Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH POST-WELD HEAT TREATMENT DAN ARAH PENGELASAN TIG TUNGSTEN INERT GAS) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PENYAMBUNGAN ALUMINIUM PADUAN 6061 Sofyan Abdillah; Gunawan Dwi Hariyadi; AP. Bayuseno; Seon Jin Kim
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arah pengelasan  pada material  biasanya longitudinal  terhadap arah pengerolan material ( isotrop  ). Pada pemakaian untuk desain, tidak jarang arah beban membentuk sudut tertentu terhadap  arah pengelasan. Maka  pada penelitian ini akan  dikaji    pengelasan TIG pada Aluminium  paduan  6061 dengan arah longitudinal  dan  45o terhadap arah pengerolan material  .    Hasil pengelasan dilakukan  post-weld heat treatment  ( PWHT )  yang akan berpengaruh  terhadap sifat mekanik dan strukutr mikro.  Pengujian yang dilakukan  : uji komposisi kimia, uji kekerasan,  uji  SEM ( Scanning Electron Microscopy ), uji tarik.  Base metal diuji komposisi kimia, kemudian dilakukan pengelasan TIG dengan arah longitudinal dan 45o terhadap arah pengerolan. Sebagian spesimen langsung diuji kekerasan, uji tarik dan uji SEM. Sebagian spesimen yang lain di lakukan  post-weld  heat  treatment ( PWHT ) , kemudian diuji kekerasan, uji tarik dan uji SEM. Hasil pengujian  didapatkan  pada PWHT, sifat mekanik dan struktur mikronya berubah dibandingkan  tanpa PWHT yaitu % elongation naik 28.81 %  sampai 48.66%  ( ductility / keuletan meningkat ), ditandai  dengan perubahan struktur mikro yang halus. Kata kunci : aluminium paduan, PWHT, SEM, TIG.
KAJIAN PUSTAKA TENTANG GENERATOR LISTRIK BERBASIS MATERIAL PINTAR ELECTROACTIVE POLYMER SEBAGAI PENYEDIA DAYA LISTRIK PORTABLE A.P. Bayuseno
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2010): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 1 2010
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi material pintar (smart materials) sangat potensial untuk mengkonversi energi lingkungan menjadi sumber energi terbarukan (renewable energy). Metode ini sangat cocok diterapkan untuk keperluan penyedia daya listrik yang bersih dan murah karena material ini memiliki sifat ringan dan kerapatan energi (energy density, J/cc) dan kerapatan energi spesifik (specific energy density, J/g) yang tinggi. Akan tetapi penggunaan smart material sebagai teknik produksi listrik berbasis tenaga manusia belum banyak dikembangkan di Indonesia karena penguasaan teknologi yang masih terbatas. Tulisan ini bertujuan memperkenalkan sistem material pintar sebagai generator mikro dari bahan electroactive polymer (EAP) yang dapat dipasang pada sol sepatu. Untuk menghasilkan daya listrik dari konversi energi regangan mekanis, maka rancangan sol sepatu sebagai generator mikro akan dibahas dalam tulisan ini. Secara khusus dibahas rancangan model generator listrik berbasis material EAP karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem material pintar lainnya, terutama dalam kemudahan dalam pembuatan (manufacture) serta pembentukan (forming). Tulisan ini juga menyajikan berbagai analisa sifat elektromekanik EAP untuk rancangan generator listrik yang digerakan oleh injakan sepatu (a-heel strike generator). Tantangan dalam pengembangan material pintar terhadap ketahanan (durability), pengendalian secara presisi, konsumsi energi (energy consumption) dan implementasinya sebagai alas kaki juga akan dibahas secara singkat. Kata kunci: Material pintar, electroactive polymer dan daya listrik
PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DI DALAM PIPA BERALIRAN LAMINER PADA LAJU ALIR 30 ml/menit HINGGA 50 ml/menit DAN PENAMBAHAN ADITIF ASAM MALAT Hisyam Ma’mun; A.P. Bayuseno; S. Muryanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengerakan merupakan masalah yang kompleks dan selalu terjadi di dalam suatu industri. Terjadinya kerak karena proses alami adanya reaksi kimia antara kandungan-kandungan yang tidak dikehendaki yang terlarut di dalam air. Kalsium karbonat (CaCO3) adalah salah satu komponen utama dari kerak yang banyak dijumpai.  Akibat adanya pengerakan ini akan merugikan yaitu mempertebal dinding pipa yang dilewati cairan dan dapat mempengaruhi laju aliran ataupun perpindahan panas. Oleh karena itu harus dilakukan pencegahan untuk menghambat pertumbuhan kerak dalam pipa tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen tentang pertumbuhan kerak kalsium karbonat (CaCO3) dalam pipa uji, dengan mereaksikan CaCl2 dan Na2CO3 dengan  laju alir 30 ml/menit, 40 ml/menit, dan 50 ml/menit dengan konsentrasi larutan 3500 ppm Ca2+ sebagai salah satu parameter proses pertumbuhan kerak. Asam malat (C4H6O5) ditambahkan ke dalam larutan sebagai impuritas. Adapun pipa uji berisi empat pasang kupon terbuat dari tembaga. Pembentukan kristal kalsium karbonat (CaCO3) diprediksi dapat diketahui dari menurunnya nilai konduktivitas larutan pada waktu percobaan sehingga waktu induksinyapun dapat diketahui.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan laju alir dari 30 ml/menit ke 50 ml/menit mempercepat waktu induksi. Dengan penambahan aditif  asam malat (C4H6O5)  3  ppm dan  5  ppm menambah/memperlambat waktu induksi.   Kata kunci: asam malat, kerak CaCO3, laju alir
PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DALAM PIPA ALIRAN LAMINER PADA TEMPERATUR 250 C HINGGA 400 C DAN PENAMBAHAN ADITIF ASAM MALAT Muhammad Usamah; A.P. Bayuseno; S. Muryanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembentukan kerak (scale) merupakan masalah yang sering dijumpai dalam pipa dalam dunia industri. Terjadinya kerak karena  adanya reaksi kimia antara kandungan-kandungan  ion pembentuk kerak  yang tidak dikehendaki yang terlarut di dalam air.  Kalsium karbonat (CaCO3) adalah salah satu  jenis kerak yang banyak dijumpai.  Akibat adanya pengerakan ini akan merugikan yaitu mempertebal dinding pipa yang dilewati cairan dan dapat mempengaruhi laju aliran ataupun perpindahan panas. Oleh karena itu harus dilakukan pencegahan untuk menghambat pertumbuhan kerak dalam pipa tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan eksperimen tentang pertumbuhan kerak  kalsium karbonat  dalam pipa uji, dengan mereaksikan larutan CaCl2 dan Na2CO3 masing-masing dengan konsentrasi 3500 ppm dengan  laju alir 30 ml/menit dan  temperatur yang digunakan adalah 25, 30 dan 400C. Asam Malat ditambahkan ke dalam larutan sebagai  aditif  dengan konsentrasi 0,  3, dan 5  ppm. Pengkristalan dan selanjutnya pembentukan kerak dalam pipa dengan berubahnya konduktifitas larutan, yaitu konduktifitas makin rendah. Bentuk Kristal kalsium karbonat dapat dilihat dari hasil kajian morfologi yang dilakukan dengan menggunakan SEM, selanjutnya analisa XRD digunakan untuk membuktikan bahwa kerak yang dihasilkan dalam penelitian ini benar kerak kalsium karbonat. Dengan adanya penambahan aditif asam malat dari 3 ppm dan 5  ppm,  bahwa  kerak yang terbentuk makin sedikit.  Aditif  asam malat    juga  diprediksi mempengaruhi morfologi kristal dan ukurannya.    Keywords: : CaCO3, temperatur, asam malat,  kerak.
PENGARUH ADITIF Zn2+ TERHADAP PEMBENTUKAN KERAK GIPSUM DALAM PIPA Sutrisno Sutrisno; S. Muryanto; A.P. Bayuseno
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v7i2.107

Abstract

Kerak gypsum (CaSO4.2H2O)  yang terjadi dalam pipa sangat merugikan bagi industri karena mengakibatkan penyempitan penampang, mempertebal dinding, menghambat  pemindahan panas dan memperlambat waktu proses. Oleh karenanya, kerak gipsum harus dicegah atau dihambat pertumbuhannya. Pertumbuhan kerak gipsum dipengaruhi oleh konsentrasi, temperatur dan laju alir serta impuritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aditif Zn2+ terhadap pembentukan kerak gipsum. Percobaan pembentukan kerak gipsum dilakukan dengan mereaksikan larutan  CaCl2.2H2O dengan  larutan  NaSO4 dalam alat uji  yang telah dirancang. Percobaan dilakukan dengan konsentrasi aditif 0 ppm  –  10 ppm pada suhu kamar, konsentrasi Ca2+3500 ppm, laju alir 30 ml/menit dan pipa uji stainless steel.   Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan  aditif Zn2+ mengakibatkan naiknya waktu induksi dan menurunnya massa kerak dan menjadikan ukuran kristal lebih  kecil dan pendek. Hasil pengujian morfologi, komposisi dan kemurnian menunjukkan bahwa kerak hasil percobaan benar-benar gipsum. Keywords : additive, gypsum, scale, zinc
PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DALAM METODE STIR CASTING TERHADAP DENSITAS DAN POROSITAS Al- SiC UNTUK APLIKASI BLOK REM KERETA API S. wilastri; A.P. Bayuseno; S. Nugroho
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v7i2.106

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang densitas dan porositas pada Al-  SiC yang dihasilkan dari proses pengecoran dengan metode stir casting dengan variasi putaran 300, 500, dan 700 rpm dengan lama waktu pengadukan 10 menit. Pada penelitian ini Al yang digunakan adalah Al hasil limbah produksi dengan penambahan SiC sebesar 10% sebagai penguat yang dicampurkan pada saat pengecoran. Hasil penelitian ditemukan densitas Al-SiC untuk semua variasi putaran, lebih rendah dari besi cor  yaitu 2,75; 2,69 dan 2,66 g/cm3, itu berarti bahwa blok rem kereta api yang terbuat dari Al- SiC lebih ringan massanya daripada blok rem kereta api yang terbuat dari besi cor ( 7,2 g/cm3). Dengan harapan bahwa semakin ringan komponen kereta api akan semakin meningkatkan kehandalan kinerjanya.  Sedangkan  untuk porositas, Porositas yang diperoleh nilainya hampir sama yaitu 0,9900; 0,9902 dan 0,9903. Nilai porositas yang diperoleh dari variasi putaran sangat rendah, sehingga proses pengecoran dengan stir casting dianjurkan untuk mengurangi porositas. Kata kunci: Al- SiC, Stir Casting, densitas, porositas.
PENGARUH PERLAKUAN PANAS T6 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL PROPELLER SHAFT BERBAHAN DASAR ALUMINIUM SERI 6063 HASIL PENGECORAN HPDC Farid Abdul Rahman; Athanasius Priharyoto Bayuseno
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2016): VOLUME 4, NOMOR 2, APRIL 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.337 KB)

Abstract

Propeller shaft merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Model propeller shaft dibuat dengan material dasar paduan aluminium 6063 melalui proses pengecoran. HPDC (High Pressure Die Casting) merupakan salah satu metode dalam proses pengecoran yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan metode pengecoran yang lain. Heat treatment dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanis dengan proses precipitation hardening. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data nilai porositas, kekuatan tarik, kekerasan, struktur mikro, dan ketahanan korosi sehingga dapat dibandingkan sifat mekanis antara produk model propeller shaft perlakuan panas dan tanpa perlakuan panas. Dalam penelitian ini, HPDC dilakukan pada tekanan konstan 7 MPa dan variasi penambahan unsur silikon (Si) 0 wt%, 1 wt%, 2 wt%, dan 3 wt%. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu age hardening dengan solution treatment 525oC selama 3 jam dan artificial aging 195oC selama 3 jam. Uji porositas dilakukan dengan menimbang massa basah dan kering spesimen uji. Uji tarik menggunakan Universal Testing Machine, uji kekerasan menggunakan Rockwell Hardness Tester, dan uji struktur mikro menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 200X. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanis material hasil penelitian sudah memenuhi standar BKI dalam penggunaan material sebagai propeller shaft kapal laut yaitu untuk kekuatan tarik. Nilai porositas terendah ditunjukkan pada penambahan 3 wt% Si yaitu sebesar 1,15%. Nilai kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada penambahan 3 wt% Si perlakuan panas yaitu 163,613 MPa. Nilai kekerasan tertinggi didapatkan pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 77,35 HB. Pada uji mikrografi didapatkan ukuran butir (grain size) terendah pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 33,78 µm. Laju korosi terendah ditunjukkan pada penambahan 0 wt% Si, yaitu sebesar 2,49 mm/y.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PENUANGAN Al-Si / Al2O3 TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL SEPATU REM MENGGUNAKAN PENGECORAN HPDC Kusumaning R. Putri; Athanasius Priharyoto Bayuseno
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 1, No 4 (2013): VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2013
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.31 KB)

Abstract

In this research, the raw material used Al-Si is a product of PT. Pinjaya Metals, Mojokerto. HPDC performed at a constant pressure of 7 MPa and variation of pouring temperature at 700°C, 750oC, and 800oC. The heat treatment process used is age hardening with solution treatment at 490oC for 15 minutes, then artificial aging at 150oC for 4 hours.  Porosity test performed using the Archimedes law that use mass of wet and dry specimen. Hardness test using Rockwell method with the scale of B, and test the microstructure using an optical microscope with a magnification of 1000X. The results of porosity test show that the density at pouring temperature 700°C is 1,613 g/cm3, at 750oC is 1,642 g/cm3, and at 800oC is 1,622 g/cm3. On the hardness testing increased hardness values was obtained at pouring temperature 700°C is 38 HRB. While at pouring temperature 750oC is 43,67 HRB and 800oC is 46,06 HRB. On themicrostucture, at pouring temperature 750oC and 800oC shows that the value of the grain size is lower than the size of a grain of pouring temperature on 700oC. Further results on testing was able to show that there is value in flow ability that the higher when the temperature increasing in 700°C is 580,67 mm, 750°C is 682,33 mm and then 800°C is 965,33 mm.
ANALISIS RETAKAN KOROSI TEGANGAN PADA ALUMINIUM DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DALAM MEDIA KOROSI HCL 1M Dewi Handayani; Athanasius Priharyoto Bayuseno
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 2, No 2 (2014): VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2014
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.404 KB)

Abstract

Stress corrosion cracking [SCC] merupakan kegagalan logam korosi hasil peretakan intergranular atau transgranular dibawah pengaruh antara tegangan tarik dan lingkungan korosif. Bentuk korosi ini lazim sekali dijumpai di lingkungan industri seperti : industri perkapalan, perminyakan, dan industri – industri kontruksi logam. Dalam tugas akhir ini dimaksudkan untuk memahami fenomena Stress Corrosion Cracking secara teoritis dalam aluminium dengan mengkaji pengaruh variasi pembebanan didalam media korosi terhadap pertambahan panjang, lamanya waktu patah dan jenis retak. Pada penelitian ini pengujian menggunakan alat uji Stress Corrosion Cracking, untuk menciptakan suatu kondisi spesimen agar mendapatkan tegangan  tarik pada lingkungan yang korosif. Tegangan yang diberikan berupa tegangan tarik yang berasal dari pembebanan statik pada sistem pengungkit. Kondisi korosif dapat dihasilkan dari bak yang diisi dengan larutan HCl. Analisa metalografi dimaksudkan untuk mengamati struktur mikro spesimen uji dan bentuk retak yang terjadi pada spesimen uji setelah dilakukan proses pengujian.
ANALISIS PEMBENTUKAN KERAK DI DALAM PIPA PDAM SEMARANG Titis Septianna Sari; Athanasius Priharyoto Bayuseno
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 3, No 1 (2015): VOLUME 3, NOMOR 1, JANUARI 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.257 KB)

Abstract

Pipes are important components  in a system drinking water to transport water flow. If one of the pipes experiences corrode and scaling, the potential economic losses will be high. To determine the scale formation and corrosion in the pipeline of PDAM Semarang tests was performed including: Chemical Composition Test, Hardness Test, Piping Material Microstructure, SEM-EDX Test and Test XRD. The test results show that the pipe of PDAM Semarang can be classifield as the low carbon steel according to material type "JIS G4051 Type S 09 K". The hardness test results show that the hardness value of the corroded pipe is greater than the hardness value of the new pipeline.From the test results show the chemical composition of pipe PDAM Semarang including low carbon steel with material type "JIS G4051 Type S 09 K". For the hardness test results show that the hardness value of corroded pipe is greater than the hardness value of the new pipeline. Based on the results of EDX (Energy Dispersive X-ray Spectrosopy), element of manganese (Mn) influenced  the composition of the pipe water is 0.483 Mg / l. From XRD (X-ray Diffraction), there are two phases, namely: phase birnesite syn (MnO2) and phase hydroheate rolite (Zn2Mn4 + 3O8.H2O). The results of the two phases can exhibit high levels of Mn and Zn in the water provided  formation of oxide scale on the walls of the pipe.