Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERIAN VARIASI KONSENTRASI CAMPURAN GEDEBONG PISANG, SABUT, DAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GEMITIR (Tagetes erecta L.) DENGAN MICROBACTER ALFAAFA-11 SEBAGAI BIOAKTIVATOR ., I Gede Surya Natha; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani menggunakan pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik pupuk anorganik maupun pupuk organik. Penggunaan pupuk anorganik yang terus meningkat kususnya pupuk urea dan penggunaan secara terus menerus dapat berdampak pada menurunkan bahan organik dalam tanah, struktur tanah, dan pencemaran lingkungan. Pupuk anorganik hanya dapat diproduksi dari pabrik. Berbeda dengan pupuk organik yang dapat dibuat dari limbah seperti sisa-sisa tanaman, limbah hewan, dan limbah dapur. Seperti campuran gedebong pisang, sabut kelapa, dan air kelapa dapat dikombinasikan sebagai bahan dasar pupuk organik cair serta Microbacter Alfafa-11 sebagai bioaktivator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi konsentrasi campuran gedebong pisang, sabut, dan air kelapa sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman gemitir (Tagetes erecta L.) dengan Microbacter Alfafa-11 sebagai bioaktivator. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan dengan 8 kali ulangan setiap perlakuan. Dalam hal ini empat (4) kelompok perlakuan variasi konsentrasi campuran tersebut antara lain: 0%, 15%, 20%, dan 25% dalam 100 ml. Perlakuan pada tanaman diberikan setiap minggu selama enam (6) minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan rerata berat kering tanaman gemitir (Tagetes erecta L.) secara berurutan sebagai berikut: 3,05 gr, 6,08 gr, 5,16 gr, dan 6,93 gr. Dilihat dari rerata berat kering, perlakuan variasi konsentrasi campuran gedebong pisang, sabut kelapa, dan air kelapa dengan Microbacter Alfaafa-11 sebagai bioaktivator menyebabkan perbedaan pertumbuhan terhadap tanaman gemiitir (Tagetes erecta L.) dan pertumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan campuran dengan konsentrasi 25%.Kata Kunci : Gedebong Pisang, Sabut Kelapa, Air Kelapa, Microbacter Alfafa-11, Tagetes erecta L. Farmers use fertilizers to increase plant growth, both inorganic fertilizers and organic fertilizers. The use of inorganic fertilizers which continues to increase specifically urea fertilizer and continuous use can have an impact on reducing organic matter in soil, soil structure, and environmental pollution. Inorganic fertilizers can only be produced from the factory. Unlike organic fertilizers that can be made from waste such as plant debris, animal waste, and kitchen waste. Such as a mixture of banana stem, coconut coir, and coconut water can be combined as a base for liquid organic fertilizer and Microbacter Alfafa-11 as a bioactivator. This study aims to determine the effect of variations in the concentration of mixed banana stem, coconut coir, and coconut water as liquid organic fertilizer on the growth of gemitir (Tagetes erecta L.) with Microbacter Alfafa-11 as bioactivator. This research method uses a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatment groups with 8 replications of each treatment. In this case, four (4) treatment groups varying the concentration of the mixture, among others: 0%, 15%, 20%, and 25% in 100 ml. Treatment of plants is given every week for six (6) weeks. The results of this study showed the average dry weight of gemitir plants (Tagetes erecta L.) sequentially as follows: 3.05 gr, 6.08 gr, 5.16 gr, and 6.93 gr. Judging from the average dry weight, the treatment of variations in the concentration of mixed banana stem, coconut coir, and coconut water with Microbacter Alfaafa-11 as bioactivator caused differences in the growth of gemiitir (Tagetes erecta L.) and the highest growth was found in the mixture treatment with a concentration of 25% .keyword : Banana Stem, Coconut Coir, Coconut Water, Microbacter Alfafa-11, Tagetes erecta L.
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN VARIASI KOSENTRASI TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex quinquefasciatus ., IDA AYU KADE ERAWATI; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex quinquefasciatus yang diberikan ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada konsentrasi yang berbeda (2) kosentrasi ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang diperlukan untuk membunuh 50% (LC 50) larva nyamuk Culex quinquefasciatus. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Sampel dalam penelitian ini adalah larva nyamuk Culex quinquefasciatus instar III. Jumlah perlakuan dalam penelitian ini sebanyak 5 (0%,15%, 30%, 45%, dan 60%). Data dianalisis menggunakan uji Anava One Way. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan mortalitas karva nyamuk Culex quinquefasciatus yang diberikan ekstrak daun jarak pagar dengan konsentrasi berbeda (2) berdasarkan hasil analisis probit, ekstrak daun jarak pagar menunjukan bahwa LC50 berada pada konsentrasi 35,867%.Kata Kunci : Ekstrak daun jarak pagar, larva nyamuk Culex quinquefasciatus, mortalitas Abstract The aim of this research were to determine (1) the difference of the mortality of Culex quinquefasciatus mosquito larvae which was given various concentration of Jatropha curcas L. leaf extract (2) the conceration of Jatropha curcas L. extract required to kill 50% (LC50) Culex quinquefasciatus mosquito larvae. This research was a true experimental research with complete randomized design (CRD) as the research method. Culex quinquefasciatus instar III were used as the sample in this reasearch. There were five different given treatments of giving various concentration of Jatropha curcas L. leaf extract, such as 0%, 15%, 30%, 45%, and 60%. The data were analyzed using One Anava test. The result showed that (1) there was a difference of mortality of Culex quinquefasciatus mosquito larvae was given Jatropha curcas L. extract with various concentration (2) based on the probit analysis Jatropha curcas L. leaf extract Jatropha curcas L showed that LC50 that in concentration 35.876%.keyword : Culex quinquefasciatus mosquito larvae, Jatropha curcas L. leaf extract, mortality
Pemanfaatan Daun Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth.) Yang Ditambahkan Effective Microorganism 4 (EM4) Sebagai Pupuk Hijau Dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gumitir (Tagetes erecta L.) ., Ni Kadek Arini; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pemanfaatan daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) yang ditambahkan EM4 sebagai pupuk hijau dengan dosis berbeda mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.), (2) Dosis daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) sebagai pupuk hijau yang paling baik untuk menghasilkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Penelitian ini adalah penelitian sungguhan (true experimental research) dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dosis daun gamal sebagai pupuk hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 gram, 100 gram, 200 gram, 300 gram, 400 gram dan 500 gram. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tanaman gumitir dengan umur, tinggi tanaman, dan jumlah daun yang sama. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik ANOVA one way. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan berat kering tanaman gumitir yang diberikan daun gamal sebagai pupuk hijau dengan dosis berbeda berdasarkan hasil uji hipotesis yakni angka signifikansi 0,002. (2) Dosis daun gamal sebagai pupuk hijau yang optimal yaitu dosis 300 gram dengan rata-rata berat kering sebesar 3,20 gram. Kata Kunci : Tanaman Tagetes erecta L., Dosis Pupuk Hijau Daun Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth, Berat Kering Tanaman Tagetes erecta L. The purposes of this research were to know: (1) The utilization of gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth.) leaves added of EM4 as green fertilizer with different caused for growth of margold (Tegetes erecta L.) plants. (2) The best dosage of gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) leaves as green fertilizer caused different growth of margold (Tagetes erecta L.) plants. This research was true experimental research with RAL design of research design. The dose of gamal leaf fertilizer used in this research were 0 grams, 100 grams, 200 grams, 300 grams, 400 grams and 500 grams. The population in this research were all margold plants (Tagetes erecta L.), while the samples in this research were gumitir with the same age, plant height, and number of leaves. ANOVA one way was used analysis of data. The results of this research were: (1) There was a difference in the dry weight of margold plants given by gamal leaves as green fertilizer with different dosage based on the results of hypothesis testing that is the significance number 0.002. (2) the optimal dosage of gamal leaves as green fertilizer is 300 grams with an average dry weight of 3,20 grams. keyword : Tagetes erecta L. plants, Dosage of Green Fertilizer Leaves Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth., Dry Weight of Tagetes erecta L. Plants
STUDI TENTANG PEMANFAATAN TUMBUHAN BERGUNA BAGI MASYARAKAT DESA ADAT TENGANAN PEGERINGSINGAN BERORIENTASI SOSIO BUDAYA BALI AGA ., Ni Made Ayu Pratiwi; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, manfaat, bagian/organ yang digunakan serta cara pemanfaatan tumbuhan berguna bagi masyarakat setempat yang berorientasi sosio budaya Bali Aga Desa Adat Tenganan Pegeringsingan. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penelitian eksplorasi (vegetasi) dan sosiosistem (kemasyarakat). Lokasi penelitian bertempat di Desa Adar Tenganan Pegringsingan. Pada aspek ekosistem populasinya berupa seluruh tumbuhan yang terdapat di Bukit Kangin Desa Adat Tenganan Pegeringsingan. Sosiosistem meliputi seluruh aparat desa, tokoh masyarakat dan masyarakat umum yang ada di Desa Tenganan Pegeringsingan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh tumbuhan yang terkover dalam kuadrat 20x20m2 sebanyak 65 kuadrat. Sampel dari aspek sosiosiste (kemasyarak) dalam penelitian ini adalah aparat desa, tokoh masyarakat, balian, tukang banten, pengerajin dan masyarakat umum yang ada di Desa Tenganan Adat Pegeringsingan. Hasil penelitian ini adalah 1) Terdapat 46 spesies tumbuhan berguna dari 26 familia tumbuhan berguna di Bukit Kangin yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Adat Tenganan Pegeringsingan bersosio budaya Bali Aga; 2) Masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan dalam memanfaatkan tumbuhan berguna digunakan sebagai upacara (35,5%), obat (21,6%), pagan (19,2%), papan (18,9%), sandang (2,4%) dan industri (2,4%); dan 3) Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan mempunyai beberapa metode/cara pemanfaatan yang khusus.Kata Kunci : pemanfaatan, tumbuhan berguna, bali aga This study aimed to find out the types, benefits, parts / organs used and how to use the beneficial plants for the local people who are oriented towards the Bali Agasocio-cultural in Tenganan Pegeringsingan Traditional Village. The research types that conducted in this study include exploration research (vegetation) and sociosystems (community).The research location is located at the Tenganan Pegringsingan Traditional Village. The ecosystem aspect is in the form of all the beneficial plants that found in Bukit Kangin, Tenganan Pegeringsingan Traditional Village. Meanwhile, the sociosistem includes all the village officials, community leaders and the general public in Tenganan Pegeringsingan Village.The sample used in this study was all plants covered in a square of 20x20m2 of 65 squared.Samples from the sociosist aspect (community) in this study were village officials, community leaders, priest, carpenters, craftsmen and the local villager in Tenganan Pegeringsingan Traditional Village.The results of this study are 1) There are 46 species of useful or beneficial plants from 26 useful plant families in Bukit Kangin that are used by the villager in Tenganan Pegeringsingan with a social culture of Bali Aga; 2) The amount of the villager at Tenganan Pegringsingan in utilizing the useful plants are calculated such as used as a ceremony (35.5%), medicine (21.6%), food (19.2%), board (18.9%), clothing (2.4 %) and industry (2.4%);3) In utilizing the useful or the beneficial plants, the villager community of Tenganan Pegringsingan has several specific special utilization methods or technique.keyword : utilization, useful plants, Bali Aga
KOMPARASI POLA INTERAKSI BELAJAR KOOPERATIF DAN KOMPETITIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 UBUD ., Ni Made Adi Kencana Wati Tira; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep materi ekosistem antara siswa yang belajar dengan pola interaksi belajar kooperatif dan kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E di SMA Negeri 1 Ubud. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pre-test post-test control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MS SMA Negeri 1 Ubud tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah populasi 214 siswa. Sampel penelitian berjumlah 86 siswa diambil dengan teknik simple random sampling. Kelas X MS 5 diberi perlakuan pola interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E, kemudian kelas X MS 4 mendapat perlakuan pola interaksi belajar kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep yang terdiri dari tes objektif. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian (Anakova). Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep materi ekosistem antara siswa yang belajar dengan pola interaksi belajar kooperatif dan kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E di SMA Negeri 1 Ubud, dimana nilai rata-rata post-test pemahaman konsep siswa dengan pola interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E adalah 76,19 dan untuk nilai rata-rata post-test pemahaman konsep siswa dengan pola interaksi belajar koopetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E adalah 70,19. Dengan demikian pemahaman konsep siswa yang menggunakan interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E lebih baik daripada siswa yang mengikuti pola interaksi belajar kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E.Kata Kunci : Interaksi Belajar Kooperatif, Interaksi Belajar Kompetitif, Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E, Pemahaman Konsep. This research aimed to analyze the differences concept understanding of ecosystem material between students that learned using cooperative and competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle in SMA Negeri 1 Ubud. This research is a quasi-experimental with non-equivalent pre-test post-test control group design. The population of this research were students of class X MS SMA Negeri 1 Ubud academic year 2013/2014 with a population of 214 students. Samples of research amount 86 students were taken by simple random sampling technique. Class X MS 5 treated as cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle, then class X MS 4 treated competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle. Instrument that used is concept understanding test consisting of objective test. Data analysis techniques used descriptive analysis and covariance analysis (Anacova). The hypothesis testing was done on the significance level of 5%. The result of research showed there is the differences concept understanding of ecosystem material between students that learned using cooperative and competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle in SMA Negeri 1 Ubud, where the post-test average value of students concept understanding with cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle is 76,19 and for the post-test average value of students concept understanding with competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle is 70,19. Thus the results of students learned using cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle better than the students learned using the competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle.keyword : Cooperative Learning Interaction, Competitive Learning Interaction, Learning Model of Learning Cycle 5E, Concept understanding
PERBEDAAN KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) ., Ni Made Widnyani; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) ketebalan mulsa jerami berpengaruh terhadap tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) serta untuk mengetahui (2) ketebalan mulsa jerami yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.). Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen sungguhan (true experiment) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Sampel dalam penelitian ini adalah bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) dengan jumlah total sampel sebanyak 24. Jumlah kelompok dalam penelitian terdiri dari 4 kelompok (0 cm, 1 cm, 2 cm, dan 3 cm). Data dianalisis menggunakan uji Anova One Away. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat peningkatan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) seiring dengan semakin tebalnya mulsa jerami yang digunakan serta (2) ketebalan mulsa jerami yang paling optimal dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) yakni mulsa jerami dengan ketebalan 3 cm.Kata Kunci : bayam cabut (Amaranthus tricolor L.), ketebalan mulsa, pertumbuhan This study aimed to know (1) the thickness of straw mulch can affected the spinach plant (Amaranthus tricolor L.) and to find out (2) the optimal straw mulch thickness for growth of spinach plant (Amaranthus tricolor L.). This study is a real experiment research with Randomized Block Design (RAK). The sample in this study was spinach plant (Amaranthus tricolor L.) with total of 24 samples. Number of groups in this study consisted of 4 groups (0 cm, 1 cm, 2 cm, and 3 cm). Data were analyzed using Anova One Away test. The results showed that (1) there was an increase of spinach plant growth (Amaranthus tricolor L.) as the thickness of the straw mulch was used and 2) the most optimal straw mulch thickness in increasing the growth of spinach plant (Amaranthus tricolor L.) is straw mulch with a thickness of 3 cm.keyword : spinach plant (Amaranthus tricolor L.), thickness of mulch, growt
Pengaruh Lama Perendaman Sabut Kelapa sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) ., Ni Made Ninda Pradani; ., Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) lama perendaman sabut kelapa sebagai pupuk organik cair dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), (2) lama waktu perendaman sabut kelapa yang terbaik sebagai pupuk organik cair untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen dan rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Air rendaman sabut kelapa dengan perbedaan lama perendaman yaitu 0 hari (kontrol), 1 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, variabel terikat adalah Pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)dan variabel kontrol adalah media tumbuh, lingkungan, dan genetis. Analisis data dengan uji hipotesisdengan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian ini bahwa (1) lama perendaman sabut kelapa mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang tanah. Berdasarkan uji hipotesis dengan ANAVA satu arah diperoleh nilai F hitung > F tabel yakni 9,987 > 1,714 menunjukkan bahwa pemberian air rendaman sabut kelapa dengan lama perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), (2) lama perendaman sabut kelapa yang menghasilkan berat kering tertinggi adalah lama perendaman selama 14 hari.Kata Kunci : air rendaman sabut kelapa, Arachis hypogaea L., pertumbuhuhan tanaman This studyaimed to determine (1) soaking period of coconut coir as a liquid organic fertilizer, can affect the growth of peanut plants (Arachis hypogaea L.), (2) soaking period of coconut coir is best as liquid organic fertilizer for the growth of Arachis hypogaea L.the type of reseach is an experimental research, and the research design was completely randomized design. The independent variables were soaking water coconut coir with soaking time difference is 0day (control), 1day, 7days, 14days, 21days and 28days, dependent variable is the growth of Arachis hypogaea L., the control variable is the growing medium, environment, and genetic. Data were analyzed using statistical test prerequisites, namely normality test and homogeneity test followed by a hypothesis test and One Way Anova and the continued is Least Significant Difference test (LSD). The results of this research are (1) soaking period of coconut coir peanut affect plant growth. Based on the hypothesis test Anova One Way, obtained F count> F table that 9.987> 1.714, showed that the the soaking water coconut coir with different soaking period a significant influence on the growth of peanut plants (Arachis hypogaea L.), (2) soaking period of coconut coir that resulted in the highest for dry weight of plant growth is soaking period for 14 days.keyword : Arachis hypogaea L, Plant Growth, Liquid Organic Fertilizer, Soaking period of coconut coir.
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH DAN PERBEDAAN PERIODE AFTERRIPENING TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI TOMAT (Solanum lycopersicum) ., Ni Luh Putu Ratih Widianingtias; ., Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd.; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benih tomat (Solanum lycopersicum) dari buah yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Tingkat kematangan menentukan mutu suatu benih. Selain itu, beberapa biji tomat sebagai tanaman budidaya tetap dorman walaupun kondisinya menguntungkan. Perkecambahan tidak dapat berlangsung hingga tercapai masak lanjutan (afterripening). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan perbedaan tingkat kematangan buah, 2) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan periode afterripening, 3) hubungan antara tingkat kematangan buah dengan periode afterripening. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan menggunakan rancangan faktorial 4 x 5. Faktor pertama adalah perbedaan tingkat kematangan buah berdasarkan skala warna (green, turning, light red, dan red). Faktor kedua adalah periode afterripening ( 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu). Populasi penelitian adalah biji yang diperoleh dari buah tomat varietas Fortuna 23 dari perkebunan Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sampel dipilih secara acak 150 biji untuk satu perlakuan dengan tiga kali ulangan. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan jumlah biji yang menghasilkan kecambah normal. Data dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji tingkat kematangan light red dengan 532 kecambah. 2) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji dengan periode afterripening 2 minggu dengan 436 kecambah. 3) Tomat matang light red dengan periode afterripening 2 minggu menghasilkan kecambah terbanyak yakni 131 kecambah. Kata Kunci : Biji Tomat, Tingkat Kematangan, Afterripening, Perkecambahan Tomato seeds ( Solanum lycopersicum) of harvested fruit before reaching stages of ripened physiological did not have high viability. Maturity stages determine the quality of seed. Besides, some tomato seed as conducting crop remain to dorman although get profit condition. Germination cannot take place till reached to afterripening. The aims of this research were to know 1) the difference of amount germination of tomato seed based to fruit maturity stages, 2) the difference of amount germination of tomato seed based to afterripening periods, 3) relation between fruit maturity stages with afterripening periods. This is a experimental research by using complete random design (CRD). This research use 4 x 5 factorial design. First factors were difference of fruit maturity stages by color stages (green, turning, red light, and red). Second factors were afterripening periods ( 0 week, 1 week, 2 weeks, 3 weeks, and 4 weeks). Research population was obtained seed of tomato of varietas Fortuna 23 from plantation of Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sample selected at random 150 seeds to one treatment with three replications. Data collecting based to seed that produce normal sprout. Data analysed with test of Chi-Square use SPSS 16.0 for windows. Result of this research indicate that 1) Seeds from light red fruit are produce highest value with 532 sprout 2) Seeds from 2 weeks afterripening periods produce highest value with 436 sprout 3) Red light matured tomato with 2 weeks afterripening periods produce highest value with 131 sprout.keyword : Tomato Seed, Maturity Stages, Afterripening, Germination
PENINGKATAN PEMBERIAN KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA DENGAN EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus) TERHADAP PERTUMBUHAN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.) ., Juni Artawan I Kadek; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air dengan pemberian variasi konsentrasi menggunakan ekstrak daun tapak dara, (2) untuk mengidentifikasi perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air dengan pemberian variasi lama perendaman menggunakan ekstrak daun tapak dara, (3) untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air akibat interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman dengan ekstrak daun tapak dara. Penelitian eksperimen ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Populasi dalam penelitian ini adalah benih tanaman pacar air. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 36 benih tanaman pacar air yang sudah ditanam pada polybag. Dalam Tahapan metode pengumpulan data dilakukan dua jenis pengumpulan data yaitu pengumpulan data utama (berat kering tanaman) dan pengumpulan data pendukung (berat basah, tinggi dan jumlah daun tanaman). Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air dengan konsentrasi berbeda menggunakan ekstrak daun tapak dara. Konsentrasi yang menghasilkan berat kering tertinggi adalah 0,75% (2) Terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air dengan variasi lama perendaman menggunakan ekstrak daun tapak dara. Lama Perendaman yang menghasilkan berat kering tertinggi adalah 6 jam (3) Terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman pacar air akibat interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman dengan ekstrak daun tapak dara. Interaksi yang menghasilkan berat kering tertinggi adalah interaksi antara konsentrasi 0,75% dengan lama perendaman 6 jam. Kata Kunci : Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus), Interaksi, Pacar air (Impatiens balsamina L.), Pertumbuhan, Konsentrasi, Lama Perendaman. The aims of this research are (1) to identify differences in the growth rate of rose balsam by giving varying concentrations using the leaf extract of rose periwinkle (2) to identify differences in the growth rate of rose balsam by giving varying soaking time using the leaf extract of rose periwinkle (3) to know the difference growth rose balsam due to interaction between concentration and soaking time using the leaf extract of rose periwinkle. The experimental research was used completely randomized design. The population used in the research was water plant seed. The sample in the research was 36 seeds of rose balsam which had previously been in polybags. In collecting the data, the researcher applied two different ways: (1) main data collection (the dry weight of plant) and supporting data collecting (wet weight, height and number of leaf of plants). The result of ANAVA test showed that (1) there are differences plant growth rose balsam with different concentration using the leaf extract of rose periwinkle. The concentration which resulted in the highest dry weight is 0,75% (2) there are differences plant growth rose balsam with different soaking time using the leaf extract of rose periwinkle. The soaking time generating the highest dry weight is 6 hours (3) there are differences plant growth rose balsam due to interaction between concentration and soaking time using the leaf extract of rose periwinkle. Interaction that results in the highest dry weight is interaction between the concentration of 0, 75% to 6 hours soaking time. keyword : The Leaf Extract of Rose Periwinkle (Catharanthus roseus), Interaction, Rose Balsam (Impatiens balsamina L.), Gowth, Concentrations, Soaking Time.
EKSPLORASI SPESIES TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DALAM GEGALIHAN USADA TARU PRAMANA SEBAGAI KAJIAN ETNOBOTANI DAN EKOLOGI DI HUTAN WISATA MONKEY FOREST UBUD, KABUPATEN GIANYAR ., Komang Adi Purnama Putra; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Jumlah spesies tumbuhan berkhasiat obat yang terdapat di Hutan Wisata Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar sesuai dengan Usada Taru Pramana; (2) Organ tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan; (3) Cara pengolahan tumbuhan obat; (4) Kegunaan setiap spesies tumbuhan berkhasiat obat; (5) Faktor edafik dan klimatik di Hutan Wisata Monkey Forest. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dan deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Hutan Wisata Monkey Forest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies tumbuhan yang hidup di seluruh area hutan wisata Monkey Forest. Populasi juga menyangkut sosial masyarakat setempat yang nantinya berhubungan dengan pengumpulan data local genius. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan yang ada di hutan wisata Monkey Forest dengan kuadrat ukuran 10x10 m2 sebanyak 36 kuadrat. Sampel untuk sosial masyarakat ini adalah tokoh masyarakat, pemangku/penglingsir, balian, dan masyarakat umum. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan sistematik sampling dan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Dari 3.600 m2 luas Hutan Wisata Monkey Forest, komposisi spesies tumbuhan tersusun oleh 63 spesies dengan jumlah total spesies tumbuhan obat sebanyak 28 spesies. Berdasarkan Usada Taru Pramana sebanyak 12 spesies tumbuhan obat, sedangkan hasil wawancara dari masyarakat sebanyak 26 spesies (diantara keduanya terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan sehingga menjadi 28 spesies); (2) Pada spesies tumbuhan obat yang terdata, jika organ yang bisa digunakan sejumlah 1 organ, maka yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah daun dengan jumlah 8 spesies dan persentase sebesar 28,6%. Sedangkan jika organ yang digunakan sejumlah 2 organ, maka yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah daun dan buah dengan jumlah spesies 4 spesies dan presentase sebesar 14,3%. Dan jika organ yang bisa digunakan sejumlah 3 organ, maka yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah akar, batang dan daun dengan presentase 7,1 %. (3) Cara pengolahan tumbuhan obat dapat diolah dengan beberapa cara yaitu dibuat jamu, lulur atau boreh, dikunyah kemudian disembur, diusap atau dioleskan dan dibakar kemudian dihirup asapnya; (4) Kegunaan spesies tumbuhan yang terdata dapat dipakai sebagai obat luar misalnya yaitu obat luka bakar, luka memar atau lebam, lumpuh, bengkak atau tuju brahma, dan lainnya. Sedangkan sebagai obat dalam yaitu obat pusing, diare, disentri, liver, darah tinggi dan lainnya; (5) Faktor klimatik diantaranya suhu udara 31,60C, intensitas cahaya 368,1 dan lainnya, sedangkan faktor edafik diantaranya pH tanah 7,1, BOT 28% dan lainnya.Kata Kunci : Monkey Forest, Tumbuhan berkhasiat obat, Usada Taru Pramana The purpose of this research was to know (1) The species of herbs which is located in Tourism Forest that is Monkey Forest Ubud, Gianyar in accordance with Usada Taru Pramana; (2) The organ of herbs that is used; (3) How the processing of herbs; (4) The use of each species of herbs; (5) The edafik and climatic factors in Tourism Forest that is Monkey Forest. The type of this research was explorative and descriptive research. The research location is at Monkey Forest-Tour Forest. The population of this research are all the species of plants that live in the entire forest area travel Monkey Forest. The population is also about social community that will be associated with the data collection of local genius. The sample used of this research are all plant species in the forest Monkey Forest travel with the square size of 10x10 m2 as 36 squares. The sample for this community is a social community leaders, pemangku/ penglingsir, balian, and the general public. The technique of sample collection used a systematic sampling and purposive sampling. The results of this research shows (1) from 3.600 m2 area of Monkey Forest, species composition composed by 63 species with total of 28 species of herbs. Based on Usada Taru Pramana as many as 12 species of herbs, while the results of the public interview as many as 26 species (between both of them ,there are some similarities and differences until become 28 species); (2) In data herbs species, if there is one part that can be used, so, which has the most numbers is leaves with 8 species has 28,8% of percentage. Whereas, if there are two parts that can used, so, which has the most numbers are leaves and fruit with total 4 species and has 14,3% percentage. And if there are 3 part that can be used, so, which has the most numbers of species are root, stick, and leaves with 7,1% percentage; (3) How the processing of herbs can be processed in some way that is made of herbs, herbal or boreh, chewed and then sprayed, rubbed or smeared and burned then inhaled the smoke; (4) The use of recorded plant species can be used for topically for example a drug burns, contusions or bruises, paralysis, swelling or tuju brahma, and many more. Whereas, as a inner medicine that is a drug dizziness, diarrhea, dysentery, liver, high blood pressure and others; (5) climatic factors including air temperature that is 31.6 0 C, light intensity and other 368.1, while edafik factors including soil pH of 7.1, Soil Organic Matter 28% and more.keyword : Monkey Forest, Herbs, Usada Taru Pramana
Co-Authors ., Devita Kurnia Sari ., Gusti Ayu Oka Utami ., I Gede Andy Wira Sanjaya ., I Gede Eka Saputra ., I Gede Ria Mahendra ., I Gede Surya Natha ., I Gusti Ayu Apti Purbayani ., I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. ., I Putu Eka Suakarya Utama ., I Putu Gede Eka Handrayana Putra ., IB PUTU EKA WEDANTA ., IDA AYU KADE ERAWATI ., Juni Artawan I Kadek ., Kadek Agus Priady Wahyu Winantha ., Kadek Pande Evi Enitasari ., Kadek Sudarsini ., Komang Adi Purnama Putra ., Komang Ayu Yulia Ari Winandi ., Ni Kadek Arini ., NI KADEK LISMAYANI ., Ni Kadek Mita Purnama Yanti ., Ni Luh Putu Puspitasari ., Ni Luh Sasih Nurcahyani ., Ni Luh Seri Eka Desi Susanti ., NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH ., Ni Made Ayu Pratiwi ., Ni Made Ninda Pradani ., Ni Made Widnyani ., Ni Nyoman Januantari ., Ni Putu Asrini ., Nyoman Edi Supartawan ., PUTU PRIMA DHARMAPATNI ., Putu Rahma Dewi ., YULY SAFNA MEGAWATI A. A. Istri Agung Rai Sudiatmika Desak Made Citrawathi Devita Kurnia Sari . Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. . Gusti Ayu Oka Utami . I Gede Andy Wira Sanjaya . I Gede Astra Wesnawa I Gede Eka Saputra . I Gede Ria Mahendra . I Gede Surya Natha . I Gusti Ayu Apti Purbayani . I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si. . I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. . I Made Sutajaya I Nengah Suartha I NYOMAN MASTIKA . I Nyoman Wijana I Putu Eka Suakarya Utama . I Putu Gede Eka Handrayana Putra . I Wayan Sadia I Wayan Sukra Warpala IB PUTU EKA WEDANTA . IDA AYU KADE ERAWATI . Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Jelantik Swasta Ida Bagus Putu Arnyana JOHARI MARJAN . Juni Artawan I Kadek . Kadek Agus Priady Wahyu Winantha . Kadek Pande Evi Enitasari . Kadek Sudarsini . Komang Adi Purnama Putra . Komang Ayu Yulia Ari Winandi . MADE AYU SRI ARIANI . MADE EKA ADNYANA . Ni Kadek Arini . NI KADEK LISMAYANI . Ni Kadek Mita Purnama Yanti . Ni Luh Pt. Cariastini . Ni Luh Pt. Cariastini ., Ni Luh Pt. Cariastini NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Putu Puspitasari . Ni Luh Putu Ratih Widianingtias . Ni Luh Sasih Nurcahyani . Ni Luh Seri Eka Desi Susanti . NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH . Ni Made Adi Kencana Wati Tira . Ni Made Ayu Pratiwi . Ni Made Ninda Pradani . Ni Made Widnyani . Ni Nym.Yuli Adelina . Ni Nym.Yuli Adelina ., Ni Nym.Yuli Adelina NI NYOMAN AYU SUCIATI . Ni Nyoman Januantari . Ni Putu Asrini . Ni Putu Ratih Widiasari . Ni Putu Ratih Widiasari ., Ni Putu Ratih Widiasari Ni Putu Ristiati Ni Wayan Septiari . Ni Wayan Yeti Ratnadi . Nyoman Edi Supartawan . Putu Budi Adnyana Putu Eva Yustini Putu Indah Rahmawati PUTU PRIMA DHARMAPATNI . Putu Rahma Dewi . S.Pd.,M.Si. I M P Anton Santiasa . Sagung Inten Astari . Sagung Inten Astari ., Sagung Inten Astari Sanusi Mulyadiharja Suartha, I Nengah TRIANA KARTIKA SANTI . YULY SAFNA MEGAWATI .