Claim Missing Document
Check
Articles

Reduksi pencemar limbah cair industri tahu dengan tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius) dalam sistem kombinasi constructed wetland dan filtrasi Kasman, Monik; Riyanti, Anggrika; Sy, Salmariza; Ridwan, Muhammad
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.213 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i1.3832.39-46

Abstract

Tofu industry wastewater contains high organic material which reduces dissolved oxygen, contaminates water, and odor that potentially contaminates and pollutes receiving surface water. Constructed wetland is one of the recently proven efficient technologies for wastewater treatment. This is due to vegetation diversity. Constructed wetland systems have been developed using water jasmine plants combined with filtration systems for the reduction of BOD, TSS, and oil and grease in tofu wastewater as a function of detention time. Detention times were varied at 5, 7, 9, 11, 13, and 15 days. The results revealed that the reduction of BOD, TSS, and oil and grease was influenced by detention time. The reduction efficiency of BOD, TSS, and oil and grease decreased with increasing the detention time. The combined system of constructed wetland and filtration using water jasmine plants effectively reduces the pollution parameters in tofu industry wastewater with a reduction efficiency for BOD, TSS, and oil and greasel of 52-95%, 45-67%, and 59-78% respectively with concentration of 97 mg/L, 40 mg/L, and 4.2 mg/L at the detention time of 15 days. This results fulfill the requirement of the liquid waste standard according to the Minister of Environment Regulation No. 5 year 2014.AbstrakLimbah cair industri tahu mengandung bahan organik tinggi yang dapat menurunkan oksigen terlarut, mengotori, dan menimbulkan bau menyengat sehingga berpotensi mencemari perairan penerima. Constructed wetland merupakan salah satu teknologi pengolahan limbah cair yang efisien, efektif, dan tepat guna karena menggunakan keragaman vegetasi. Penelitian sistem constructed wetland menggunakan tanaman melati air (Echinodorus palaefolius) yang dikombinasikan dengan sistem filtrasi bertujuan untuk penurunan pencemar BOD, TSS, dan minyak lemak dalam limbah cair industri tahu sebagai pengaruh variasi waktu detensi. Waktu detensi meliputi 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi pencemar BOD, TSS, dan minyak lemak dipengaruhi oleh waktu detensi. Efisiensi reduksi BOD, TSS, dan minyak lemak meningkat dengan bertambahnya waktu detensi. Sistem kombinasi constructed wetland dan filtrasi menggunakan tumbuhan melati air efektif mereduksi parameter pencemar limbah cair industri tahu dengan efisiensi reduksi untuk BOD, TSS, dan minyak lemak berturut-turut 52-95%, 45-67%, dan 59-78% dengan konsentrasi 97 mg/L, 40 mg/L dan 4,2 mg/L pada waktu detensi 15 hari. Hasil ini mememenuhi baku mutu limbah cair industri tahu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun  2014.
Pengaruh Laju Alir Inlet Reaktor MSL terhadap Reduksi BOD, COD, TSS, dan Minyak/Lemak Limbah Cair Industri Minyak Goreng Sy, Salmariza; Sofyan, Sofyan; Muchtar, Hendri; Kasman, Monik
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.062 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i1.2768.41-51

Abstract

This research was conducted by treating edible oil industry wastewater used Multi Soil Layering (MSL) method. The MSL reactor was built from a 200x120x200 cm concrete basin. Andisol soil was mixed with sawdust and fine charcoal at each ratio 5:1:1 based on dry weight as an impermeable layer. The flow rate variations were 250, 500, 1000, and 1500 L/m2.day. The observed pollutant parameters were BOD, COD, TSS, oil/fat, and pH. The results showed that MSL reactor was effective to decrease the pollutant content of edible oil industry wastewater. The reactor could reduce concentration of effluent parameters below standard except for oil/fat parameters at high flow rates. In the effluent was found BOD 0.66-14.22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, and oil/fat 2-9 mg/L. The flow rate had an effect on reduction efficiency of BOD, COD, TSS, and oil/fat but did not effect pH as all flow rate could raise pH 6.37-6.95 became pH 6.99-7.24. The lower the flow rate the higher the reduction efficiency. The reduction efficiency at flow rates 250 and 1500 L/m2 days for BOD were 99% and 86%, COD were 96% and 71%, TSS were 88% and 77%, and oil/fat were 80% and 60%.ABSTRAK  Penelitian ini dilakukan dengan mengolah air limbah industri minyak goreng menggunakan metoda Multi Soil Layering (MSL). Reaktor MSL dibuat dari beton berbentuk bak ukuran 200x120x200 cm. Tanah andisol dicampur dengan serbuk gergaji dan arang halus pada rasio masing-masing 5:1:1 berdasarkan berat kering sebagai penyusun lapisan impermeable. Variasi laju alir yaitu 250, 500, 1000, dan 1500 L/m2.hari. Parameter pencemar yang dianalisis meliputi BOD, COD, TSS, minyak/lemak, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor MSL sangat efektif untuk menurunkan kandungan zat pencemar limbah cair industri minyak goreng. Reaktor dapat mereduksi konsentrasi parameter outlet sampai dibawah baku mutu yang distandarkan kecuali untuk parameter miyak/lemak pada perlakuan laju alir tinggi. Pada effluen didapatkan nilai BOD 0,66-14,22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, dan minyak/lemak 2-9 mg/L. Laju alir berpengaruh terhadap efisiensi reduksi BOD, COD, TSS, dan minyak/lemak, tetapi tidak berpengaruh terhadap pH dimana semua perlakuan laju alir dapat menaikkan pH 6,37-6,95 menjadi pH 6,99-7,24. Makin rendah laju alir maka makin tinggi efisiensi reduksi. Efisiensi reduksi pada laju alir 250 dan 1500 L/m2 hari untuk BOD adalah  99% dan 86%, COD 96% dan 71%, TSS 88% dan 77%, dan minyak/lemak 80% dan 60%.
Rice Husk Packed Bed Column Reactor To Remove Cadmium From Landfill Leachate Kasman, Monik; Ibrahim, Shaliza; Salmariza, Salmariza
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.289 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i1.640.9-17

Abstract

The landfill leachate can be a major problem due to large variability of high organic, inorganic, heavy metal content and toxicity characteristics from landfill leachate such as  cadmium. Thus, this study was aimed to observe the application of rice husk packed bed column to reduce cadmium from landfill leachate. Experiment was conducted in gravity down flow system by pumping landfill leachate into packed bed column. The effect of influent flow rate to adsorption capacity was studied by varying flow rate (5 mL/min and 10 mL/min). The effluent-influent concentration ratio Ce/C0 (%) as a function of throughput volume (L) was used to represent the breakthrough curve in column systems. Result shows that the flow rate of 5 mL/min was favorable to achieve higher removal rates with the percentage of cadmium was 57 %. At breakthrough time, the cadmium effluent concentration reached on 0.01 mg/l for both of flow rate.ABSTRAKLindi yang dihasilkan dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) menimbulkan permasalahan lingkungan karena kandungan pencemarnya meliputi material organik, material anorganik, logam dan material beracun. Salah satu logam berat yang terdapat dalam lindi tersebut adalah kadmium. Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi kadmium dalam lindi dengan menggunakan sekam padi yang diinstal dalam packed bed column. Lindi dipompakan dari tangki penampung lindi ke dalam packed bed column dan dialirkan dari atas ke bawah kolom secara gravitasi. Fokus pada penelitian ini adalah pengaruh laju alir influen terhadap kapasitas adsorpsi. Dimana lindi dialirkan dengan laju alir 5 mL/menit dan 10 mL/menit. Kurva breakthrough (titik jenuh) kolom dipresentasikan oleh hubungan antara rasio konsentrasi efluen-influen Ce/C0 (%) dan jumlah aliran lindi yang diolah dalam kolom. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa persentase reduksi tertinggi dicapai pada laju alir 5 mL/menit yaitu 57%. Waktu jenuh kedua laju alir (5 mL/menit dan 10 mL/menit) tercapai saat konsentrasi efluen kadmium 0.01 mg/L. 
Pengembangan Adsorben dari Limbah Lumpur Industri Crumb Rubber Yang Diaktivasi dengan H3PO4 Untuk Menyerap Ion Cr(VI) Salmariza, Salmariza; Mawardi, Mawardi; Hariyani, Resti; Kasman, Monik
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.368 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i2.647.67-77

Abstract

Developing an adsorbent from activated sludge waste of crumb rubber industry which was activated by H3PO4 for Adsorption of Cr(VI) had been done. The research was carried out by characterization of activated carbon in accordance with Indonesia National Standard (SNI) 06-3730-1995, involved determination of iodine absorption, water content, and bounded carbon content. The research was conducted in batch system for activated carbon and adsorbent without activation, by observed pH sollution, contact time, and initial concentration of the treatment solution. Determination of maximum absorption capacity of activated carbon on Cr(VI) used the Langmuir isotherm equation. From the characterization study of activated carbon was obtained that adsorption of iodine 482.6 mg/g, water content 0.14%, and bonded carbon content 24.925%. The results revealed that H3PO4 activator affected the adsorption of Cr(VI). Research with batch systems were obtained the optimum pH 2, contact time 120 minutes, and the optimum concentration 50 mg/L for adsorbent without activation and optimum pH 3, contact time 60 minutes, and the optimum concentration 50 mg/L for activated carbon. The maximum adsorption capacity was obtained 1.16 mg/g for adsorbent without activation and 1.99 mg/g for activated carbon.ABSTRAK Pengembangan adsorben dari limbah lumpur aktif Industri Crumb Rubber yang diaktivasi dengan H3PO4 untuk menyerap ion Cr(VI) telah dilakukan. Pada penelitian dilakukan karakterisasi karbon aktif sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3730-1995, meliputi penentuan daya serap terhadap iodin, kadar air, dan kadar karbon terikat. Penelitian dilakukan dengan sistem batch terhadap karbon aktif dan adsorben tanpa aktivasi, dengan mengamati pH larutan, waktu kontak, dan konsentrasi awal larutan. Penentuan kapasitas serapan maksimum karbon aktif terhadap Cr(VI) menggunakan persamaan Isoterm Langmuir. Hasil penelitian karakterisasi karbon aktif didapatkan daya serap terhadap iodin 482,6 mg/g, kadar air 0,14%, dan kadar karbon terikat 24,925%. Dari hasil penelitian menunjukkan aktivator H3PO4 mempengaruhi daya serap terhadap Cr(VI). Penelitian dengan sistem batch didapatkan pH optimum 2, waktu kontak 120 menit, dan konsentrasi optimum 50 mg/L untuk adsorben tanpa aktivasi dan pH optimum 3, waktu kontak 60 menit, dan konsentrasi optimum 50 mg/L untuk karbon aktif. Kapasitas serapan maksimum didapatkan 1,16 mg/g untuk adsorben tanpa aktivasi dan 1,99 mg/g untuk  karbon aktif. 
REMOVAL OF IRON FROM AQUEOUS SOLUTION BY RICE HUSK: ISOTHERM AND KINETIC STUDY Kasman, Monik; Ibrahim, Shaliza; Salmariza, Salmariza
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.051 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.601.63-70

Abstract

This work was focused on iron adsorption by rice husk. The use of rice husk for the removal of iron from aqueous solution at different contact time, pH, adsorbent doses and initial iron concentration was investigated. This study was also aimed to recognize the mechanisms that govern iron removal, and to find an appropriate isotherm and kinetic model in batch process. The equilibrium adsorption isotherms have been analyzed by Freundlich and Langmuir model. The pseudo-first, and pseudo-second order kinetic models have been used to investigate the mechanism of adsorption and potential rate controlling steps. The equilibrium data fitted well to Freundlich model and mechanism of adsorption described well to pseudo first order kinetic. The iron adsorption process was highly dependent on pH, dosage and initial concentration dependent. Iron was reduced higher with decrease in iron concentration and increase in rice husk dosage. The suitable contact time for iron removal was found to be 180 minutes.ABSTRAKFokus penelitian ini adalah adsorpsi besi dengan menggunakan adsorban sekam padi. Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak, nilai pH, dosis adsorban dan konsentrasi awal besi. Penelitian bertujuan untuk mengamati mekanisme yang mempengaruhi penyisihan besi dan menemukan model isothermal dan kinetika yang tepat untuk proses adsorpsi besi. Kesetimbangan model isotermal dianalisis dengan modelFreundlich dan Langmuir. Model kinetika order pertama dan kedua digunakan untuk mengamati mekanisme adsorpsi dan tahap kontrol kecepatan potensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa model adsorpsi yang tepat untuk penyisihan besi adalah model Freundlich dan mekanisme adsorpsi yang sesuai adalah kinetika orde pertama. Prosesadsorpsi besi sangat dipengaruhi oleh pH, dosis adsorban dan konsentrasi awal besi. Persentase penyisihan besi meningkat jika konsentrasi awal besi menurun dan dosis adsorban meningkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa adsorpsi besi terjadi dengan baikpada waktu kontak sekurang-kurangnya 180 menit.
Imobilisasi Polutan Fe dan Pb dalam Limbah Oli Bekas dengan Solidifikasi/Stabilisasi Kasman, Monik; Suhendra, Suhendra; Herawati, Peppy; Salmariza, Salmariza; Hariyanto, Hariyanto; Yanti, Fitri
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.807 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i2.1487.127-134

Abstract

Lubricant waste is categorized as hazardous waste stated in government regulation (PP) 101/ 2014. It could dangers human being and environment. This problem can be addressed by solidification/stabilization process. In this work, lubricant waste was solidified/stabilized in a mixture of lubricant waste with cement as binder and silica sand into mortar sized of (5x5x5) cm. This study was aimed to investigate the influences of ratio of lubricant waste to water (ratio o/a) and curing time or age of mortar to the effectiveness of s/s process by testing mortar quality physically and chemically. The test includes compressive strenght test and leaching test (toxicity characteristic leaching procedure). The results showed compressive strenght value for mortar with the ratio o/a 0%:100%, 15%:85%, and 25%:75% in the age of mortar 7 days, 14 days, and 28 days was met the compressive strenght value qualification standardized by SNI-15-7064.2004 and ASTM C-150-02. The test of samples mortar leached using TCLP test method showed that the concentration of Pb and Fe for the ratio o/a 0%:100%, 15%:85%, dan 25%:75% and age of mortar 7 days, 14 days, and 28 days ranges 0,517x10-6 – 0,612x10-6 mg/L, and 0,174x10-6 – 0,780x10-6 mg/L respectively. The concentrations of Pb were less than the concentration of quality standard and pass the TCLP test defined by attachment of government regulation (PP) 101/2014.ABSTRAK                        Limbah oli bekas dikategorikan sebagai limbah B3 dalam PP 101 tahun 2014 yang berpotensi membahayakan makhluk hidup dan lingkungan. Solidifikasi/stabilisasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan limbah B3. Upaya ini dilakukan dengan proses solidifikasi/stabilisasi (s/s) limbah oli bekas dengan campuran semen dan pasir silika menjadi bentuk mortar berukuran (5x5x5) cm. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh rasio oli bekas terhadap air (o/a) dan umur mortar terhadap efektivitas proses s/s tersebut melalui uji kualitas mortar secara fisik dan kimia. Uji tersebut meliputi uji kuat tekan dan uji perlindian (toxicity characteristic leaching procedure). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan untuk rasio o/a 0%:100%, 15%:85% dan 25%:75% pada umur mortar 7 hari, 14 hari dan 28 hari memenuhi nilai kuat tekan yang ditetapkan oleh SNI-15-7064 2004 dan ASTM C-150-02. Uji perlindian sampel mortar untuk rasio o/a 0%:100%, 15%:85% dan 25%:75% pada umur mortar 7 hari, 14 hari, dan 28 hari menunjukkan bahwa konsentrasi Pb adalah berkisar 0,517x10-6 – 0,612x10-6 mg/L, dan konsentrasi Fe berkisar 0,174x10-6 – 0,780x10-6 mg/L. Konsentrasi Pb kurang dari konsentrasi baku mutu atau dapat dikatakan lolos uji TCLP lampiran PP 101 tahun 2014.
KORELASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA CREW DRILLING Kasman, Monik
Jurnal Ipteks Terapan Vol 10, No 4 (2016): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.211 KB) | DOI: 10.22216/jit.2016.v10i4.389

Abstract

Personal Protective Equipment (PPE) is one of the way to control occupational safety and health hazard.  PPE is the last risk control to protect workers if control efforts hazard including elimination, substitution of equipment, design, discipline and administration, but the potential risk is still high. This study was purposed to to determine the correlation of using PPE in drilling crew of private (contracted) rig of PT. Pertamina EP Asset Field Jambi which was doing well service to accident in workplace (in the job accident). This study used the cause-effect relationship which there are two variables observed which is influencing variable (independent variable) and affected variable (dependent variable). Subject focused on this study is the total population of 30 drilling crews. The data were analyzed statistically by t-test and correlation test of product moment. Results showed that there is a no strong correlation between wearing PPE and in the job accident. The correlation coefficient of product moment obtained is -0,019, or negative correlation. This negative correlation represents that the relationship between wearing PPE and in the job accident is  reciprocal, the job accident suffered by drilling crew would be higher by the decreasing of level use of personal protective equipment.
Korelasi parameter pencemar fisika dan mikrobiologi dalam leachate dengan response surface methodology Endi Adriansyah; Monik Kasman; Ira Galih Prabasari; Edwin Permana
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leachate adalah cairan yang ditimbulkan oleh sampah akibat masuknya air eksternal yang dapat melarutkan materi-materi terlarut. Analisis parameter dalam leachate memerlukan analisis khusus maka diperlukan suatu kegiatan monitoring sederhana terhadap kualitas leachate yang dihasilkan oleh suatu TPA. Kegiatan monitoring dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap parameter fisika, kimia dalam leachate. Response Surface Methodology di dalam penelitian ini menggunakan Minitab® 17. Minitab® 17 adalah salah satu program komputer yang dirancang untuk melakukan pengolahan statistik. Hal ini mempermudah user dalam memahami hubungan antara parameter. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi Antara Parameter Fisika dan Kimia dalam leachate Parameter fisika seperti Suhu dan TSS. Parameter biologi seperti E.Coli. Dari hasil penelitian terdapat korelasi antara Suhu, pH dan TSS Terhadap, E.coli. Setiap parameter saling berkorelasi dan menunjukan suatu hubungan yang positif yaitu bila salah satu parameter meningkat maka parameter lain juga akan meningkat, dan terdapat nilai koefisien determinasi R-Squared yang tinggi untuk semua hubungan fungsional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh suatu parameter monitoring lain yang jauh lebih sederhana, mudah di aplikasikan di TPA yaitu Suhu, pH dan TSS untuk mengetahui nilai konsentrasi dan E.Coli dengan Response Surface Methodology dan menggunakan aplikasi Minitab® 17.
PENGARUH HYDRAULIC LOADING RATE (HLR) TERHADAP PENGOLAHAN LEACHATE DENGAN MENGGUNAKAN METODA MULTI SOIL LAYERING (MSL) Kasman, Monik; Herawati, Peppy; Hasan, Hadrah; Hikmah, Hikmah
Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal Vol 1, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/seoi.v1i1.171

Abstract

Leachate atau lindi sampah berpotensi untuk mencemari air pemukaan dan air tanah. Hal ini diakibatkan degradasi biologis leachate menghasilkan pencemar berbahaya seperti zat organik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efisiensi MSL dalam mereduksi pencemar yang terkandung dalam leachate. Pengamatan penelitian difokuskan pada pengaruh hydraulic loading rate (HLR) terhadap efisiensi reduksi pencemar, yang terdiri atas 250 l/m2 .hari, 500 l/m2 .hari dan 1000 l/m2 .hari. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengalirkan secara gravitasi leachate Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Talang Gulo ke reaktor MSL berdimensi 15x50x50 cm. Reaktor MSL terdiri atas lapisan impermeable dan lapisan permeabel. Lapisan impermeabel merupakan lapisan yang terdiri atas campuran tanah dan arang dengan rasio 2 : 1, serta lapisan permeabel terdiri atas lapisan zeolit berdiameter 0,25 – 0,5 cm. Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa MSL dapat menetralkan pH dan mereduksi konsentrasi pencemar COD, amoniak, besi (Fe) dan warna. Efisiensi reduksi untuk semua pencemar berkisar 92% – 99,966%. Secara umum, HLR sangat mempengaruhi efisiensi reduksi, dimana makin rendah HLR maka makin rendah konsentrasi outlet serta makin tinggi efisiensi reduksi.
PENGARUH HYDRAULIC LOADING RATE (HLR) TERHADAP PENGOLAHAN LEACHATE DENGAN MENGGUNAKAN METODA MULTI SOIL LAYERING (MSL) Kasman, Monik; Herawati, Peppy; Hadrah, Hadrah
Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal Vol 1, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/seoi.v1i2.178

Abstract

Leachate atau lindi sampah berpotensi untuk mencemari air pemukaan dan air tanah. Hal ini diakibatkan degradasi biologis leachate menghasilkan pencemar berbahaya seperti zat organik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efisiensi MSL dalam mereduksi pencemar yang terkandung dalam leachate. Pengamatan penelitian difokuskan pada pengaruh hydraulic loading rate (HLR) terhadap efisiensi reduksi pencemar, yang terdiri atas 250 l/m2.hari, 500 l/m2.hari dan 1000 l/m2.hari. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengalirkan secara gravitasi leachate Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Talang Gulo ke reaktor MSL berdimensi 15x50x50 cm. Reaktor MSL terdiri atas lapisan impermeable dan lapisan permeabel. Lapisan impermeabel merupakan lapisan yang terdiri atas campuran tanah dan arang dengan rasio 2 : 1, serta lapisan permeabel terdiri atas lapisan zeolit berdiameter 0,25 – 0,5 cm. Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa MSL dapat menetralkan pH dan mereduksi konsentrasi pencemar COD, amoniak, besi (Fe) dan warna. Efisiensi reduksi untuk semua pencemar berkisar 92% – 99,966%. Secara umum, HLR sangat mempengaruhi efisiensi reduksi, dimana makin rendah HLR maka makin rendah konsentrasi outlet serta makin tinggi efisiensi reduksi.