggunaan asap cair ini dapat menjadi alternativ penggumpal karet untuk petani agar dapat mendorong kualitas karet yang dihasilkan menjadi lebih baik
ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L) DI LAHAN AFD II KECAMATAN BILAH BARAT KABUPATEN LABUHAN BATU Devi Pristikawati; Khairul Rizal; Yusmaidar Sepriani; Hilwa Walida
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas tanaman sayur-sayuran yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Permintaan kebutuhan cabai merah setiap tahunnya selalu melonjak naik terus-menerus hal itu terjadi dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang ada di Indonesia tiap tahunnya. Karena cabai merah ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam rumah tangga terutama bagi ibu-ibu,warung,restoran,dan lain sebagainya. Cabai merah ini merupakan kebutuhan pelengkap dalam setiap masakan yang dihidangkan dimanapun berada, cabai merah ini juga bisa menjadi pewarna alami untuk makanan. Penelitian ini dilakukan di lahan pasca perumahan yang terletak di PTPN III AFD II Kec. Bila Barat Kab. Labuhan Batu yang bertujuan untuk mengidentifikasi pembiayaan modal produksi dalam penanaman cabai merah dengan menganalisis beberapa faktornya yang termasuk biaya modal tetap dan modal tidak tetap atau bisa disebut dengan biaya variabel.
ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH PADA AREAL TANAMAN KARET YANG SUDAH TIDAK PRODUKTIF DI PTPN III AFDELING V AEK NABARA KAB. LABUHANBATU Mhd Fahmi Abdi; Kamsia Dorliana Sitanggang; Fitra Syawal Harahap; Khairul Rizal
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1900

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji tingkat kesuburan tanah perkebunan karet PTPN III Afdeling V Aek Nabara Kabupaten Labuhanbatu dan memberi pengetahuan petani karet bahwa kesuburan tanah wajib ditingkatkan tetapi tetap menjaga kualitas tanah. Penelitian dilaksanakan di perkebunan karet PTPN III Afdeling V Aek Nabara, Labuhanbatu dan analisis sifat kimia tanah di laboratorium analitik Socfin Indonesia kebun Bangun Bandar dengan parameter pH H2O, N total, C-Organik, PBrayII, K, Ma, Ca, Na, KTK. Bahan & alat: 5 sampel tanah tanaman karet tidak produktif, bor tanah, alat tulis, lebel, plastik, kamera. Hasil: tanah perkebunan karet tidak produktif memiliki nilai parameter tanah yang nilai kandungannya berbeda, vegetasi sekitar tanah tanaman karet tidak produktif i juga menjadi faktor mengapa tanaman sekitar tanah tersebut tidak produktif lagi. Semua parameter yang dianalisis uji lab. Analitik bahwa pH tanah tergolong masam di kelima sampel, N total, C-Organik, P-BrayII, K, Ma, Ca, Na, KTK juga tergolong rendah di tiap parameternya. Dengan penanganan seperti pemupukan atau permberian bahan organik dapat memberikan solusi agar tanah areal tanaman yang tidak produktif dapat lebih baik lagi, analisis kelima sempel ini dapat memberikan solusi pada pihak perkebunan agar dapat menangani dengan tepat pada lahan tanaman karet yang sudah tidak produktif menjadi lebih memberikan keuntungan, baik di bidang perusahaan maupun di bidang pertanian.
UJI ORGANOLEPTIK LUMP KARET (Hevea brasiliensis muell) MENGGUNAKAN ASAP CAIR DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGUMPAL LATEKS Yasir Mahendra Nasution; Badrul Ainy Dalimunthe; Khairul Rizal; Dini Hariyati Adam
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani karet di Indonesia masih banyak yang menggunakan koagulan yang tidak direkomendasikan berupa pupuk tawas, TSP dan sebagainya sehingga menyebabkan penurunan kualitas karet di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas pengolahan karet, petani karet diharuskan menggunakan bahan koagulan seperti asam format. Namun, bahan yang sulit didapat dan bahkan harga jual yang relatif tinggi menjadi alasan petani menggunakan bahan yang tidak direkomendasikan. Salah satu alternatif dan solusi adalah pemanfaatan limbah yang ditemukan sebagai pengganti asam format yaitu asap cair. Asap cair yang dihasilkan dari pirolisis berbagai bagian tanaman yang mengandung fenol dan asam yang dapat digunakan sebagai koagulan lateks. Penggunaan pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku asap cair mempengaruhi biaya produksi sebesar 30%. Proses pemangkasan batang pelepah sawit yang dibiarkan membusuk yang tidak digunakan. Batang pelepah sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan asap cair yang murah. Dalam 10 kg pelepah sawit dapat dihasilkan 1 liter asap cair murni yang dapat digunakan sebagai koagulan lateks karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gumpalan lateks yang menggunakan asap cair dari pelepah sawit sebagai koagulan memiliki warna yang cukup baik. Selain itu, asap cair juga terbukti memberikan reaksi yang baik sebagai koagulan lateks karet baik dari segi tekstur, warna maupun tingkat keamanannya bagi kulit.
PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PESTISIDA ALAMI DALAM MENGENDALIKAN HAMA KUTU DAUN (Myzus persicae) PADA TANAMAN CABAI MERAH DI LAHAN PERTANIAN DESA AFDELING II KECAMATAN BILAH BARAT KABUPATEN LABUHANBATU Ari Buana Simatupang; Yusmaidar Seprian; Fitra Syawal Harahap; Khairul Rizal
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1895

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian asap cair dari tempurung kelapa sebagai pestisida alami dalam mengendalikan hama kutu daun (Myzus persicae) pada cabai merah. Penelitian dilaksanakan di Lahan Pasca perumahan wilayah perkebunan Afdeling II Kecamanat Bilah Barat Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian dilakasanakan Oktober 2021 sampai Maret 2022. Metode Penelitian menggunakan metode Eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 4 kali ulangan. Di sini A1 = 0 hari sekali (tanpa menggunakan perlakuan), A2 = perlakuan asap cair 2 hari sekali, A3 = perlakuan asap cair 4 hari sekali, A4 = perlakuan asap cair 6 hari sekali, dan A5 = perlakuan asap cair 8 hari sekali.. pengaplikasian asap cair tempurung kelapa dilakukan dengan menggunakan keep semprot merek solo dengan konsentrasi 3%. Hasil penelitian menunjukkan Populasi hama kutu daun pada tanaman cabai tertinggi pada perlakuan 0 hari sekali / tanpa aplikasi asap cair (A1) yaitu 8,4 ekor dan populasi terendah pada perlakuam aplikasi asap cair setiap 2 hari sekali (A2) yaitu 4,0 ekor. Dan juga Persentase serangan hama kutu daun pada tanaman cabai merah dengan menyemprotkan asap cair masuk dalam kategori serangan rendah, karena pada perlakuan aplikasi asap cair 2 hari sekali (A2) menunjukan tingkat serangan sebesar 22,4%, dimana nilai tersebut masuk dalam dalam kategori serangan rendah.
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) TERHADAP ZPT EKSTRAK TAUGE DI PEMBIBITAN AWAL (PRE NURSERY) Saftana Kanda Prabowo; Novilda Elizabeth Mustamu; Khairul Rizal; Kamsia Dorliana Sitanggang
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh ekstrak tauge sebagai ZPT alami pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan pembibitan tanaman kelapa sawit. Sehingga dapat mengetahui berapa konsentrasi yang paling baik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Analysis of Variance) pada jenjang nyata 5 %. Apabila ada beda nyata dalam perlakuan diuji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pertumbuhan bibit kelapa sawit dengan pemberian ekstrak tauge. Dosis 200ml ektrak tauge lebih efektif mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter tanaman. Dan dosis yang lebih tinggi dari 200ml dapat menghambat pertumbuhan bibit kelapa sawit.
IDENTIVIKASI SIFAT KIMIA TANAH DI LAHAN BERLERENG YANG DI TANAMI KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) DI DESA SIRINGO-RINGO KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHANBATU Yudi Pratama Putra Pakpahan; Dini Hariyati Adam; Khairul Rizal; Kamsia Dorliana Sitanggang
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1960

Abstract

Identivikasi sifat kimia tanah di lahan berlereng yang di tanami kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di desa siringo-ringo kecamatan rantau utara kabupaten labuhanbatu. Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) ialah salah satu tanaman perkebunan yang banyak di tanami di indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survei lapangan untuk memastikan ketiga titik pengambilan sempel, sempel yang di ambil dari lahan berlereng yang berbeda dan mewakili tiap lerengnya. Pengambilan sempel tanah di kedalaman (10-40 cm) di dalam tanah, hasil analisis menunjukkan kalau pH tanah dengan rata-rata 5,06 (masam), nitrogen rata-rata 0,14 (rendah), fosfor rata-rata 185,44 (sangat tinggi), C-organik rata-rata 1,89 (rendah), kalium rata-rata 0,49 (sedang), kalsium rata-rata 0,27 (sangat rendah), magnesium rata-rata 0,24 (sangat rendah), dan KTK rata-rata 8,14 (rendah). Dari hasil analisis bisa disimpulkan kalau tanah di desa Siringo-ringo, sifat kimia tanah belum tercukupi buat tanaman kelapa sawit hingga dari itu perlunya peningkatan pemupukan pada tanah di desa Siringo-ringo tersebut.