Claim Missing Document
Check
Articles

Peran Guru Sejarah Abad 21 dalam Menghadapi Tantangan Arus Globalisasi Susilo, Agus; Sarkowi, Sarkowi
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 2, No 1 (2019): Historiografi Buku Teks Sejarah: dari nasionalisme hingga Ecopedagogy
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.25 KB) | DOI: 10.17509/historia.v2i1.11206

Abstract

Guru merupakan tonggak utama dalam pendidikan di dunia. Guru profesional adalah guru yang menjadi sumber inspirasi dan pematik gairah belajar bagi anak didiknya, karena guru meyakini kepentingan ilmunya ini demi masa depan anak-anaknya. Guru Sejarah yang merupakan guru yang harus terus belajar untuk mengimbangi antara ilmunya dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Seorang guru Sejarah harus mampu melihat karakter anak didiknya dan menghargai setiap perbedaan yang menjadi latar belakang siswanya. Pembentuk mental dan karakter siswa, tidak akan lepas dari persoalan penanaman nilai-nilai, transfer of values. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menyajikan temuan dalam bentuk deskriptif kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk mendukung penyajian data. Di abad ke-21 dimana semua yang terjadi dunia ini terpengaruh oleh globalisasi yang juga menghampiri dunia pendidikan seharusnya guru juga terus berjuang untuk tetap komitmen mendidik anak didiknya dan mengajarkan nilai karakter bangsa. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, maka dari itu munculnya globalisasi harus dimanfaatkan dampak positifnya dan menghindari dampak buruknya bagi pendidikan. Memberikan motivasi kepada siswa, di era globalisasi saat itu semangat belajar siswa harus bertambah tinggi dan lebih baik sehingga memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi.
Kesadaran Sejarah Siswa terhadap Nilai-Nilai Keteladanan Kiai Ahmad Dahlan: Studi di Sekolah Menengah Atas Kota Lubuk Linggau Susilo, Agus
Tarikhuna: Journal of History and History Education Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era modern saat ini telah banyak memberikan pengaruh bagi dunia pendidikan di Sekolah tingkat menengah, khususnya SMA. SM Muhammadiyah yang ada di Lubuklinggau adalah hasil dari jasa Kiai Ahmad Dahlan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dimasa lalu untuk menaikan derajat bangsa Indonesia yang saat itu sedang terjajah oleh bangsa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah kesadaran Sejarah siswa kelas XI IPS terhadap nilai-nilai keteladanan Kiai Ahmad Dahlan di SMA di Lubuklinggau. Kesadaran siswa untuk meneladani tokoh perjuangan sangat penting sekali agar Sejarah yang pernah terjadi tidak hilang begitu saja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kualitatif deskriptif. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan secara langsung yang kemudian dikembangkan dengan angket yang diberikan kepada para siswa. Untuk memaksimalkan penelitian ini, peneliti menggunakan sumber tambahan dari referensi jurnal dan buku agar penelitian yang digunakan semakin baik. Hasil dan Pembahasan dari penelitian ini adalah Nilai-Nilai Keteladanan Kiai Ahmad Bagi Pendidikan, yaitu sebagai ulama yang berjasa pada dunia pendidikan, pantas untuk diteladani oleh siswa SMA Muhammadiyah saat ini. Guru dalam mengajar Sejarah dapat mengaitkan pembelajaran Sejarah dengan tokoh Kiai Ahmad Dahlan yang tentunya dengan model dan strategi yang sesuai. Nilai-nilai keteladanan yang dapat diteladani dapat berupa sifat pantang menyerah, berbudi pekerti yang baik, sopan santun, toleransi, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Kesadaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA di Kota Lubuklinggau saat ini sudah sangat besar. Hal ini dikarenakan iklim Sekolah Muhammadiyah yang tidak lupa mengenalkan tokoh pendidikan Muhammadiyah yang berjasa untuk mendirikan Sekolah untuk masyarakat Indonesia. Namun demikian, guru dan para siswa harus benar-benar untuk mampu meneladani tokoh-tokoh perjuangan yang nantinya dapat diaplikasikan dalam masyarakat umum.
Student Learning Style in High School History Learning Process Towards Achievement Improvement Susilo, Agus; Sustianingsih, Ira Miyarni
Edukasi Vol 15, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v15i2.30039

Abstract

The background of this research is that the current history learning system determines the achievement of students at the high school level. This is based on the different learning styles of each student's character. The purpose of this study was to determine students' learning styles in the history of high school learning process towards increasing achievement. The learning style of students determines the enthusiasm in learning High School History. This research method is descriptive analysis with qualitative studies. Sources in this study are the results of interviews and review sources of journal references that are relevant to the research study. The results of the study were: History learning in the era of globalization is currently experiencing a change in history learning in school teaching. In addition to the increasingly developing curriculum, the emphasis of History learning is more emphasized on the value of good ethical attitudes. While the learning styles of high school students towards learning History are in accordance with the progress of times and technology, History teachers must be able to innovate so that History learning becomes interesting. Each student has a different way of studying History learning. The role of the History teacher in packaging History lessons to be interesting is very important. The conclusion of this research is that history learning must be adjusted to the increasingly sophisticated progress of the times. The increase in student achievement in studying History must be enhanced by the use of media reference sources and other historical sources. The new finding that the researcher found was that teachers and students had to work together in studying history. History teachers must be open to technology that provides benefits for learning History. The benefits for history will be sustainable if they are packaged properly. In addition, studying History will make humans wiser in the present and in the future.
Peran Guru Sejarah dalam Pembentukan Pendidikan Karakter Anak Era Globalisasi Agus Susilo; Isbandiyah Isbandiyah
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE) Vol 1, No 2 (2019): JULI
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ijsse.v1i2.2246

Abstract

ABSTRACT: Teachers are an important element in education that is very important.In this era of globalization there are many challenges faced by a teacher in teaching his students.The entry of Western cultures disturbs the values of local wisdom for the younger generation.The facilities of science and technology spend a lot of time for young people in their activities and thinking.Science and Technology (IPTEK), many offer a variety of virtual world facilities that greatly spoil the younger generation.Not infrequently the facilities of science and technology are enjoyed by many young people and they forget the time for creativity.This is a serious problem for the current era of globalization.Even so, technological developments have benefited many human lives, especially for the world of education.This is a challenge for a teacher in modifying learning to be more innovative and interesting without leaving the values of the Indonesian cultural character.An ordinary history teacher with a discussion of the past, present, and future, continues to develop his creativity by modifying learning media by utilizing the impact of technology.Historical subjects can be combined with innovative learning media and contained character values.Basically globalization does not have to damage the educational order, but must be a bridge to achieve success in the future. Students in the globalization era must be smarter and more innovative.History teachers have a very important role in their students in shaping the character of children through innovative learning and fostering a high creativity of children.ABSTRAK:   Guru merupakan elemen penting dalam pendidikan yang sangat penting. Di era globalisasi ini banyak tantangan yang di hadapi oleh seorang guru dalam mengajar anak didiknya. Masuknya budaya-budaya Barat banyak mengganggu nilai-nilai kearifan lokal bagi generasi muda. Fasilitas dari IPTEK banyak menghabiskan waktu generasi muda dalam beraktivitas dan berfikir. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), banyak menawarkan berbagai fasilitas dunia maya yang sangat memanjakan generasi muda. Tidak jarang fasilitas dari IPTEK tersebut banyak dinikmati generasi muda dan mereka lupa akan waktu untuk berkreativitas. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang serius bagi era globalisasi saat ini. Meskipun demikian, perkembangan teknologi banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, terutama bagi dunia pendidikan. Ini menjadi tantangan bagi seorang guru dalam memodifikasi pembelajaran menjadi lebih inovatif dan menarik tanpa meninggalkan nilai-nilai karakter budaya bangsa Indonesia. Seorang guru sejarah yang biasa dengan pembahasan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang, terus berupaya mengembangkan kreativitasnya dengan memodifikasi media pembelajaran dengan memanfaatkan dampak teknologi. Mata pelajaran sejarah dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang inovatif dan terkandung nilai-nilai karakter. Pada dasarnya globalisasi bukan harus merusak tatanan pendidikan, namun harus menjadi jembatan untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Peserta didik yang ada di era globalisasi harus lebih cerdas dan lebih inovatif. Guru sejarah memiliki peran sangat penting kepada siswanya dalam membentuk karakter anak melalui pembelajaran inovatif dan menumbuhkan daya kreativitas anak yang tinggi.
Studi Sejarah Perkembangan Masyarakat Tradisional Batu Urip Lubuklinggau di Era Modern Agus Susilo Agus Susilo Agus Susilo
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 3 Desember 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i3.25432

Abstract

Batu Urip adalah satu-satunya Kampung Cagar Budaya yang masih lestari sampai saat ini. Batu Urip sebenarnya berupa sebuah Kelurahan di Kota Lubuklinggau. Dalam kehidupan masyarakatnya, ada nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi pedoman masyarakatnya sampai saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui studi Sejarah perkembangan masyarakat tradisional Batu Urip Lubuklinggau di era modern. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber dalam penelitian adalah berupa hasil studi lapangan yang dikembangkan melalui wawancara. Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber referensi seperti buku dan jurnal penelitian untuk mengembangkan tulisannya. Hasil dan Pembahasan yaitu 1) Masyarakat tradisional Indonesia, yaitu Indonesia adalah negara yang beranekaragam dengan berbagai suku, agama dan ras yang membangun kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat tradisional Indonesia adalah masyarakat yang masih hidup dengan sifat-sifat tradisional dan berusaha meneruskan peran leluhur dimasa lampau untuk tetap menghidupkan adat istiadat dan budayanya. 2) Sejarah Masyarakat Batu Urip Tradisional di Era Modern, yaitu masyarakat yang selalu menjaga adat istiadat dan budaya serta melestarikan sehingga menjadi ikon bagi Kota Lubuklinggau. Batu Urip sendiri memiliki kekayaan budaya yang besar yang dikenal sebagai daerah wisata Sejarah dan Cagar budaya yang ada di Kota Lubuklinggau. Hal ini karena berbagai peninggalannya yang masih ada dan terjaga dengan baik. Batu Urip menjadi daerah Sejarah dan studi penelitian bagi para peneliti sampai saat ini. Simpulannya adalah sebagai warisan Cagar Budaya semua adat istiadat, budaya dan isinya harus tetap dilestarikan. Batu Urip harus tetap terjaga agar dapat dirasakan oleh generasi selanjutnya.
PEMANFAATAN AKUN GOOGLE CLASSROOM DALAM MENGATASI PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI LUBUKLINGGAU Agus Susilo; Andriana Sofiarini
JURNAL EDUSCIENCE (JES) Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Eduscience (JES)
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.808 KB) | DOI: 10.36987/jes.v9i1.2513

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau pada masa pandemi Covid-19. Sistem pembelajaran online yang mulai diterapkan dalam berbagai lingkungan jenjang pendidikan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan akun Google Classroom dalam mengatasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada Mahasiswa Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam metode kualitatif ini data penelitian yang dikembangkan adalah data hasil deskripsi pengamatan di lapangan terhadap sistem pembelajaran online di Kampus Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau. Untuk menunjang penelitian ini, peneliti menambahkan sumber referensi lainnya dari jurnal dan buku ilmiah yang relevan dengan kajian penelitian yang dikembangkan. Hasil dari penelitian ini yaitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi Covid-19 adalah akibat pandemi yang melanda dunia dan mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia maka pembelajaran dilaksanakan secara online untuk memutus penyebaran Covid-19. Pembelajaran secara online ini harus tetap memiliki tujuan dan tetap berkualitas agar para peserta didik mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi masa depannya. Sedangkan Google Classroom Solusi Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau adalah mahasiswa dan Dosen sepakat untuk memilih aplikasi ini sebagai media penunjang sistem pembelajaran daringnya. Meskipun aplikasi penunjang pembelajaran lainnya juga digunakan. Melalui Google Classroom ini, Dosen dapat mengajar mahasiswa dengan memberikan materi, link video, PPT, dan penilaian juga dapat dilakukan melalui Google Classroom. Simpulannya adalah dalam pembelajaran online di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau harus tetap semangat dan mampu memberikan pembelajaran yang terbaik agar mahasiswa mendapatkan materi-materi yang bermanfaat.
Video Animasi Sebagai Sarana Meningkatkan Semangat Belajar Mata Kuliah Media Pembelajaran di STKIP PGRI Lubuklinggau Agus Susilo; Mareta Widiya
JURNAL EDUSCIENCE (JES) Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Eduscience (JES)
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.972 KB) | DOI: 10.36987/jes.v8i1.1972

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah era globalisasi pendidikan saat ini yang mengharuskanpendidikan mengikuti perkembangan zaman. Kesiapan dunia pendidikan terutama perguruantinggi terkait pengembangan media dalam pembelajaran harus disambut dengan positif bagipengajar di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan semangatbelajar mata kuliah media pembelajaran di STKIP PGRI Lubuklinggau melalui media video.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber analisisdata didapatkan melalui studi pustaka dan pengamatan langsung di lapangan peneliti sebagaiDosen mata kuliah media pembelajaran. Pembahasan meliputi Media Pembelajaran di EraTeknologi Informasi, yaitu media pembelajaran menjadi sangat penting di era teknologiinformasi saat ini. Peran tenaga pendidik dalam menciptakan atau menggunakan fasilitas dariperkembangan teknologi tersebut harus dilakukan. Video Animasi dan Semangat Belajar diPerguruan Tinggi, yaitu saat ini dalam penerapan media animasi dalam mata kuliah mediapembelajaran yang vital. Media animasi yang diajarkan di STKIP PGRI Lubuklinggaumenggunakan media web yang ada di internet sebagai penunjang fasilitas pembuatan mediaanimasi. Simpulannya, yaitu: media pembelajaran sangat penting dalam dunia pendidikan.Seorang pengajar harus tetap belajar dalam menerapkan media bagi dunia pendidikan saat ini.aspek-aspek dalam pembelajaran media tetap harus mengedepankan unsur kebutuhan dankondisi peserta didik. Saat ini penerapan media animasi dengan memanfaatkan platform web diinternet sangat mendukung peserta didik maupun tenaga pengajarnya.
Peran Raden Fatah Dalam Islamisasi di Kesultanan Demak Tahun 1478–1518 Agus Susilo; Ratna Wulansari
Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam Vol 19 No 1 (2019): Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tamaddun.v19i1.3401

Abstract

Introduction : This scientific article is an article that discusses the Role of Raden Fatah in Islamization in the Demak Sultanate in 1478-1518. The background of this article tells how Raden Fatah was the founder of the Demak Sultanate and the first Sultan of Demak since its founding in 1478 M. Raden Fatah was a descendant of King Brawijaya V who was the ruler of the last Majapahit Kingdom of a Chinese princess. But Raden Fatah's childhood in Palembang was raised by his mother and his stepfather Aryo Damar. Data Collection Method : In this research article, researchers used historical research methods. Historical research seeks to reveal historical facts in the past. Analysis Data : The steps of this historical research include heuristics, criticism (external criticism and internal criticism), source verification, and historiography. Results and Discussions : The results of this study were that in Islamizing Javanese land, especially Demak, Raden Fatah and the Walisongo built a Great Mosque of Demak. The aim is to bring Islam to the hearts of the people of Demak and its surroundings. Demak Sultanate is increasingly crowded with martyrdom from several regions in the archipelago and abroad because it has good ports and produce. The Demak Sultanate wanted to Islamize the entire land of Java. But the teachings of Islam still maintain tolerance in religion and daily life. Walisongo's role such as Sunan Kalijaga in Islamizing Javanese society through Wayang and Gamelan art was vital. Many Javanese people finally moved their hearts to embrace Islam. Conclusions : The conclusions of this historical research are in the Islamization of the Raden Fatah Javanese community assisted by the Walisongo by promoting the element of local wisdom. Raden Fatah also maintains relations with Prabu Brawijaya V at all times of his own father. Islam developed rapidly in Demak and was able to spread in several regions of the archipelago. Keywords: Raden Fatah, Islamization, Kingdom of Demak
Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Agus Agus Susilo; Ratna Wulansari
Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam Vol 20 No 2 (2020): Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tamaddun.v20i2.6676

Abstract

Islam masuk ke nusantara dibawa oleh kaum pedagang asing yang berdagang sambil mengenalkan agama Islam. Untuk mempermudah dalam syiar Islam yang semakin banyak, para Walisongo dan ulama mendirikan Pesantren. Adanya media Pesantren ini, masyarakat nusantara dapat belajar agama Islam dengan leluasa. Seiring berjalannya waktu, kehadiran Pesantren semakin dirasakan oleh masyarakat nusantara, sehingga Pesantren selain mengajarkan ilmu agama juga membuka ilmu-ilmu umum sebagai bekal para santrinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Dalam metode sejarah ini, peneliti menggunakan langkah-langkah seperti Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Untuk mengalisis data yang didapat tersebut, peneliti mengkaji sumber-sumber dari jurnal dan buku referensi terkait penelitian yang dilakukan di langkah-langkah metode sejarah tersebut. Hasil dan pembahasan meliputi: 1) Sejarah Perjalanan Pesantren di Indonesia, yaitu: Pesantren yang dirikan oleh para Walisongo sebagai misi penyebaran agama Islam, mendapat sambutan yang baik terhadap masyarakat nusantara. Pondok Pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama, juga sebagai tempat menempa nilai dan norma manusia untuk menjadi akhlak yang terpuji. 2) Pengaruh-Pengaruh Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia, yaitu: kehadiran Pondok Pesantren telah banyak memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Masyarakat yang belajar agama Islam yang biasa disebut santri dapat belajar membaca dan memahami Al-qur’am serta kehidupan Islam dari sang Kyai di Pondok Pesantren. Setelah kemajuan zaman, Pesantren juga membuka pendidikan umum yang berintegrasi dengan kurikulum pemerintah. Para santri selain mendapatkan ilmu agama juga dibekali ilmu pengetahuan umum yang siap menyambut perubahan zaman. Kesimpulannya adalah peran Pesantren dalam pendidikan Islam di Indonesia sangat besar pengaruhnya. Sistem pendidikan Pesantren mampu membentuk manusia Indonesia yang berakhlak berbudi luhur. Pesantren selain mendidik santri menjadi juru dakwah, juga mampu menciptakan dunia wirausahaan bagi para santri lulusan.
Sejarah Surulangun Sebagai Ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942 Agus Susilo; Sarkowi Sarkowi
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v10i1.5109

Abstract

Sejarah Surulangun sebagai ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942 merupakan bagian dari sejarah lokal Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Mengingat sekarang ini sejarah lokal Surulangun kurang mendapat perhatian bagi generasi muda. Padahal perihal tersebut harus pahami dan dipelajari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sejarah Surulangun sebagai ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942. Metode penelitian menggunakan metode sejarah dengan teknik pengambilan sumber primer dan sumber sekunder. Penelitian sejarah terdiri dari heuristik, verifikasi sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan pada masa penjajahan Belanda, Onder Afdeling Rawas yang ibukota berada di Surulangun, secara toponimi berdekatan dengan wilayah Bengkulu dan Jambi.  Selain daerah yang strategis untuk memerintah, Onder Afdeling Rawas juga mempunyai berbagai kekayaan alam yang menjadi penopang kepemimpinan kolonial Belanda. Ketika terjadi perang kemerdekaan oleh para pejuang Indonesia di Palembang dan sekitarnya melawan Belanda, Onder Afdeling Rawas menjadi wilayah tujuan pelarian pejuang Indonesia. Wilayah Pulau Kidak, menjadi pelarian pejuang Indonesia dari Curup, begitu pun Lubuklinggau, Lahat dan lainnya. Pulau Kidak dipilih sebagai pelarian pejuang bangsa, oleh sebab daerahnya lebih dekat dengan daerah sebelumnya. Selain itu, terdapat pula pejuang Nasional yang berasal dari daerah ini. Berbagai strategi perjuangan dilakukan untuk merebut kemerdekaan Indonesia yang sejati. Pada akhirnya perjuangan bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dapat diraih.