Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

KAJIAN PERTUMBUHAN KARKAS DAN BAGIAN NON KARKAS KAMBING LOKAL JANTAN PASCA PEMBERIAN ASAM LEMAK TERPROTEKSI Elvanuddin Elvanuddin; Andi Murlina Tasse; Harapin Hafid
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 2 (2016): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.214 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i2.1679

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengkaji produksi karkas, non karkas, edible portion dan non edible portion dari non  karkas kambing lokal lepas sapih yang diberi asam lemak terproteksi. Materi penelitian terdiri dari kambing jantan lokal umur 4-6 bulan sebanyak 16 ekor dengan kisaran bobot badan 10-12 kg, pakan hijauan dan ALT.  Pakan yang digunakan terdiri dari hijauan dan campuran asam lemak terproteksi.  Rancangan penelitian adalah rancangan  acak  lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan P1= 0 g ALT, P2 = 200 g ALT, P3 = 250 g ALT dan P4 = 300 g ALT.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap bobot potong, potongan karkas, edible portion dan non edible portion terkecuali pada limfa dan ginjal.  Dapat disimpulkan bahwa pemberian asam lemak terproteksi sebanyak 200-300 g/ekor/hari mampu meningkatkan bobot badan, bobot akhir atau bobot potong serta bobot karkas dan bobot non karkas baik edible portion maupun non edible portion, terkecuali bobot limpa pada kambing jantan lokal dalam fase pertumbuhan. Kata Kunci:  Asam lemak terproteksi, pertumbuhan, kambing lokal jantan, karkas, non karkas
KUALITAS ORGANOLEPTIK DAGING SAPI YANG DIBERI PASTA LENGKUAS (Alpinia galanga L.) DENGAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA Rachmita Dewi S Toba; Harapin Hafid; Muhammad Amrullah Pagala
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 1 (2018): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.674 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i1.4663

Abstract

Daging sapi merupakan pangan hewani yang bernilai gizi yang tinggi yang mudah rusak dan mengalami penurunan kualitas daging. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan tindakan pengawetan, dengan cara penggunaan pengawet alami yakni lengkuas (Alpinia galanga L.) dan cara pendinginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas organoleptik daging sapi yang diberi pasta lengkuas (Alpinia galanga L.) dengan lama simpan yang berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging sapi bagian tanjung dan rimpang lengkuas. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan perlakuan 4 x 5 dan 2 kali ulangan. Faktor A adalah konsentrasi penggunaan pasta lengkuas (0%, 10%, 20%, dan 30%) dan faktor B adalah lama simpan daging yang berbeda (0, 2, 4, 6, dan 8 hari). Variabel penelitian meliputi warna, aroma, tekstur, cita rasa, dan keempukan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 16.0 dan uji wilayah berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara lama simpan dengan pemberian pasta lengkuas pada daging sapi berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap aroma dan cita rasa. Konsentrasi pasta lengkuas secara mandiri  berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap aroma dan keempukan. Tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap warna, tekstur dan cita rasa. Lama simpan daging sapi yang diberi pasta lengkuas secara mandiri  berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap warna, aroma, tekstur, dan cita rasa. Tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap keempukan daging sapi. Perlakuan terbaik diperoleh pada daging sapi dengan pemberian pasta lengkuas 30% yang disimpan selama 4 hari.Kata Kunci: pasta lengkuas, daging sapi, organoleptik 
ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG BAKSO SAPI DI KABUPATEN KOLAKA Astri Yusuf; Harapin Hafid; Andi Murlina Tasse
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 3 (2016): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.857 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i3.2570

Abstract

This study aimed to find out the cost variable, fixed price, earned profits, and B/C ratio, as well as to determine consumers’ preference for beef meatballs in Kolaka regency. Population of the study included all sellers of beet meatballs in Kolaka. Samples were drawn using Slovin formula with 1% tolerance degree to come up with 64 mobile sellers of meatballs, whereas consumers’ preference was determined by using accidental sampling method to obtain 100 panelist of consumers. Data were analyzed by calculating cost, incomes, profits, as well as B/C ratio, whereas consumer’s, preference was analyzed by using 1-5 hedonic scale on a variety of characteristics including color, texture, chewiness, crack poer, and acceptance. On average, 81.25% of the beef meatballs sellers were within a category of productive age, 54,68% of 64 respondents had formal education (senior high school), 43.75% had 4-6 members of family, and 57.18% had more than 20 years of experiences in business. The majority of the sellers chose this business because it was considered more profitable than others. The average fixed income of the sellers was Rp 1.840.000 labor 81% of fixed cost. In terms of cost variable , as much as Rp. 13.341.000 was spent for materials, which was the largest portion or 67% of the total of cost variable. The total cost was Rp. 15.181.000 or 87% of the total of cost. The everage of income generated per month was Rp 23.000.000. The average of profits earned the sellers was Rp. 7.819.000. The B/C ratio per month was 0.51, indicating that the ratio was higher than 0, therefore the business of beef meatballs was profitable and feasible enough to run. Key Word : Beef meatballs sellers, Profit, Cost
KUALITAS ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI YANG DIBERI GULA MERAH DENGAN LEVEL BERBEDA Febi Febrianingsih; Harapin Hafid; Amiluddin Indi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 2 (2016): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.101 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i2.1678

Abstract

Dendeng giling merupakan salah satu produk olahan daging secara tradisional dibuat dari daging giling yang ditambah gula aren dan bumbu-bumbu lainya. Dendeng sudah memasyarakat dan digemari tua-muda sebagai bahan lauk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula aren dengan level yang berbeda terhadap kualitas organoleptik dendeng giling sapi. Materi penelitian dendeng dibuat dari daging sapi bali yang di beri garam, bumbu dan gula merah dengan kosentrasi yang berbeda yaitu 10% , 20%, dan 30% dan 40% sebagai perlakuan.  Data diolah dengan analisis sidik ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan 15 orang panelis sebagai ulangan. Peubah yang diamati adalah kualitas  organoleptik dendeng berupa warna, citarasa, keempukan dan penerimaan umum panelis   (akseptabilitas). Hasil menunjukkan bahwa penambahan gula aren pada dendeng giling daging sapi berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap sifat organoleptik yaitu meningkatkan flavor (cita rasa) tetapi menurunkan warna, keempukan. Dan tidak berpengaruh terhadap akseptabilitas dendeng. Disimpulkan bahwa produk olahan dendeng giling daging sapi yang berkualitas baik adalah pada dendeng dengan penambahan gula aren 20% dimana mempunyai sifat organoleptik yang banyak disukai oleh panelis.Kata kunci: dendeng giling, daging sapi, gula aren
PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA PADA PEMBERIAN DAUN LAMTORO DAN DAUN MANGGROVE DENGAN KOMBINASI YANG BERBEDA La Ode Sahaba; Harapin Hafid; Muhammad Amrullah Pagala
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 1 (2018): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.008 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i1.4664

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji pertumbuhan kambing peranakan ettawa, dan (2) Mengkaji komposisi karkas kambing peranakan ettawa. Materi penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing peranakan Ettawa jantan dengan kisaran umur 6 bulan sampai 11 bulan serta dibagi menjadi 12 petakan kandang individu. Bahan yang digunakan terdiri dari pakan (dan daun bakau), air, garam, dan obat-obatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemberianpakan bakau dan pakan campuran (lamtoro + bakau) belum mampu meningkatkan tingkat konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. (2) Pemberianpakan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata pada bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas. Sedangkan pada bobot potongan karkas, hanya bobot rusuk (rack) yang menunjukan perbedaan yang nyata. (3) Pemberian pakan yang terbaik diperoleh pada perlakuan P4 (lantoro 75% + bakau 25%).  Olehnya itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pertumbuhan dan produksi karkas kambing peranakan etawa dengan pemberian berbegai jenis hijauan makanan ternak dengan penambahan pakan tambahan atau pakan komersial sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan bobot karkas kambing peranakan ettawa. Kata kunci:  Pertumbuhan,  kambing ettawa, pertambahan bobot, karkas, pengaruhnyata.
Kajian Produksi Karkas Dan Non Karkas Ayam Kampung Dengan Pemberian Ransum Komersial Tersubstitusi Tepung Kulit Biji Kedelai Sari Sari; Harapin Hafid; Andi Murlina Tasse
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 3 (2016): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.235 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i3.2571

Abstract

ABSTRACTThe study was conducted to find out the effect of fed commercial ration substituted soybean shell meal (SSM) on native chickens carcass and non carcass weight and percentage. Sixteen native chicken aged 7 weeks and was treatmented T0 (0% SSM), T1 (10% SSM), T2 (20% SSM) and T3 (30% SSM) each. 4 chickens. The study used a completely randomized design (CRD). Data obtained were analyzed using a analysis of variance (ANOVA) and then was continued with Duncans multiple range test (DMRT). Results of the study showed that slaughter weights (SW, g/chicken) are highest 529.0 (T2) followed with 484.0 (T3), 452 (T1) and lowest 402.0 (T0). Carcass Weights (CW, g/chicken) are highers 421.50 (T2), followed with 370.75 (T3), 331.50 (T1) and lowest 285.50 (T0). Carcass percentages (CP, %) are highest 76.69 (T2), 76.64 (T3) followed with 73.39 (T1), 71.42 (T0). Non carcass weights (NCW, g/chicken) 116.50-113.25 (T0-T3) and non carcass  percentage (NCP, %) are highest 26.68 (T1), 25.58 (T0), 23.36 (T3) and lowest 20.31 (T2). Gizzard weights (GW, g/chicken) are 14.00 (T0), 18.00 (T1), 17.50 (T2) and 14.50 (T3). Gizzard percentages (GP, %) are 3.71 (T0), 3.99 (T1), 3.31 (T2) and 3.00 (T3). Liver weights (LW, g/chicken) are 12.00 (T0), 13.50 (T1), 15.00 (T2) and 12.00 (T3). Liver percentages (LP, %) are 2,98 (T0), 2,97 (T1), 2.85 (T2) and 2.48 (T3). Heart weights (HW, g/chicken) was 2.00 (T0), 2.00 (T1), 2.50 (T2) and 2.00 (T3). Heart percentages (HP,%) are 0.50 (T0), 0.45 (T1), 0,47 (T2) and 0.42 (T3). The conclusion of the study that fed commercial ration substituted soybean shell meal improved carcass performa but non significantly influence non carcass (viscera) performance native chicken.  Key words: soybean, shell meal, carcass, non-carcass, viscera, native chicken
PENGARUH UMUR POTONG TERHADAP BOBOT AKHIR DAN BOBOT KARKAS AYAM BROILER Yana Wati; Harapin Hafid; . Rahman
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 1 (2018): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.247 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i1.4228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh umur potong terhadap bobot akhir dan bobot karkas ayam broiler. Sebanyak 96 ekor ayam yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Variabel yang diamati adalah bobot akhir, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan analisis ragam. Jika perlakuan berbeda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan umur potong ayam broiler berpengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap bobot akhir, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler. Disimpulkan bahwa umur potong berpengaruh terhadap bobot akhir, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler. Kata kunci : Ayam broiler, umur potong, bobot akhir, bobot karkas, persentase karkas.
KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAMBING PERANAKAN ETTAWA JANTAN YANG DIBERI PAKAN BERBEDA Suparman Suparman; Harapin Hafid; La Ode Baa
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 3 (2016): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.996 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i3.1842

Abstract

This study aimed to analyze the growth and productivity of male bred Ettawa goats that are fed with different animal feeds. The study was conducted for 4 months, from January to April 2016, at the village of Ranomentaa in the sub district of Toari, Kolaka regency. The used involved 12 male bred Ettawa goats, aging between 4-6 months and placed in 12 individual cages. The study used the Complete Randomized Design with 3 treatments and 4 repetitions, including Treatment 1 (P1), P2 (50% of mulberry leaves, 50% of gliricidia leaves), and P3 (100% of gliricidia leaves). Parameters under observation in the study were increase of body weight (PBB), weight of slaughtered animal, weight and percentage of carcass, weight and percentage of non-carcass. Results of the study showed that the average of PBB of P3 (26.98 g/day) was significantly different (P<0.05) from P2 (22.83 g/day) and P1 (22.42 g/day), whereas P2 and P1 were not significantly different. This was in line with the average of slaughtered animal weight from the highest to the lowest, namely P3 (13.29 kg), P2 (11.21 kg), and P1 (10.37 kg), followed by the average of carcass weight which was significantly affected (P<0.05) by the treatment. The average of carcass weight was P1 (4.17 kg), P2 (4.42 kg), and P3 (5.38 kg), whereas the average of carcass percentage had no significant different (P<0.05) due to the treatment with the range of 38.43–39.43%. Similarly, the weight and percentage of non-carcass were within the range of 50.73–55.09%. Based on the results of this study, it could be concluded that while feeding goats with gliricidia and mulberry leaves had a significant effect on the increase of body weight, weight of slaughtered animal, and weight of carcass, it had no significant effect on carcass percentage, weight of non-carcass, and percentage of carcass.Keywords: gliricidia leaves, mulberry leaves, growth and productivity of male PE goats
PENGARUH EKSTRAK BUAH NENAS (Ananas comosus l.merr) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING KUDA DENGAN LAMA PEREBUSAN YANG BERBEDA Anita Mustika Ibrahim; Harapin Hafid; Rahim Aka
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 3 (2017): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.664 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i3.3633

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara penambahan ekstrak buah nenas dengan lama perebusan yang berbeda terhadap kualitas fisik dan organoleptik daging kuda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial. Faktor pertama (A) adalah 30 menit lama perebusan (A1), 40 menit lama perebusan (A2) dan 50 menit lama perebusan (A3).  Faktor kedua (B) adalah 0% campuran eksrak nenas (B1), 5% (B2) dan 10% (B3). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variabel yang diamati adalah kualitas fisik dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan Interaksi antara penambahan ekstrak buah nenas dan waktu pemasakan tidak berpengaruh terhadap kualitas organoleptik (keempukan, tekstur, juiceness) dan kualitas fisik (susut masak, pH) akan tetapi berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma daging kuda. Ekstrak buah nenas secara mandiri berpengaruh nyata terhadap kualitas fisik( susut masak) dan kualitas organoleptik (keempukan, rasa, tekstur, juiceness) daging kuda dan waktu lama perebusan secara mandiri, berpengaruh nyata terhadap keempukan, juiceness dan susut masak daging kuda. Kata kunci : Nenas. Lama perebusan, Kualitas fisik, Kualitas organoleptik
NILAI NUTRISI DAGING SAPI SETELAH PERENDAMAN DALAM JUS RIMPANG LAOS (Alpinai Galanga) Kiki R Hasana; Harapin Hafid; La Malesi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 1 (2017): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.205 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i1.2719

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak laos (Alpinia galanga) terhadap komposisi kimia daging sapi bali. Penelitian ini menggunakan ekstrak laos dengan konsentrasi 20% dan 40% dengan lama simpan 6 jam. Penelitian terdiri atas 3 perlakuan (P0 = kontrol atau tanpa perlakuan, P1 = 20% ekstrak laos, P2 = 40% ekstrak laos) dengan 4 ulangan. Variabel yang diukur adalah kadar air, lemak, protein dan bahan anorganik (abu). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rancangan Acak Lengkap dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air daging sapi Bali yang dilumuri ekstrak laos mengalami peningkatan yaitu 74,13 – 76,06 %, kadar protein mengalami penurunan berkisar antara 19,32 – 11,19%, kadar lemak mengalami peingkatan yaitu 5,51 – 5,95 %, dan kadar abu menurun yaitu 1,06 – 0,84 %. Dapat disimpulkan bahwa pelumuran ekstrak laos berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein daging sapi Bali dan berpengaruh tidak nyata (p<0,05) terhadap kadar lemak daging sapi Bali. Pelumuran ekstrak laos pada daging sapi Bali sebanyak 20% dan 40% dapat meningkatkan kadar air dan kadar lemak dan menurunkan kadar abu dan kadar protein. Kata kunci: Rimpang Laos, Daging sapi, Kadar air, Kadar Protein, Kadar lemak, Kadar abu