Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Tingkat Kepadatan Media Nutrient Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Mila Fatmariza; Nurul Inayati; Rohmi Rohmi
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 2 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.005 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i2.88

Abstract

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti).  Tes biokimia dan pewarnaan gram, merupakan cara yang efektif untuk klasifikasi dalam menentukan beberapa kelompok organisme. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.  Salah satu contoh bakteri Gram-positif adalah Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh konsentrasi media nutrient agar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Sampel yang digunakan adalah isolat murni Staphylococcus aureus. Uji yang dilakukan yaitu dengan uji statistik One Way Anova. Data yang dikumpulkan yaitu Jumlah koloni yang tumbuh pada media Nutrient agar dengan penambahan agar 2%, 2,5%, 3%, dan 3,5% setelah diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan hasil analisis One Way Anova pada jumlah koloni bakteri pada media nutrient agar dengan konsentrasi agar 2,5% ,3%, dan 3,5% tidak memiliki perbedaan yang bermakna karena nilai probabilitasnya 0,237 > 0,05. Tidak ada pengaruh konsentrasi media nutrient agar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Inventarisasi Bacillus Thuringiensis Dengan Metode Cawan Sebar Pada Habitat Hidup Larva Anopheles Sp Pada Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Di Kabupaten Lombok Tengah Putriawati Putriawati; Nurul Inayati; Agrijanti Agrijanti
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.738 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i2.117

Abstract

Beberapa bahan dapat digunakan untuk menekan larva nyamuk, diantaranya B. thuringiensis yang merupakan mikroba enthopatogenik yang dapat menjadi biolarvasida untuk menekan larva Anopheles sp. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi B.thuringiensis dari habitat hidup larva Anopheles sp pada tanaman Eceng gondok di Kabupaten Lombok Tengah (Desa Batujai). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif observatif dengan analisa data secara deskriftif untuk menentukan terdapat atau tidaknya B. Thuringiensis  setelah diinokulasi pada media.Pertumbuhan bakteri  setelah dilakukan preparasi sampel pada suhu 80°C selama 10 menit, diinkubasi pada suhu 30°C selama 24 jam. Kemudian di lakukan identifikasi/pemeriksaan sampel secara makroskopik dan mikroskopik di dapatkan hasil B.thuringiensis terdapat pada sampel larva. Hasil dari identifikasi ini memiliki ciri-ciri yang sama dengan B.thuringiensis yaitu bentuk koloni bulat, pinggiran yang rata, warna koloni putih krim,  permukaan koloni datar dan halus serta sifat Gram yaitu basil Gram positif dengan endospora terletak di terminal/subterminal, dengan adanya kristal pada bakteri ini yang menandakan bahwa bakteri B.thuringiensis ini bersifat toksin terhadap larva Anopheles sp. Beedasarkan penelitian yang telah dilakukan inventarisasi Bacillus thuringiensis terdapat pada sampel Larva Anopheles sp pada tanaman Eceng gondok (Eichornia crassipes) di Kabupaten Lombok Tengah. Namun tidak terdapat Bacillus thuringiensis pada sampel tanah. 
Uji Screening Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) Menggunakan Antibiotik Cefoxitin (fox) 30 µg Pada Pasien Penderita Abses Gigi di Klinik BPJS Mataram Yuliana Tri Risky; Agrijanti Agrijanti; Nurul Inayati
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 2 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.692 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i2.140

Abstract

Salah satu bakteri penyebab infeksi pada manusia adalah bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) pada pasien penderita abses gigi di klinik BPJS Mataram. jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, adapun pengertian dari metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada 10 sampel swab abses pada gigi diperoleh 3 sampel yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, kemudian dilanjutkan dengan uji sensitivitas untuk mengetahui adanya bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dengan menggunakan antibiotik Cefoxitin (fox) 30µg diperoleh hasil sensitif antibiotik untuk ketiga sampel. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ditemukan bakteri yang resistant terhadap antibiotik Cefoxitin (fox) 30 µg pada pasien penderita abses gigi di klinik gigi BPJS Mataram.
Investasi Kecacingan Pada Petugas Kebersihan Pasar Di Kecamatan Mataram Dan Kecamatan Cakranegara Eka Astiti Dewi; Erna Kristinawati; Nurul Inayati
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.093 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i1.101

Abstract

Penyakit kecacingan merupakan masalah  kesehatan terbanyak setelah malnutrisi. Kecacingan dapat terjadi pada semua kelompok  umur, Infeksi kecacingan dipengaruhi oleh prilaku dan lingkungan sekitar. Nematoda usus yang sering menginfeksi manusia adalah Nematoda usus golongan Soil Trasmitted Helminthes ini melalui tanah dan tahan akan suhu tropis seperti Indonesia  C.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Ascaris lumbricoides dan Trichiuris trichiura pada petugas kebersihan pasar Kecamatan Mataram dan Kecamatan Cakranegara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif observasional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah sampel feses dan jari – jari tangan petugas kebersihan pasar sebanyak 40 sampek. , pemeriksaan sampel feses menggunakan metode langsung yang menggunakan eosin 1 % dan metode sedimentasi untuk pemeriksaan jari – jari tangan.Berdasarkan hasil penelitian dari 40 sampel di temukan adanya telur cacing pada petugas kebersihan Pasar di Kecamatan Mataram Ascaris lumbricoides dan Trichiuris trichiura 4.16% dan pemeriksaan jari – jari tangan Ascaris lumbricoides 33.3%, sedangkan pada petugas kebersihan Pasar di Kecamatan Cakranegara  tidak di dapatkan telur cacing  pada pemeriksaan fesesnya dan pemeriksaan jari – jari tangan yang terdiri dari Ascaris lumbricoides 37.5%, Trichiuris trichiura 12.5%.
Potensi Ikan Teri Jengki (Stolephorus indicus) Sebagai Bahan Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Tutur Mutmainnah Novitasari; Rohmi Rohmi; Nurul Inayati
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.43 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i1.119

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif yang memiliki bentuk bulat bergerombol menyerupai buah anggur (Staphylococcus) dan koloni keemasan (aureus). Manitol Salt Agar (MSA) adalah media pertumbuhan selektif dan diferensial untuk bakteri Gram Positif. Ikan teri jengki (Stolephorus indicus) kering memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan daging maka diharapkan ikan teri jengki (Stolephorus indicus) dapat dijadikan media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ikan teri jengki (Stolephorus indicus) sebagai bahan media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat True Eksperiment dengan menggunakan 5 replikasi dan 5 perlakuan yaitu media MSA sebagai kontrol dan bakteri Gram Negatif (Eschericia coli), media ikan teri jengki (Stolephorus indicus) dengan kosentrasi 2%, 3%, 4%, 5% dan 6%. Berdasarkan hasil uji laboratorium, bakteri Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada semua konsentrasi. Namun, warna koloni paling baik terlihat pada konsentrasi 3% sampai 6%,dengan zona manitol fermentasi terluas dan warna koloni kuning keemasan paling pekat pada konsentrasi 6%.. Hasil ini membuktikan bahwa ikan teri jengki (Stolephorus indicus) dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Kombinasi Sediaan Bubuk Kombinasi Daun Serai (Cymbopogon Citrates) Dan Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia) Sebagai Insektisida Alami Terhadap Pediculus Humanus Capitis Feni Wahyuni; Erlin Yustin Tatontos; Nurul Inayati
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.69 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i1.81

Abstract

Pediculus humanus capitis adalah parasit yang menyebabkan penyakit Pedikulosis kapitis. Parasit yang menghisap darah dan menghabiskan seluruh siklus hidup di manusia. Daun mengkudu dan daun serai mengandung senyawa aktif yang diduga berfungsi sebagai insektisida alami yang dapat membunuh Pediculus humanus capitis. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh sediaan bubuk kombinasi daun serai (C. citrates) dan daun mengkudu (M. citrifolia) sebagai insektisida alami terhadap P. humanus capitis. Metode Penelitan: Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperiment dengan sampel kutu kepala yang diberi bubuk kombinasi daun serai (C. citrates) dan daun mengkudu (M. citrifolia) perbandingan 1: 1, 1: 2, 2: 1 dan aquadest sebagai kontrol. Kematian kutu kepala diamati seama 60 menit. Analisis data menggunakan Kruskal-Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian: Hasil persentase menunjukkan kematian kutu kepala pada  perbandingan 1: 1, 1: 2 , 2: 1 adalah 0,00%, 6,25%,15,41%. Kesimpulan: Bubuk kombinasi daun serai (C. citrates) dan daun mengkudu (M. citrifolia) berpengaruh sebagai insektisida alami terhadap P. humanus capitis. 
EDUKASI IBU-IBU PKK UNTUK PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN COVID19 DAN PENGGUNAAN ANTISEPTIK ALAMI Erlin Yustin Tatontos; Siti Zaetun; Nurul Inayati; Urip Urip; IGAN Danuyanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 3, No 2 (2022): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v3i2.897

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Untuk mencegah penularan Covid19 di seluruh desa maka pada Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan edukasi  ibu-ibu PKK untuk penerapan  Protokol Kesehatan dan penggunaan Antiseptik alami. Sasaran PKM adalah ibu-ibu PKK di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Lombok Barat berjumlah 40 orang. Metode pelaksanaan PKM adalah penyuluhan dan simulasi penerapan Protokol Kesehatan Covid19 yaitu 3 M serta demonstrasi dan praktek pembuatan Antiseptik rebusan daun Sirih. Dalam pelaksanaan PKM dilakukan Pre Test dan Post test serta  meliputi pengetahuan, pemahaman/ sikap dan perilaku. Observasi pada praktek pembutan antiseptik alami.. Analisis secara deskriptif. Hasil Pre test  70% ibu-ibu PKK memakai masker , Post Test 100%; Pre test mencuci tangan pakai sabun/ antiseptik 37,5% menjadi 100% pada Post Test; Pre test Menjaga jarak/ menjauhi kerumunan 50% menjadi 100% pada Post Test. Hasil observasi ibu-ibu PKK dapat mempraktekan pembuatan antiseptik rebusan daun Sirih.
Efek protein rekombinan MPT64 Mycobacterium tuberculosis terhadap proliferasi sel T dan Sel B secara in vitro Fihirrudin Fihirrudin; Nurul Inayati; Lalu Unsun Nidhal; Raudatul Jannah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i2.278

Abstract

Mycobacterium protein tuberkulosis (MPT) 64 merupakan protein imunogenik yang disandi oleh gen Rv1980c dan berada pada lokasi Regions of Diffrences (RD) 2. Protein MPT64 di prediksi sebagai antigen dari M. tuberculosis yang pertama kali berinteraksi dengan sistem imun tubuh dari host. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proliferasi sel T dan sel B yang di induksi dengan protein MPT64 secara invitro. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental yaitu melakukan uji proliferasi terhadap sel T dan sel B yang di induksi dengan protein MPT64 pada media RPMI. Purifikasi protein MPT 64 dilakukan dengan kolom Protino™ Ni-NTA System. Uji proliferasi sel T dan sel B dilakukan dengan Metode MTT, dimana hasil optical dencity nya (OD) di baca dengan ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm. Data nilai Optical dencity hasil uji MTT di analisis dengan uji statistik One Way Anova. Hasil menunjukkan bahwa Rata-rata OD proliferasi sel T yang di induksi dengan protein MPT64 10 μg/ml, 5 μg/ml, 2,5 μg/ml dan 1,25 μg/ml masing-masing adalah 0.276, 0.202, 0.184 dan 0.178. Rata-rata OD proliferasi sel B yang di induksi dengan protein MPT64 10 μg/ml, 5 μg/ml, 2,5 μg/ml dan 1,25 μg/ml masing-masing adalah 0.434, 0.380, 0.285 dan 0.251. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan pada setiap perlakuan dengan nilai probabilitas (p=0,011) <0,05. Protein MPT64 konsentrasi 10 μg/ml menunjukkan hasil yang paling optimal dalam menginduksi proliferasi sel T dan sel B secara invitro.
Karakterisasi dan Formulasi Uji Sitotoksik Nanopartikel PLGA-pcDNA 3.1-SB3-HBcAg dari Gel Retardation Assay sebagai Delivery Agent Kandidat Vaksin DNA Hepatitis B Lalu Unsunnidhal; Raudatul Jannah; Fihiruddin; Nurul Inayati; Agus Supinganto
Journal of Health (JoH) Vol 10 No 2 (2023): Journal of Health (JoH) - July
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v10n2.570

Abstract

Indonesia is one of the countries that has the highest prevalence of HBsAg (hepatitis B disease), ranging from 2.5% to 10%, with the highest levels reported in North Sulawesi with 33.0%, Papua with 12.8%, and Pontianak with 9.1%. Strategies to overcome these obstacles include using formulations such as nanoparticles, which are formed by coacervation between polymers and DNA. This study showed that the results of the physicochemical characterization of PLGA-pcDNA 3.1-SB3-HBcAg showed a polydispersity index value of 0.246, a particle size of 925 nm, and a zeta potential value of 2.31 mV. PLGA managed to protect PLGA-pcDNA 3.1-SB3-HBcAg from enzymatic degradation, and the viability percentage of the PLGA-pcDNA 3.1-SB3-HBcAg cytotoxicity test was 98.03%, so that PLGA has good potential as a delivery system for PLGA -pcDNA 3.1-SB3- HBcAg.