Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Etnomatematik dalam Bercocok Tanam Padi dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga Vepi Apiati; Yeni Heryani; Siska Ryane Muslim
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.573 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i1.417

Abstract

AbstrakKampung naga merupakan kampung adat yang masih lestari, masyarakatnya memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Disinilah peneliti mulai berpikir untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Mata pencaharian pokok masyarakat kampung naga adalah petani. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi, yaitu pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menetapkan informan, melakukan wawancara, membuat catatan etnografis, melakukan analisis. Teknik analisis data diantaranya reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Simpulan dalam penelitian ini Etnomatematik dalam bercocok tanam padi pada masyarakat kampung naga diantaranya penghitungan ganjil genap untuk menentukan benih padi yang akan ditanam. Biasanya di semester satu mereka menanam padi dengan jenis pare alit dan di semester kedua mereka menanam padi dengan jenis pare ageung. Etnomatematik dalam kerajinan anyaman masyarakat kampung naga adalah adanya penggunaan prinsif teselasi pada pola anyamannya. Etnomatematik Implementation in Rice Farming and Craft Woven at Kampung Naga SocietyAbstractKampung Naga is a traditional village that is still sustainable, the community adheres to the traditions of their ancestors. The community refused intervention from outside parties if it interfered with and damaged the preservation of the village. This is where we began to think to learn more about the lives of the people of Kampung Naga in Tasikmalaya. The main livelihood of the Naga village community is farmers. The research approach used in this study is an ethnographic approach, namely an empirical and theoretical approach which aims to get a description and in-depth analysis of culture based on intensive field research. The technique of data collection is done by assigning informants, conducting interviews, making ethnographic notes, conducting analysis. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and verification. The conclusions in this research are ethnomatematics in matching rice farms in the Naga village community including an even-numbered odd calculation to determine the rice seeds to be planted. Usually in the first semester they plant rice with alit pare species and in the second semester they grow rice with pare ageung species. Ethnomatematics in woven crafts of the Naga village community is the use of principal tesellation on the woven pattern.
Studi Etnomatematika terhadap Para Pengrajin Payung Geulis Tasikmalaya Jawa Barat Siska Ryane Muslim; Mega Nur Prabawati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1836.418 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i1.628

Abstract

AbstrakPenelitian dilatarbelakangi pertentangan opini mengenai hubungan matematika dengan budaya, yang mengarah pada ethnomathematics. Tujuan penelitian untuk mengetahui serta mendeskripsikan etnomatematika pada pembuatan Payung Geulis Tasikmalaya. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan metode etnografi. Subjek penelitian dipilih melalui metode purposive sampling, yaitu tiga orang pengrajin Payung Geulis yang berada di Panyingkiran, Indihiang, Kota Tasikmalaya serta telah menjadi pengrajin selama lebih dari 10 tahun. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dengan didukung beberapa instrumen lainnya yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, alat rekam dan kamera. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa terdapat kaitan antara Payung Geulis dengan matematika yang ditunjukkan dengan adanya unsur-unsur matematika berdasarkan konsep geometri. Konsep geometri tersebut diantaranya berupa geometri bangun datar, geometri bangun ruang, simetri, geometri transformasi (refleksi, translasi, dan rotasi) serta kekongruenan. Ethnomathematics Study of Payung Geulis Craftmans Tasikmalaya  AbstractResearch is motivated by conflicting opinions about the relationship between mathematics and culture, which leads to ethnomathematics. This research aims to determine and describe ethnomathematics in the manufacture of Tasikmalaya Geulis Umbrellas. The research method is qualitative with ethnographic methods. The subjects in this study were selected using a purposive sampling method where the subject was a Payulis Geulis craftsman in Panyingkiran, Indihiang, Tasikmalaya City and had been a craftsman for more than 10 years. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. The research instrument was the researcher himself, supported by several other instruments, namely observation guidelines, interview guidelines, recording equipment, and cameras. Data analysis techniques used in this study are data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification. Based on the results of data analysis, it was concluded that there is a relationship between Umbrella Geulis with mathematics which is indicated by the existence of mathematical elements based on the concept of geometry. The geometrical concepts include the geometry of the flat structure, geometry of geometry, symmetry, the geometry of transformation (reflection, translation, and rotation) and concordance.
Etnomatematika:Filosofi dan Konsep Matematis Kalender Sunda Mega Nur Prabawati; Siska Ryane Muslim
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.266 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v11i3.1471

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk membuktikan adanya keterkaitan antara budaya dengan matematika, dan untuk merubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa matematika tidak ada kaitannya dengan budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi dari kalender sunda dan konsep-konsep matematika yang terdapat pada kalender Sunda yang ditinjau dari perhitungan penyusunannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Penelitian ini dilakukan di kediaman pakar kalender sunda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Kalender Sunda terdapat nama dan istilah yang kaya akan filosofi dan makna, serta adanya keterkaitan antara matematika dengan budaya yang dapat ditunjukkan dengan adanya konsep matematis pada sistem kalender Sunda seperti kaidah pencacahan dalam pancawuku atau selapan, konsep pembagian pada penentuan tunggul taun, dan konsep modulo pada penentuan indung poe, dewa taun, naktu taun, naktu bulan, naktu tanggal, dan menentukan suatu tanggal.This research is an attempt to prove the relationship between culture and mathematics and tries to straighten out the paradigm of society which considers mathematics to be complex and has nothing to do with mathematics and culture. The purpose of this study was to determine the mathematical concepts contained in the Sundanese calendar in terms of computation calculations. This research is qualitative research with an ethnographic method. The data collection techniques used were observation, interviews, documentation, and field notes. This research was conducted at the residence of Mrs. Miranda Halimah Wihardja an expert on the Sundanese calendar. The results of this study indicate that in the Sundanese calendar some names and terms are rich in philosophy and meaning, and there is a link between mathematics and culture which can be shown by the existence of mathematical concepts in the Sundanese calendar system such as the rules of enumeration in pancawuku or selapan, the concept of division in determining the stump of the year, and the concept of modulo in determining the parent poe, the god of the year, the time of the year, the time of the month, the time of the date, and the determination of a date.
Etnomatematik dalam Bercocok Tanam Padi dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga Vepi Apiati; Yeni Heryani; Siska Ryane Muslim
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8 No. 1 (2019): Januari
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i1.539

Abstract

Kampung naga merupakan kampung adat yang masih lestari, masyarakatnya memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Disinilah peneliti mulai berpikir untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Mata pencaharian pokok masyarakat kampung naga adalah petani. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi, yaitu pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menetapkan informan, melakukan wawancara, membuat catatan etnografis, melakukan analisis. Teknik analisis data diantaranya reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Simpulan dalam penelitian ini Etnomatematik dalam bercocok tanam padi pada masyarakat kampung naga diantaranya penghitungan ganjil genap untuk menentukan benih padi yang akan ditanam. Biasanya di semester satu mereka menanam padi dengan jenis pare alit dan di semester kedua mereka menanam padi dengan jenis pare ageung. Etnomatematik dalam kerajinan anyaman masyarakat kampung naga adalah adanya penggunaan prinsif teselasi pada pola anyamannya.
Etnomatematika:Filosofi dan Konsep Matematis Kalender Sunda Mega Nur Prabawati; Siska Ryane Muslim
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 11 No. 3 (2022): September
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v11i3.728

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk membuktikan adanya keterkaitan antara budaya dengan matematika, dan untuk merubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa matematika tidak ada kaitannya dengan budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi dari kalender sunda dan konsep-konsep matematika yang terdapat pada kalender Sunda yang ditinjau dari perhitungan penyusunannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Penelitian ini dilakukan di kediaman pakar kalender sunda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Kalender Sunda terdapat nama dan istilah yang kaya akan filosofi dan makna, serta adanya keterkaitan antara matematika dengan budaya yang dapat ditunjukkan dengan adanya konsep matematis pada sistem kalender Sunda seperti kaidah pencacahan dalam pancawuku atau selapan, konsep pembagian pada penentuan tunggul taun, dan konsep modulo pada penentuan indung poe, dewa taun, naktu taun, naktu bulan, naktu tanggal, dan menentukan suatu tanggal. This research is an attempt to prove the relationship between culture and mathematics and tries to straighten out the paradigm of society which considers mathematics to be complex and has nothing to do with mathematics and culture. The purpose of this study was to determine the mathematical concepts contained in the Sundanese calendar in terms of computation calculations. This research is qualitative research with an ethnographic method. The data collection techniques used were observation, interviews, documentation, and field notes. This research was conducted at the residence of Mrs. Miranda Halimah Wihardja an expert on the Sundanese calendar. The results of this study indicate that in the Sundanese calendar some names and terms are rich in philosophy and meaning, and there is a link between mathematics and culture which can be shown by the existence of mathematical concepts in the Sundanese calendar system such as the rules of enumeration in pancawuku or selapan, the concept of division in determining the stump of the year, and the concept of modulo in determining the parent poe, the god of the year, the time of the year, the time of the month, the time of the date, and the determination of a date.