Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) USAHATANI SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS ORGANIK BRENJONK, DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR) Romadhoni Hidayatulloh; Djoko Koestiono; Budi Setiawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.458 KB)

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang besar dalam pengembangan pada dunia pertanian khususnya pada bidang tanaman hortikultura. Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages). (Porter dalam Widarsono, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis manajemen rantai nilai pemasaran sayuran organik pada Komunitas Organik Brenjonk, (2) menganalisis keterikatan hubungan pemasaran sayuran organik antara Komunitas Organik Brenjonk dengan pelanggannya. Lokasi pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Komunitas Organik Brenjonk Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel responden adalah Non-Probability sampling. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan metode judgement sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis kepercayaan dan komitmen dan korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan manajemen rantai nilai usahatani sayuran organik terbagi menjadi dua bagian yaitu antara Komunitas Organik Brenjonk dengan para petani dan antara Komunitas Organik Brenjonk dengan para pelanggan. Dari 4 pelanggan Komunitas Organik Brenjonk dengan analisis kepercayaan dan komitmen, D’Natural memiliki nilai hubungan pemasaran yang paling tinggi dengan skor 4.15. Selanjutnya Kinagro dengan skor 4.05. Pelanggan yang ketiga adalah Flores dengan skor 4.01. Pelanggan MIK dengan skor 3.15.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PELAKU USAHA DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) (STUDI KASUS DI KOTA DEPOK JAWA BARAT) Jamilah Dahari; Budi Setiawan; Abdul Wahib Muhaimin
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 14, No 3 (2014)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.36 KB)

Abstract

Adanya berbagai produk olahan lidah buaya yang dihasilkan dari kegiatan agroindustri di Kota Depok menimbulkan nilai tambah yang mampu diberikan produk olahan terhadap bahan bakunya yang berupa pelepah lidah buaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan finansial usahatani lidah buaya, mengkaji berbagai nilai tambah yang dihasilkan dari berbagai produk olahan lidah buaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelaku usaha dalam  mengembangkan agribisnis lidah buaya di Kota Depok. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian  ini  diantaranya adalah analisis finansial usahatani (cash flow analysis), nilai tambah dengan metode hayami, profitability ratio agroindustri, dan logit (Logistic Regression Model). Hasil analisis usahatani lidah buaya di Kota Depok menunjukkan bahwa kegiatan usahatani tersebut menguntungkan secara finansial. Besar pendapatan yang diperoleh pelaku usahatani lidah buaya selama 5 tahun produksi adalah sebesar Rp 50,658,700.00. Berdasarkan hasil analisis finansial usahatani Lidah buaya diperoleh nilai RC ratio sebesar 1.6, nilai Net Present Value (NPV) pada discount factor 12% adalah sebesar Rp 31,795,311.00, nilai Gross B/C sebesar 1.5, dan IRR > 50%. Kegiatan agroindustri lidah buaya di Kota Depok juga menguntungkan secara finansial. Hal ini berdasarkan nilai gross profit ratio yang diperoleh yaitu sebesar 50.73 %, nilai net profit margin sebesar 50.22%, dan nilai return on equity sebesar 90.91 %. Sedangkan hasil analisis dengan metode hayami menunjukkan bahwa kerupuk aloe memberikan nilai tambah dan keuntungan yang paling besar terhadap satu kilogram bahan baku segar lidah buaya dibandingkan dengan produk olahan lainnya seperti nata de aloe, jus aloe, teh aloe, selai aloe,  jelly aloe, plan aloe, dan permen aloe. Nilai tambah kerupuk aloe yaitu sebesar Rp 85,000.00 per kilogram bahan baku Lidah buaya segar. Sedangkan tingkat keuntungan yang dihasilkan dari kerupuk aloe adalah sebesar Rp 45,000.00. Hasil analisis logit menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pelaku usaha lidah buaya diantaranya adalah status kepemilikan lahan, pengalaman agroindustri, dan umur pelaku usaha.   Kata kunci:  Pelaku Usaha, Agroindustri, Lidah Buaya, Diversifikasi Usaha, Nilai Tambah
ANALISIS VOLATILITAS HARGA, VOLATILITAS SPILLOVER, DAN TREND HARGA PADA KOMODITAS BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DI JAWA TIMUR Mullisa Ayu Wijaya; Ratya Anindita; Budi Setiawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.71 KB)

Abstract

Liberalisasi perdagangan di Indonesia menyebabkan impor bawang putih selalu meningkat sehingga harga domestik bawang putih tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan domestik, akan tetapi mengikuti harga impor bawang putih. Hal itu menyebabkan harga domestik bawang putih semakin tidak pasti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volatilitas harga, volatilitas spillover, dan untuk mengetahui trend harga pada komoditas bawang putih sebelum dan sesudah liberalisasi perdagangan. Penelitian ini didukung oleh data sekunder (time series), yaitu harga bawang putih di tingkat produsen (petani) dan konsumen (eceran) di Jawa Timur, selama 21 tahun, dari 1992 hingga 2012 (bulanan). Untuk menganalisis volatilitas harga digunakan metode ARCH/GARCH, volatilitas spillover digunakan metode EGARCH, dan untuk mengukur trend harga digunakan metode Kuadrat Terkecil. Hasil-hasil penelitian ditunjukkan bahwa sebelum liberalisasi perdagangan volatilitas harga produsen dan konsumen adalah high volatility, sedangkan sesudah liberalisasi perdagangan volatilitas harga produsen adalah high volatility dan volatilitas harga konsumen adalah low volatility. Sebelum liberalisasi perdagangan mengindikasi volatilitas spillover, sedangkan sesudah liberalisasi perdagangan tidak mengindikasi volatilitas spillover. Trend harga produsen dan konsumen sesudah liberalisasi perdagangan adalah meningkat sangat tinggi daripada trend harga produsen dan konsumen sebelum liberalisasi perdagangan. Kedua trend harga tersebut merupakan garis uptrend.   Kata kunci: bawang putih, volatilitas harga, volatilitas spillover, trend harga
VOLATILITAS HARGA GULA DUNIA DAN HARGA GULA DOMESTIK Fitrotul Laili; Ratya Anindita; Budi Setiawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 14, No 3 (2014)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.886 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat volatilitas harga gula dunia dan harga gula domestik. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ARCH/GARCH. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa volatilitas harga gula dunia dan harga gula domestik, masing-masing bernilai kurang dari 1 (satu) pada seri harga nominal. Volatilitas harga gula mentah (raw sugar) sebesar 0.00254. Volatilitas harga gula rafinasi (refined sugar) sebesar 0.957513. Volatilitas harga gula domestik sebesar 0,980068. Hal ini menunjukkan volatilitas dengan kecenderungan menurun pada tahun-tahun berikutnya.   Kata kunci: Volatilitas, Harga Gula Dunia, Harga Gula Domestik, ARCH/GARCH
KATEGORI POTENSI KECAMATAN BERDASARKAN SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN TRENGGALEK Alia Fibrianingtyas; Nuhfil Hanani; Budi Setiawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.946 KB)

Abstract

Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Tahun 2010 hingga 2014 yang dalam proses penyusunannya melibatkan kabupaten dan kota. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu sasaran pengembangan wilayah di bagian selatan Jawa Timur yang diduga penganekaragaman penyediaan pangan (Pola Pangan Harapan) di beberapa kecamatannya masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis penganekaragaman penyediaan pangan masing-masing kecamatan di Kabupaten Trenggalek apabila dilihat dari skor Pola Pangan Harapan (PPH), 2) menganalisis potensi kecamatan berdasarkan ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek, 3) mengklasterkan (mengelompokkan) potensi kecamatan berdasarkan analisis ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek. Metode yang digunakan yaitu skor Pola Pangan Harapan, analisis ketahanan pangan dan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor Pola Pangan Harapan di Kabupaten Trenggalek tergolong rendah, dengan skor Pola Pangan Harapan tertinggi adalah Kecamatan Bendungan yaitu sebesar 61.18. Beberapa kecamatan di Kabupaten Trenggalek juga masih perlu ditingkatkan potensi ketahanan pangannya. Dari penelitian ini dapat dibentuk sebanyak empat klaster berdasarkan ketahanan pangan, antara lain Klaster I dengan nama Dominan Penyerapan Pangan, Klaster II dengan nama Dominan Akses Pangan, Klaster III dengan nama Dominan Status Gizi dan Klaster IV dengan nama Dominan Ketersediaan Pangan. Berdasarkan klaster yang terbentuk tersebut perlu dilakukan peningkatan potensi ketahanan pangannya pada setiap kecamatan.   Kata kunci: Pola Pangan Harapan, ketahanan pangan, klaster
Pengaruh Pemberian Dosis Vitamin C Dan Waktu Pemeliharaan Terhadap Kematian Ikan Nila Menggunakan Regresi Logistik Budi Setiawan; Jaka Nugraha
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 12, ISSUE 2, August 2011
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perikanan Kolam Jaring Apung JD-Cirata, Cianjur-Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis vitamin C dan waktu pemeliharaan terhadap kematian ikan nila. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik biner. Variabel respon adalah kematian ikan nila dan variabel penjelasnya adalah dosis vitamin C dan waktu pemeliharaan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa pemberian dosis vitamin C dan waktu pemeliharaan berpengaruh terhadap kematian ikan nila. Probabilitas kematian ikan nila terkecil ketika pemberian dosis vitamin C 650 ml pada waktu pemeliharaan bulan ke-3, yaitu sebesar 0.0632 atau 6.32%. Semakin besar pemberian dosis vitamin C akan menekan kematian ikan, demikian juga semakin besar usia ikan maka peluang ikan akan hidup juga semakin besar.
POTENSI TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ali Rosidi; Ali Khomsan; Budi Setiawan; Hadi Riyadi; Dodik Briawan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.06 KB)

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) adalah salah satu tumbuhan obat keluarga Zingi beraceae yang banyak tumbuh dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia. Temulawak diketahui memiliki banyak manfaat salah satunya  potensi sebagaiantioksidan. Komponen aktif yang bertanggung jawab sebagai antioksidan dalam rimpang temulawak adalah kurkumin. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi temulawak sebagai antioksidan. Bahan baku yang digunakan adalah rimpang temulawak diperoleh dari petani temulawak di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Metode ekstrasi menggunakan ekstraksicair-cair yang dikembangkan PT Javaplant. Ekstrak temulawak dianalisis kandungan proksimat.Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dan Analisis Kadar kurkuminoid Temulawak Menggunakan HPLC. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis denganmenggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk diskriptif.  Pada ekstrak temulawak ditemukan kadar kurkumin sebesar 27,19% dengan rendemen sebesar 1,02%. Aktivitasantioksidan ekstrak temulawak dengan IC sebesar 87,01 ppm. Ekstrak temulawak memiliki aktivitas antioksidan tergolong aktif sehingga  berpotensi  sebagai antioksidan alami yang baik. Kata kunci : Kadar Kurkumin, Antivitas antioksidan,Temulawak 50
Pengembangan Desa Wisata Jatimalang Berbasis Industri Kreatif Budi Setiawan; . Zulfanita
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2015): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.1.2.101-109

Abstract

The purpose of this activity is to develop tourism village Jatimalang to improve community empowerment in the management of tourism potential. Community service activities through the Field Work Experience Learning Community Empowerment (KKN PPM) develop coastal resorts Jatimalang become an attractive tourist destination area and able to empower the local community-based development of creative economy. KKN PPM using the method of Education for Sustainable Development (EfSD) is one method of community service oriented problem solving in the community. EfSD method emphasizes the three pillars, namely economic, ecological or environmental, and social. Program development activities carried out in outline included the development of tourist attractions, accessibility, amenitas, and tourism activities.
PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA DENGAN POWERPOINT DAN WONDERSHARE UNTUK PENGEMBANGAN SOFT SKILLS SISWABAGI GURU SD &TK1) Budi Setiawan; Endro Purnomo
WARTA LPM WARTA Volume 19, Nomor 1, Maret 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v19i1.1985

Abstract

Developmentof soft skills in elementary and kindergarten students can be metthrough alearning model based Multimedia Information Communication Technology (ICT). Training development of multimedia-based instructional media and Information Communication Technology aim stop rovide skills in aking mediaan attractive multimedia learning in a way that isrelativel yeasy. The method applied in this activity is the method of presentation of the introduction of the software includes Microsoft Power Point and Wondershare. Demonstration of the method pengoperasionalisasian program and method of making the practice of instructional media directly by the participants in accord ance with their respective subjects with the use of these programs.
Analisis Efisiensi Teknis dan Alokatif Usahatani Jagung (Studi Kasus di Desa Bitefa Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara) Simon Juan Kune; A Wahib Muhaimin; Budi Setiawan
AGRIMOR Vol 1 No 01 (2016): AGRIMOR - January 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.348 KB) | DOI: 10.32938/ag.v1i01.23

Abstract

Penenitian analisis efisiensi teknis dan alokatif usahatani jagung dilakukan di desa Bitefa Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara dengan pertimbangan lokasi ini memiliki produksi tertinggi di Kecamatan Miomafo Timur. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder, sampel yang diambil menggunakan metode Slovin sehingga diperoleh responden sebanyak 46 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis fungsi produksi stichastic frontier. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi jagung adalah luas lahan pada taraf signifikan 1 persen dan benih pada taraf signifikan 1 persen. Sedangkan untuk faktor tenaga kerja, biaya dan pupuk tidak berpengaruh nyata. Tingkat efisiensi teknik usahatani jagung di daerah penelitian terendah yaitu sebesar 0,80 dan tingkat efisiensi tertinggi dari usahatani jagung yaitu sebesar 0,99. Penggunaan luas lahan dan benih ternyata masih belum efisien, hal ini ditunjukan dengan besarnya perbandingan antara NPMx / Px < 1. Faktor-faktor yang berpengruh terhadap efek inefisiensi adalah pendidikan formal berpengaruh negatif yang berarti semakin tinggi pendidikan formal dapat menurunkan efisiensi secara teknis. Sementara pendidikan nonformal berpengaruh positif yang berarti jika petani responden semakin sering mengikuti pelatihan dan penyuluhan di bidang pertanian akan bermanfaat untuk meningkat efisiensi teknis usahatni jagung, karena pengetahuan yang diperoleh dalam mengikuti pelatihan dan penyuluhan lebih diarahkan pada penerapan budidaya dan usahatani di bidang pertanian agar petani dapat mengetahui cara mengelola usahataninya dengan baik dan benar, terutama dalam menggunakan faktor-faktor produksi seperti lahan, benih, biaya, tenaga kerja dan pupuk.