Suroso .
Pusat Teknologi Rekayasa dan Keselamatan Nuklir (PTRKN)- BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 80, Serpong, Tangerang 15314

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG KOLOM STABILISASI TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN METODE DEEP SOIL MIX TIPE PANELS DIAMETER 2 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH Hakim, Arif Luqman; ., Suroso; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.981 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif  merupakan tanah dengan daya dukung rendah dan memiliki potensi kembang-susut yang tinggi, sehingga sering menimbulkan kerusakan pada bangunan di atasnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya stabilisasi untuk mengurangi potensi kembang-susut dan meningkatkan daya dukungnya sehingga dapat digunakan sebagai tanah dasar untuk kegiatan konstruksi. Deep Soil Mixing (DSM) merupakan salah satu metode stabilisasi tanah lapisan dalam dimana bahan aditif dimasukkan dan dicampur ke dalam tanah dengan menggunakan mesin bor atau auger. Pada penelitian ini, tanah ekspansif dari Bojonegoro akan distabilisasi menggunakan metode DSM tipe Panels dengan diameter kolom 2 cm.  Bahan aditif yang ditambahkan yaitu 15% fly ash. Variasi jarak dan panjang kolom dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai daya dukung tanah. Berdasarkan hasil pengujian, variasi jarak dan panjang kolom berpengaruh terhadap peningkatan daya dukung tanah. Semakin besar panjang kolom dan semakin kecil jarak antar kolom, nilai daya dukung semakin besar. Namun, variasi jarak antar kolom memberikan pengaruh lebih besar terhadap peningkatan nilai daya dukung. Jarak dan panjang kolom yang menghasilkan daya dukung maksimum yaitu jarak antar kolom terkecil dengan panjang kolom terbesar. Nilai daya dukung maksimum yaitu sebesar 1040 kN/m2 yang meningkat 173,648% dari tanah sebelum distabilisasi dan nilai swelling menurun 24,326% dari tanah sebelum distabilisasi. Kata kunci: Lempung ekspansif, stabilisasi tanah, fly ash, deep soil mix, jarak dan panjang kolom, daya dukung
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR PADA PEKERJAAN PEMBUATAN ABUTMENT JEMBATAN LABUHAN MADURA Annizaar, Rizqi; ., Suroso; ., Harimurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.928 KB)

Abstract

Perencanaan pondasi bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembuatan pondasi untuk abutment jembatan Labuhan Madura. Sehingga nantinya dari dua jenis pondasi dapat dipilih untuk digunakan. Perencanaan pondasi ini menggunakan perhitungan kapasitas dukung ultimit cara statis. Yang mana cara ini dihitung dengan menggunakan teori-teori mekanika tanah. Dimana parameter-parameter tanah yang digunakan adalah: φ, c, cd, dan γ pada kondisi tak terdrainase. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah diketahui bahwa jenis tanah di dominasi oleh tanah pasir. Sehingga untuk estimasi kapasitas dukung tiang diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT. Dari perencanaan didapat jumlah tiang untuk tiang pancang adalah 70 buah (Qijin = 556,6786 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp.1.974.102.300,- dan untuk tiang bor adalah 56 buah (Qijin = 684,1668 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp. 9.460.902.248,-. Sehingga pondasi tiang pancang memiliki jumlah biaya yang lebih ekonomis. Kata kunci: Abutment, Pondasi, Tiang Pancang, Tiang Bor
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR PADA SUDUT KEMIRINGAN LERENG 56° Ghifari, Muhammad Faisal; ., Suroso; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.547 KB)

Abstract

Lereng merupakan suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal yang memiliki sifat tanah lunak dan sangat riskan akan terjadinya bahaya longsor. Kelongsoran terjadi karena tanah kehilangan kuat geser dan daya dukungnya karena kandungan air yang tinggi di dalam tanah. Daya dukung tanah adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap runtuhnya lereng. Peningkatan daya dukung tanah menandakan kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya semakin baik. Pada penelitian ini, dibuat 12 buah benda uji, dengan 3 variasi lebar pondasi dan 3 variasi jumlah lapisan geogrid. Pondasi yang digunakan merupakan pondasi menerus yang diletakkan di permukaan lereng dengan sudut 56° dan dengan RC 74%. Variasi lebar pondasi yang digunakan yaitu 4 cm, 6 cm dan 8 cm, serta variasi jumlah lapisan geogrid yang digunakan yaitu 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis perkuatan. Jarak dari tepi lereng ke pondasi adalah senilai dengan lebar pondasi yang digunakan. Jarak antar geogrid tiap lapisannya adalah 3 cm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan terjadinya peningkatan daya dukung pondasi dengan adanya perkuatan menggunakan geogrid. Dengan bertambahnya lebar pondasi yang digunakan, beban runtuh yang dapat ditahan oleh pondasi akan bertambah juga, namun daya dukung pondasi semakin menurun. Semakin bertambahnya jumlah lapisan geogrid yang digunakan, semakin besar pula daya dukung  yang dimiliki oleh pondasi. Bila ditinjau berdasarkan analisis BCIqu dan BCIs yang dilakukan, lebar dan jumlah lapis geogrid dengan peningkatan q paling maksimum terjadi saat B = 4 cm dan n = 3 lapisan. Sedangkan berdasarkan analisis peningkatan dan kontribusi variabel, variasi jumlah lapisan geogrid lebih dominan daripada variasi lebar pondasi. Kata-kata kunci: lereng pasir, daya dukung, pondasi menerus, perkuatan tanah, geogrid
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PASIR DENGAN NILAI RC 85% DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRID I, Arrizal Rizki; ., Suroso; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.465 KB)

Abstract

Daya dukung merupakan faktor utama dalam perencanaan pondasi. Pada lereng, daya dukung merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pada kondisi tertentu, daya dukung pada lereng cenderung buruk sehingga rawan untuk terjadi longsor. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk meningkatkan daya dukung pada lereng. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan memasang perkuatan geogrid pada lereng. Pemasangan geogrid ini bertujuan untuk meningkatkan kuat tarik tanah sehingga daya dukung dapat ditingkatkan. Di sisi lain kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap daya dukung lereng sehingga perlu untuk dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pada sudut dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah perkuatan geogrid efektif untuk digunakan.Pada penelitian ini, metode untuk mengetahui besarnya peningkatan daya dukung adalah dengan membandingkan nilai daya dukung antara lereng yang dipasang perkuatan geogrid dengan daya dukung lereng tanpa perkuatan. Dari situ, kemudian akan diketahui berapa besarnya peningkatan daya dukung untuk setiap variasi sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng. Sehingga dapat disimpulkan pada sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah perkuatan geogrid efektif untuk digunakan. Yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah besarnya peningkatan daya dukung berbanding lurus terhadap jarak pondasi ke tepi lereng dan berbanding terbalik terhadap sudut kemiringan lereng. Jadi semakin besar jarak pondasi ke tepi lereng maka besarnya peningkatan daya dukung akan semakin besar, sebaliknya semakin besar sudut kemiringan lereng maka besarnya peningkatan daya dukung akan semakin kecil. Jadinya peningkatan daya dukung yang paling besar terjadi ketika sudut kemiringan 460 dan jarak pondasi ke tepi lereng tiga kali lebar pondasi. Belum ditemukan pada sudut kemiringan dan jarak pondasi ke tepi lereng berapakah peningkatan yang terjadi mencapai titik maksimum dikarenakan grafik yang didapat menunjukkan peningkatan daya dukung yang terjadi terus mengalami peningkatan seiring dengan mengecilnya sudut kemiringan dan membesarnya jarak pondasi ke tepi lereng. Kata kunci : daya dukung, lereng, pondasi, lereng, geogrid, sudut kemiringan lereng, jarak pondasi ke tepi lereng.
PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN RC 85% MENGGUNAKAN PERKUATAN GEOGRID Pranatayuda, Tosar Wayunenda; Munawir, As’ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.526 KB)

Abstract

Longsor yang terjadi merupakan masalah umum dalam geoteknik. Upaya perkuatan tanah perlu dilakukan untuk mencegah longsor pada tanah. Teknik perkuatan tanah pertama kali menggunakan lembaran metal. Seiring dengan perkembangan teknologi, fungsi lembaran metal untuk perkuatan tanah diganti dengan material geosintetik seperti geotextile dan geogrid. Pada penelitian perkuatan tanah ini dilakukan uji model fisik lereng dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada sampel lereng berupa lebar pondasi menerus antara lain 4cm, 6cm, 8cm dan variasi jarak pondasi dari tepi lereng yaitu B, 2B, dan 3B. Menuruthasil penelitian ini bertambah besar jarak pondasi menghasilkan rasio peningkatan daya dukung cenderung menurun. Bertambah besar lebar pondasi maka rasio peningkatan daya dukung pada lereng semakin kecil. Dari hasil analisis BCI menghasilkan rasio peningkatan daya dukung paling besar terletak pada Lebar pondasi paling kecil yang diterapkan, yaitu 4cm dan jarak pondasi terkecil, yaitu sejauh satu kali lebar pondasi. Kata kunci:dayadukungpondasi, lereng, geogrid, variasilebar pondasi menerus,variasi jarakpondasi.
PENGGUNAAN GEOLISTRIK DENGAN VARIASI METODE DETEKSI LAPISAN TANAH DAN KEDALAMAN TIANG DALAM SKALA LABORATORIUM Astuti, Retno Widi; Suryo, Eko Andy; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.328 KB)

Abstract

Terdapat beberapa metode penyelidikan tanah di lapangan. Salah satunya adalah metode geolistrik. Dengan menggunakan metode ini akandiperlukan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah. Penelitian ini menggunakan tanah pasir dan tanah residual sebagai bahan penelitian. Tanah model dimasukkan dalam box fiberglass berukuran panjang 50 cm, lebar dan tinggi 15 cm. Namun model hanya dibuat dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 12 cm. Model test yang dibuat antara lain 1 model horisontal, 1 model vertikal, dan 1 model tanah residual tanpa tiang kemudian dipasang 1 tiang di tengah. Masing  masing model diuji dengan berbagai macam konfigurasi geolistrik antara lain konfigurasidipole – dipole, schlumberger, danwenner. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai  konfigurasi geolistrik dalam mendeteksi lapisan tanah dan kedalaman tiang. Dalam penelitian ini digunakan Rc = 90 % sehingga diperoleh kadar air model 10,546 % untuk tanah pasir dan 26,56 % untuk tanah residual. Dari penelitian ini diperoleh hasil dengan berbagai macam konfigurasi geolistrik diperoleh nilai resistivitas yang berbeda pada lapisan tanah. Konfigurasi yang paling tepat digunakan pada lapisan tanah adalah konfigurasi dipole – dipole untuk lapisan horisontal dan konfigurasi schlumberger untuk lapisan vertikal. Pada penelitikan deteksi kedalaman tiang, dengan konfigurasi yang digunakan menujukkan bahwa geolistrik tidah dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman tiang. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai resitivitas terjadi secara keseluruhan, tidak hanya pada daerah pengaruh pemancangan tiang. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini. Kata kunci: geolistrik, resistivitas, lapisan tanah, kedalaman tiang
PENGARUH VARIASI LEBAR PONDASIh DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA TANAH RC 85% TERHADAPPDAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS Wijaya, Aziz Benny; ., Suroso; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.723 KB)

Abstract

Daya dukung tanah merupakan faktor yang berperan penting dalam perencanaan pondasi. Apabila daya dukung tanah asli tidak mampu menahan beban bangunan, maka diperlukan perkuatan tanah. Pada tanah pasir perkuatan bisa dilakukan dengan penambahan geogrid. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh dari lebar pondasi dan jumlah lapisan geogrid yang optimum pada daya dukung tanah dengan perkuatan geogrid. Pada penelitian menggunakan rasio jarak geogrid pertama ke pondasi sebesar 0,25 B, rasio kedalaman sebesar 0,5B, variasi lebark pondasi sebesar 6 cm, 8 cm, dan 10 cm, dan variasi jumlah lapisan geogridh sebesar 1,2, dan 3 lapis. Dari penelitian ini diambil kesimpulan bahwa semakin lebar pondasi dan semakin banyak jumlah geogrid daya dukung semakin meningkat. Kata Kunci : Pasir, Pondasi menerus, Geogrid, Lebar pondasi, Jumlah lapisan geogrid
PENGARUH RASIO d/B DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA TANAH PASIRTERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS Kurniawan, Danu; Munawir, As’ad; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.08 KB)

Abstract

Daya dukung merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan pondasi, oleh karena itu butuh perkuatan untuk tanah yang memiliki daya dukung yang rendah. Dalam menambah daya dukung dibutuhkan perkuatan. Dalam penelitian ini digukan perkuatan berupa geogrid. Untuk mengetahui penggunaan secara efektif, maka dilakukan penelitian ini dengan menggunakan variasi rasio d/b dan jumlah lapis geogrid. Dari hasil penelitian ini menunjukan semakin dalam dan semakin banyak jumlah lapisan maka daya dukung semakin meningkat. Dari hasil perbandingan tanah perkuatan terhadap tanpa perkuatan didapatkan nilai efektif pada kedalaman 0,5B dan jumlah lapis perkuatan adalah 2. Kata kunci : daya dukung, tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi d/B, variasi lapisan geogrid.
PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG KOLOM STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN KAPUR METODE DEEP SOIL MIXING TIPE PANELS BERDIAMETER 4,5 CM TERHADAP NILAI DAYA DUKUNG TANAH Ismail, Ahmad; ., Suroso; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.125 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif, memiliki potensi kembang susut yang tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Selain itu tanah lempung ekspansif memiliki permasalahan terhadap daya dukungnya yang sangat rendah ketika sebagian besar ruang porinya terisi oleh air. Hal ini, dapat menimbulkan kerusakan bangunan yang berada di atas tanah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak dan panjang kolom stabilisasi terhadap nilai daya dukung dan persentase swelling tanah lempung ekspansif. Proses stabilisasi tanah lempung ekspansif tersebut menggunakan kadar kapur 10% dengan metode deep soil mixing (DSM). Adapun hasil stabilisasi tanah ekspansif dengan kolom DSM 10% kapur terbukti  dapat  meningkatkan nilai  daya dukung  tanah. Jarak dan panjang kolom yang memberi peningkatan nilai daya dukung (qu) paling maksimum yaitu jarak antar kolom terkecil (L) 4,5 cm dan kedalaman kolom terbesar (Df) 20 cm dengan persentase stabilisasi sebesar 82,6%. Daya dukung paling maksimum tersebut sebesar 20,02 kg/cm2 atau meningkat 184,38% dari tanah sebelum distabilisasi. Berdasarkan nilai daya dukung (qu), variasi jarak antar kolom (L) = 5,6 cm dan kedalaman kolom (Df) = 20 cm lebih efisien untuk digunakan sebagai kofigurasi kolom DSM. Jika dilihat dari pengaruh variasi terhadap nilai pengembangan tanah, konfigurasi jarak (L) = 4,5 cm dan kedalaman kolom (Df) = 20 cm lebih menentukan karena konfigurasi tersebut yang memenuhi persentase mengembang yang diizinkan yaitu kurang dari 0,8%. Kata kunci : lempung ekspansif, stabilisasi tanah, kapur, deep soil mixing, daya dukung
PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIXING (DSM) 10% KAPUR DIAMETER 4 CM BERPOLA SINGLE SQUARE TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO ., Frangky; Zaika, Yulvi; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.876 KB)

Abstract

Tanah  lempung ekspansif adalah jenis tanah yang sangat sensitif terhadap perubahan kadar air. Semakin bertambah kadar air yang terkandung didalam tanah  dapat menyebabkan tanah mengembang sehingga menurunkan daya dukung pada tanah. begitu pula sebaliknya, semakin berkurang kadar air didalam tanah menyebabkan tanah menyusut sehingga meningkatkan daya dukung tanah tersebut. Metode Deep Soil Mixing merupakan upaya perbaikan tanah dalam yang dilakukan dengan cara mencampurkan bahan additive pada tanah untuk meningkatkan stabilitas tanah. Jenis additive yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapur, hal ini dikarenakan penambahan kapur pada tanah ekspansif mampu meningkatkan daya dukung tanah. Dalam penelitian ini digunakan 9 variasi jarak dan kedalaman kolom antara lain variasi jarak antar kolom L = (4, 5 dan 6 cm) dan variasi kedalaman kolom Df = ( 10, 15 dan 20 cm). Hasil dari stabilisasi tanah lempung ekspansif menggunakan metode deep soil mixing berpola single square dengan diameter kolom  4 cm menunjukan daya dukung terbesar pada variasi jarak antar kolom 1D dan panjang kolom 4B sebesar 19,24 kg/cm2 dengan penurunan sebesar 9,25 mm. Semakin rapat jarak antar kolom dan panjang DSM semakin besar nilai daya dukung tanah. Berdasarkan analisis Bearing Capacity Improvement (BCI), daya dukung maksimum terjadi pada DSM jarak terdekat 1D dan panjang kolom 4B dengan peningkatkan daya dukung tanah hingga 273% dari daya dukung tanah asli. Stabilisasi dengan bahan  additive 10% kapur pada metode DSM berpola single square dapat mengurangi nilai pengembangan (Swelling) seiring dengan meningkatkan volume tanah yang distabilisasi. Nilai pengembangan (Swelling) minimum yaitu 0,7955% dengan peningkatan rasio volume tanah yang di stabilisasi sebesar 78,54% dari tanah asli.   Kata kunci: tanah lempung ekspansif, kapur , deep soil mixing, jarak dan panjang, daya dukung , swelling.