p-Index From 2019 - 2024
1.066
P-Index
This Author published in this journals
All Journal INERSIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGUKURAN DAN PEMETAAN KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Muhammad Ardy; Deyvi Turangan; Rafian Tistro; daru purbaningtyas
JURNAL INERSIA Vol. 8 No. 1 (2016): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Politeknik Negeri Samarinda adalah salah satu perguruan tinggi yang mengalami banyak perkembangan dengan bertambahnya program studi di beberapa jurusan. Sehingga dibutuhkan beberapa fasilitas penunjang seperti gedung perkuliahan dan jalan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran dan pemetaan Kampus Politeknik Negeri Samarinda menggunakan alat theodolite dengan metode pekerjaan poligon bercabang, pengukuran detail dan situasi. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan data ukur yang kemudian diolah menjadi data koordinat yang akan digunakan dalam pembuatan gambar. Hasil akhir pengukuran berupa peta kontur, peta situasi, dan peta area Kampus Politeknik Negeri Samarinda. Luas area kampus hasil perhitungan diperoleh sebesar 10,5 Ha.
TINJAUAN JARINGAN DAN FUNGSI JALAN SEKUNDERBERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SAMARINDA TAHUN 2014 - 2034 Immanuel Pala’langan; Ibayasid -; Daru Purbaningtyas
JURNAL INERSIA Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan jalan merupakan salah satu fasilitas penunjang bagi perkembangan suatu perkotaan. Permasalahan yang ada di Kota Samarinda terkait dengan jaringan jalan khususnya jaringan jalan sekunder yaitu apakah jaringan dan fungsi jalan sekunder yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Samarinda Tahun 2014-2034 masih sesuai dengan fungsi perkotaan Samarinda saat ini dan apakah sudah sesuai dengan peraturan tentang jalan (UU No.38 Tahun 2004, PP No.34 Tahun 2006 dan Permen PU No.03/PRT/M/2012). Oleh karena itu penetapan jaringan dan fungsi jalan sekunder yang terdapat pada RTRW Kota Samarinda Tahun 2014-2034 perlu dilakukan tinjauan ulang. Metode yang digunakan dalam tinjauan adalah Pedoman (PdT-18-2004-B) tentang penentuan klasifikasi fungsi jalan di perkotaan. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa terdapat beberapa ruas jalan sebagai jaringan dan fungsi jalan sekunder yang sudah tidak sesuai dengan fungsi perkotaan Samarinda saat ini dan tidak sesuai dengan peraturan tentang jalan.
TINJAUAN TERHADAP KAPASITAS PENGALIRAN SUNGAI DAMA STA 0+000 – STA 2+625 DI KOTA SAMARINDA Dwi Tumena Putra; Daru Purbaningtyas; Tommy Ekamitra Sutarto
JURNAL INERSIA Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepadatan penduduk dan kecilnya penampang sungai menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Sungai Dama. Maka tujuan dari tugas akhir ini ialah meninjau kembali dimensi Sungai Dama terhadap debit banjir rencana kala ulang 10 tahun. Perhitungan debit banjir rencana dan debit eksisting sungai dilakukan dalam beberapa segmen aliran. Debit banjir rencana dihitung dengan metode HSS Nakayasu. Debit banjir Q10 pada STA 0+000 – STA 0+650 adalah7,814 m³/detik dengan debit eksisting 12,0067 m³/detik; Q10 pada STA 0+650 - 1+350 adalah 14,518 m3/detik dan debit eksisting 7,417 m3/detik; Q10 pada STA 1+350 - 2+275 adalah 22,944 m3/detik dan debit eksisting 13,0672 m3/detik; Q10 pada STA 2+275 - 2+625 adalah 25,263 m3/detik dan debit eksistingnya 25,4304 m3/detik. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa perlu dilakukan perubahan penampang sungai. Dimensi kanal yang direncanakan berbentuk persegi dengan ukuran sebagai berikut: STA 0+000 – STA 0+650 memiliki lebar 3,228 m dan tinggi 2,364 m, pada STA 0+650 – STA 1+350 memiliki lebar 4,4 m dan tinggi 3,05 m, pada STA 1+350 – STA 2+275 memiliki lebar 5,531 m dan tinggi 3,766 m, dan pada STA 2+275 – STA 2+625 memiliki lebar 5,804 m dan tinggi 3,902 m.
Perancangan Ulang Struktur Bawah Dan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jembatan Betapus, Bayur, Sempaja Selatan Kota Samarinda Daru Purbaningtyas; Sujiati Jepriani; Gatot Subagio
JURNAL INERSIA Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Betapus dirancang sebagai jembatan rangka baja kelas A dengan bentang 50 meter yang memiliki lebar total 9 meter terdiri dari jalan 7 meter dan trotoar masing- masing 1 meter. Jembatan ini memiliki muka air banjir ± 4 meter dan memiliki kedalaman tanah keras 58 meter. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendesain abutment jembatan dan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) jembatan. Perhitungan pembebanan sesuai dengan RSNI T-02-2005 dan struktur atas menggunakan jembatan rangka baja fabrikasi Bakrie Metal kelas A. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung menggunakan standar Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3 dan HSPK tahun 2016 untuk daerah Samarinda. Abutment jembatan menggunakan tipe kantilever dengan panjang 11 meter, lebar 4 meter dan tinggi 4,2 meter, dengan safety factor terhadap guling > 2,2 dan terhadap geser > 1,1. Pondasi tiang pancang pipa baja dengan diameter 50 cm dan tebal 1,2 cm.Jumlah tiang pancang 21 buah dengan daya dukung tiang pancang kelompok Qultimit = 6171,87 kN. Sedangkan rencana anggaran biaya yang dihitung berdasarkan HSPK 2016 diperoleh nilai sebesar Rp. 27.033.715.000,-
PERHITUNGAN ULANG SALURAN DRAINASE JALAN D.I.PANJAITAN KOTA SAMARINDA - KALIMANTAN TIMUR Heny Susi Azti; Daru Purbaningtyas; Kukuh Prihatin
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara topografi Kota Samarinda merupakan dataran rendah yang rawan terhadap banjir. Hal Tersebut terjadi hampir di sepanjang Jalan D.I.Panjaitan yang disebabkan berubahnya kawasan tampungan air menjadi perumahan dan kurang terawatnya saluran serta ukuran saluran yang tidak mampu menampung banjir. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode Rasional Modifikasi menunjukan besarnya debit banjir ulang 5 tahun pada outlet sebesar 3,42 m3 untuk saluran kanan jalan dan 12,44 m3/det untuk saluran kiri jalan. Sedangkan saluran tersebut pada kenyataannya hanya mampu menampung debit 2,7 m3/det dan 4,5 m3/det. Upaya yang perlu dilakukan adalah mendesain ulang dimensi saluran. Dimensi saluran rencana yang dapat menampung debit banjir rencana berbentuk persegi dengan bahan yang di pakai adalah pasangan batu dengan ukuran b = 2,1 m, H=1,3 m untuk saluran kanan jalan dan b=5,4 m, H=1,6 m untuk saluran kiri jalan.
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS DAN ANGGARAN BIAYA ALAT BERAT PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN MAKROMAN - PAMPANG SAMARINDA STA 2+900 s/d 8+000 KALIMANTAN TIMUR Prayogi Pangestu; I.G.N Aditya Dhiva; Daru Purbaningtyas
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menghitung produktivitas alat berat, anggaran biaya alat berat. Perhitungan produktivitas dimulai dengan menghitung volume pekerjaan tanah dan menghitung anggaran biaya alat. Dari perhitungan tersebut didapatkan volume tanah timbunan, produktivitas alat berat, hari pekerjaan alat berat, biaya alat berat perjam, biaya keseluruhan alat berat. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan volume tanah galian 50101.73 , dengan jumlah total biaya adalah Rp. 3,515,042,606.58 (sudah termasuk dengan PPN 10 %)
PERENCANAAN SUMUR RESAPAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGENDALI BANJIR JALAN GERILYA KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR SSN. Banjarsanti; Frina Audita Oktavia Asmawati; Daru Purbaningtyas
JURNAL INERSIA Vol. 7 No. 2 (2015): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan sistem drainase yang selama ini diterapkan (konvensional), yaitu air permukaan dari daerah tangkapan air langsung dialirkan ke sungai, dinilai kurang tepat. Hal ini menyebabkan sungai akan menerima beban air yang cukup besar dari berbagai arah aliran drainase sehingga kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah berkurang. Oleh karena itu, diperlukan adanya penanganan baru yang berupa konsep yang berkaitan dengan usaha konservasi sumber daya air, dengan prinsip mengendalikan air hujan supaya masuk dan meresap ke dalam tanah. Jalan Gerilya dipilih sebagai wilayah studi untuk melakukan penanganan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut, dikarenakan permasalahan sistem drainase. Perencanaan sumur resapan sebagai salah satu alternatif pengendali banjir Jalan Gerilya bertujuan untuk pengendali banjir, menyimpan air pada saat musim kemarau dan menerapkan teknologi ramah lingkungan. Analisis debit banjir menggunakan Metode HSS Nakayasu, dan perancangan jumlah sumur resapan menggunakan SNI 03-2453-2002. Berdasarkan hasil perhitungan, sumur resapan mampu meresapkan debit air yang berlebih sehingga debit banjir yang menuju saluran menjadi berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa sumur resapan dinilai efektif sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi limpasan air di Jalan Gerilya.
ANALISIS INTENSITAS HUJAN PADA STASIUN PENGUKUR HUJAN DI SAMARINDA Daru Purbaningtyas; Riza Setiabudi Kurniawan
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 1 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran sebaran dan intensitas hujan di lima stasiun pengukur hujan di Samarinda untu kala ulang 2, 5, 10, 15, 20, 25 dan 50 tahun. Intensitas hujan dihitung dengan Persamaan Mononobe dan disajikan dalam bentuk kurva Intensitas-Durasi_Frekuensi (IDF). Hujan harian maksimum tiap stasiun pengukur hujan dicatat dan dibandingkan dengan besaran hujan di stasiun hujan yang lain pada hari yang sama untuk memperoleh gambaran sebaran hujan di Samarinda. Jenis distribusi data hujan yang sesuai untuk kelima stasiun tersebut adalah Distribusi Log Pearson III. Hujan rencana terbesar kala ulang 50 tahun yaitu 256,9 mm terjadi Stasiun Temindung dan terendah 114,9 mm di Stasiun Rapak Dalam. Intensitas hujan tertinggi untuk kala ulang 50 tahun sebesar 294,08 mm/jam terjadi di Stasiun Temindung dan terendah 131, 56 mm/jam di Stasiun Samarinda Seberang. Pencatatan data hujan 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa hujan harian maksimum tertinggi terjadi di empat stasiun yaitu Temindung, Karang Paci, Tanah Merah dan Rawamakmur.
PERBANDINGAN STRUKTUR PCU GIRDER DENGAN PCI GIRDER PADA JEMBATAN PENDEKAT MAHAKAM IV SISI SAMARINDA SEBERANG Nur Muhammad Ramadhan; Budi Nugroho; Daru Purbaningtyas
JURNAL INERSIA Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Mahakam IV yang dibangun pada tahun 2017 dan selesai tahun 2019 merupakan jalur penyeberangan yang menghubungkan antara Samarinda kota menuju Samarinda seberang. Jembatan ini memiliki 2 jalan pendekat yaitu jalan pendekat sisi Samarinda seberang dan jalan pendekat sisi Samarinda kota. Jalan pendekat sisi Samarinda seberang menggunakan material balok prategang untuk gelagarnya, dengan bentang satu span 30 m. Balok prategang yang digunakan pada jalan pendekat ini diproduksi oleh PT. JHS system. Balok prategang yang diproduksi dikerjakan dengan system beton pracetak (Precast Concrete) dengan bentuk U (PCU). Pada umumnya bentuk balok prategang yang digunakan untuk jembatan adalah I. Dimana luas penampang balok I memiliki nilai yang lebih kecil dari bentuk U. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil desain yang terkait dengan luas total penampang girder, gaya prategang, kehilangan gaya prategang, lendutan dan jumlah girder yang dapat terpasang pada PCU girder dengan Precast Concrete I (PCI) girder. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data, kemudian merancang dan membandingkan hasil desain PCU girder dengan PCI girder. Untuk PCI girder digunakan produksi milik PT. WIKA. Penelitian menunjukkan bahwa PCU girder memiliki luasan sebesar 43,164 m2 lebih besar dibandingkan dengan PCI girder sebesar 21,645 m2. Demikian juga dengan gaya prategang dimana PCU girder memiliki gaya prategang sebesar 69,42% lebih besar dari PCI girder yang didapatkan sebesar 30,58% serta kehilangan gaya prategang yang terjadi pada PCU sebesar 26% lebih besar dari pada PCI girder yang terjadi sebesar 23%, namun lendutan yang terjadi pada PCU sebesar 0,089 m lebih kecil dibandingkan dengan PCI girder yang terjadi sebesar 0,0966 m. jumlah girder PCU yang terpasang dilapangan berjumlah 6 buah sedangkan PCI girder dengan meninjau hasil lendutan dan bentang satu span maka PCI girder dapat dipasang dengan jumlah 9 buah dilapangan. Dengan hasil yang diperoleh maka PCU girder lebih efektif dipakai dibandingkan PCI girder dengan meninjau hasil gaya prategang, lendutan dan jumlah girder serta kondisi lapangan.
Analisa Accident Rate Simpang Jalan Otto Iskandardinata – Sultan Sulaiman - Sultan Alimuddin Kota Samarinda Muhammad Ahlul Hurum; Daru Purbaningtyas; ibayasid
JURNAL INERSIA Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi lalu lintas pada simpang tiga Jalan Otto Iskandardinata, Sultan Sulaiman dan Sultan Alimuddin sangat padat karena merupakan salah satu jalan menuju Kabupaten Kutai Kartanegara serta akses menuju Jembatan Mahkota 2. Simpang tiga tersebut memiliki kondisi jalan yang curam pada tanjakan/turunan serta memiliki tikungan yang cukup tajam sehingga rawan kecelakaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pelayanan, accident rate dan blackspot pada jalan dan simpang tiga tersebut. Perhitungan tingkat pelayanan mengacu pada MKJI1997, perhitungan accident rate digunakan untuk mengetahui tingat kecelakaan serta metode CUSSUM dan EAN untuk mengetahui apakah daerah tersebut rawan kecelakaan (blackspot) atau tidak. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa ruas jalan dan simpang tiga jalan Otto Iskandardinata, Sultan Sulaiman dan Sultan Alimuddin termasuk dalam kategori daerah rawan kecelakaan (blackspot), memiliki tingkat pelayanan yang rendah dan memiliki nilai accident rate yang cukup tinggi. Serta nilai accident rate tidak dipengaruhi oleh tingkat pelayanan ruas jalan dan simpang tiga tersebut.