Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Kimia

PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR CAIR DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BAN BEKAS MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT Susila Arita; Abrar Assalami; Dina Irawaty Naibaho
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 2 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ban bekas yang mengandung karet merupakan salah satu jenis polystyrene (polimer sintesis) yang dapatdiolah menjadi bahan bakar cair dengan proses perengkahan. Pada penelitian ini, proses produksihidrokarbon cair dari polystyrene dilakukan dengan proses pirolisis katalitik yang berlangsung pada suhutinggi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuipengaruh waktu operasi dan berat katalis terhadapvolume bahan bakar cair yang dihasilkan.Penelitian dilakukan melalui pirolisis dengan penambahankatalis zeolit 20%,40%, 60%, dan 80% dari berat karet ban bekas yaitu 500 gram, serta tanpakatalis,danwaktu operasi selama2 jam dan 3 jam.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa volume bahanbakar cair yang paling banyak dihasilkan sebanyak 73,5 mL yaitu pada waktu operasi selama 3 jamdengan berat katalis 400 gram (80% dari berat karet ban). Hasil pirolisis karet ban bekas menjadi bahanbakar cair dianalisa menggunakan analisa GC, dan dapat disimpulkan bahwa semua sampel termasuk kedalam hidrokarbon cair jenis premium. Selanjutnyadapat disimpulkan juga bahwa karet ban bekas jenispolystyrene dapat diolah menjadi bahan bakar cair
PURIFIKASI LIMBAH SPENT ACID DENGAN PROSES ADSORPSI MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN BENTONIT Susila Arita; Risa Purnama Sari; Ivana Liony
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas adsorben jenis zeolit dan bentonit dalam pengolahanlimbah spent acid dan me-recovery asam sulfat. Pemurnian spent acid dilakukan dengan proses adsorpsimenggunakan sistem kolom sebanyak 2 tahap secara seri. Analisa hasil dilakukan dengan uji konsentrasiH2SO4, dilanjutkan dengan uji pH, dan uji persentase penurunan warna untuk melihat perbedaan antarperlakuan. Adsorben jenis zeolit alam dan bentonit alam berasal dari Provinsi Jambi sedangkan spent aciddiperoleh dari PT. PERTAMINA RU III Palembang. Adsorben dimasukkan setinggi 20cm pada masingmasingkolom. Spent acid masuk ke dalam kolom adsorber kaca masing-masing sebanyak 600 ml. Hasilpenelitian menunjukkan pengolahan spent acid pada proses adsorpsi tahap 2 dengan adsorben zeolitdidapat produk dengan spesifikasi yield sebanyak 110 ml, konsentrasi asam sulfat mencapai 97,4906%(b/v), pH 0,21, warna 1150Pt-Co, waktu adsorpsi mencapai 325menit. Sedangkan untuk bentonitdidapat produk dengan spesifikasi yield sebanyak 70ml, konsentrasi asam sulfat 95,5389%(b/v), pH0,23,warna 1885 Pt-Co, lama waktu adsorpsi hanya 90 menit.
Pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di desa burai Lia Cundari; Susila Arita; Leily Nurul Komariah; Tuty Emilia Agustina; David Bahrin
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 1 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i1.13

Abstract

Sampah merupakan material sisa dari suatu proses yang memiliki dampak bahaya untuk lingkungan dan kesehatan. Solusi dari dampak tersebut adalah penanggulangan sampah dengan perancangan dan pembuatan alat, serta pelatihan dan pendampingan yang berhubungan dengan pengolahan sampah. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat bagi warga Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dimana sampah organik diubah menjadi pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan dengan 3 tipe yaitu, kompos celup, kompos padat-cair, dan kompos padat. Kapasitas sampah organik yang diolah sebanyak 8 kg dan proses berlangsung selama 20-40 hari. Kompos cair yang dihasilkan dari proses celup sebanyak 4,5 Liter. Untuk komposter padat-cair telah dihasilkan kompos cair sebanyak 1,8 liter, kompos padatnya sebanyak 2,1 kg. Untuk komposter padat, dihasilkan kompos padat sebanyak 2,6 kg. Tingkat pengetahuan warga terhadap pengelolaan sampah secara umum masih relatif kecil, secara rata-rata hanya 48%. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan warga yang tingkat dasar (SD) mencapai 48%. Untuk pengalaman warga dalam mengelola sampah sudah cukup baik, yaitu sebanyak 53%. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sudah baik, yaitu sebanyak 71% menyatakan setuju atas upaya pengelolaan sampah. Dengan tingkat persepsi yang tinggi tersebut tidak mendorong tingginya tingkat partisipasi warga terhadap pengelolaan sampah. Sebanyak 41-57% warga tidak pernah berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.
Pembuatan biodiesel dari limbah cair kelapa sawit dengan variasi katalis asam sulfat pada proses esterifikasi Susila Arita; Muhammad Rifqi; Tirtasakti Nugroho; Tuty E. Agustina; Fitri Hadiah
Jurnal Teknik Kimia Vol 26 No 1 (2020): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v26i1.89

Abstract

Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia semakin berkembang pesat mengingat Indonesia merupakan penghasil terbesar kelapa sawit dunia. Hal ini juga perlu mempertimbangkan penanganan limbah yang dihasilkan. Limbah cair kelapa sawit berpotensi dijadikan biodiesel karena masih mengandung asam lemak bebas dan trigliserida. Angka asam bahan baku sebesar 80 perlu diturunkan dahulu dengan esterifikasi karena dapat menurunkan kualitas dan yield biodiesel jika langsung di tranesterifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatkan limbah cair kelapa sawit untuk dijadikan biodiesel serta mengetahui kualitas biodiesel (angka asam, %yield, densitas) yang dihasilkan dilihat dari pengaruh jumlah katalis H2SO4 yang digunakan. Pembuatan biodiesel dilakukan dengan esterifikasi dengan variasi katalis H2SO4 (1,25; 1,35; 1,45; 1,55; dan 1,65 % (v/v)) pada suhu 60oC selama 2 jam. Transesterifikasi dilakukan dengan suhu 60oC selama 1 jam dengan katalis NaOH 1,5% (b/b) dan metanol 35% (b/b). Hasil optimum jumlah H2SO4 untuk penurunan angka asam adalah dengan rasio katalis 1,55% dengan hasil angka asam biodiesel menurun dari 80 menjadi 0,52. Yield optimum yang diperoleh sebesar 75,14% untuk variabel katalis 1,35%. Densitas biodiesel untuk semua variabel telah memenuhi SNI 7182:2015 direntang 0,8608-0,8619 (g/ml).
Proses pembuatan bahan bakar cair dengan memanfaatkan limbah ban bekas menggunakan katalis zeolit Susila Arita; Abrar Assslami; Dina Irawaty Naibaho
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 2 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ban bekas yang mengandung karet merupakan salah satu jenis polystyrene (polimer sintesis) yang dapat diolah menjadi bahan bakar cair dengan proses perengkahan. Pada penelitian ini, proses produksi hidrokarbon cair dari polystyrene dilakukan dengan proses pirolisis katalitik yang berlangsung pada suhu tinggi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuipengaruh waktu operasi dan berat katalis terhadap volume bahan bakar cair yang dihasilkan.Penelitian dilakukan melalui pirolisis dengan penambahan katalis zeolit 20%,40%, 60%, dan 80% dari berat karet ban bekas yaitu 500 gram, serta tanpa katalis,danwaktu operasi selama2 jam dan 3 jam.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa volume bahan bakar cair yang paling banyak dihasilkan sebanyak 73,5 mL yaitu pada waktu operasi selama 3 jam dengan berat katalis 400 gram (80% dari berat karet ban). Hasil pirolisis karet ban bekas menjadi bahan bakar cair dianalisa menggunakan analisa GC, dan dapat disimpulkan bahwa semua sampel termasuk ke dalam hidrokarbon cair jenis premium. Selanjutnyadapat disimpulkan juga bahwa karet ban bekas jenis polystyrene dapat diolah menjadi bahan bakar cair.
Pengaruh jumlah katalis dan waktu reaksi pada proses esterifikasi limbah padat pabrik CPO Susila Arita; Dede Hadi Widianto; Akhmad Ade Sucitro
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 1 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan biodiesel di Indonesia umumnya menggunakan bahan baku tanaman penghasil minyak dan lemak. Akan tetapi, penggunaan hasil perkebunan dan pertanian sebagai bahan baku pembuatan biodiesel berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional. Pada penelitian ini digunakan limbah padat pabrik CPO agar dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Berdasarkan analisa gas chromatography, kandungan limbah padat pabrik CPO didominasi oleh asam oleat sebanyak 45,72%. Variasi jumlah katalis yang digunakan adalah 8%, 10% dan 12% dari volume limbah padat pabrik CPO. Proses esterifikasi dilakukan dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan esterifikasi bertingkat 4 jam + 1 jam dengan volume metanol sebanyak 50% dari volume bahan baku. Limbah padat pabrik CPO yng direaksikan sebanyak 100 ml untuk tiap sampel. Dari hasil penelitian didapatkan persentase nilai free fatty acid(FFA) yang masuk dalam standar sebagai bahan baku biodiesel pada waktu reaksi bertingkat 4 jam + 1 jam dengan katalis H2SO4 8% dari volume limbah padat pabrik CPO dengan nilai FFA sebesar 2,98%, volume top product 92 ml, densitas 0,85 gr/ml, dan viskositas 5,392 cSt. Data hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa spesifikasi limbah padat pabrik CPO setelah esterifikasi telah sesuai sebagai bahan baku biodiesel.
Analisis karakteristik dan potensi logam pada limbah padat fly ash dan bottom ash di PLTU industri pupuk Marwan Asof; Susila Arita; Luthfia Luthfia; Winny Andalia; Muhammad Naswir
Jurnal Teknik Kimia Vol 28 No 1 (2022): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v28i2.977

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indonesia masih didominasi menggunakan bahan bakar batubara pada boilernya. Semakin tinggi kebutuhan listrik di Indonesia akan membuat kebutuhan batubara semakin tinggi, sehingga limbah fly ash dan bottom ash yang dihasilkan akan semakin banyak. Fly ash dan bottom ash digolongkan dalam limbah B3. Pengujian menggunakan instrument analisa X-Ray Fluorescence (XRF) akan diketahui unsur-unsur dan oksida pembawa logam berat yang terkandung dalam limbah fly ash dan bottom ash. Unsur-unsur tersebut antara lain magnesium (Mg), aluminium (Al), silika (Si), posfor (P), sulfur (S), kalium (K), kalsium (Ca), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn), galium (Ga), arsen (As), rubidium (Rb) stronsium (Sr), itrium (Y), zirkon (Zr), argentum (Ag), europium (Eu), timbal (Pb) dalam konsentrasi yang berbeda-beda antara kandungan fly ash dan bottom ash. Beberapa oksida dominan pembawa logam berat yang terdeteksi seperti Fe2O3 sebesar 3,658% pada fly ash dan sebesar 2,237% pada bottom ash; Ag2O pada sampel fly ash kandungannya sebanyak 0,143% dan pada bottom ash sebanyak 0,01%; MnO sebesar 0,036% pada fly ash dan sebanyak 0,015% pada bottom ash serta oksida ZnO dengan kadar sebesar 0,016% pada fly ash dan 0,019% pada bottom ash.