Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS BENDA SEJARAH TENAN BES DI DESA FAAN MALUKU TENGGARA Trini Maria Vianney Ohoitaur; Ferdinan Bashofi; Septa Rahadian
MAHARSI Vol 4 No 1 (2022): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v4i2.2088

Abstract

Benda Bersejarah Tenan Bes Benda ini adalah benda perunggu dan berbentuk lingkaran, yang kemudian ditinggalkan oleh kakak beradik bernama Tovi dan Tabai dan ditinggalkan di desa Faan, sebelah tenggara Maluku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji analisis benda-benda bersejarah di Tenan Bes di Desa Faan. Penelitian ini mencakup tiga rumusan masalah dan tujuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Faan, Kecamatan Kei Kecil, Wilayah Maluku Tenggara. Seorang informan yang bertindak sebagai lembaga kesenian adat dan juga ketua marga Rumangun, di desa Faan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Diversifikasi dan Strategi Pemasaran Produk Berbasis Online pada Industri Mendong Kecamatan Wajak Kabupaten Malang Nurul Ratnawati; I Nyoman Ruja; Neni Wahyuningtyas; Khofifatu Rohmah Adi; Ferdinan Bashofi
Madaniya Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.458

Abstract

Diversifikasi dan strategi pemasaran produk berbasis online menjadi salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh para pelaku usaha kerajinan mendong di Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Hal ini karena, strategi pemasaran konvensional tidak dapat menjangkau pasar secara luas dalam waktu singkat serta belum mampu meningkatkan omset penjualan secara cepat jika dibandingkan dengan strategi pemasaran produk berbasis online. Mitra kegiatan ini adalah mitra yang mengarah pada ekonomi produktif dengan potensi dan peluang usaha di bidang kerajinan mendong yang ada di Desa Blayu. Kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk membantu mitra mencari alternatif solusi dengan melakukan diversifikasi, meningkatkan kualitas, dan melakukan strategi pemasaran produk berbasis online. Tahap awal yang dilakukan yaitu: 1) melaksanakan analisis kondisi dan situasi, 2) melaksanakan FGD bersama mitra, 3) melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan, 4) dan melakukan monitoring dan evalusi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pengabdian ini menghasilkan alternatif solusi bagi para pelaku usaha kerajinan mendong dalam melakukan diversifikasi produknya, sehingga dapat menghasilkan produk yang beragam dengan berkualitas unggul. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan solusi terhadap pemanfaatan teknologi untuk melakukan promosi dan pemasaran produk berbasis online menggunakan berbagai platform atau apliakasi media sosial serta e-commerce, agar dapat memperluas jangkauan pasar serta meningkatkan omset penjualan produk. Dampaknya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi para pelaku usaha kerajinan mendong.
RANCANGAN MUSEUM PERTANIAN DEWI SRI DESA KASEMBON KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG Nurul Ratnawati; Desinta Dwi Rapita; Bayu Kurniawan; Ferdinan Bashofi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 4 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i4.1439-1444

Abstract

Desa Kasembon merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang yang memiliki lahan subur untuk kegiatan pertanian. Pertanian menjadi salah satu mata pencaharian utama penduduk di desa ini. Saat ini terdapat banyak jenis tanaman yang dibudidayakan di desa ini dengan menggunakan teknologi pertanian modern, sehingga banyak alat-alat pertanian tradisional yang sudah tidak terpakai oleh masyarakat dan hanya disimpan saja. Hal ini karena tidak adanya sarana yang dapat digunakan masyarakat untuk menjaga warisan alat-alat pertanian tradisional di desa ini. Permasalahan ini menarik minat Tim Abdimas UM untuk membantu Desa Kasembon dalam mengembangkan potensi yang ada dengan merancang museum pertanian yang dapat digunakan sebagai sarana menyimpan alat-alat pertanian tradisional yang saat ini sudah tidak digunakan sekaligus menjadi sarana edukasi. Kegiatan dilakukan melalui tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Program yang telah dilakukan telah menghasilkan rancangan desain dan identitas museum pertanian yang diberi nama Museum Pertanian Dewi Sri, termasuk storyline, visi misi, tujuan, dan yang paling utama yakni susunan organisasi kepengurusan museum. Hal ini memiliki manfaat sebagai sarana untuk menjaga warisan alat-alat pertanian tradisional agar tetap dapat dijadikan sebagai media edukasi bagi generasi muda terutama untuk mengembangkan wawasan terkait sejarah dan perkembangan teknologi pertanian.
Persepsi Masyarakat Terhadap Jual Beli Umur Dalam Perkawinan Di Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Riadhotul Badiah; Ferdinan Bashofi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2835

Abstract

Usia minimal dalam perkawinan diatur dalam UU No. 16 Tahun 2019 Pasal 7 Ayat (1) tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa batas minimal usia perkawaninan bagi wanita disamakan dengan batas minimal usia bagi pria , yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Oleh karena itu jual beli umur kerap dilakukan sebagai upaya legalisasi perkawinan di bawah umur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap jual beli umur dalam perkawinan serta faktor penyebabnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat menanggap jual beli umur dalam perkawinan merupakan hal yang lumrah untuk dilakukan sebagai upaya legalisasi perkawinan. Hal tersebut dilakukan karena berbagai faktor diantaranya (1)faktor internal (suka sama suka), (2) faktor pendidikan, dan (3) faktor ekonomi.