Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Uji Kepekaan Escherichia coli sebagai Penyebab Kolibasilosis pada Babi Muda terhadap Antibiotika Oksitetrasiklin, Streptomisin, Kanamisin dan Gentamisin MADE BHASKARA, I BAGUS; BUDIASA, KETUT; TONO PG, KETUT
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (2) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.836 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kepekaan Escherichia coli sebagai penyebab kolibasilosis pada babi muda terhadap antibiotik oksitetrasiklin, streptomisin, kanamisin dan gentamisin. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah kuman E.coli yang diisolasi dari feses babi muda yang diambil dari salah satu peternakan babi pembibitan intensif di Desa Sudimara Kab. Tabanan, Bali.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kuman E.coli sebagai penyebab kolibasilosis pada babi muda menunjukkan 100 % resisten terhadap antibiotik oksitetrasiklin dan streptomisin. Kuman E.coli sebagai penyebab kolibasilosis pada babi muda menunjukkan 60 % intermediate, 30 % resisten dan 10 % sensitif terhadap antibiotik kanamisin. Kuman E.coli sebagai penyebab kolibasilosis pada babi muda menunjukkan 80 % sensitif dan 20 % resisten terhadap antibiotik gentamisin.
Pengaruh Infusa Daun Salam (Syzygium polyanthum) terhadap Kualitas Daging Ayam Broiler pada Suhu Ruang Arhiono, Haru Nira Putra; Suada, I Ketut; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.978 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman dengan infusa daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap kualitas daging ayam broiler pada suhu ruang. Daging ayam broiler pada bagian pectoralis superficialis sebanyak 48 sampel diuji dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial yaitu faktor konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15% infusa daun salam, dan faktor lama peletakan pada suhu ruang pada jam ke 0, 3, 6, dan 9. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah pengamatan warna, penetapan bau, pemeriksaan pH, dan penetapan kadar air daging ayam broiler. Daging ayam broiler yang dilakukan perendaman pada infusa daun salam memiliki kualitas yang baik selama peletakan di suhu ruang hingga jam ke-9. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa infusa daun salam pada berbagai konsentrasi mampu mempertahankan kualitas daging ayam broiler.
Lama Waktu Perendaman Daging Sapi Bali dalam Infusa Daun Salam 15% pada Penyimpanan Suhu Ruang Terhadap Warna, pH, dan Jumlah Bakteri Narty, Yasinta; Suada, I Ketut; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.981 KB)

Abstract

Daun salam (Syzygium polyanthum) sering digunakan sebagai bumbu dalam berbagai masakan untuk meningkatkan citarasa, tanpa disadari bahwa daun salam mengandung senyawa antimikroba yang bersifat bakterisidal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari perendaman infusa daun salam 15% terhadap uji kualitas dan daya tahan daging sapi bali yang disimpan pada suhu ruang ditinjau dari warna, pH dan jumlah bakteri. Uji warna menggunakan standar warna SNI, uji pH diukur menggunakan pH meter dan jumlah bakteri menggunakan uji reduksi metilin biru. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan empat perlakuan lama perendaman dengan daun salam yaitu: 0, 10, 20, dan 30 menit dengan empat faktor lama penyimpanan pada suhu ruang yaitu: 0, 4, 8, dan 12 jam dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak enam kali. Sehingga jumlah sampel yang diperlukan 4 = 96. Data hasil pengujian warna dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Mann Whitney sedangkan pH dan jumlah bakteri daging dianalisis dengan Sidik Ragam dan apabila berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman infusa daun salam 15% dengan lama perendaman (0 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit) berpengaruh nyata terhadap warna dan jumlah bakteri. Lama penyimpanan pada suhu ruang berpengaruh nyata terhadap pH daging sapi. Dapat disimpulkan bahwa kualitas dan daya tahan daging sapi mampu dipertahankan melalui perendaman dengan infusa daun salam 15%.
Pengaruh Infusa Daun Salam (Syzygium polyanthum) terhadap Kualitas Daging Kambing Pada Suhu Ruang Cita, I Putu Giri Wahyu Eka; Suada, I Ketut; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.223 KB)

Abstract

Daun salam sering dimanfaatkan sebagai bahan penyedap makanan dan juga sebagai obat alami, tanpa disadari bahwa daun salam mengandung senyawa antimikroba yang bersifat bakterisidal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman infusa daun salam terhadap kualitas daging kambing pada peletakkan suhu ruang yang ditinjau dari konsistensi, tekstur, daya ikat air, dan perkiraan jumlah bakteri. Uji konsistensi dan tekstur menggunakan sepuluh orang panelis, uji daya ikat air menggunakan metode Hamm, dan uji perkiraan jumlah bakteri menggunakan uji reduksi biru metilin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman infusa daun salam dengan konsentrasi (0%, 5%, 10%, dan 15%) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsistensi dan perkiraan jumlah bakteri. Konsentrasi infusa daun salam tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tekstur dan daya ikat air daging kambing. Pemberian infusa daun salam baik terhadap kualitas daging kambing pada suhu ruang.
Daya Tahan Daging Kambing yang Diberikan Infusa Daun Salam (Syzygium polyanthum) pada Suhu Ruang Paramita, Ni Made Diana Pradnya; Suada, I Ketut; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.717 KB)

Abstract

Daging kambing mengandung protein cukup tinggi dan terdapat pula kandungan asam amino esesensial yang lengkap dan seimbang. Akibat adanya komponen nutrisi yang terkandung dalam daging kambing, maka daging kambing juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, sehingga mudah mengalami kerusakan dan pembusukan.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya tahan daging kambing yang diberikan infusa daun salam pada peletakan suhu ruang yang ditinjau dari bau, warna, pH, dan kadar air. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yaitu empat faktor konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15% infusa daun salam dan dilakukan pengamatan waktu 0, 3, 6, dan 9 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman infusa daun salam dengan konsentrasi (0%, 5%, 10%, dan 15%) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bau dan pH pada lama peletakan, sedangkan warna daging berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi dan lama peletakan. Konsentrasi infusa daun salam tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar air daging kambing. Pemberian daun salam sebagai pengawet alami berpengaruh baik terhadap daya tahan daging kambing.
Pemberian Ivermectin Sebelum Vaksinasi Hog Cholera Menekan Pembentukan Antibodi Galingging, Tri Suci; Suartha, I Nyoman; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.564 KB)

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk membandingkan antara titer antibodi anak babi yang diinjeksikan ivermectin, dengan titer anak babi yang tidak diberikan ivermectin. Anak babi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu anak babi kontrol, anak babi yang diberikan ivermectin dan anak  babi yang tidak diberikan ivermectin.  Babi yang digunakan adalah babi berumur tiga minggu dengan 10 ekor ulangan untuk setiap perlakuan. Pemeriksaan titer antibodi hog cholera yang dilakukan dengan menggunakan uji ELISA menunjukkan bahwa penggunaan ivermectin memberikan pengaruh terhadap penurunan titer antibodi Hog Cholera dengan nilai protektivitas antibodi masing-masing 100% untuk anak babi kontrol, 80% untuk anak babi yang diberi ivermectin, dan 100% untuk anak babi yang tidak diberi ivermectin. Secara statistik persentase hambatan (PI) antibodi anak babi yang divaksinasi hog cholera tanpa ivermectin berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan anak babi yang divaksinasi hog cholera dengan ivermectin. Namun tidak berbeda nyata dengan anak babi kontrol. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pemberian ivermectin tidak berpengaruh terhadap protektivitas antibodi hog cholera pada anak babi.
Efikasi Ivermectin Peroral terhadap Infeksi Cacing Nematoda Gastrointestinal pada Ternak Babi di Bali Lestari, Maureen Tyas; Budiasa, Ketut; Dwinata, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.988 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.25

Abstract

Babi merupakan komoditas unggulan dibidang peternakan daerah Bali yang dari dulu telah dipelihara, dibudidayakan, dan diternakan untuk tujuan tertentu terutama untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau protein hewani bagi manusia. Sistem managemen pemeliharaan dengan sanitasi kandang yang buruk dan rendahnya kesadaran peternak babi menyebabkan babi mudah terinfeksi cacing nematoda. Penelitian ini merupakan penelitian clinical trial untuk mengetahui efikasi ivermectin peroral terhadap infeksi cacing nematoda gastrointestinal pada babi dengan rancangan pre test dan post test design. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu pengambilan 50 sampel feses babi, pemeriksaan preparat feses babi dengan metode Konsentrasi Apung dan Mc. Master, pemberian ivermectin, dan pengamatan telur nematoda untuk menentukan nilai FECRT (Faecal Egg Count Reduction Test). Hasil penelitian menunjukan efektivitas ivermectin secara oral sangat efektif untuk pengobatan terhadap infeksi cacing nematoda gastrointestinal pada ternak babi sebesar 96,63%,. Efikasi ivermectin secara oral terhadap cacing nematoda gastrointestinal yaitu Ascaris suum 97,3%, Trichuris suis 97,8% , Strongyloides ransomi 100% dan cacing tipe Strongyl sebesar 95,7%.
Kombinasi Tylosin dan Enrofloxacin dalam Ransum terhadap Total Leukosit dan Diferensial Leukosit Babi Landrace Pascasapih Meidianthi, Kadek Putri; Ardana, Ida Bagus Komang; Budiasa, Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.938 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.508

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tylosin dan enrofloxacin pada ransum terhadap total dan diferensial leukosit babi Landrace pascasapih umur 35-42 hari. Sampel yang digunakan adalah darah dari 24 ekor babi Landrace pascasapih. Perlakuan yang diberikan terdiri dari 4 kelompok, yakni babi yang diberi ransum tanpa kombinasi tylosin dan enrofloxacin (P0) dan babi yang mendapat ransum dengan kombinasi tylosin dan enrofloxacin masing-masing 1000 ppm (P1), 2000 ppm (P2), dan 4000 ppm (P3). Pemberian perlakuan diberikan selama satu kali dalam sehari selama 7 hari. Hasil penelitian yang didapat berurutan dari P0, P1, P2, P3, jumlah rerata total leukosit (103/µl) sebesar (25,40; 26,54; 28,47; 29,40), rerata diferensial leukosit (103/µl) neutrofil (8,04; 9,11; 10,76; 12,65), eosinofil (1,02; 1,55; 1,88; 2,09), basofil (0,19; 0,28; 0,35; 0,39), limfosit (9,68; 10,68; 12,34; 13,59) dan monosit (1,02; 1,24; 2,00; 2,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kombinasi tylosin dan enrofloxacin pada ransum meningkatkan total dan diferensial leukosit babi Landrace pascasapih, namun peningkatan yang ditunjukkan tidak melebihi dari rentang nilai normal.
Analisis Kesehatan Daging dan Offals Babi yang Diproduksi Rumah Pemotongan Hewan Denpasar Ida Bagus Ngurah Swacita; Ida Ayu Resmihariningsih; I Ketut Suada; Ketut Budiasa
Buletin Veteriner Udayana Vol. 13 No. 2 Agustus 2021
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.042 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2021.v13.i02.p06

Abstract

Food safety aspects of animal origin need special attention because the new diseases that attack humans are almost 75% caused by infectious agents that come from animals or animal products. The purpose of this study was to analyze the health of pork and offals (innards) by slaughterhouse production, which potentially transmits zoonotic disease in humans. This research used a qualitative explorative survey method that analyzed the health of pig meat and offals inspected by inspection, palpation, and incision based on sex difference (male and female) and animal age (young and adult) with total samples examined each of 100 samples. The results of this study indicate that pork is examined in Pesanggaran abattoir all healthy, pulmonary organs show necrosis 15% (9% adult females/AF and 6% adult males/AM), 30% pneumonia (22% AF and 8% AM), hemorrhage and pneumonia 5% (4% AF and 1% AM), in the heart organ 13% showed hypertrophy/hyperplasia (7% AF and 6% AM), and 1% of the liver (AM) had cysticercosis. It can be concluded that pork slaughterhouse production in Pesanggaran is all healthy and only a small part of the offals (5-30%) shows abnormalities that have the potential to transmit zoonotic diseases to humans.
Histopatologi Usus Halus Mencit Pasca Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (HISTOPHATOLOGICAL CHANGES ON SMALL INTESTINE OF MICE AGAINS WITH OF THE ETHANOL EXTRACT OF ASHITABA LEAVES) I Made Putra Wiadnyana; Ketut Budiasa; I Ketut Berata
Buletin Veteriner Udayana Vol. 7 No. 1 Pebruari 2015
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.934 KB)

Abstract

The purpose of this research was to know the effects of the ethanol leaf extract ashitaba(Angelica keiskei) against the histopathologicalchanges in the small intestine of mice (Musmusculus). This research used 15 mice (Mus musculus) with in average 25-30 gram and is divided into five group of treatment. Group A, were used as a control (placebo): groups B, C, D, and Eweregiven ashitaba leaf ethanol extract byorally in dose 125 mg/kg bw, 250 mg / kg bw, 500 mg / kgbw, and 1,000 mg/kg bw as long as 21 days respectively. On the 22nd days, all of the mice wasnecropsied and the small intestine tissues was took for the histopathological prepare processing.The results of histopathological examination of the small intestine of mice were fatty degenerationat one mouse in dose 125 mg/kg bw. On the mice by dose of 250 mg/kg bw of treatment, wereshowed fatty degeneration and inflammatory lesions. On the mice by dose 500 mg/kg bw, wereobtained that three of mice were affected fatty degeneration and inflammatory lesions. On the miceby dose 1,000 mg/kg bw were obtained that three of mice suffer  inflammatory lesions. All of thetreatment of this research were not appeared necrose lesion. Conclussion of this research is thetreatment of the ethanol extract of ashitaba leaves by orally at a dose range from 125 mg/kg bw until dose 1,000 mg /kg bw as long as 21 days did not raise the significance histopathologicalchange in the small intestines of mice (Mus musculus).