Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Journal of Aquaculture Management and Technology

TINGKAT PEMANFAATAN Artemia sp. BEKU, DAN SILASE Artemia sp. UNTUK PERTUMBUHAN POSTLARVA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Susanti, Ester; Subandiyono, -; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.793 KB)

Abstract

Jenis dan bahan pakan yang diberikan pada postlarva udang vaname berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pemanfaatan pakan.  Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji tingkat pemanfaatan pakan untuk pertumbuhan postlarva udang vaname yang diberi pakan Artemia sp. beku, dan silase Artemia sp.  Perlakuan yang diujikan adalah pemberian pakan dengan Artemia sp. beku (perlakuan A), silase Artemia sp. (perlakuan B), dan pakan buatan (perlakuan C) dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari dengan metode relative feeding rate yaitu sebesar 30% bobot biomass.  Postlarva udang tersebut dipelihara dalam ember berkapasitas 25 L yang diisi air sebanyak 20 L.  Kepadatan postlarva udang uji adalah 20 ekor/L, dengan periode pemeliharaan selama 35 hari. Variabel yang diamati selama penelitian yaitu: laju pertumbuhan relatif bobot (RGRW), laju pertumbuhan relatif panjang (RGRL), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efficiency ratio (PER), dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan postlarva udang vaname.  Nilai RGRW, RGRL, dan EPP tertinggi diperoleh pada perlakuan A yaitu masing-masing dengan nilai 30,90%/hari; 13,72%/hari; dan 26,17%.  Nilai PER tertinggi diperoleh pada perlakuan C yaitu sebesar 0,55%.  Nilai SR untuk ketiga perlakuan tidak berbeda (P>0,05).  Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Artemia sp. baik dalam bentuk beku maupun silase dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan EPP yang lebih baik bila dibandingkan dengan pakan buatan.  Pakan buatan yang diberikan pada postlarva udang vaname menghasilkan nilai PER yang lebih baik bila dibandingkan dengan pakan Artemia sp. The types and ingredients of feed given to shrimp postlarva vanname affected on the growth and feed utilization.  Feeding fairly and in accordance with the nutritional requirements needed to support the growth of shrimp larvae.  Feed requirements depend on the availability of food, to help ensure the availability of feed storage methods are needed to feed so that the feed can last long, in this case can the freezing and preservation methods.  The purpose of the research was to examine the degree of utilisation of the feed for the growth and survival of the postlarva vannamei fed shrimp feed frozen Artemia sp., preserved Artemia sp., and artificial feed. The treatments to be tested is feeding with frozen Artemia sp. (treatment A), preserved Artemia sp. (treatment B), and artificial feed (treatment C) with feeding frequency 3 times a day by the method of relative feeding rate which is 30% lighter weight biomass.  Postlarva shrimp are kept in a bucket capacity of 25 L of water filled as much as 20 L. The density of post larva shrimp tails assay is 20 L, with a period of maintenance for 35 days. Variables were observed during the study, namely: the pace of weights relative growth (RGRW), the pace of long relative growth (RGRL), efficiency of feed utilization (EPP), the protein efficiency ratio (PER), and the survival rate (SR).  The results showed that different types of feed to give the real influence (P<0.05) against the growth of post larva shrimp vannamei.  The highest value for RGRW, RGRL, EPP obtained at the treatment A, that were 30.90%/day; 13.72%/day; and 26.17%, the respectively.  The highest value of PER obtained at treatment C, that was 0.55%. The values of SR fo all treatments were similiar (P>0.05). Based on the results of the study it can be concluded that Artemia sp. in the form of frozen and preserved can be utilized for growth and EPP is better when compared to artificial feeding.  However, the artificial feed fed on shrimp postlarvae vannamei generates value PER better when compared to the feed Artemia sp.
Pengaruh Penggunaan Dua Jenis Media Kultur Teknis yang Berbeda Terhadap Pola Pertumbuhan, Kandungan Protein dan Asam Lemak Omega 3 EPA (Chaetoceros gracilis) Jati, Fhibia; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.876 KB)

Abstract

Pakan alami sebagai penunjang budidaya ikan dan sekaligus sebagai faktor pendukung keberhasilan budidaya semakin giat dibudidayakan. Salah satu pakan alami yang memiliki banyak manfaat adalah Chaetoceros gracilis. Kelebihan dari mikroalga ini disamping pemeliharaanya mudah juga memiliki nilai nutrisi yang baik. Untuk mendapatkan C. gracilis dengan pola pertumbuhan dan kandungan nutrisi yang optimum diperlukan media dengan komposisi yang tepat antara nutrien makro maupun mikro yang diperlukan oleh mikroalga tersebut karena nutrisi media merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan komposisi biokimia mikroalga. Selama ini belum banyak penelitian mengenai kandungan nutrisi terutama protein dan kandungan asam lemak omega 3 pada diatom C. gracilis. Maka dari itu dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kultur teknis Walne dan Guillard terhadap pola pertumbuhan C. gracilis, kandungan protein dan asam lemak omega 3 EPA. Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Kerja Balai Benih Udang (Satker BBU) Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan November - Desember 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Uji yang digunakan adalah uji t. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan media kultur, dengan 2 perlakuan dan 6 ulangan. Data yang dikumpulkan meliputi konstanta pertumbuhan spesifik dan waktu lag phase. Materi yang digunakan adalah C. gracilis yang dikultur secara semi massal pada media teknis Guillard dan Walne. Hasil panen C. gracilis kemudian di analisa kandungan nutrisi dan kandungan asam lemaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media teknis Guillard dan Walne tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap waktu lag phase dan konstanta pertumbuhan spesifik C. gracilis. Kandungan protein C. gracilis pada media Guillard adalah 34,03 % pada fase eksponensial dan 30,11 % pada fase stasioner, sedangkan pada media Walne kandungan protein C. gracilis adalah 32,77 % pada fase eksponensial dan 26,78% pada fase stasioner. Kandungan asam lemak omga 3 EPA C. gracilis pada media Guillard adalah 8,1609 %, sedangkan pada media Walne adalah 6,5951 %.  
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG ALGA COKLAT (Sargassum sp.) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH LELE (Clarias sp.) Sahara, Riyand; Herawati, Vivi Endar; Sudaryono, Agung
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.392 KB)

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang perkembangan budidaya ikan. Pakan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan nutrisi dan memiliki nilai kecernaan yang tinggi dapat mendukung pertumbuhan maksimal ikan. Alga coklat (Sargassum sp.) memiliki material imunostimulan yang dapat digunakan sebagai feed supplement untuk pakan ikan karena memiliki kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, karbohidrat, serat kasar, lipid dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung alga coklat (Sargassum sp.) dalam pakan terhadap pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan benih lele (Clarias sp.). Variabel yang dikaji meliputi nilai efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), pertumbuhan mutlak (G), laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan kelulushidupan (SR). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (tepung Sargassum sp. dosis 0%), B (tepung Sargassum sp. dosis 1%), C (tepung Sargassum sp. dosis 2%), D (tepung Sargassum sp. dosis 3%) dan E (tepung Sargassum sp. dosis 4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung alga coklat (Sargassum sp.) dalam pakan berpengaruh (P<0,05) terhadap EPP, PER, G dan SGR, namun nilai SR untuk semua perlakuan menunjukkan hasil yang sama (P>0,05). Perlakuan D dan E memberikan nilai EPP, PER, G dan SGR tertinggi (P<0,05), yaitu masing-masing sebesar (78,83-81,04%), (2,00-2,04), (100,39-103,53 g) dan (2,66-2,70%/hari). Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung alga coklat (Sargassum sp.) dalam pakan mampu meningkatkan nilai EPP, PER, dan Pertumbuhan pada benih lele (Clarias sp.). The fish feed was one of the important factor required for the fish culture. Feed that matched with nutritional requirement and has high value of digestion values will be able to promote maximum growth of fish. Brown algae (Sargassum sp.) Have immunostimulatory material that can be used as a feed supplement for fish food because it contains nutrients such as protein, vitamins, carbohydrates, crude fiber, lipids and minerals This study aimed to examine the effect of adding flour brown algae (Sargassum sp.) in diets on growth and feed utilization efficiency of seed catfish (Clarias sp.). The variables examined include the efficiency of feed utilization (EPP), protein efficiency ratio (PER), Absolute Growth (G), specific growth rate (SGR), and survival rate (SR). This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 3 replications that treatment A (Sargassum sp. flour doses of 0%), B (Sargassum sp. flour dose of 1%), C (Sargassum sp. flour dose of 2%), D (Sargassum sp. flour dose of 3%) and E (Sargassum sp. flour dose of 4%). The use of Sargassum sp. significantly affect FE, PER, G and SGR values (P<0.05), but did not show a significantly effect towards the value of SR (P>0.05). The treatment D and E showed highest FE, PER, G and SGR (P<0.05), with value of (78.83-81.04%), (2.00-2.04), (100.39-103.53 g) and (2.66-2.70%/days). It was suggested that the used of Sargassum sp. in practical diet was able to increase the FE, PER, G and SGR values for the catfish (Clarias sp.).
TINGKAT PEMANFAATAN Artemia sp. BEKU, Artemia sp. AWETAN DAN CACING SUTERA UNTUK PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA GURAMI (Osphronemus gouramy, Lac.) Nugroho, Ido Istiaji; Subandiyono, -; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.074 KB)

Abstract

Ikan Gurami (O. gouramy, Lac) adalah jenis ikan air tawar yang bersifat omnivor dan  memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Cacing sutera banyak digunakan sebagai pakan larva gurami, namun ketersediannya dapat terganggu karena faktor cuaca. Artemia sp dapat digunakan sebagai pakan larva gurami, Artemia sp bisa diberikan dalam bentuk beku maupun awetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat pemanfaatan Artemia sp. beku, Artemia sp. awetan dan cacing sutera serta mengetahui hasil terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva gurami. Ikan uji yang digunakan adalah larva gurami dengan bobot 0,02 gr/ekor dan padat tebar 300 ekor/20 L. Pemberian pakan 3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 secara at satiation. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A (Artemia sp. beku), perlakuan B (Artemia sp. awetan), dan perlakuan C (Cacing sutera). Variabel yang diamati adalah laju pertumbuhan relatif (RGRW dan RGRL), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), kelangsungan hidup (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian  jenis pakan yang berbeda memberikan pengaruh (P<0.05) terhadap RGRW, RGRL, EPP, dan PER, namun tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap SR.  Nilai tertinggi untuk RGRW, RGRL, EPP, PER, dan SR sebesar 3.48%/hari, 1.40%/hari, 17.78%, 0.28%, dan 72.44%.  Kualitas air yang didapatkan selama penelitian masih dalam kisaran normal untuk kehidupan larva gurami. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa perlakuan pemberian pakan terbaik untuk larva gurami adalah cacing sutera.  Gouramy (gouramy, Lac) is omnivorous freshwater fish, and highly economical value. Silk worm widely used as life food of gouramy larvae. However, it’s availability could be interrupted by of the weather.  Artemia sp. can be used as life food for gouramy larvae, too Artemia sp. can be used in the form of frozen and preserved. This research was aimed to study the utilization rate of frozen Artemia sp.,and silk worm on the growth and survival rate of gouramy larvae. The eksperimenal fish used was gouramy larvae with the average body weight of 0,02 grams, the stocking density of the fish was 300 fish/l. The feeding applied was at satiation, with the feeding frequency of 3 times a day, that was at 08.00; 12.00 and 16.00 WIB. The eksperimental method used was completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replicates. The trial feeds was A (frozen Artemia sp.), B (Preserved Artemia sp.) and C (silk worm), respectively. Variables measured included relative growth rate to weight and length, feed efficiency utilization, protein efficiency ratio and survival rate. The result of reseach was that different type of life food (P<0.05) had effect on RGRW, RGRL, EPP, and PER, but no significant (P>0.05) for SR. The highest value for RGRW, RGRL, EPP, PER and SR were 3.48%/day, 1.40%/day, 17.78%, 0.28%, and 72.44%, respectively. Water quality obtained during the reseach was within the normal range for gouramy life. Based on the study, It was concluded that the best feeding trial for gouramy larvae was silk worms. 
PRODUKSI Daphnia sp. YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN KOMBINASI AMPAS TAHU DAN BERBAGAI KOTORAN HEWAN DALAM PUPUK BERBASIS ROTI AFKIR YANG DIFERMENTASI Wibisono, Muhamad Ary; Hastuti, Sri; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.893 KB)

Abstract

Daphnia sp. merupakan alternatif pakan alami  yang seringkali digunakan memenuhi kebutuhan  pertumbuhan benih ikan. Kandungan nutrisi dalam tubuh Daphnia sp.. Bergantung pada pupuk yang digunakan. Nutrisi ini dapat berasal dari bahan organik tersuspensi dan bakteri yang diperoleh dari pupuk yang ditambahkan ke dalam media kultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi Daphnia sp. yang dibudidayakan dengan kombinasi ampas tahu dan berbagai kotoran hewan dalam pupuk berbasis roti afkir yang difermentasi serta, kombinasi terbaik  terhadap pertumbuhan dan produksi Daphnia sp.. Padat penebaran Daphnia sp. yaitu 100 ind/l. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 4 perlakuan . Perlakuan dalam penelitian ini yaitu Perlakuan A  (0%  kotoran , 50% ampas tahu dan 50% roti afkir), B (25% kotoran ayam, 25% ampas tahu  dan 50% roti afkir),  C (25% kotoran kambing, 25% ampas tahu dan 50 % roti afkir, D (25% kotoran burung puyuh, 25% ampas tahu dan 50% roti afkir) dengan Jumlah total kombinasi yaitu 200 g/l. Data yang diamati meliputi kepadatan populasi, biomassa,kepadatan fitoplankton, kandungan nutrisi dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi ampas tahu dengan berbagai kotoran hewan dalam pupuk berbasis roti afkir yang difermentasi menunjukan bahwa Perlakuan D (25% kotoran burung puyuh, 25% ampas tahu dan 50% roti afkir) menghasilkan kepadatan populasi tertinggi yaitu 2270.67 ind/ml pada fase stasioner, dikarenakan pada Perlakuan D memiliki kandungan Nutrisi (NPK) pupuk organik setelah fermentasi sebesar Nitrogen (N): 3,99; Phosphor (P): 1,33; dan Kalium (K): 2,34. Perlakuan D (25% kotoran burung puyuh, 25% ampas tahu dan 50% roti afkir) menghasilkan Biomassa sebesar  389 gram, dan kepadatan fitoplankton tertinggi sebesar 52135 sel/ml.  Daphnia sp. was one of alternative natural feeds that oftenly used to fulfill the needs of fish growth. Nutrition contained on the Daphnia sp. depended on the fertilizer that used. This nutrition could be came from suspended organic matters and bacteria that gained from the fertilizer that added to the culture media. This research was aimed to knew the production of Daphnia sp. which cultured with combined tofu waste and animal feces in the fertilizer based on the fermented bread waste and knew the best treatment according to the growth and Daphnia sp. production. The density of Daphnia sp. was 100 ind/ml.  This research used experimental methods with complete randomize design of 4 treatments and the repetition of counted population as 3 times. Treatments on this research was Treatment A  (0% feces , 50% tofu waste and 50% bread waste), B (25% chicken mannure, 25% tofu waste  and 50% bread waste),  C (25% sheep feces, 25% tofu waste and 50% bread waste, D (25% quail feces, 25% tofu waste and 50% bread waste) with the total ammount of the combination was 200 g/l. Data that observed during this research were population density, biomass, fitoplankton density, nutrition content, and water quality. The result of this research showed that the additition of combined tofu waste with some animal feces on the fertilizer based on fermented bread waste gave Treatment D (25% quail feces, 25% tofu waste dan 50% bread waste) as the best treatment with the population density valued by 2270.67 ind/ml. during the stasioner phase, because Treatmment D had nutrition contain (NPK) on the organic fertilizer after fermentation was Nitrogen (N): 3,99; Phospor (P): 1,33; and Kalium (K): 2,34. Treatment D (25% quail feces, 25% tofu waste dan 50% bread waste) resulted Biomass 385.3 grams, and fitoplankton density was valued 52135 cells/ml.
TINGKAT PEMANFAATAN Artemia sp. BEKU, Artemia sp. AWETAN DAN PAKAN BUATAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP POSTLARVA UDANG WINDU (Penaeus monodon, Fab.) Cahyanti, Erni Nur; Subandiyono, -; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.514 KB)

Abstract

Pakan alami Artemia sp. merupakan jenis pakan yang cocok untuk udang windu stadia postlarva, sebab selain kandungan protein yang tinggi yaitu sekitar 50%, Artemia sp. juga mudah dicerna oleh larva udang.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat pemanfaatan pakan berupa Artemia sp. beku, Artemia sp. awetan, dan pakan buatan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup postlarva udang windu (P. monodon, Fab.).  Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan A (Artemia sp. beku), B (Artemia sp. awetan), dan C (pakan buatan).  Udang yang digunakan adalah udang windu PL-8 dengan bobot biomassa rata-rata yaitu perlakuan A sebesar 0,0045±0,0003 g, B sebesar 0,0043±0,0002 g, dan C sebesar 0,0044±0,0002 g.  Panjang individu rata-rata udang windu perlakuan A sebesar 0,54±0,0124 cm, B sebesar 0,53±0,0068, dan C sebesar 0,54±0,0015 cm.  Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Jepara, Jawa Tengah selama 35 hari.  Pakan diberikan 3 kali sehari dengan menerapkan metode relative feeding rate, yaitu sebesar 30%/bobot biomassa.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda berpengaruh (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan relatif (RGRW dan RGRL), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efficiency ratio (PER), namun tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap nilai kelangsungan hidup.  Nilai untuk RGRW dan RGRL, EPP, dan PER sebesar 16,83%/hari, 8,07%/hari, 25,23%, 0,45%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan Artemia sp. menghasilkan nilai pertumbuhan, EPP, dan PER yang lebih tinggi pada udang windu bila dibandingkan dengan pakan buatan, sedangkan pakan Artemia sp. dalam bentuk beku lebih baik daripada Artemia sp. yang berbentuk awetan. Artemia sp. was a suitable life food for tiger shrimp postlarvae stage, because it has high protein level, (that was about of 50%), and it easily digested by the larvae.  The  purpose  of  this  research  was to determine  of  consumption  and  utilization  rate of  frozen Artemia sp., preserved Artemia sp., and artificial feed for growth and survival rate postlarvaee tiger shrimp (P. monodon, Fab.).  The experimental method used was completely randomized design (CRD), with three treatment and three replicaties. The trials used with A (frozen Artemia sp.), B (preserved Artemia sp.), and C (artificial feed). The experimental shrimp used was PL-8 with biomass weight a trial A of 0.0045±0.0003 g, B of 0.0043±0.0002 g, and C of 0.0044±0.0002 g.  The individual length a trial A of 0.54±0.0124 cm, B of 0.53±0.0068, and C of 0.54±0.0015 cm.  The trial shrimp maintenanced at The Coastal Development Laboratory Jepara, Central Java for 35 days.  Feeding frequency applied 3 times a day with relative feeding rate of 30% total biomass weight.  The result showed that the different (P<0.05) on relative growth rate of weight and length, feed utilization efficiency, protein efficiency ratio, but no significant (P>0.05) on the survival rate.  Those value for RGRW dan RGRL, EPP, and PER were 16.83%/days, 8.07%/days, 25.23%, 0.45%.  It was concluded that the tiger shrimp fede on Artemia sp. produce highest growth rate to tiger shrimp when compared with artificial feed, whereas frozen Artemia sp., better resulted om growth the preserved Artemia sp.
PENGARUH PEMBERIAN FERMENTASI KOTORAN BURUNG PUYUH YANG BERBEDA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAN PRODUKSI BIOMASSA CACING SUTRA (Tubifex sp.) Cahyono, Elsyaday Widhi; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.197 KB)

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan salah satu pakan alami yang cocok digunakan sebagai pakan larva ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar, sehingga kegiatan budidaya cacing sutera perlu dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan cacing sutera hasil pengumpulan dari alam dan untuk menghasilkan cacing sutera yang lebih berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kadar kotoran burung puyuh pada campuran ampas tahu dan roti afkir yang difermentasi terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.), serta dosis kadar kotoran burung puyuh terbaik terhadap kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Penelitian ini menggunakan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan A (Kotoran burng puyuh 0g/L), Perlakuan B (Kotoran burung puyuh 25g/L), Perlakuan C (Kotoran burung puyuh 50g/L) serta Perlakuan D (Kotoran burung puyuh 75g/L). Masing-masing perlakuan dilakukan penambahan ampas tahu 50g/L dan roti afkir 100g/L. Kotoran burung puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dimasukkan kedalam 12 nampan plastik dengan ukuran 30x21x7 cm. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 g/wadah dan dipelihara selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar kotoran burung puyuh yang berbeda pada campuran roti afkir dan ampas tahu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.). Pertumbuhan biomassa, populasi serta kandungan nutrisi tertinggi diperoleh pada perlakuan C yakni sebesar 269,48±1,72%, (55287,50±440,39g) dan kandungan protein sebesar 68,19±0,33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan protein cacing sutera. Silk worms (Tubifex sp.) is one of live food which is suitable for feed fish larvae, both fish consumption and freshwater fish, so the cultivation of silk worms need to be developed as a solution to overcome the dependence of silk worms collecting from nature and to produce higher quality silk worms. The aim of this study was to determine the effect of impurity content of quail on a mixture of tofu and bread salvage fermented for biomass production and population silk worms (Tubifex sp.). As well as dosage levels of dirt quail best of the nutrient content of silk worms (Tubifex sp .). This study uses a design completely randomized design (CRD) with 4 treatments and each of the 3 replicates. Treatment A (quail manure 0g / L), treatment B (quail manure 25g / L), treatment C (quail manure 50g / L) and treatment D (quail manure 75g / L). Each treatment, the addition of tofu 50g / L and bread rejects 100g / L. Quail manure, rejects bread and tofu added 12 plastic trays with a size of 30x21x7 cm. The media is littered with worms as much as 10 g / container and maintained for 50 days. The results showed that administration of dirt levels at different quail manure, bread rejects and tofu waste highly significant (P <0.01) for the production of biomass and population silk worms (Tubifex sp.). Biomass growth, population and the highest nutrient content obtained at C treatment which amounted to 269.48 ± 1.72%, (55287.50 ± 440.39g) and the protein content of 68.19 ± 0.33%. Based on the results of this study concluded that the addition of dirt quail, rejects bread, and tofu can increase biomass production, population and protein content of silk worms.
Pengaruh Pemberian Pakan Alami Berbeda (Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis) Terhadap Pertumbuhan Biomass Mutlak dan Kandungan Nutrisi Artemia sp. Lokal Widiastuti, Ratna; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.82 KB)

Abstract

Artemia merupakan salah satu pakan alami bagi larva udang. Dewasa ini, masih banyak petani yang menggunakan Artemia sp. import, padahal Artemia sp. lokal memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Pemberian pakan merupakan salah satu cara meningkatan produksi kista Artemia sp. lokal agar diperoleh pertumbuhan yang normal dan menghasilkan kista yang baik serta daya tetas yang tinggi juga kandungan nutrisi yang tinggi pula. Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh Artemia sp. lokal dalam memenuhi kandungan nutrisi dan pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda, mengetahui kandungan nutrisi Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda dan mengetahui pakan terbaik untuk Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, ketiga perlakuan yaitu perlakuan A (pemberian pakan dengan Chaetoceros gracilis), perlakuan B (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum) dan perlakuan C (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis). Data yang dikumpulkan adalah data dosis pemberian pakan, pertumbuhan biomass mutlak, kandungan nutrisi dan kualitas air. Analisa statistik yang dilakukan adalah analisa ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh  yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut atau Satuan Kerja Perbenihan Ikan Air Payau Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan Januari-Februari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap proses pertumbuhan biomass mutlak dan kandungan nutrisi. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C dengan pertumbuhan biomass mutlak (3,40±0,656 gram) dan kandungan protein 66,45%. Kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk kehidupan dan pertumbuhan Artemia sp. lokal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan kombinasi Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis cocok untuk pertumbuhan dan peningkatan kandungan nutrisi Artemia sp. lokal.
OPTIMALISASI PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum sp.) YANG BERBEDA DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN JUVENIL UDANG WINDU (Penaeus monodon) Widyantoko, Widodo; Pinandoyo, -; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.317 KB)

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang perkembangan budidaya udang windu. Pakan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan nutrisi dapat mendukung pertumbuhan optimum udang. Rumput Laut coklat (Sargassum sp.) memiliki peran sebagai imunostimulan yang terbukti berpengaruh terhadap respon non spesifik pada sistem imun beberapa jenis ikan dan udang, sehingga membantu melancarkan daya cerna pakan yang dikonsumsi oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung rumput laut coklat (Sargassum sp.) dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan juvenil udang windu (Penaeus monodon). Variabel yang dikaji meliputi nilai tingkat konsumsi pakan (TKP), laju pertumbuhan relatif (RGR), Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Protein Efisiensi Rasio (PER), dan kelulushidupan (SR). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (tepung  rumput laut coklat dosis 0%), B (tepung rumput laut coklat dosis 1%), dan C (tepung rumput laut coklat dosis 2%), D (tepung rumput laut coklat dosis 3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan tepung rumput laut memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap RGR, EPP, dan PER namun tidak berpengaruh nyata  (P>0,05) terhadap SR. Persentase dosis optimal yang dapat meningkatkan pertumbuhan udang windu yaitu 2,48% pada pakan buatan mampu menghasilkan 4,05% untuk RGR. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk budidaya udang windu. Feed is one of the factors that can support the development of tiger shrimp culture. Food that is in accordance with the level of nutritional needs to support optimum growth of shrimp. Brown Seaweed (Sargassum sp.) Has a proven role as an immunostimulatory effect on non-specific response of the immune system of some species of fish and shrimp, so that helped launch the digestibility of feed consumed by the body. This study aimed to examine the effect of adding flour brown seaweed (Sargassum sp.) In diets on the growth and survival of juvenile tiger shrimp (Penaeus monodon). Variables examined include the value of the  feed consumption rate (TKP), relative growth rate (RGR), Feed Utilization Efficiency (EPP), Protein Efficiency Ratio (PER), and survival rate (SR). This study used a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replications ie treatment A (brown seaweed powder dose 0%), B (brown seaweed powder dose of 1%), and C (brown seaweed powder dose of 2%) , D (brown seaweed powder dose of 3%). The results showed that the addition of flour seaweed treatment effect (P <0.05) on RGR, EPP, and PER but not significant (P> 0.05) to SR. Optimal percentage dose that 2.48% on the artificial diet capable of producing 4.05%  for RGR. Water quality in the maintenance medium contained in a decent range for tiger shrimp.
PENGARUH BAHAN ORGANIK KOTORAN AYAM, BEKATUL, DAN BUNGKIL KELAPA MELALUI PROSES FERMENTASI BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BIOMASSA Daphnia sp. Izzah, Nailul; Suminto, -; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.478 KB)

Abstract

Daphnia sp. merupakan salah satu pakan alami yang potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan larva ikan pada pembenihan ikan air tawar. Bahanorganikkotoranayam, bekatul, danbungkilkelapa yangdifermentasi dengan bakteriprobiotik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan  pakan dan pertumbuhan Daphnia sp di dalam kultur.Tujuanpenelitian ini adalah mengetahui pengaruh bahan organik kotoran ayam, bekatul, dan bungkil kelapa yang difermentasi terhadap pola pertumbuhandan produksi biomasa Daphnia sp.Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni-Desember 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri dari 5 perlakuan yang masing-masing 3 (tiga) kali ulangan. Media kultur yang digunakan adalah air dengan pemupukan kotoran ayam sebanyak 1,2 g/L. Perlakuan tersebut adalahpemberian pakan hasil fermentasi dari 1,2 g/L bekatul dan 0 g/L bungkil kelapa (A),  0,9 g/L bekatul dan 0,3 g/L bungkil kelapa (B), 0,6 g/L bekatul dan 0,6 g/L bungkil kelapa (C), 0,3 g/L bekatul dan 0,9 g/L bungkil kelapa (D), dan 0 g/L bekatul dan 1,2 g/L bungkil kelapa sebagai perlakuan E. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian bahan organik, kotoran ayam, bekatul, dan bungkil kelapa melalui proses fermentasi probiotik berpengaruh terhadap pola pertumbuhan dan produksi biomassa Daphnia sp. Perlakuan E memberikan nilai terbaik dengan nilai (k)(0,26±0,01), puncak populasi (1888,89±70,71), fase kematian(1518,52±11,66), dan hasil produksi biomassa sebesar 158,50 mg/L. Namun, pada variabel lag phase menunjukan hasil terbaik pada perlakuan B sebanyak 1,35 hari.Daphnia sp .is one of live food organisms that potential to be developed on the availability of live food organisms for suitable fish larvae in the hatchery.The organics of chicken manure, rice bran and coconut cake that has been fermented using probiotic bacteria are expected to increase the feed utilization effeciency and the Daphnia sp. growth in the culture.The purpose of this study was to know the effect of organic matters of chickenmanure, rice bran and coconut cake fermented on the the growth pattern and biomass production of Daphnia sp.The experiment was started from June to Desember 2013 Aquaculture Laboratory in the Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University. The experimental method was employed in this research with completely randomized design (CRD) consisting of five treatments and three replicates, respectively. The cultrure media used was tap water with fertilyzed by chicken manure of 1.2 g/L. Those treatments were fermented feed inoculaion of 1.2 g/L rice bran and 0 g/L coconut cake (A), 0.9 g/L rice bran and 0.3 g/L coconut cake (B), 0.6 g/L rice bran and 0.6 g /L coconut cake (C), 0.3 g/L rice bran and 0.9 g/L coconut cake (D), and 0 g/L rice bran and 1.2 g/L coconut cake (E). This research results showed that the addition of organic manures, rice bran, and coconut cake through fermentation probiotics significantly different on the pattern of growth and biomass production of Daphnia sp. E treatment was given the best result with value (k)(0.26±0.01), the highest population (1888.89±70.71), death phase(1518.52±11.66), and the result of biomass production(158.5 mg/L). But in the variable of phase lag, B treatment showed the best result it was 1.35 days.