Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan

PENGOLAHAN DAUN KELOR MENJADI STICK DAUN KELOR SEBAGAI UPAYA MENAMBAH NILAI JUAL DALAM PANDEMI COVID-19 Junaidi Junaidi; Suhardi M. Anwar; Harmita Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7800

Abstract

ABSTRAKDaun Kelor dapat di olah menjadi makan ringan seperti stick daun kelor. Olahan ini jarang di temukan di masyarakat, oleh karena itu jika usaha ini di tekuni maka dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat Luwu dimasa pandemi COVID-19. Untuk itu, dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, semoga dengan adanya edukasi pengolahan Daun Kelor ini, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Daun Kelor ini tidak hanya di olah menjadi sayur bening tapi juga dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan lainnya seperti olahan Stick Daun Kelor yang dapat menambah nilai jual untuk masyarakat. Kegiatan pembuatan produk ini dilaksanakan di jalan Ahmad Razak, Kota Palopo, Kecamatan Wara Selatan. sasaran pada kegiatan ini adalah masrakat petani Ahmad Razak dengan jumlah peserta 15 orang. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih 3 jam. Daun Kelor adalah tanaman dengan segudang manfaat yang berasal dari suku Moringaceae dan tersebar di seluruh Indonesia terutama di Luwu. Biasanya daun kelor di olah menjadi sayur bening. Daun Kelor kaya akan manfaat diantaranya untuk menurunkan kadar gula darah, mengatasi peradangan, mengontrol tekanan darah, memelihara kesehatan dan fungsi otak, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta meningkatkan daya tahan tubuh dan juga memiliki kandungan zat gizi lebih tinggi. Hasil dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat pengolahan daun kelor sehingga menjadi nilai ekonomi. Kata kunci: daun Kelor; stick kelor; penambah nilai jual. ABSTRACTMoringa leaves can be processed into light snacks such as Moringa leaf sticks. This product is rarely found in the community, therefore if this business is pursued it can provide benefits for the Luwu community during the COVID-19 pandemic. For that, in contributing to the community, hopefully with this education on Moringa Leaf processing, it will be able to provide an understanding to the public that Moringa Leaves are not only processed into clear vegetables but can also be processed into various other types of food such as processed Moringa Leaf Sticks. can add value to the community. The activity of making this product was carried out on Jalan Ahmad Razak, Palopo City, Wara Selatan. The target for this activity is the farming community of Ahmad Razak with 15 participants. The method used in this activity takes approximately 3 hours. Moringa leaves are a plant with a myriad of benefits originating from the Moringaceae tribe and spread throughout Indonesia, especially in Luwu. Usually, Moringa leaves are processed into clear vegetables. Moringa leaves are rich in benefits including lowering blood sugar levels, overcoming inflammation, controlling blood pressure, maintaining brain health and function, inhibiting cancer cell growth, and increasing endurance and also having a higher nutritional content. The result of this activity is to provide education. Moringa leaf processing community so that it becomes an economic value. Keywords: moringa leaves; moringa sticks; selling value increase.
INTEGRITAS PENDIDIKAN MENUAI WIRAUSAHA DI ERA PANDEMI DESA BUNTU KARYA KECAMATAN LUWU KABUPATEN PONRANG SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Harmita Sari; S. M. Anwar; Hurria Hurria; Andi Rizkiyah Hasbi; Israini Suriati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.233 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.3379

Abstract

ABSTRAKSeminar merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan sebagai proses untuk memecahkan suatu masalah, atau proses menemukan solusi yang biasanya diangkat dari hasil sebuah penelitian atau literatur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di desa Buntu Karya dengan melihat pendidikan dari masing masing pemuda dan masyarakat, relatif masih kurang dikarenakan kurangnya minat masyarakat akan pendidikan itu sendiri atau masyarakat lebih tertarik untuk bekerja baik bertani maupun pekerjaan lainnya. Dengan melihat adanya berbagai potensi hasil alam yang ada di Desa Buntu Karya penulis mengangkat seminar kewirausahaan dengan maksud agar kiranya warga atau masyarakat dapat mengolah atau memanfaatkan hasil alamnya dengan baik. Karena adanya pandemi sampai saat ini, berbagai dampak yang terjadi salah satunya adalah dampak kecemasan terhadap kesehatan, bagaimana cara menjaga dan menempatkan diri ketika berada di keramaian dengan mematuhi protokol kesehatan. Kata kunci : integritas pendidikan; wirausaha; covid-19; desa buntu karya ABSTRACTThe seminars is one of the activities that can be carried out  as a process to solve a problem, or the process of finding a solution which is usually based on the results of a study or literature. Based on the results of observations and interviews conducted in Buntu Karya Village by looking at the education of each youth and community, it is relatively still lacking due to the lack of public interest in education itself or the community is more interested in working both farming and other jobs. By looking at the various potentials of natural products in Village Buntu creation Village, the author raises an entrepreneurship seminars with the intention that residents or the community can process or make good use of natural products. Because of the existence of pandemic until now, various impacts have occurred, one of which is the impact of anxiety on health, how to guard and place oneself when in a crowd by complying with health protocols. Keywords : education integrity; entrepreneurship; covid-19; buntu karya village
PENGOLAHAN SAGU MENJADI SINOLEDENGANVARIAN RASA DI MASYARAKAT TANA LUWU: SEBAGAI UPAYA PENAMBAHAN EKONOMI SELAMA PANDEMI COVID-19 Indra Kusdarianto; Harmita Sari
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5389

Abstract

ABSTRAKTepung sagu adalah tepung yang berasal dari teras batang pohon sagu. Tepung sagu biasa digunakan sebagai salah satu bahan baku kue atau penganan lainnya. Pembuatan kue, sagu biasanya digunakan sebagai bahan pengental karena tepung ini bersifat lengket. Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya. Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia seperti Maluku, Papua yang tinggal di pesisir dan banyak dijumpai di daerah Sulawesi Selatan khususnya di kota Palopo, dan Kabupaten Luwu yang dikenal dengan nama Sagu. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi kue berbagai rasa seperti sinole. Jika usaha ini ditekuni dengan baik, maka akan memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat Luwu dimasa pandemi Covid-19. Untuk itu, dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, semoga dengan adanya edukasi pengolahan sagu ini, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sagu bisa diolah menjadi berbagai varian rasa sehingga hal ini menjadi referensi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di daerahnya yaitu sagu menjadi nilai ekonomi. Kata Kunci: tepung sagu; sinole; penambahan ekonomi. ABSTRAKSago flour is flour that comes from the terrace of the sago palm tree. Sago flour is commonly used as a raw material for cakes or other snacks. In making cakes, sago is usually used as a thickening agent because this flour is sticky. Sago flour is rich in carbohydrates (starch) but very poor in other nutrients. This occurs due to the high starch content in the stem terraces and the harvesting process. Sago is a staple food for Indonesian people such as Maluku, Papua who live on the coast and can be found in South Sulawesi, especially in the city of Palopo, and Luwu Regency which is known as Sago. Sago is eaten in the form of papeda, a kind of pulp, or in other forms. Sago itself is sold as bulk flour or compressed and packed with banana leaves. In addition, at this time sago is also processed into cakes of various flavors such as sinole. If this business is weel pursued, it will contribute to income for the people of Luwu during the Covid-19 pandemic. For this reason, in contributing to the community, hopefully with this education on sago processing, it will be able to provide an understanding to the community that sago can be processed into various flavors so that this becomes a reference for the community so that they can take advantage of the existing natural resources in their area, namely sago. economic value. Keywords: sago flour; sinole; economic income.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANA TORAJA MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA SUKADE BUAH KUNRU GUNA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Harmita Sari; Altri Wahida; Samsinar Samsinar
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.464 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4838

Abstract

ABSTRAKTujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan minat berwirausaha masyarakat tana toraja melalui pemberdayaan dengan kegiatan wirausaha. Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan pelatihan membuat keterampilan dalam membuat produk dari bahan buah kunru, yaitu sukade yang diawali dari pengenalan alat dan bahan dilanjutkan dengan pembuatan sukade buah kunru. Setelah kegiatan selesai dilakukan pendampingan termasuk evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan ini berdasarkan hasil uji hipotesis komparatif antara minat berwirausaha sebelum dan sesudah kegiatan dengan Paired Samples Test didapatkan nilai sig. (2- tailed) adalah 0.008 < 0.05 (α = 5%). Hal tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh kegiatan pemberdayaan dengan kegiatan wirausaha dalam meningkatkan minat wirausaha masyarakat tana toraja. Kata Kunci: masyarakat; sukade buah kunru; kegiatan usaha; minat wirausaha. ABSTRACTThe purpose of this activity is to increase the interest in entrepreneurship in the Tana Toraja community through empowerment with entrepreneurial activities. Entrepreneurship is the process of identifying, developing and bringing a vision into life. That vision can be innovative ideas, opportunities, better ways of doing things. The end result of this process is the creation of new ventures that are formed under conditions of risk or uncertainty. The method used in this activity is training to make skills in making products from kunru fruit, namely sukade which begins with the introduction of tools and materials followed by making kunru fruit sukade. After the activity is complete, assistance is carried out including activity evaluation. The results of this activity are based on the results of the comparative hypothesis test between the interest in entrepreneurship before and after the activity with the Paired Samples Test, the sig value is obtained. (2-tailed) was 0.008 <0.05 (α = 5%). This shows that there is an influence of empowerment activities with entrepreneurial activities in increasing the entrepreneurial interest of the Tana Toraja community. Keywords: society; kundur fruit sukade; business activities; entrepreneurial interest.