Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Komunikasi

Hariring Indung Sebagai Media Komunikasi Ibu dan Anak Usia Dini Andalusia Neneng Permatasari; Dinar Nur Inten
Jurnal Komunikasi Vol 12, No 2 (2020): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v12i2.8642

Abstract

Communicating with early childhood is certainly not the same as communicating with children in high school or adolescent. There needs to be a way that adults can enter the world of early childhood so that there is no distance between parents and children. When the distance is no longer stretched, the child will be more comfortable to express and convey his heart. This study aims to provide information and examine the use of the hariring indung in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung as a medium of communication between mothers and early childhood. Hariring Indung is a humming activity performed by a mother when putting her to sleep, accompanying play, and other activities with her child. Hariring Indung is part of the sekar tradition in Sundanese culture. Hariring Indung is a way for mothers to build communication with their children so that the relationship between mother and child will be more intimate. The theory used in this study is the theory of nursery rhymes and family communication. The research method used is quantitative with a descriptive analysis approach. Data collection was carried out by giving a questionnaire to 35 young mothers who had early childhood. The results of this study indicate that mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung are still using Hariring Indung as a medium for communicating with their children. Through the indung day, mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung send messages and hopes to their children. With the habits of mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung, the Hariring Indung tradition which is a Sundanese tradition can be preserved and maintained. Berkomunikasi dengan anak usia dini tentu tidak akan sama dengan berkomunikasi anak di usia sekolah dasar kelas atas dan remaja. Perlu ada suatu cara yang membuat orang dewasa dapat masuk ke dunia anak usia dini sehingga tidak ada jarak antara orang tua dengan anak. Ketika sudah tidak ada jarak membentang, anak akan lebih nyaman untuk mengekspresikan dan menyampaikan isi hatinya. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi dan mengkaji penggunaan hariring indung oleh ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung sebagai media komunikasi antara ibu dan anak usia dini. Hariring Indung adalah kegiatan bersenandung yang dilakukan seorang ibu ketika menidurkan, menemani bermain, dan aktivitas lainnya bersama anak. Hariring Indung termasuk tradisi sekar dalam kebudayaan Sunda. Hariring Indung adalah cara ibu membangun komunikasi bersama anak sehingga hubungan ibu dan anak akan semakin intim. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori tentang nursery rhymes dan komunikasi keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket pada 35 orang ibu muda yang memiliki anak usia dini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung masih menggunakan hariring indung sebagai media untuk berkomunikasi dengan anak. Melalui hariring indung, ibu-ibu di di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung menyelipkan pesan dan harapan kepada anaknya. Dengan kebiasaan dari ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, tradisi hariring indung yang merupakan tradisi Sunda dapat dilestarikan dan dipertahankan. 
Hariring Indung Sebagai Media Komunikasi Ibu dan Anak Usia Dini Andalusia Neneng Permatasari; Dinar Nur Inten
Jurnal Komunikasi Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v12i2.8642

Abstract

Communicating with early childhood is certainly not the same as communicating with children in high school or adolescent. There needs to be a way that adults can enter the world of early childhood so that there is no distance between parents and children. When the distance is no longer stretched, the child will be more comfortable to express and convey his heart. This study aims to provide information and examine the use of the hariring indung in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung as a medium of communication between mothers and early childhood. Hariring Indung is a humming activity performed by a mother when putting her to sleep, accompanying play, and other activities with her child. Hariring Indung is part of the sekar tradition in Sundanese culture. Hariring Indung is a way for mothers to build communication with their children so that the relationship between mother and child will be more intimate. The theory used in this study is the theory of nursery rhymes and family communication. The research method used is quantitative with a descriptive analysis approach. Data collection was carried out by giving a questionnaire to 35 young mothers who had early childhood. The results of this study indicate that mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung are still using Hariring Indung as a medium for communicating with their children. Through the indung day, mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung send messages and hopes to their children. With the habits of mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung, the Hariring Indung tradition which is a Sundanese tradition can be preserved and maintained. Berkomunikasi dengan anak usia dini tentu tidak akan sama dengan berkomunikasi anak di usia sekolah dasar kelas atas dan remaja. Perlu ada suatu cara yang membuat orang dewasa dapat masuk ke dunia anak usia dini sehingga tidak ada jarak antara orang tua dengan anak. Ketika sudah tidak ada jarak membentang, anak akan lebih nyaman untuk mengekspresikan dan menyampaikan isi hatinya. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi dan mengkaji penggunaan hariring indung oleh ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung sebagai media komunikasi antara ibu dan anak usia dini. Hariring Indung adalah kegiatan bersenandung yang dilakukan seorang ibu ketika menidurkan, menemani bermain, dan aktivitas lainnya bersama anak. Hariring Indung termasuk tradisi sekar dalam kebudayaan Sunda. Hariring Indung adalah cara ibu membangun komunikasi bersama anak sehingga hubungan ibu dan anak akan semakin intim. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori tentang nursery rhymes dan komunikasi keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket pada 35 orang ibu muda yang memiliki anak usia dini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung masih menggunakan hariring indung sebagai media untuk berkomunikasi dengan anak. Melalui hariring indung, ibu-ibu di di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung menyelipkan pesan dan harapan kepada anaknya. Dengan kebiasaan dari ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, tradisi hariring indung yang merupakan tradisi Sunda dapat dilestarikan dan dipertahankan.