Dadan Erwandi
Departemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)

ANALISIS HUBUNGAN DISTRESS KERJA DENGAN DISMENORE PADA PEKERJA OPERATOR MESIN JAHIT Devvy Chaesya Amni Melakasi; Dadan Erwandi
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 8, No 2 (2023): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v8i2.38113

Abstract

AbstrakDistress terkait pekerjaan didefinisikan sebagai reaksi berbahaya yang dimiliki orang terhadap tekanan dan tuntutan yang tidak semestinya yang dibebankan pada orang tersebut di tempat kerja. Distress kerja yang dialami seseorang dapat meningkatkan resiko terjadinya tekanan psikologis, penyakit fisik, dan penyakit mental. Stress kerja merupakan salah satu faktor resiko terjadinya dismenore. Depresi dan dismenore yang terjadi secara bersama-sama akan meningkatkan keparahan nyeri serta dapat mengurangi respons terhadap pengobatan. Pasien dengan dismenore berat dapat mengalami peningkatan sensitivitas nyeri. Dismenore dapat menjadi stressor dan memperburuk gejala depresi dan kecemasan. Penelitian yang akan dilakukan ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan distress kerja dengan dismenore, dimana sampel penelitian ini adalah karyawati operator mesin jahit di PT. Y. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang atau scross sectional. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis chi-square. Hasil dari penelitian ini adalah, data demografi berupa status pernikahan berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian dismenore, sedangkan usia, jenjang pendidikan, dan riwayat melahirkan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian dismenore. Gangguan terhadap psikologis seseorang berupa distress, cemas, dan depresi memiliki hubungan dua arah dengan kejadian dismenore. Artinya apabila nyeri haid terjadi secara berulang akan meningkatkan risiko stress, cemas, dan depresi, dan begitu pula sebaliknya. Pada faktor umur yang lebih lanjut, pengalaman kerja dan pengetahuan serta rasa tanggung jawab jauh lebih besar sehingga dapat menutupi stres, dan rentang usia akhir 20-an atau awal 30-an dismenorea dapat mulai menghilang. Sedangkan factor lain seperti pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, dan aktivitas fisik, menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Pada faktor umur yang lebih lanjut, pengalaman kerja dan pengetahuan serta rasa tanggung jawab jauh lebih besar sehingga dapat menutupi stres, dan rentang usia akhir 20-an atau awal 30-an dismenorea dapat mulai menghilang. Sedangkan factor lain seperti pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, dan aktivitas fisik, menunjukkan hasil yang tidak signifikan.Kata Kunci : Stress Kerja, Dismenore.