Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JUSTE (Journal of Science and Technology)

Dinamika Perubahan Beban Tumpuan Pijakan Kaki Pada Penari Bapang Malangan Sindu Amrita Putra; Muhammad Agus Sahbana; Nurida Finahari
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 1 No. 1 (2020): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.375 KB) | DOI: 10.51135/justevol1issue1page61-74

Abstract

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Pemahaman ilmu-ilmu dasar akan sangat berperan dalam mempelajari biomekanika secara keseluruhan. Biomekanika dapat digunakan untuk menganalisis gerak tari. Penelitian ini menganalisis perubahan posisi pijakan kaki penari. Pijakan kaki di suatu permukaan merupakan fenomena umum yang dikaji dalam bidang olahraga, dan tari, dalam kaitannya dengan potensi cidera kaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis biomekanika perubahan beban tumpuan pijakan  kaki. Penelitian dilakukan dengan merekam penari yang menari di atas landasan dinamometer berjala-jala koordinat. Penari direkam dalam kondisi menari tanpa dan dengan menggunakan kostum. Hasil rekaman video diubah menjadi gambar diam dengan resolusi 25 fps (frame per second) yaitu 25 foto diam dihasilkan dari rekaman video 1 detik. Data diambil dari rekaman video 4 detik pertama pada gerak ke-10 dan kelipatannya. Data ini kemudian dianalisis menggunakan aplikasi ImageJ ver 153 dan pengukuran manual berdasarkan jala-jala landasan, untuk mendapatkan titik koordinat. Pembacaan beban diambil langsung dari displai dinamometer pada foto data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pembacaan dengan menggunakan ImageJ ver. 153 dan manual. Hal ini karena pembacaan aplikasi tidak bisa diverifikasikan dengan pembacaan 2 sisi pandang lainnya. Pembacaan beban berbeda antara kondisi menari dengan kostum dan tanpa kostum dengan nilai selisih rata-rata 5.18 kg, berbeda dengan beban kostum 7.1 kg. Perbedaan ini diduga disebabkan adanya waktu jeda dari pembacaan sensor dengan tampilan displai. Selain itu, pengukuran ini hanya membaca beban total, tidak membaca perbedaan posisi tumpuan. Disarankan untuk membuat sistem pengukuran yang bisa mendeteksi beban langsung di titik tumpuan kaki kiri dan kanan.
Analisis Kinematika dan Dinamika Sendi Lutut Penari Bapang Malangan Farisal Rosianto; Gatot Soebiyakto; Nurida Finahari
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 1 No. 2 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1296.305 KB) | DOI: 10.51135/justevol1issue2page153-164

Abstract

Keindahan tari dilihat dari kompilasi dan keselarasan gerakan dengan musik, dan ekspresi dalam menyampaikan tujuan tarian tersebut. Tari merupakan wujud dari ekspresi, kehendak, pikiran, dan perasaan manusia yang ditandai dengan media gerakan. Menari merupakan kombinasi gerakan ritmik antara tangan, kaki, kepala, dan tubuh. Untuk dapat menampilkan tarian yang ekspresif, para penari membutuhkan banyak berlatih. Hal itu menyebabkan penari rentan sekali mengalami cedera. Cedera yang terjadi pada penari bisa terjadi saat latihan maupun ketika pementasan. Kasus cedera penari yang umum terjadi pada otot dan sendi. Sendi yang umum mengalami cedera adalah ankle, lutut dan lengan. Mengingat resiko atas terjadinya cedera, penting sekali penari dibekali dengan pengetahuan yang dapat meminimalisir terjadinya cedera. Pengetahuan tentang cedera bisa diperoleh dari kajian mekanika (kinematika dan dinamika). Naskah ini memaparkan hasil penelitian tentang kajian terhadap sendi lutut penari Bapang Malangan saat melakukan tarian itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisa kinematika menggambarkan sistem perubahan posisi dan tumpuan beban pada tulang-tulang dan sendi penari. Kinematika sendi lutut menghasilkan gambaran besaran dan arah pembebanan terhadap sendi yaitu ke arah radial, dan tangensial. Arah pembebanan itu ada yang linier dan bidang dua dimensi, dimana posisi-posisi bagian tubuh yang menekuk membentuk sudut. Potensi cedera sendi terjadi paling besar saat posisi sendi membentuk sudut antara dua tulang. Pada posisi menari satu kaki terjadi pembebanan statis sesaat yang bisa menumpukan hampir seluruh berat tubuh pada sendi lutut, atau memunculkan beban kombinasi radial, tangensial dan momen. Posisi menekuk lutut pada satu kaki adalah posisi paling rawan cedera.
Studi Suara Jantung Penari Topeng Gunungsari Andio Wibrianto; Nurida Finahari; Akhmad Farid
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 1 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1545.827 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue1page10-21

Abstract

Tari Gunungsari adalah tari topeng Malangan yang berat untuk dilakukan. Menari merupakan kombinasi gerakan ritmik tangan, kaki, kepala, dan tubuh, sehingga disebut bentuk aktivitas keolahragaan. Tari Gunungsari memiliki rangkaian gerak dan durasi cukup lama, gerakannya dinamis, dan tempo musik iringan berubah- ubah. Karakteristik gerakan seperti itu mirip dengan senam aerobik. Setiap penari tari topeng membutuhkan daya tahan kardiovascular yang baik. Hal ini menjadi latar belakang ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang dinamika suara jantung penari Topeng Gunungsari sebagai kajian psikoakustik. Penelitian dilakukan dengan cara merekam suara jantung penari selama menari, dan mengukur denyut nadi sebelum-sesudah menari. Suara jantung dianalisis karakteristik temporal dan spektralnya menggunakan aplikasi Audacity. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pola suara jantung penari Gunungsari lelaki dan perempuan, dimana pola suara jantung penari lelaki lebih mendekati normal. Intensitas suara jantung penari lelaki mencapai 11 db, dan perempuan 15 db, lebih tinggi dari suara acuan 7 dB. Meskipun pola temporal berbeda dengan suara jantung normal, secara spektral pola ketiga suara tersebut sama. Suara lub-dub penari lelaki memiliki periode lebih panjang dari acuan (>100%), sementara penari perempuan berkisar 25% periode normal. Tari Gunungsari masuk kategori sedang karena penari lelaki mencapai 80% denyut jantung target, sedangkan penari perempuan 87%. Namun demikian perubahan tersebut tidak signifikan karena <10%. Masih diperlukan tambahan data untuk menjadi klaim non indikatif.
Membangun Ketangguhan Fisik Olahragawan melalui Karakterisasi Senam Tari Tradisional Kalimantan: Satu Hipotesis Biomekanika Herita Warni; Syamsul Arifin; M. Agung Setiabudi; Nurida Finahari
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 2 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.755 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue2page158-165

Abstract

Kesehatan masyarakat banyak dikaitkan dengan pembiasaan perilaku sehat yang difokuskan pada rutinitas berolahraga. Salah satu aktivitas keolahragaan yang banyak diminati masyarakat adalah senam aerobik, yang kemudian berkembang menjadi senam irama. Kemunculan senam irama yang mengusung keselarasan gerakan dengan irama lagu, menginspirasi tumbuhnya senam berbasis tari tradisional. Hal ini lebih menarik karena tari-tari tradisional sudah memiliki akar budaya yang dalam di kehidupan masyarakat setempat. Sebagaimana aspek keolahragaan dibentuk dari pendidikan jasmani dan karakter olahragawannya, tari tradisional memiliki aspek gerak dan filosofi tari. Kedua aspek tersebut secara terpisah telah diteliti memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat kesehatan dan resiko munculnya permasalahan kesehatan. Pengaruh aspek fisik luas diketahui, tetapi aspek filosofi/perilaku berpengaruh terhadap kesehatan melalui jenis kepribadian olahragawan. Maka, perpaduan positif kedua ikon kesehatan dan seni budaya ini diharapkan menjadikan senam tradisional (Kalimantan) satu ikon kesehatan baru yang lebih berhasil membangun kesehatan masyarakat. Senam tradisional Kalimantan baru berkembang sejak 2019 dan masih dalam tahap pembiasaan. Senam ini belum dieksplorasi daya guna spesifiknya dalam mempengaruhi sistem kesehatan tubuh masyarakat pengikutnya, sebagaimana senam-senam tradisional terdahulu. Hal ini memberikan ruang kebaruan riset yang tinggi, terlebih jika diacukan pada target khusus untuk sistem imunitas tubuh, terkait daya resistensi dan resiliensi terhadap covid-19. Riset di bidang ini akan memberikan manfaat praktis pada penanganan pandemi. Hipotesis yang dapat disusun dari kajian literatur adalah pembiasaan senam tradisional berpotensi meningkatkan fungsi sistem imunitas tubuh. Senam tradisional berpengaruh lebih baik terhadap sistem imunitas pelaku yang berlatar belakang budaya sama, terlebih terhadap bukan pesenam. Hipotesis ini memerlukan pembuktian lebih lanjut.