Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BULETIN OSEANOGRAFI MARINA

Kondisi Eksisting Tiram (Bivalvia: Ostreidae) di Perairan Estuari Desa Banda Masen Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Erlangga Erlangga; Imanullah Imanullah; Syahrial Syahrial; Erniati Erniati; Imamshadiqin Imamshadiqin; Gara Hasonangan Ritonga; Dodi Fanhalen Siregar
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i2.39514

Abstract

Kajian kondisi eksisting tiram dilakukan pada tiga stasiun pengamatan di perairan estuari Desa Banda Masen (Juli – September 2020). Kajian bertujuan untuk mengetahui faktor lingkungan, distribusi dan biodiversitas, kepadatan, frekuensi pertumbuhan serta karakteristik lingkungan tiram, dimana sampel dikumpulkan dalam plot yang berukuran 1x1 m pada sisi kiri, tengah dan kanan estuari, sedangkan keterkaitan parameter kualitas perairan terhadap kepadatan maupun morfometrik tiram dianalisis berdasarkan Principle Component Analysis (PCA). Hasil kajian memperlihatkan bahwa konsentrasi DO berkisar antara 07,85–07,87 mg/L, suhu 30,00–32,00°C, salinitas 32,50–35,00‰, pH 07,90–08,13, kekeruhan 27,90–28,17 NTU, kecerahan 00,20–00,22 cm, kedalaman 01,20–01,27 m dan intensitas cahaya 449–452 Lux. Selain itu, hasil kajian juga memperlihatkan tiram terdistribusi di semua stasiun pengamatan, terdiri dari dua spesies dengan kepadatan S. cucullata antara 02,33–04,11 ind/m2 dan kepadatan S. echinata antara 02,11–03,56 ind/m2. Untuk frekuensi pertumbuhan morfometrik, panjang cangkang S. cucullata dominannya adalah 04,28–04,91 cm, lebar cangkang 03,48–04,06 cm, berat isi 03,18–04,85 mg dan berat cangkang 15,86–20,43 mg. Selanjutnya untuk frekuensi pertumbuhan morfometrik S. echinata, panjang cangkang dominannya adalah 03,82–04,27 cm, lebar cangkang 02,96–03,41 cm, berat isi 03,12–04,12 mg serta berat cangkang 15,06–19,33 mg, dimana kepadatan maupun berat isi S. cucullata sangat ditentukan oleh intensitas cahaya, salinitas, suhu dan kekeruhan perairan, sedangkan kecerahan perairan kurang memberikan pengaruh yang baik bagi kepadatan maupun berat isi tiram S. cucullata, kecuali bagi pertumbuhan panjang cangkang S. echinata, panjang cangkang S. cucullata, berat isi dan berat cangkang S. echinata.    The study of the existing condition of oysters was carried out at three observation stations in the estuary of Banda Masen Village during July until September 2020. The study aims to determine environmental factors, distribution, biodiversity, density, growth frequency and environmental characteristics of oysters. Samples were collected in plots with measuring 1x1 m on the left, middle and right sides of the estuary. Furthermore, the correlation parameters of water quality on density and morphometric of oysters to be analyzed base on Principle Component Analysis (PCA). The results showed that DO concentrations ranged between 07,85–07,87 mg/L, temperature 30,00–32,00°C, salinity 32,50–35,00‰, pH 07,90–08,13, turbidity 27,90–28,17 NTU, brightness 00,20–00,22 cm, depth 01,20–01,27 m and light intensity 449,00–452,00 Lux. In addition, the results of the study also depict that oysters were distributed in all observation stations which consisting of two species with density of S. cucullata and S. echinata between 02,33–04,11 ind/m2 and 02,11–03,56 ind/m2, respectively. The frequency of morphometric growth illustrates the dominant shell of S. cucullata was 04,28–04,91 cm in length, 03,48–04,06 cm in width, and 15,86–20,43 mg in weight with bulk have 03,18–04,85 mg in weight. Furthermore, the frequency of morphometrics growth of S. echinata have dominant shell was 03,82–04,27 cm in length, 02,96–03,41 cm in width, 15.06 –19,33 mg in weight with bulk have 03,12–04,12 mg in weight. The density and weight of the bulk of S. cucullata were largely determined by light intensity, salinity, temperature and turbidity of the waters. Meanwhile, the brightness did not give significant influence except for the length of two species and density also weight of S. echinata.
Gastropoda Mangrove Terebralia palustris (Linnaeus 1767) di Pantai Payum Kabupaten Merauke Papua Dandi Saleky; Rika Anggraini; Sendy L. Merly; Arina Ruzanna; Muhammad Fauzan Isma; Jemmy Manan; Agus Putra Abdul Samad; Riri Ezraneti; Syahrial Syahrial
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i1.46376

Abstract

Gastropoda banyak ditemukan di ekosistem mangrove dan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan maupun kerapatan hutan mangrove. Salah satu gastropoda yang ditemukan adalah Terebralia palustris yang sering dijadikan sebagai bioindikator kesehatan mangrove. Kajian T. palustris (Linnaeus 1767) dilakukan pada bulan September 2020 di hutan mangrove Pantai Payum Merauke Papua dengan 3 stasiun pengamatan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan, hubungan panjang berat tubuh, kualitas dan penciri lingkungannya serta faktor penentu distribusi dan kepadatan T. palustris di Pantai Payum. T. palustris maupun mangrove dikumpulkan dengan membuat transek garis sepanjang 50 m tegak lurus garis pantai dan dibuat petak-petak contoh berukuran 10 x 10 m untuk mangrove serta 1 x 1 m (di dalam plot 10 x 10 m) untuk T. palustris. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kepadatan T. palustris bervariasi di setiap stasiun pengamatan dengan kepadatan tertinggi berada pada Stasiun 2 (54,20 ind/m2) dan terendahnya pada Stasiun 3 (19,67 ind/m2). Pola pertumbuhan T. palustris bersifat allometrik negatif. Untuk kualitas lingkungan secara keseluruhan, hasil penghitungan memperlihatkan bahwa kerapatan mangrovenya tergolong tinggi (> 1000 ind/ha) dengan parameter kualitas perairan untuk suhunya berkisar antara 28,33 – 31,67°C, DO 5,60 – 7,67 mg/L, pH 6,83 – 7,53 dan salinitas 29,33 – 30,00‰. Analisis PCA memperlihatkan bahwa penyebaran stasiun pengamatan dan karakteristik lingkungan membentuk 2 kelompok dengan kelompok pertama Stasiun 3 dipengaruhi oleh salinitas, suhu, DO dan kerapatan mangrove yang tinggi, sedangkan kelompok kedua Stasiun 1 dan 2 dipengaruhi oleh pH yang tinggi serta diameter batang mangrove yang besar. Berdasarkan hasil analisis PCA, faktor penentu distribusi dan kepadatan T. palustris adalah suhu, DO dan kerapatan mangrove.   Many mangrove habitats contain gastropods, which are greatly influenced by environmental conditions and the density of mangrove trees. One of the gastropods discovered was Terebralia palustris, which is frequently employed as a bioindicator of mangrove health. A research of T. palustris (Linnaeus, 1767) was done in September 2020 at three observation sites in the mangrove forest of Payum Beach, Merauke Papua. This study aims to evaluate the density, the relationship between body length and weight, the quality and characteristics of the environment, and the distribution and density determinants of T. palustris in Payum Beach. T. palustris and mangroves were gathered by constructing a 50 m perpendicular to the seashore line transect and creating 10 x 10 m plots for mangroves and 1 x 1 m plots (within a 10 x 10 m plot) for T. palustris. The study revealed that the density of T. palustris fluctuated at each observation station, with the highest density occurring at Station 2 (54.20 ind/m2) and the lowest density occurring at Station 3 (19.67 ind/m2). The T. palustris growth pattern is negative allometric. The calculation findings indicate that the mangrove density is high (> 1000 ind/ha) and that the water quality parameters range from 28.33 to 31.67°C, DO 5.60 to 7.67 mg/L, pH 6.83 to 7.53, and salinity 29.33 to 30.00‰. PCA analysis revealed that the distribution of observation stations and environmental parameters formed two groups, with Station 3 influenced by salinity, temperature, DO, and a high mangrove density, and Stations 1 and 2 influenced by a high pH and a big mangrove trunk diameter. According to the results of PCA analysis, the distribution and density of T. palustris are determined by temperature, DO, and mangrove density.
Populasi Mangrove Rhizophora stylosa Griff. di Desa Kuala Langsa Kota Langsa: Distribusi Geografi, Struktur Demografi, Morfometrik Organ dan Karakteristik Penciri Morfometriknya Nur Safira; Erniati Erniati; Syahrial Syahrial; Fitra Wira Hadinata; Rika Anggraini; Nur Ikhsan; Risnita Tri Utami; Hendrik V. Ayhuan; Riri Ezraneti
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.52267

Abstract

Kajian terhadap populasi mangrove Rhizophora stylosa di Desa Kuala Langsa Kota Langsa dilakukan pada bulan November 2021 dengan tujuan untuk mengetahui distribusi geografi, struktur demografi, morfometrik organ dan karakteristik penciri morfometriknya. Data dikumpulkan dengan menarik transek kuadran berukuran 10 x 10 m yang tegak lurus garis pantai, dimana penentuan stasiun pengamatannnya berdasarkan purposive sampling. Organ daun, buah dan bunga diambil pada 5 tegakan pohon di masing-masing plot, kemudian diukur morfometriknya. Untuk struktur demografi, pengelompokkan umurnya dianalisis menurut metode Bhattacharya dan untuk penciri morfometriknya dianalisis berdasarkan statistik Principal Component Analysis (PCA). Hasil kajian memperlihatkan bahwa distribusi geografinya tergolong berlimpah (frekuensi relatif di atas 80%) dan pengelompokkan umurnya hanya terdiri dari satu kelompak dengan kisaran nilai tengah diameter batangnya antara 2,30–12,44 cm. Morfometrik diameter buah yang dominan ditemukan adalah 1,05–1,11 cm, panjang buah 26,46–27,77 cm, lebar kelopak bunga 0,38–0,41 cm, panjang kelopak bunga 0,98–1,04 cm, lebar daun 5,50–5,77 cm, panjang daun 11,60–12,11 cm dan diameter batang 5,41–7,00 cm. Selain itu, panjang buah, panjang kelopak bunga dan diameter batang merupakan morfometrik pencirinya dengan keragaman data 82,73%. In November 2021, a study was conducted on the Rhizophora stylosa mangrove population in Kuala Langsa Village, Langsa City, with the objective of determining the population's geographical distribution, demographic structure, morphometric organs, and morphometric characteristics. The data were collected by pulling a 10 x 10 m quadrant transect parallel to the shoreline, with the observation station determined through purposive sampling. Leaf, fruit, and flower organs were collected from five tree stands in each plot and then measured morphometrically. Battachraya method was used for the demograpic structure and Principal Component Analysis (PCA) was used to determine the morphological characteristics. The study's findings revealed a widespread geographic distribution (relative frequency greater than 80%) and a single age grouping with median stem diameters ranging from 2.30-12.44 cm. The dominant fruit diameter morphometrics were 1.05–1.11 cm, fruit length 26.46–27.77 cm, petal width 0.38–0.41 cm, petal length 0.98–1.04 cm, leaf width 5.50–5.77 cm, leaf length 11.60–12.11 cm, and diameter stem 5.41–7.00 cm. Furthermore, fruit length, flower petal length, and stem diameter are all morphometric characteristics with an 82.73% data diversity.