Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Potensi Pemanfaatan Limbah Isi Rumen Sapi Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman (Studi Pada Tanaman Terung Solanum melongena L.) Wijayanto, Teguh; Kandari, Aminuddin Mane; Darmawansyah, Darmawansyah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.267 KB) | DOI: 10.37149/4778

Abstract

Rumen’s animal waste is usually abundant in quantity.  The rumen is not only a store house of microbes that assist in the digestion of roughage in ruminant animals but it is also an important source of nutrient for crop plant. This study aimed to determine the effect of cow’s rumen waste on eggplant crop production. The study consisted of a single factor, the application of cow’s rumen contents, with 6 treatment levels, namely: R0 = Control (without giving cow's rumen); R1 = 5 tons cow’s rumen per hectare (3.6 kg per plot); R2 = 10 tons of cow's rumen per hectare (7.2 kg per plot); R3 = 15 tons of cow's rumen per hectare (10.8 kg per plot); R4 = 20 tons of cow's rumen per hectare (14.4 kg per plot); R5 = 25 tons of cow’s rumen per hectare (18 kg per plot); and R6 = 30 tons of cow’s rumen per hectare (21.6 kg per plot). The study was based on Complete Randomized Block Design (CRBD), which consisted of three blocks, so overall consisted of 21 experimental units. The results showed that the application of cow's rumen waste gave a very significant effect on the weight of eggplant fresh fruit, fruit diameter, fruit number, and gave significant effect on fruit length. The application of cow’s rumen with a dose of 25 tons per hectare (18 kg per plot) resulted in the highest agronomic results for eggplant production, which was 28.85 tons per hectare, or equivalent to 20.77 kg per plot. But economically, rumen dose of 15 tons per hectare (10.8 kg per plot) has given the best results, with production per hectare of 21:39 tons, or equivalent to 15.4 kg per plot.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH DENGAN APLIKASI PUPUK ORGANIK BERBASIS AMPAS SAGU DI LAHAN SUB OPTIMAL Yusuf, Mani; Hasid, Rachmawati; Kandari, Aminuddin Mane; Sarawa, Sarawa; Madiki, Abdul; Karimuna, La
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v7i2.9728

Abstract

Kacang tanah merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak yang dikonsumsi masyarakat dari golongan kacang-kacangan setelah kedelai. Namun produksi kacang tanah saat ini masih belum memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi tanaman kacang tanah adalah rendahnya kesuburan tanah di lahan sub optimal. Oleh karena itu, dilakukan upaya dengan memanfaatkan ampas sagu yang berlimpah yang mampu meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik berbasis ampas sagu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah di lahan sub optimal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorim Lapangan dan Labotarium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian   ini  dilaksanakan   menggunakan   rancangan  acak kelompok dengan perlakuan tanpa pupuk organik (A0), ampas sagu + pupuk kandang yang dikomposkan (A1), ampas sagu + pupuk kandang tanpa dikomposkan (A2)  ampas sagu tanpa dikomposkan (A3), dan ampas sagu yang dikomposkan (A4). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, berat kering brangkasan, jumlah polong, polong isi, polong hampa dan polong muda. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam,  jika F-hitung menunjukan pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan ampas  sagu + pupuk kandang sapi yang dikomposkan dengan rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah polong, jumlah polong isi dan jumlah polong muda secara berturut-turut sebesar    27, 80 cm, 6,33 cabang,  53,47 helai, 21,60 g, 42,70 polong, 30,80 polong dan 10, 93 polong.Kata kunci : aktivitas mikroba, kompos, pupuk organik
PENERAPAN FUNGSI PENGELOLAAN HUTAN DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NIPA-NIPA Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Ardin, Ardin
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.912 KB) | DOI: 10.33772/jc.v3i1.15419

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh KTPH Ndawi-Ndawi di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kendari. Penelitian dilakukan di KTPH Ndawi-Ndawi Tahura Nipa-Nipa yang secara administratif berada di Kelurahan Gunung Jati, Kota Kendari, pada bulan Januari hingga Februari 2019. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program pengelolaan hutan belum dapat semua dapat terwujud dengan baik karena masyarakat memiliki pekerjaan lain di luar pengelolaan hutan. Perubahan kepengurusan di KTPH Ndawi-Ndawi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun melalui rapat anggota dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Kegiatan pertemuan anggota KTPH kini sudah tidak lagi dilaksanakan.Keberhasilan sebagian masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan mengembangkan sistem pola tanam agroforestri. dan evaluasi oleh Pemerintah UPTD Tahura merupakan kewajiban yang dilakukan untuk memastikan efektifitas atau kegagalan pengelolaan dan menghindari perambahan serta menjaga pengelolaan hutan tetap sesuai dengan pengelolaan pengelolaan. Kata Kunci : KTPH Ndawi-Ndawi, Manajemen Hutan, Tahura Nipa-Nipa  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh KTPH Ndawi-Ndawi di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kendari. Penelitian dilakukan di KTPH Ndawi-NdawiTahuraNipa-Nipa yang secara administratif terletak di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Kendari pada bulan Januari sampai Februari 2019. Menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program pengelolaan hutan tidak semuanya dapat terlaksana dengan baik oleh masyarakat memiliki pekerjaan lain di luar pengelolaan hutan. Pergantian kepengurusan KTPH Ndawi-Ndawi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun sekali melalui rapat anggota dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Kegiatan rapat anggota KTPH kini sudah tidak dilaksanakan lagi.Keberhasilan sebagian masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan mengembangkan sistem pola tanam agroforestri. dan evaluasi oleh Pemerintah UPTD Tahura merupakan kewajiban yang dilakukan untuk memastikan efektif atau tidaknya pengelolaan hutan dan menghindari perambahan serta menjaga pengelolaan hutan tetap teratur sesuai dengan fungsi pengelolaan. Kata kunci: KTPH Ndawi-Ndawi, Pengelolaan Hutan, Tahura Nipa-Nipa
ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP REBOISASI KAWASAN HUTAN JATI DI DESA LAKOLOGOU, KECAMATAN TONGKUNO, KABUPATEN MUNA Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Arafah, Nur; Marwah, Sitti; Rosmarlinasiah, Rosmarlinasiah; Kasim, Safril; Hamzah, Nurnaningsih; Ahmaliun, Lade
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.225 KB) | DOI: 10.33772/jc.v1i1.12350

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi dan hubungan antara karakteristik masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap reboisasi Kawasan Hutan Jati di Desa Lakologou Kecamatan Tongkuno. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 KK. Untukmengetahui persepsi masyarakat terhadap reboisasi dilakukan dengan analisis dalam bentuk pembobotan dan skoring dengan menggunakan model skala likert. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi masyarkat dengan karakteristik masyarakat menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki tingkat persepsi setuju dalam reboisasi Kawasan Hutan Jati Tongkuno yaitu sebesar 93,33%, sedangkan responden yang persepsinya cukup setuju adalah sebanyak 6,67%. Karakteristik masyarakat yang berhubungan secara signifikan terhadap persepsi adalah umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat terhadap reboisasi. Kata kunci: Persepsi, Reboisasi, Korelasi, Kawasan Hutan Jati Analysis Of Communities Perception On Reboisation Of Teak Forest Area In Lakologou Village, Tongkuno District, Muna RegencyAbstract : This study aims to analyze the perceptions and relationships between community characteristics and community perceptions of reforestation of the Teak Forest Area in Lakologou Village, Tongkuno District. The sample in this research is 30 households. To know public perception of reforestation done by analysis in the form of weighting and scoring by using likert scale model. Meanwhile, to know the relationship between community perceptions with the characteristics of the community using multiple regression analysis with the help of SPSS 20. The results showed that people who have perceptions agreed in the reforestation of Tongkuno Teak Forest Area is 93.33%, while the respondents whose perception is quite agree is as much as 6.67%. Characteristics of society that relate significantly to perception are age, education level and job type, while the number of family dependents has no significant relationship with people's perceptions of reforestation.Keywords: Correlation, Perception, Reforestation, Teak Forest Area 
POLA DAN POTENSI HUTAN RAKYAT SISTEM TUNDA TEBANG DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Mando, La ode Agus salim; Kandari, Aminuddin Mane; Kahirun, Kahirun; Kasim, Safril; Midi, La Ode; Samsir, Samsir
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.362 KB) | DOI: 10.33772/jc.v2i1.20378

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam dan potensi hutan rakyat dengan sistem tunda tebang di Desa Watudemba Kecamatan Palangga dan Desa Ulu Lakara Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat mengusahakan pola tanam yang berbeda-beda diantaranya pola tanam monokultur, polikultur, dan campuran/agroforestri. Sedangkan untuk potensi hutan rakyat ditentukan dalam tiga kriteria yaitu jumlah pohon yang berjumlah 644 btg., luas bidang dasar 19,83  serta volume kayu batang 135,86 dan volume kayu pohon 292,27 .
Penerapan Fungsi Pengelolaan Hutan Di Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa (Implementation of Forest Management Function In The Nipa-Nipa Park Area) Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Ardin, Ardin
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jc.v1i2.16819

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh KTPH Ndawi-Ndawi di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kendari. Penelitian dilakukan di KTPH Ndawi-Ndawi Tahura Nipa-Nipa yang secara administratif berada di Kelurahan Gunung Jati, Kota Kendari, pada bulan Januari hingga Februari 2019. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program pengelolaan hutan belum dapat semua dapat terwujud dengan baik karena masyarakat memiliki pekerjaan lain di luar pengelolaan hutan. Perubahan kepengurusan di KTPH Ndawi-Ndawi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun sekali melalui rapat anggota dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Kegiatan pertemuan anggota KTPH kini sudah tidak lagi dilaksanakan. Keberhasilan sebagian masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan mengembangkan sistem pola tanam agroforestri. Pemantauan dan evaluasi oleh Pemerintah UPTD Tahura merupakan kewajiban yang dilakukan untuk memastikan efektif atau kegagalan pengelolaan hutan dan menghindari perambahan serta menjaga agar pengelolaan hutan tetap teratur sesuai dengan kaidah fungsi pengelolaan. Kata Kunci:  KTPH Ndawi-Ndawi, Manajemen Hutan, Tahura Nipa-Nipa  Abstract: This study aims to determine the application of forest management carried out by KTPH Ndawi-Ndawi in the area of Kendari's Nipa-Nipa Forest Park. The study was conducted at KTPH Ndawi-NdawiTahuraNipa-Nipa which is administratively located in Gunung Jati Subdistrict, Kendari District, from January to February 2019. Using a qualitative descriptive analysis method.The results of the study show that the planning of forest management programs cannot all be realized properly because the community has other jobs outside of forest management. The change of management in KTPH Ndawi-Ndawi is carried out every 3 (three) years through member meetings and decision-making based on the most votes. The KTPH members' meeting activities are now no longer held.The success of some communities in forest management is by developing a system of agroforestry planting patterns. Monitoring and evaluation by the Government of the UPTD Tahura is an obligation carried out to ensure the effective or failure of forest management and avoid encroachment and to keep forest management organized in accordance with the rules of management functions. Keywords: KTPH Ndawi-Ndawi, Forest Management, Tahura Nipa-Nipa
Perbaikan Lingkungan dengan Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat untuk Mendukung Wisata Pesisir Desa Tapulaga Aminuddin Mane Kandari; Safril Kasim; La Ode Siwi; Ridwan Adi Surya; La Ode Agus Salim Mando; Asramid Yasin; Herlan Hidayat; Terry Y.R. Pristya
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i1.4046

Abstract

Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.Kata Kunci: Desa Tapulaga; mangrove; pesisir; wisata Environmental Improvement with Community-Based Mangrove Planting to Support Coastal Tourism in Tapulaga Village ABSTRACT Improvement of the environment by planting community-based mangroves to support coastal tourism due to the shoreline has deteriorated with high coastal erosion, lack of science and technology touches in mangrove management, the community lacks alternative livelihoods and lack of community awareness to protect and preserve the environment. The purpose of this program is the formation of a community empowerment unit for mangrove ecosystems, making mangrove ecosystems as coastal tourism to increase regional income, community welfare and nature conservation. The methods used include: 1) planning methods: location surveys, permits, interviews, questionnaires, 2) implementation methods: counseling, the establishment of institutional units, nurseries, nurseries, planting and beach clean service work and 3) evaluation methods: minimizing weaknesses and obstacles during the activity. The program was carried out in July 2019 in Tapulaga village, Soropia sub-district, Konawe regency. Program results achieved: many community perceptions agree that Tapulaga village becomes a mangrove ecotourism area, the formation of Friends of Mangrove Tapulaga Village as a mangrove management institution and other supporting institutions such as the Wahana Lestari Coastal Supervisor group and the Sustainable Fishermen group, an increase in 1 new mangrove nursery unit can be used as a business land for sale, increasing the number of mangrove forest areas in Tapulaga village by going through 1000 mangrove tree seedlings planted and reducing plastic waste through the clean beach service work of Tapulaga village.Keywords: coastal; mangrove; Tapulaga Village; tourism
IKLIM DAN POTENSI TEGAKAN SENGON (Falcataria moluccana) DI HUTAN RAKYAT DESA JATI BALI KABUPATEN KONAWE SELATAN Aminuddin Mane Kandari; Safril Kasim; La Ode Agus Salim Mando; La Ode Midi; Suhartin Triyani Palebangan
Jurnal Belantara Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.403 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v3i2.513

Abstract

This study aims to determine the climatic conditions that occur at Sengon cultivation sites and determine the standing potential number of trees, base area, and volume of sengon stands in community plantation forests that follow the people's seed garden program. Data collection is carried out in August to November 2018.  The location of this village is at the coordinates of 04° 5'12 '' - 04°3'15'' LS and 122° 24'00'' - 122° 23'00'' BT and at altitude of 108 m above sea level. The population in this study is the sengon stand with an area of 5.8 ha. The sample area is determined with an intensity of 6.2% and the area of 1 plot is 0.04 ha, so the number of plots is 9 units. The results showed that 1) climatic conditions in the study location are classified as type B climate or wet (Schmidth-Ferguson method) including the category of tropical rain forests with an average number of wet months (BB) 9.2 and dry months (BK) 1.5 with a Q value of 0.16. Average annual rainfall is 2 662.6 mm, the monthly average rainfall of the highest in May was 347.4 mm with an average number of  rainy days by 22.5 days and the lowest in September was 83.0 mm with an average rainy day of 11 days, while the longest rainy day occurred in April during 22.6 days with rainfall reaching 262.1 mm and the fastest occurred in October for 10.3 days with rainfall reaching 101.7 mm. The average annual temperature is around 230C with an  320C, with the lowest monthly average of 25.3oC (August) - 28.1oC (December). This fact indicates that the climatic conditions in Jati Bali Village South Konawe District are suitable for the development of sengon plants. 2) the potential of sengon stands in the village of Jati Bali South Konawe Regency, namely the number of trees 866 btgha-1, base area of 9.76 m2ha-1, volume of stands of 94.15 m3ha-1.    
TINGKAT PARTISIPASI PENGELOLAAN DAN ANALISIS FINANSIAL HUTAN RAKYAT DENGAN SISTEM TUNDA TEBANG DI KABUPATEN KONAWE SELATAN La Ode Agus Salim Mando; Aminuddin Mane Kandari; Khairun Khairun; Rosmarlinasiah Rosmarlinasiah; Safril Kasim; La Ode Midi; Wa Ode Inda; Sitti Mardhatillah
Jurnal Belantara Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.751 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v3i2.518

Abstract

This study aims to determine the mechanism, level of participation, financial analysis in following the delayed logging program in community forests. The research was located in the community forests of Watudemba and Ulu Lakara villages, Konawe Selatan District from April to May 2018. Data collection techniques were carried out by observation, direct communication with 16 respondents and bibliographical studies. n addition, measurements were made by making 17 sample plots of teak stands (Tectona grandis L.f). The data analysis uses quantitative and qualitative methods. The results showed that: 1) The delay logging program mechanism consists of three stages, namely agreeing and signing a pending felling program agreement, distribution and loan repayment. 2) While the level of community participation in participating in the delayed cutting program at the planning stage (moderate-high, 81.25%), organizing (moderate-high, 68, 75%), implementation (moderate-high, 81.25%), as well as supervision and evaluation (moderate-high, 56.25%). 3) NPV value obtained is Rp. 266,811,200,-; BCR value obtained was 5.29; and the IRR value obtained by 37% over the age of the analysis of twenty years. 
Vegetation Types, Climatic Conditions and Trigona sp. Honey Quality in Onewila Village, Ranomeeto District South Konawe Regency Aminuddin Mane Kandari; Zakiah Uslinawaty; Muh. Ilton
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 9 No. 1 (2020): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33230/JLSO.9.1.2020.468

Abstract

Kandari AM, Uslinawaty Z, Ilton M. 2020. Vegetation types, climatic conditions and Trigona sp. honey quality in Onewila Village, Ranomeeto district South Konawe Regency. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands 9(1):57-63.Forests in Indonesia have considerable potential because besides being used in the form of wood for various purposes, it also has the potential of non-timber products that can be used for various things, one of which is as a vegetation for honey bees, especially bees Trigona sp.This study aims to identification of vegetation types, climatic conditions and honey quality of Trigona sp. in the Onewila village, Ranomeeto District South Konawe Regency. The observed variables were vegetation, temperature, rainfall, and honey quality based on SNI 2013 standards. The results found the vegetation types at the cultivation location was Caliandra (Caliandra calothyrsus =10), coconut (Cocos nucifera = 12), teak (Tectona grandis= 20), peat (Syzygium polycephalum Merr = 7), mango (Mangifera indica =5), langsat (Lansium domesticum =15), kedondong (Spondias dulcis =3), guava (Psidium guajava =4), areca (Areca catechu = 10), coffee (Coffea Arabica = 15), cashew nut (Anacardium occidentale =15), areca nut (Areca catechu), coffee (Coffea arabica), cashew nut (Spondias dulcis), Cashew nut (Anacardium occidentale = 15), Sirsak ((Annona muricata = 2), and asoka flowers (Saraca asoka= 5). The air temperature and rainfall conditions in the location is very supportive of Trigona cultivation because the average of air temperature ranges from 29oC, and the average monthly rainfall at Ranomeeto station is highest in January (135 mm) and lowest in August (16.8 mm). The honey quality of Trigona sp, from several variables such as water content, acidity, HMF levels, and reducing sugar levels are 16.98%, 33.94 mg/kg, 17.3 mg/kg, 69.31 % b/b. This means that the honey quality of Trigona sp found in Onewila village meets the Indonesian National Standard (SNI 01-3545-2013 2013).