Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : TOTOBUANG

TUTURAN EMOSI MAHASISWA KOTA BAUBAU DALAM RANAH DEMONSTRASI [Emotional Speech of The Students in Baubau City in The Demonstration] risman iye
TOTOBUANG Vol. 6 No. 1 (2018): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2018
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.378 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v6i1.69

Abstract

The variation of emotional utterances of the demonstrators  rose the negative public attachments to the demonstration. This study aimed to explain: the form and type of emotional speech of Baubau City students in the realdemonstration. This research wa  qualitative research. The Sampling were taken purposively. Oral data was collected by using the free-of-cognate method, documentation techniques, and notes. Data were analyzed with Searle's speech-actg theory and Goleman's theory. The result of the research showed that the form and type of emotional speech of Baubau city students in demonstration were four: words, phrases, sentences and idoms. Meanwhile, the types of emotional speech of Baubau City students in demonstration were anger, sadness, fearlessness, pleasure, and annoyance. Variasi tuturan emosi para demonstran memunculkan prasangka negatif masyarakat terhadap demonstrasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:  bentuk dan jenis tuturan emosi mahasiswa Kota Baubau dalam ranah demonstrasi; Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Data lisan dikumpullkan menggunakan metode simak bebas cakap, teknik dokumentasi, dan catat. Data dianalisis dengan teori tindak tutur Searle dan teori Goleman. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk  tuturan emosi mahasiswa kota Baubau dalam ranah demonstrasi ada empat, yaitu kata, frasa, kalimat dan ungkapan Selanjutnya, jenis tuturan emosi mahasiswa Kota Baubau dalam ranah demonstrasi, yakni kemarahan, kesedihan, ketakutan, kenikmatan, dan kejengkelan.
TUTURAN DALAM PROSESI LAMARAN PERNIKAHAN DI TOMIA KABUPATEN WAKATOBI [Speech In The Wedding Purpose Procession In Tomia Kabupaten Wakatobi] risman iye
TOTOBUANG Vol. 6 No. 2 (2018): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.072 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v6i2.88

Abstract

Purpose procession is a sacred process that is occupied by a part of society is an obligation of a culture. the event is not only present instantaneously, but requires a long process with various stages. So does marriage at Tomia Wakatobi. This study aims to describe the form of speech in the marriage purpose procession in Tomia and explain the meaning of speech in the process. This research is a kind of qualitative descriptive research Field Research, which is based on the results obtained through field research. Regarding the object discussed according to the reality that occurs in society, especially in the community in the East Tomia Subdistrict, Wakatobi Regency. The results showed that the stages in the purpose process in Tomia consisted of four forms. 1) Pa’epe. 2) Pa’rara; 3) Po’ema-ema and 4) Nga’a Nualo. Of the four forms of application processions the utterances spoken vary. On form Pa’epe, Pa’rara and Nga’a Nualo the form of the speech is declarative and interrogative. while in form Po’ema-ema the form of the speech is in the form of declarative, imperative and interrogative. The meaning in the speech purpose procession means connotation.Prosesi lamaran merupakan proses sakral yang dianggap oleh sebagian masyarakat adalah kewajiban dari suatu budaya. Peristiwa tersebut bukan hanya hadir secara instan, namun memerlukan proses yang panjang dengan berbagai tahapan. Begitu pula pernikahan di Tomia Wakatobi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud tuturan dalam prosesi lamaran pernikahan di Tomia dan menjelaskan makna tuturan dalam prosesinya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif Field Research, yaitu berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Mengenai objek yang dibicarakan sesuai kenyataan yang terjadi di masyarakat khususnya pada masyarakat di Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan dalam proses lamaran di Tomia terdiri atas empat bentuk. 1) Pa’epe. 2) Pa’rara; 3) Po’ema-ema, dan 4) Nga’a Nualo. Dari keempat bentuk prosesi lamaran tersebut tuturan yang dituturkan bervariasi. Pada bentuk Pa’epe, Pa’rara, dan Nga’a Nualo wujud tuturannya berbentuk deklaratif, dan interogatif. Akan tetapi pada tahapan Po’ema-ema wujud tuturannya berbentuk deklaratif, imperatif, dan interogatif. Makna dalam tuturan prosesi lamaran bermakna konotasi.
PRAANGGAPAN PAMFLET SOSIALISASI PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN WAKATOBI [The Prejudice in The Environmental Conservatiom Pamphlet at Wakatobi Districk] risman iye; - Karim
TOTOBUANG Vol. 7 No. 2 (2019): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/ttbng.v7i2.146

Abstract

Praanggapan dalam pamflet sosialisasi pelestarian lingkungan di Kabupaten Wakatobi cukup beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penggunaan praanggapan dalam pamflet sosialisasi pelestarian lingkungan di Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berusaha mengkaji fenomena praanggapan dengan pendekatan pragmatik. Jenis data penelitian ini adalah data tulisan yang bersumber dari pamflet yang ada di Wangi-wangi, kabupaten Wakatobi. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi dengan teknik rekam dan catat. Data yang telah diperoleh, diklasifikasi, dan dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa penggunaan praanggapan dalam pamflet sosialisasi pelestarian lingkungan di Kabupaten Wakatobi terdiri empat jenis, yakni praanggapan eksistensial, praanggapan faktif, praanggapan struktural, dan praanggapan konterfaktual.Penggunaan praanggapan tersebut terdapat perbedaan pada masing-masing penerbit pamflet, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun pamflet yang diterbitkan secara kolektif oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Perbedaan ini disebabkan oleh pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks situasi.The prejudice in the environmental conservation pamphlet at Wakatobi District are quite diverse. This study aims to explain the use of prejudice in the socialization pamphlet of environmental conservation at Wakatobi District. This research is a qualitative descriptive research that attempts to study prejudice phenomena through pragmatic approach. Type and data of this research are writing data that taken from  phamphlet in Wangi-wangi, Wakatobi District. Data are collected using observation method through recording and noting technique. Later, The obtained dataare classified and analyzed descriptively with qualitative approach. The result shows that, the use of pejudice consisted of four types. They are existential prejudice, factive prejudice, structural prejudice, and conterfactual prejudice. Each of them are different, whether goverment, non-govermental organizations, and pamphlet that published collectively by goverment and non-govermental organizations. This difference is due to shared knowledge, participants, and the context of the situation.