Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Etika Respons

Merawat Kemanusiaan dengan Pendekatan Kritis terhadap Teknologi Modern Antonius Puspo Kuntjoro
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 23, No 01 (2018): Respons
Publisher : Respons: Jurnal Etika Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.323 KB)

Abstract

ABSTRAK: Berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) telah menjadi fenomena yang cukup sering menyebar di dunia maya terutama media sosial. Khususnya dalam periode kontestasi politik di Indonesia, hal ini berkembang menjadi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa polarisasi dan konflik tajam yang diakibatkannya dalam masyarakat telah menggerus rasa persatuan dan persaudaraan bangsa kita yang majemuk. Lebih daripada itu, fenomena ini dapat berkembang menjadi krisis kemanusiaan Indonesia, kemanusiaan yang ramah, toleran, terbuka, adil dan beradab terhadap sesamanya.Teknologi modern jelas punya andil besar dalam memunculkan persoalan ini, khususnya teknologi informasi yang berkembang super cepat. Hoax dan hate speech, misalnya, menjadi mudah tersebar luas dan cepat karena dimungkinkan oleh media sosial dan algoritmanya. Sejumlah kajian filosofis terhadap teknologi memperlihatkan bahwa teknologi modern bukanlah sekadar alat yang netral. Teknologi modern membentuk dan mengubah cara pandang serta cara hidup manusia di dunia. Di samping pendekatan hukum dengan penerapan Undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang tanpa kompromi, pendekatan yang kritis terhadap teknologi modern diperlukan untuk melindungi persatuan dan kemanusiaan Indonesia dari potensi-potensi negatif yang menyertai teknologi modern. KATA KUNCI: hoax, hate speech, politik identitas, globalisasi, persatuan, kemanusiaan Indonesia, teknologi modern, enframing, challenging-forth, mediasi teknologi, detox teknologi, moralising technology. ABSTRACT: Hoax and hate speech have become phenomena which often spread in cyberspace, especially in social media. Particularly during the period of political contestation in Indonesia, this has developed into something very alarming. Experience has shown that the polarization and the sharp conflicts which result from it in society have eroded our nation's sense of unity and brotherhood. Moreover, this phenomenon can develop into humanity crisis in Indonesia, humanity that is friendly, tolerant, open, just and civilized towards each other. Modern technology clearly has a big role in engendering this problem, especially information technology that develops super fast. Hoax and hate speech, for example, become easily and quickly widespread because they are made possible by social media and its algorithms. A number of philosophical studies of technology show that modern technology is not just a neutral tool. Modern technology shapes and changes people’s perspectives and ways of life in the world. In addition to the legal approach via the uncompromising application of the ITE (Electronic Information & Transaction) Law, a critical approach to modern technology is needed to protect Indonesia's unity and humanity from the negative potential which accompanies modern technology. KEY WORDS: hoax, hate speech, identity politics, globalization, unity, Indonesian humanity, modern technology, enframing, challenging-forth, technology mediation, technology detox, moralising technology.
Co-Authors . Zairion Aditiyawan Ahmad Agus Sadeli Alimudin Laapo Andronicus Andronicus Arif Trihandoyo Aris Budoyoni Artika Nanda Magfiroh Asfriyati Ayu Annisa Kumalah Ayyu Rahayu Bambang Juanda Bambang Pramudya N. Pramudya N. Bobby Afyudi Damar, Ario Daniel Djokosetiyanto Dewayany Sutrisno Dietriech Geoffrey Bengen Djokosetiyanto Djokosetiyanto Dwi Wijanarko Dyah Ika Nugraheni Ernik Yuliana Erwan Sulistianto Esza Cahya Dewantara Etty Riani Eva Anggraini Fathiah Fathiah Ferdinand Hariyanto Triwibowo Fredinan Yulianda Galih Rakasiwi Gatot Yulianto Hades Mandela Hamzah Hamzah Handoko Adi Susanto Harpasis S. Sanusi Heffni Efendi Henny Fitri Nawati I Dewa Putu Darma I Ketut Ginantra Ida Yustina Ifan R Suhelmi Iman Wahyudin Indra Cahyadinata Iryadi, Rajif Isdradjad Setyobudiandi Ismudi Muchsin Jenny Thalia Komang Kartika Indi Swari Kusdiantoro Kusdiantoro Luky Adrianto M Mukhlis Kamal M. Mukhlis Kamal M. Nur Arkham M. Tahmid Machfud Machfud Majariana Krisanti Marthen Welly Martini Djamhur Mennofatria Boer Mohammad Mukhlis Kamal Mudjirahayu Mudjirahayu Muhammad Reza Pahlevi Muhammad Yusuf Munawarah Neksidin Neviaty P. Zamani Novit Rikardi Rahmat Kurnia rani hafsaridewi Roni Bawole Sigid Hariyadi Sonny Koeshendrajana Sri Fitriani Monoarfa Sugeng Putranto Sugeng Putranto Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Suparman Supardi Surya Gentha Akmal Sutomo Sutomo Suwandi Suwandi Syakina Syakina Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri Taryono Tia Azira Sharif Tomi Ramadona Tridoyo Kusumastanto Trisla Warningsih Yonvitner - Yudi Wahyudin Yuliati Yuliati Yusli Wardianto Yusli Wardiatno Zairon