Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search
Journal : Fakultas Pertanian

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Perendaman Dalam Asap Cair Kulit Buah Kakao ( Pod) Pada Pembuatan Se’i Daging Sapi. Oni, Marselina; Ahmadi, Kgs; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asap cair merupakan larutan hasil pengembunan uap asap kayu yang dibakar pada keadaan udara terbatas pada suhu tinggi. Penggunaan asap cair sebagai pengawet sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan lama perendaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui kombinasi konsentrasi dan lama perendaman daging dalam asap cair kulit buah kakao yang terbaik dalam proses pembuatan daging se?i. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua yaitu faktor konsentrasi asap cair 0%, 5 %, 7,5% dan 10% dan lama perendaman 30, 45 dan 60 menit. Parameter yang di ukur meliputi uji kimia yaitu kadar Air, Protein, Abu, Lemak, Uji Total Bakteri. Hasil penelitian disimpulkan bahwa limbah kulit kakao dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku asap cair untuk pembuatan daging se?i dengan konsentrasi 10% dan lama perendaman 60 menit.
PROPORSI TEPUNG SAGU DAN KACANG GUDE (Cajanus cajan L) PADA PEMBUATAN KUE BAGIAK Nipu, Gema; Ahmadi, Kgs; Wirawan, Wirawan
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagiak is one of the traditional food ingredients which are then processed end printed according to the desired shape and size also has a taste and savory that is integrated perfectly. The treatment applied in this study aims to get best in making the bagiak using sago flour and the gude beans to find out the feasibility of the cake making business for the good based on the best treatment. This study used a completely randomized end desing 3 replication with the proportion of sago flour in gude bean flour 95: 5%, 90:10%, 85:15%, 80: 20%, 75:25%. The results showed that the best treatment for making the cake was the treatment of 80% sago flour and 20% gude peanut flour with protein content of 3.62%, ash 1.98%, moisture 4.01%, fracture 13.32% , color 3.66, aroma 4.03, and flavor 3.51. Bagiak merupakan salah satu bahan makanan tradisional yang terbuat dari bahan- bahan sederhana yang kemudian diolah dan dicetak sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendaki juga memiliki rasa dan gurih yang terpadu dengan sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan terbaik dalam pembuatan kue bagiak menggunakan tepung sagu dan tepung kacang gude mengetahui kelayakan usaha pembuatan kue bagiak berdasarkan perlakuan terbaik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (Randomizel compelte Desing) dengan 3 kali ulangan,dengan proporsi tepung sagu tepung kacang gude, 95: 5%, 90:10%, 85:15%, 80: 20%, 75:25%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan terbaik pada pembuatan kue bagiak adalah perlakuan tepung sagu 80% dan tepung kacang gude 20% dengan hasil kadar protein 3,62%, kadar abu 1,98%, kadar air 4,01%, daya patah 13,32%, warna 3,66, aroma 4,03, dan rasa 3,51.
SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG KELADI TERMODIFIKASI DAN PENGAYAAN NUTRISI DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU PADA PEMBUATAN COOKIES Ely, Matelda Yuspit; Ahmadi, KGS; Wirawan, Wirawan
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yam is a local food that has not been utilized optimally and can be used as raw material for substitution of wheat flour and Mungbean flour as an additional nutrient in making cookies. The objective of the study was to obtain the substitution of wheat flour wheat flour with modified yam flour and enrich the use of green bean flour which is the manufacture of cookies. The experimental design used in the study was a Random Block Desigin (RBD) with two factors; the first factor was the substitution of wheat flour with modified Taro flour and second factor was Mungbean flour. The substitution was as follow: 100% wheat flour, Wheat flour 80% + yam flour 20%, wheat flour 60% + Taro flour 40% , 40% flour + yam flour 60%, 5% of Mungbean flour, 10% of Mungbean flour, 15% of Mungbean flour, with each treatment repeated 2 times to get 24 units of experiment. The best treatment was in 100% of wheat flour substitution and 5% Mungbean flour with a value of 0.959. The average value of parameters i.e. water content 4,420%, ash content of 1.320%, protein content 8,005%, breakage 12,5 N. The production of cookies from substitution of wheat flour with modified flour taro and Mungbean with raw material capacity of Taro flour 600 g / day, wheat flour 2,400 g / day and Mungbean flour 150 g / day were worth to be earned with HPP IDR. 6,545 / pack. The BEP of IDR. 31,304,347. The selling price was IDR. 7,526 / pack of 90gr. The net profit in a day was IDR. 31.392 and RCR of 1.14. Keladi merupakan bahan pangan lokal yang belum termanfaatkan secara optimal dan dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk substitusi dengan tepung terigu dan penambahan nutrisi menggunakan tepung kacang hijau pada pembuatan cookies. Tujuan penelitian untuk mendapatkan substitusi tepung terigu dengan tepung keladi termodifikasi dan pengayaan menggunakan tepung kacang hijau yang tepat pada pembuatan cookies.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama yaitu substitusi antara tepung keladi termodifikasi dengan tepung terigu dan faktor kedua tepung kacang hijau. Adapun substitusinya sebagai berikut: 100% tepung terigu,Tepung terigu 80%+Tapung keladi 20% tepung terigu 60%+Tepung keladi 40% tepung terigu 40%+tepung keladi 60% 5% tepung kacang hijau 10% tepung kacang hijau 15% tepung kacang hijau dengan masing-masing perlakuan tersebut diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Perlakuan terbaik terdapat pada substitusi tepung terigu 100% dan tepung kacang hijau 5% dengan Nilai Hasil sebesar 0,959. nilai rata-rata parameter yaitu kadar air 4,420%, kadar abu 1,320%, kadar protein 8,005%, daya patah 12,5 N. Produksi cookies dari subtitusi tepung terigu dengan tepung keladi termodifikasi dan kacang hijau dengan kapasitas bahan baku Tepung keladi 600 g/hari, tepung terigu 2.400 g/hari dan tepung kacang hijau 150 g/hari layak untuk di usahakan dengan HPP sebesar Rp. 6.545/kemasan. BEP sebesar Rp. 31.304.347 Harga jual yaitu Rp. 7.526/kemasan 90 gr, Keuntungan bersih dalam sehari sebesar Rp. 31.392 dan RCR sebesar 1,14.
SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN MOCAF DAN PENAMBAHAN BLONDO DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR Noppy, Noppy; Ahmadi, KGS; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bread is one kind of sponge food made from wheat flour, water, shortening, sugar, and yeast. Mocaf has a good potency to be a wheat flour subtitution in bread production. This study aimed to determine the best wheat flour substitution with mocaf and blondo formulation in bread production and tit feasibility study. This study was conducted by using Randomized Block Design (RBD) with 2 factors. First factor is the substitution of wheat flour and mocaf in 3 levels. Second factor is the addition of blondo. All treatment was run in 3 replications. The results showed that the best treatment in this research is found in substitution of wheat flour with mocaf (70%: 30%) and the addition of blondo 10% with parameter ash content 1.61%, protein 10.87%, texture 12.87, power 73.66 flower, 3.7 color (likes), aroma 3.3 (like), taste 3.3 (Somewhat Likes). Roti tawar merupakan salah satu jenis makanan yang berbentuk sponge dibuat dengan bahan dasar terigu, gula, dan yeast. Mocaf memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan substitusi tepung terigu dengan mocaf dan penambahan blondo yang terbaik dalam pembuatan roti tawar serta kelayakan usaha nya. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor (1) Subtitusi tepung terigu dan mocaf dengan 3 taraf perlakuan, faktor (2) penambahan blondo dan di ulang sebanyak 3 kali sehingga memperoleh 27 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perlakuan terbaik pada substitusi tepung terigu dengan mocaf (70% : 30%) dan penambahan blondo 10% dengan parameter kadar abu 1.61%, protein 10.87%, tekstur 12.87, daya kembang 73.66, warna 3.7 (suka), aroma 3.3 (suka), rasa 3.3 (Agak Suka).
PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS DAGING IKAN PATIN ASAP Klanita, Weny; Sasongko, Pramono; Ahmadi, KGS
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The process of curing fish is generally done by using wood burning smoke. The utilization of wood is not efficient and lead to negative effect to the environment. Therefore it is necessary to modify the smoked fish meat processing by utilize a liquid smoke. The aim of this study was to determine the optimum combination of palm oil shell liquid smoke concentration and immersion time in smoke catfish meat production. The result showed that the optimum condition was obtained from the treatment of 2% (v/v) palm oil shell liquid smoke concentration and 30 minutes of immersion time with water content of 59,80%, fat content 23,73%, protein content 28,99%, and TPC 6.42x104 cfu / gram. Organoleptic analysis was performed to find out the panelist's preference of color, flavor, and texture with values of 3.57%, 3.93%, and 3.64%. The feasibility study was shown that the smoke catfish meat production by using palm oil shell liquid smoke is feasible to conduct. Proses pengasapan ikan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan asap hasil pembakaran kayu. Penggunaan kayu tidak cukup efisien dan memiliki nilai negatif dari segi pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan dimodifikasi proses pembuatan daging ikan asap dengan menggunakan asap cair. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan lama perendaman daging ikan patin yang optimum didalam asap cair dari cangkang kelapa sawit yang tepat untuk daging ikan patin asap. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi optimum didapat dari perlakuan konsentrasi asap cair 2% (v/v) dan lama perendaman 30 menit. Dengan kadar air 59,80%, kadar lemak 23,73%, kadar protein 28,99%, dan TPC 6.42x102 cfu/gram. Uji organoleptik terhadap warna, rasa, dan tekstur dengan nilai 3,57%, 3,93%, dan 3,64%. Analisa kelayakan usaha menunjukkan bahwa proses pembuatan ikan patin asap dengan menggunakan asap cair dari cangkang kelapa sawit layak untuk diusahakan.
PRODUKSI BIOGAS BERBAHAN BAKU BLOTONG DENGAN FAKTOR KONSENTRASI AIR DAN LAMA FERMENTASI SECARA SPONTAN Wicaksono, Aditya; Ahmadi, Kgs; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biogas is one of the renewable energies that can be used as alternative energy. Blotong is industrial waste that can be used in making biogas. The purpose of this study was to obtain an appropriate comparison of the production of biogas made from raw materials with air composition factors and duration of fermentation, by spontaneous fermentation. This research was carried out using a split plot design, with 2 regulatory factors, namely water concentration of 1:2 and 1:3 and a fermentation time of 5, 10, 15, 20 and 25 days. The parameters used include the volume of biogas, the degree of acidity (pH) and flame. The results showed that this study was 1: 2 with a total of 5.74 liters, and the optimal fermentation time on the 25th day. The average pH shows a neutral number, and the flame test is blue and the flame is large. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai energi alternatif. Salah satu limbah hasil pengolahan industri gula yang dapat digunakan dalam pembuatan biogas adalah blotong. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan proporsi yang tepat pada pembuatan biogas berbahan baku blotong dengan faktor konsentrasi air dan lama fermentasi, dengan fermentasi secara spontan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan split plot, dengan 2 faktor perlakuan yaitu konsenterasi air 1:2 dan 1:3 dan lama fermentasi 5, 10, 15, 20, dan 25 hari. Parameter yang digunakan meliputi volume biogas, derajat keasaman (pH) dan nyala api. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi air paling baik adalah 1:2 dengan jumlah sebesar 5,74 liter, serta lama fermentasi paling optimal pada hari ke-25. Rata-rata pH menunjukkan angka mendekati netral, serta uji nyala berwarna biru dan nyala api yang besar.
SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG KELADI TERMODIFIKASI DALAM PEMBUATAN BISKUIT Lero, Nikodemus Jawu; Ahmadi, Kgs; Wirawan, Wirawan
Fakultas Pertanian Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of taro as food is still very limited even though its potential is very broad. One of the efforts to utilize taro flour is through the use of flour as material for making biscuit. The purpose of this study was to get the proportion of wheat flour with modified taro flour in making biscuits. The experimental design used was a completely randomized design with one factor consisting of p1=substitution of flour with 20% modified taro flour, p2 substitution of wheat flour with 40% modified fluor, p3= substitution of wheat flour with 60% modified taro flour and p4= substitution of wheat flour with 80% modified taro flour. Each treatment was repeated 5 times. The research showed that in making biscuits with a combination of 80% wheat flour and 20% taro flour was the best treatment with a protein content of 7.17%, water content 4.62%, ash content 2.04%, and hardness 10.6N, preference 3.3 color (liked), Taste preference 3.4 (liked), aroma preference 3.35 (liked), and preference texture 3.65 (liked). The business feasibility analysis for the manufacture of wheat flour and taro flour in the manufacture of biscuits is feasible in the household scale due to its HPP is 15,278.49 /packaging. The packaging selling price is 17,570.27. The net profit per day obtained is IDR. 29793.06 and the BEP unit is 2,276.39, the BEP price is IDR 39,996,753.82 and the RCR is 1.15. Penggunaan keladi sebagai bahan pangan masih sangat terbatas padahal potensinya sangat luas. Salah satu upaya untuk memanfaatkan tepung keladi adalah melalui penggunaan tepung sebagai bahan untuk pembuatan biskuit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan proporsi tepung terigu dengan tepung keladi termodifikasi dalam pembuatan biskuit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yang terdiri dari P1 = Substitusi tepung terigu dengan 20% tepungkeladi termodifikasi, P2 = Substitusi tepung terigu dengan 40% tepung termodifikasi, P3 = Substitusi tepung terigu dengan 60% tepung keladi termodifikasi, P4= Substitusi tepung terigu dengan 80% tepung keladi termodifikasi. Setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembuatan biskuit dengan kombinasi tepung terigu 80% dan tepung keladi 20% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar protein 7,17%, kadar Air 4,62 %, Kadar Abu 2,04 %, dan Daya Patah 10,6N, kesukaan warna 3,3 (suka), kesukaan Rasa 3,4 (suka), kesukaan Aroma 3,35 (suka), dan kesukaan Tekstur 3,65 (suka). Analisis kelayakan usaha untuk pembuatan subtitusi tepung terigu dan tepung keladi dalam pembuatan biskuit layak diusahakan dalam skala rumah tangga karena HPP 15.278,49 /kemasan. Harga jual perkemasan 17.570,27. Keuntungan bersih per hari yang diperoleh adalah Rp 29793.06dan BEPunit sebesar 2.276,39, BEP harga sebesar Rp 39.996.753,82 dan RCR sebesar 1,15.
PENGGUNAAN JENIS ADSORBEN UNTUK PENJERNIHAN MINYAK GORENG BEKAS PENGGORENGAN VAKUM KERIPIK BUAH KM, Yis Wiyanto; Ahmadi, Kgs; Rahmawati, Atina
Fakultas Pertanian Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Used cooking oil is cooking oil that has undergone changes due to physicochemical use repeatedly. This research aims to get type of adsorbent and concentration of adsorbents that may improve the quality of used cooking oil as well as examining the business feasibility of the economic process of the best adsorbent. Adsorbents used namely rice husk, corn cobs, coconut shell and palm shell. The design used in this study is nested design. Concentration each cooking oil adsorbent to treatment is 2%, 4%, 6% and 8% of the 250 ml used cooking oil.Theresearchresultsshowedcorn cobs adsorbent treatmentconcentrationof6%is the best of recovery oil 88%, the number of peroxides 10.53 meq/kg, FFA 1.02%, The test of oil color L 30.47, The intensity of the color a * 5.30, The intensity of color b * 15.37, Test your like 2.20 and the hedonic of color 2.23. Economic business feasibility analysis results BEP of 1,664 Units and BEP price of Rp 26,782.592. Cost of production Rp 9,477.222 and the selling price of Rp 16,100 (1 kg), the NPV of Rp 4,176.727, Net B/C of 1.47 while R/C ratio of 1.70, 15% IRR and Payback Period for 1.13 years. Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah mengalami perubahan fisikokimia akibat digunakan secara berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis adsorben dan konsentrasi adsorben yang dapat memperbaiki kualitas minyak goreng bekas serta mengkaji kelayakan ekonomi proses penjernihan minyak goreng bekas menggunakan jenis adsorben terbaik. Adsorben yang digunakan yaitu sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa dan cangkang sawit. Rancangan yang digunakan rancangan tersarang (Nested Design). Konsentrasi masing-masing adsorben untuk menjernihkan minyak goreng bekas yaitu 2%, 4%, 6% dan 8% dari 250 ml minyak goreng bekas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan adsorben tongkol jagung konsentrasi 6% merupakan yang terbaik menghasilkan rendemen minyak 88%, bilangan peroksida 10,53 meq/kg, FFA 1,02 %, kecerahan warna L 30,47, intensitas warna a* 5,30, intensitas warna b* 15,37, uji kesukaan aroma 2,20 dan uji kesukaan warna 2,23. Hasil analisa kelayakan ekonomi diperoleh BEP sebesar 1,664 Unit dan BEP Harga Rp 26.782,592 . HPP sebesar Rp 9.477,222 dan harga jual sebesar Rp 16.100(1 kg) , NPV Rp 4.176,727, Net B/C sebesar 1,47 sedangkan R/C ratio sebesar 1,70, IRR 15% dan Payback Periode selama 1,13 tahun.
PROSES PEMBUATAN BIOGAS BERBAHAN BAKU BLOTONG DENGAN STARTER RUMEN SAPI (KAJIAN DARI VARIASI KONSENTRASI AIR DAN LAMA FERMENTASI) Rohim, Risqi Nur; Ahmadi, Kgs; Sasongko, Pramono
Fakultas Pertanian Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blotong is one of the sugar cane mill wastes whose utilization is still very rare. One of the uses of blotong that very potential is blotong as biogas energy source. The study aimed to obtain a comparison of the best water, fermentation time and feasibility analysis in the blotong fermentation process with cow starter rumen for biogas production. This study used a split plot randomized block design with two factors, namely the ratio of raw materials with water 1: 2 and the ratio of raw materials to water 1: 3. The results showed that the best treatment was the ratio of raw material with water 1: 2 with the volume of biogas 6.40 for 25 days with pH before fermentation 5.79 and after fermentation 6.45 and the flame was blue and the results of business feasibility analysis obtained HPP value = Rp1754 / Liter, BEP = Rp. 29,090,909 liters / year, HPP (40%) = Rp. 2104 / liter and RCR = 1.19. Blotong merupakan salah satu limbah pabrik tebu yang pemanfaatannya masih sangat rendah. Salah satu pemanfaatan blotong yang potensial adalah menjadi sumber energi Biogas. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan perbandingan air dan waktu fermentasi terbaik, serta analisis kelayakan dalam proses fermentasi blotong dengan starter rumen sapi untuk produksi biogas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok split plot dengan dua faktor yaitu perbandingan bahan baku dengan air 1:2 dan perbandingan bahan baku dengan air 1:3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada perbandingan bahan baku dengan air 1:2 dengan volume biogas 6.40 selama 25 hari dengan pH sebelum fermentasi 5.79 dan sesudah fermentasi 6.45 dan nyala api berwarna biru dan hasil analisis kelayakan usaha Diperoleh nilai HPP = Rp1754/Liter, BEP = Rp. 29.090.909 liter/tahun, HPP (40%) = Rp. 2104 /liter dan RCR = 1,19.