Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

LHCP four patches stack triangular truncated antenna using corporate feed microstrip-line for CP-SAR sensor Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Vita Kusumasari; Rudy Yuwono; Rahmadwati Rahmadwati; Rakhmad Romadhoni; Azizurrahman Rafli; Yuyu Wahyu; Akio Kitagawa
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 11, No 5: October 2021
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijece.v11i5.pp4125-4134

Abstract

In this paper, we acquire the configuration of the left-hand circular polarization (LHCP) array four patches stack triangular truncated microstrip antenna. This construction use the basic corporate feed microstrip-line with modified lossless T-junction power divider on radiating patch for circularly polarized-synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor embedded on unmanned aerial vehicle (UAV) with compact, small, and simple configuration. The design of circular polarization (CP) is realized by truncating the whole three tips and adjusting the parameters of antenna at the target frequency, f = 5.2 GHz. The results of characteristic performance and S-parameter for the LHCP array four patches stack antenna at the target frequency show successively about 9.74 dBic of gain, 2.89 dB of axial ratio (Ar), and -10.91 dB of S-parameter. Moreover, the impedance bandwidth and the 3 dB-Ar bandwidth of this antenna are around 410 MHz (7.89%) and 100 MHz (1.92%), respectively.
Development of triangular array eight patches antennas for circularly-polarized synthetic aperture radar sensor Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Vita Kusumasari; Edi Supriana; Rusmi Ambarwati; Akio Kitagawa
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 18, No 2: April 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v18i2.14759

Abstract

In this paper, we obtain the left-handed circularly polarized (LHCP) and right-handed circularly polarized (RHCP) of triangular array eight patches antennas using corporate feeding-line for circularly polarized-synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor embedded on unmanned aerial vehicle (UAV) with compact, simple, and efficient configuration. Although the corporate feeding-line design has already been developed, its design was for the side antenna view of 0° and only produced one of LHCP or RHCP instead of both. Here, the design for LHCP and RHCP eight patches array fed by corporate feeding-line having the side antenna view of 36° at f=1.25 GHz for CP-SAR are discussed. We use the 2016 version of computer simulation technology (CST) to realize the method of moments (MoM) for analyzing. The performance results, especially for gain and axial ratio (Ar) at resonant frequency are consecutively 13.46 dBic and 1.99 dB both of LHCP and RHCP. Moreover, the 12-dBic gain-bandwidth and the 3-dB Ar-bandwidth of them are consecutively around 38 MHz (3.04%) and 6 MHz (0.48%). Furthermore, the two-beams appeared at boresight in elevation plane for average beamwidth of 12 dBic-gain and the 3 dB-Ar LHCP and RHCP have similar values of around 12° and 46°, respectively.
Development of patch stack antenna for CP-SAR sensor Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Vita Kusumasari; Rusmi Ambarwati; Sigit Kusmaryanto; Sholeh Hadi Pramono; Dwi Fadila Kurniawan; Akio Kitagawa
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 10, No 1: February 2021
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eei.v10i1.2672

Abstract

In this paper, we obtain the basic configuration of the left-hand circular polarization (LHCP) array two patches stack triangular truncated microstrip antenna. This construction use the basic corporate feed microstrip-line with modified lossless T-junction power divider on radiating patch for circularly polarized-synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor embedded on airspace with compact, small, and simple configuration. The design of Circular Polarization (CP) is realized by truncating the whole three tips and adjusting the parameters of antenna at the resonant frequency, f=5.2 GHz. The results of characteristic performance and S-parameter for the LHCP array two patches stack antenna at the resonant frequency show successively about 7.24 dBic of gain, 1.99 dB of axial ratio (Ar), and -11.43 dB of S-parameter. Moreover, the impedance bandwidth and the 3 dB-Ar bandwidth of this antenna are around 560 MHz (10.77%) and 50 MHz (0.96%), respectively.
Analisis Kinerja Antena Mikrostrip Rectangular Patch Double Slot pada Frekuensi 2,4 GHz Terhadap Perubahan Temperatur Joko Irawan Mumpuni; Rudy Yuwono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh perubahan temperatur terhadap kinerja antena mikrostrip rectangular patch double slot. Penelitian dilakukan dengan cara simulasi dan pengukuran di laboratorium. Dimensi antena diperoleh melalui perhitungan dan optimasi yang kemudian disimulasikan menggunakan software CST Microwave Studio 2014. Antena tersebut didesain pada frekuensi 2,4 GHz dan berkerja optimal dalam kondisi lingkungan standar dengan suhu 300 ˚K (=27 ˚C). Antena juga disimulasikan dengan variasi temperatur yang ditentukan, yaitu pada suhu 20 ˚C, 27 ˚C, 30 ˚C, 40 ˚C, 50 ˚C. Fabrikasi antena mikrostrip menggunakan bahan FR4 dengan konstanta dielektrik (εr) = 3,9 sebagai substrat dan bahan elemen peradiasinya menggunakan tembaga. Pada pengukuran antena mikrostrip rectangular patch double slot juga diberikan variasi temperatur yang sama dengan simulasi. Perubahan temperatur mempengaruhi perluasan materi dan nilai konstanta bahan dielektrik (εr) antena yang dapat mengganggu stabilitas kinerja antena secara keseluruhan, termasuk turunnya nilai VSWR dan return loss.Berdasarkan hasil pengukuran, antena tersebut bekerja pada frekuensi 2,406 GHz, dengan rentang frekuensi 2,376 – 2,442 GHz sehingga lebar bandwidth 0,066 GHz, nilai return loss -35,773 dB, nilai VSWR 1,033075 dan nilai gain 3,55 dBi, untuk polarisasi antena memiliki polarisasi elips serta jenis pola radiasi directional dengan level daya terima horizontal dan vertikal yaitu -57,2 dBm dan -61.2 dBm pada suhu 27 ˚C. Pada range suhu 20 ˚C – 30 ˚C, antena masih dapat bekerja secara optimal dan cukup stabil, hanya saja mengalami sedikit perubahan. Tetapi pada saat suhu naik mencapai 40 ˚C – 50 ˚C, kinerja antena mengalami penurunan secara keseluruhan. Pada suhu 40 ˚C, frekuensi kerja antena berubah menjadi 2,388 GHz, range frekuensi yang dicakup antena juga mengalami perubahan, yaitu 2,367 – 2,415 GHz sehingga lebar bandwidth juga semakin sempit, yakni 0,048 GHz, nilai VSWR dan return loss semakin turun, yaitu 1,088871 dan -27,423 dB, nilai gain pun semakin kecil, 1,25 dBi. Pun juga pada suhu 50 ˚C frekuensi kerja antena menjadi 2,361 GHz dengan rentang frekuensi 2,337 – 2,376 GHz sehingga lebar bandwidth semakin sempit, yaitu 0,039 GHz, nilai VSWR dan return loss turun menjadi 1,278152 dan -18,266 dB, nilai gain semakin kecil, 0,45 dBi, sedangkan untuk polarisasi dan pola radiasi tidak mengalami perubahan dengan variasi temperatur, hanya nilai level daya terima antena menjadi semakin kecil ketika temperatur semakin tinggi.Kata Kunci: Antena Mikrostrip, Rectangular Patch, Variasi Temperatur
ANALISIS PENGARUH SINTILASI IONOSFER TERHADAP AKURASI PENENTUAN POSISI ABSOLUT PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Yeni Wiyanti; Dwi Fadila Kurniawan; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 6 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.947 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentanganalisis pengaruh dari fenomena sintilasi di lapisanionosfer terhadap akurasi pengukuran posisi padaGlobal Positioning System (GPS). Sebelum sinyalsatelit GPS yang berupa gelombang elektromagnetikmencapai bumi, maka sinyal tersebut harus melaluilapisan ionosfer. Karena perubahan kerapatanelektron di lapisan F ionosfer, sinyal yangditransmisikan dari satelit ke penerima GPSmengalami penurunan intensitas daya serta gangguanpada amplitudo dan fasanya. Dengan adanyapenelitian ini maka, mitigasi pengaruh kemunculansintilasi terhadap akurasi posisi dapat dilakukandengan cara menghindari pengukuran GPS yangmemerlukan ketelitian tinggi pada waktu-waktutersebut untuk mendapatkan hasil pengukuran yanglebih baik. Peneltian ini menggunakan data standarGPS RINEX. Metode penentuan posisi menggunakanmetode absolut yaitu satu penerima GPS di titik lokasiStasiun Tetap Cibinong milik BIG dengan lintang danbujur (6.49° LS,106.84°BT). Dengan metode absolutakan lebih mudah untuk melihat seberapa besarmetode ini mampu mengatasi efek sintilasi. Besarkesalahan pengukuran posisi ditentukan oleh besaratau tidaknya nilai indeks sintilasi (S4). Berdasarkandata ground track, saat terjadi sintilasi lemahdengan indeks sintilasi S4 < 0.2, kesalahanpengukuran data posisi ground track dibawah 5 meter.Sedangkan, pada saat terjadi sintilasi kuat dengannilai indeks sintilasi S4 > 0.5 didapatkan kesalahanpengukuran mencapai 12 meter. Dari hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa, semakin besar indekssintilasi (S4) maka kesalahan pengukuran posisi yangdi terima di receiver semakin tinggi.Kata Kunci - Global Positioning System (GPS), sintilasiionosfer, indeks sintilasi, GPS RINEX
ANALISIS PEMILIHAN SEL (CELL SELECTION) PADA LONG TERM EVOLUTION (LTE) BERDASARKAN REFERENCE SIGNAL RECEIVE POWER (RSRP) DAN REFERENCE SIGNAL RECEIVE QUALITY (RSRQ) Muhammad Fauzan Aneldi; Endah Budi Purnomowati; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LTE atau juga bisa disebut dengan 4G, adalah standar komunikasi seluler generasi ke-empat, yang merupakan perkembangan dari teknologi sebelumnya yaitu HSDPA (3,5G). Untuk mengakses jaringan 4G LTE, dibutuhkan sebuah perangkat yang mendukung kinerja LTE atau biasa disebut dengan UE (User Equipment). UE harus terhubung dengan eNodeB, yang berfungsi sebagai pengirim data dan bertugas mengontrol dan  mengawasi pengiriman sinyal, serta menguji kelayakan data. eNodeB mempunyai daya cakupan yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan UE, dan digunakan UE untuk melakukan proses pemilihan sel. Akan tetapi, ada permasalahan yang dihadapi UE ketika berada di ujung sel. Atau ketika UE berada di dalam cakupan sel, namun tidak memiliki sinyal yang cukup kuat karena jaraknya yang jauh dari eNodeB. Pada kondisi seperti ini, perlu dilakukan pengambilan keputusan oleh UE untuk pindah ke sel lain yang dapat menampung UE atau tetap di sel tersebut. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis proses pemilihan sel (cell selection) pada teknologi Long Term Evolution (LTE) sisi downlink E-UTRAN dengan melakukan perhitungan Reference Signal Receive Power (RSRP) dan Reference Signal Receive Quality (RSRQ) yang diukur oleh UE (User Equipment). Untuk mengetahui proses pemilihan sel diperlukan perhitungan parameter yang meliputi pathloss, RSRP, dan RSRQ dengan jarak eNodeB ke UE (User Equipment) yang bervariasi, kemudian dilakukan analisis mengenai kelayakan suatu sel untuk ditempati UE berdasarkan kriteria pemilihan sel. Jarak antara eNodeB dengan UE berpengaruh terhadap kuat sinyal yang diterima dalam suatu sel. Nilai pathloss mempengaruhi perhitungan pada parameter RSRP. RSRQ hanya dipengaruhi oleh muatan dalam suatu sel. Berdasarkan perhitungan analisis, radius yang disarankan untuk melakukan proses pemilihan sel adalah <0,5km untuk b=50m, dan <0,7km untuk b=350m. Kata Kunci : LTE, RSRP, RSRQ, Cell Selection.
OPTIMASI BIT ERROR RATE DAN Q FACTOR PADA FREE SPACE OPTIC COMMUNICATION SYSTEM BERDASARKAN VARIASI MODULASI EKSTERNAL DAN LINE CODING Dessy Lina Rachmawati; Sholeh Hadi Pramono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Free Space Optic (FSO) adalah sistem komunikasi yang menggunakan sumber cahaya berupa LED atau laser (light amplification by stimulated emission of radiation) dan meneruskannya ke penerima menggunakan media propagasi atmosfer. Di daerah tropis, kondisi cuaca hujan lebat adalah penyebab utama gangguan atenuasi pada sistem komunikasi FSO. Dampak dari atenuasi tersebut mengakibatkan nilai bit error rate pada sistem FSO semakin tinggi, Q factor mengalami penurunan dan akhirnya menyebabkan kinerja sistem FSO menurun. Untuk memperbaiki dan meningkatan kualitas kinerja dari sistem komunikasi FSO dibutuhkan optimasi pada parameter bit error rate dan Q factor. Pada penelitian ini, optimasi sistem FSO pada cuaca cerah dapat dilakukan dengan menggunakan power input terendah pada penelitian yaitu 8 dBm namun sudah menghasilkan nilai BER dibawah 10-9 yaitu 6,39084x10-12 dengan Q-factor 6,73958. Komponen yang digunakan adalah CWLaser, Mach Zehnder modulator, NRZ, dan APD. Menggunakan bit rate 40 Gbps, atenuasi 0,233 dB/km, dan responsivitas APD 6 (A/W). Optimasi saat cuaca hujan dapat dilakukan dengan power input terendah 16 dBm namun sudah menghasilkan nilai BER dibawah 10-9 yaitu 2,83337x10-12 dengan Q-factor 6,8563. Menggunakan komponen CWLaser, Mach Zehnder modulator, NRZ, dan APD. Hasil tersebut didapatkan dengan menggunakan bit rate 40 Gbps, atenuasi hujan lebat 19,28 dB/km, dan responsivitas APD 9 (A/W).Kata kunci: Free Space Optic, BER, Q factor, Optimasi
IMPLEMENTASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN HSUPA (HIGH SPEED UPLINK PACKET ACCESS) DENGAN MEDIA IPv6 MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET MODELER v.14.5 Deby Cahya Nurdiansyah; Erfan Achmad Dahlan; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.12 KB)

Abstract

Video conference merupakan aplikasi multimedia yang memungkinkan komunikasi data, suara, dan gambar yang bersifat duplex dan real time. Jaringan HSUPA dapat mencapai kecepatan uplink hingga 5,76 Mbps. Alamat pada IPv4 semakin terbatas, maka untuk mengatasi hal tersebut digunakan alamat IPv6 yang membutuhkan penanganan khusus dan juga mendukung sistem autentifikasi untuk kerahasiaan data pada lapis IP (IP secure). Skripsi ini membahas implementasi video conference pada jaringan HSUPA dengan media IPv6 menggunakan simulator OPNET Modeler v.14.5. Performansi yang diamati pada penelitian ini adalah delay, throughput, dan SNR dengan melakukan 2 skenario, yaitu soft handover dan hard handover. Berdasarkan hasil simulasi, pada soft handover diperoleh nilai rata-rata pada UE_0 adalah dengan delay 0,08436 s; throughput yang dihasilkan sebesar 786,07 bits/s; dan SNR sebesar 10,103 dB. Sedangkan pada UE_1 adalah dengan delay 0,10150 s; throughput yang dihasilkan sebesar 785,31 bits/s; dan SNR sebesar 9,673 dB. Hal ini mempresentasikan bahwa kualitas jalur koneksi adalah fair (cukup) dan rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada jaringan. Kemudian pada hasil simulasi, pada hard handover diperoleh nilai rata-rata pada UE_0 adalah dengan delay 0,08267 s; throughput yang dihasilkan sebesar 807,02 bits/s; dan SNR sebesar 4,5611 dB. Sedangkan pada UE_1 adalah dengan delay 0,085000 s; throughput yang dihasilkan sebesar 807,66 bits/s; dan SNR sebesar 4,5618 dB. Hal ini mempresentasikan bahwa kualitas jalur koneksi adalah bad (buruk) dan sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (terputus-putus).Kata Kunci — video conference, HSUPA, IPv6, OPNET
RANCANG BANGUN ANTENA PENYEARAH (RECTIFIER ANTENNA) UNTUK PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK PADA FREKUENSI GSM 1800 MHz Dirton Ben Gurion Parubak Putra., Ben Gurion Parubak P.; Rudy Yuwono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1078.306 KB)

Abstract

Antena Penyearah (rectifier antenna) adalah suatuantena yang dintegrasikan dengan sebuah rangkaian rectifieryang memiliki kemampuan untuk mengkonversi gelombangRF menjadi tegangan DC. Antena mikrostrip pada rectennadapat berfungsi untuk menangkap gelombangelektromagnetik kemudian diubah menjadi gelombang ACyang nantinya oleh rectifier akan di daur ulang lagi menjadigelombang DC. Konsep daur ulang gelombangelektromagnetik ini dapat diaplikasikan pada frekuensi GSM1800 MHz yang kemudian frekuensi tersebut nantinya akan direcycling sehingga menghasilkan gelombang DC yang dapatdiukur menjadi sebuah tegangan. Untuk membuat sebuahrectenna yang mampu bekerja pada frekuensi GSM 1800MHz, maka perlu dirancang sebuah antena mikrostrip danrangkaian rectifier yang mampu bekerja pada frekuensitersebut. Perancangan dimensi antena mikrostrip diperolehmelalui perhitungan dan optimasi serta dilakukan simulasi,dan perancangan komponen rangkaian rectifier diperolehmelalui simulasi rangkaian. Fabrikasi antena mikrostrip inimenggunakan bahan Phenolic White Paper – FR4 dengankonstanta dielektrik (εr) = 4,5. Hasil pengukuran rectennamenunjukkan bahwa rectenna tersebut mampu bekerja padafrekuensi GSM 1800 MHz dengan bandwidth sebesar 50 MHz.Dan nilai tegangan output hasil konversi terbaik dari rectennayaitu sebesar 0.4 mV, pada frekuensi GSM 1800 MHz.Kata Kunci: Rectenna, Antena, Rectifier, GSM
Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest Path First (OSPF) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan Opnet Modeler v. 14.5 Dewi Yolanda Susi Andari; Sholeh Hadi Pramono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.356 KB)

Abstract

Salah satu teknologi sistem jaringan komputer yang sedang berkembang pesat saat ini adalah Internet. Untuk membangun sebuah jaringan Internet dibutuhkan suatu mekanisme routing yang digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komputer dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Routing merupakan bagian utama dalam memberikan suatu performansi dalam jaringan. Oleh sebab itu, muncul berbagai jenis routing protokol untuk melengkapi proses routing pada jaringan. Dengan banyaknya routing protokol yang ada, seorang administrator jaringan membutuhkan adanya referensi perbandingan mengenai kinerja dari masing-masing jenis routing protokol tersebut. Salah satunya adalah Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Pada paper ini akan dibahas mengenai kinerja dari kedua routing protocol tersebut pada jaringan dengan topologi hybrid. Analisis dilakukan dengan menggunakan network simulator OPNET Modeler v.14.5. Hasil simulasi membuktikan bahwa EIGRP memiliki waktu konvergensi yang lebih cepat, 0,0087 detik saat link normal, 0,0093 detik saat skenario pertama link gagal, dan 0,008 detik saat skenario kedua link gagal. Pada skenario link normal maupun skenario pertama link gagal besarnya throughput rata-rata EIGRP lebih baik daripada OSPF. Besarnya throughput EIGRP yaitu 67.100,78 bps dan 22.327,2 bps. Saat skenario kedua link gagal, OSPF memiliki nilai throughput yang lebih baik yaitu sebesar 11.154,92 bps. OSPF dan EIGRP menghasilkan packet delay end-to-end rata-rata, jitter, dan prosentase packet loss yang masih berada pada rentang nilai yang dapat diterima oleh pengguna secara umum. Kata Kunci—routing, OSPF, EIGRP, OPNET