p-Index From 2019 - 2024
2.165
P-Index
This Author published in this journals
All Journal KESMAS
Paul A.T. Kawatu
Universitas Sam Ratulangi

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS MUBUNE KECAMATAN LIKUPANG BARAT MINAHASA UTARA Goni, David D.; Kolibu, Febi K.; Kawatu, Paul A.T.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja adalah hasil yang diperoleh dari suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu.Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi. Faktor penyebab stres yaitu beban kerja yang berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar, waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja. Hasil observasi kinerja dari tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Mubune belum bisa dikatakan baik karena tugas setiap tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab ganda sekaligus sehingga tidak sesuai dengan standar prosedur yang ada, maka dalam melaksanakan kerjanya banyak ditemui laporan bulanan mereka yang tidak lengkap sehingga pada saat pembuatan laporan yang akan dimasukkan kedinas kesehatan banyak yang kurang akibatnya banyak laporan yang hasil dari setiap bulannya sama. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh stres kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Mubune. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional (potong lintang). Populasi dan sampel  dalam penelitian ini adalah semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Mubune yang berjumlah 49 tenaga kesehatan. Hasil penelitian terdapat pengeruh stres kerja terhadap kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Mubune dengan nilai p.value 0,029.Kesimpulan terdapat pengaruh stres kerja terhadap kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Mubune. Saran diharapkan agar setiap program yang diberikan harus sesuai dengan profesi masing-masing tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi stress kerja tenaga kesehatan dan dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan. Kata Kunci: Stres dan Kinerja  ABSTRACTPerformance is the result obtained from an organization both the organization is profit oriented and non profit oriented which is produced over a period of time. Performance is the result of work that has a strong relationship and strategic objectives of the organization, customer satisfaction, and economic contribution. Factors causing stress are excessive workload, pressure and attitudes of leaders that are less than fair and reasonable, inadequate time and working equipment, conflicts between individuals and leaders or work groups. The results of observations of the performance of health workers in the Mubune Health Center can not be said to be good because the task of each health worker has multiple responsibilities at once so it is not in accordance with existing standard procedures, so in carrying out their work many of their monthly reports are found incomplete so at the time of manufacture many of the reports that will be submitted to the health department are a result of which many reports have the same results every month. The research objective was to analyze the effect of work stress on the performance of health workers in the Mubune Health Center. The research method is quantitative research with cross sectional study design. The population and sample in this study were all health workers in Mubune Puskesmas, which totaled 49 health workers. The results of the study found that there was an effect of work stress on the performance of health workers in the Mubune Community Health Center with a p value of 0.029. The conclusion is that there is an effect of work stress on the performance of health workers in the Mubune Community Health Center. Suggestions are expected that each program given must be in accordance with the profession of each health worker so that it can reduce the work stress of health workers and can improve the performance of health workers. Keyword: Stress and Performance
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN KULIT PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Kasiadi, Yuningsih; Kawatu, Paul A.T.; Langi, Fima F.L.G
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan kulit merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masyarakat. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa (2016), menunjukan bahwa dari jumlah 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2015 terdapat penyakit kulit pada urutan ketiga berjumlah 12.052 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 dengan jumlah 13.227 kasus (Kabupaten Minahasa Utara Dalam Angka, 2017). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kulit pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross sectional study dengan jumlah sampel yaitu 116 nelayan dan pengambilan data menggunakan kuesioner yang dilaksanakan pada bulan September-Desember 2018. Uji hubungan menggunakan uji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan a=0,05.  Hasil penelitian didapatkan dengan uji chi square nilai p=0,316 > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan antara usia dengan gangguan kulit. Hasil uji chi square dengan nilai p=0,029 < a berarti hal ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gangguan kulit. Uji chi square dengan p=001 artinya p<a, dengan demikian bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan gangguan kulit. Kata kunci : Usia, Masa Kerja, Personal Hygiene, Gangguan Kulit ABSTRACTSkin disorder is a disease that is often encountered in the community. Based on a report from the Central Bureau of statistics the Regency of Minahasa (2016), showed that the number of 10 diseases in the Regency of Minahasa in North in 2015 there are skin diseases in third place amounted to 12,052 cases and experience the increase in the year 2016 with a population of 13,227 cases (North Minahasa Regency in numbers, 2017). The purpose of this research is to know the factors that are associated with disorders of the skin on the fishing village of Kalinaun sub-district of North Minahasa Regency East Likupang. The research design used in this study i.e., cross sectional study with a number of sample i.e. 116 fishermen and data retrieval using a questionnaire which was carried out in September-December 2018. Relationship test using the test statistic chi square with a level of significance of a = 0.05.  The research results obtained with test chi square p = 0,316 > value of 0.05 means there is no relationship between the ages with disorders of the skin. The chi square test results with a value of p = 0,029 < a means this shows there is a significant relationship between the time of work with the skin disorder. Test chi square p = 001 p means a <, thus that there is a significant relationship between personal hygiene with the skin disorder Keywords : Age, Time of Work, Personal Hygiene, Skin Disorders
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PEKERJA YANG TIDAK AMAN DENGAN KECELAKAAN KERJA DI PT. TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Lombogia, Orianly; Kawatu, Paul A.T.; Sumampouw, Oksfriani J.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh unsafe action. (Anizar, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara perilaku pekerja yang tidak aman dengan kecelakaan kerja pada pekerja di PT. Tropica Cocoprima Desa Lelema Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian yang digunakan adalah observasional yang bersifat cross sectional dengan menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Populasi berjumlah 252 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dalam pengambilan data menggunakan kuesioner sebagai alat pokok mengumpulkan data. Teknik menentukan sampel pada penelitian ini adalah  purposive sampling  sehingga didapati 75 sampel. Berdasarkan uji chi square didapati bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku pekerja yang tidak aman dengan kecelakaan kerja dengan nilai p=1,000 . Kesimpulan dari penelitian ini yaitu responden yang memiliki perilaku pekerja yang tidak aman dengan kategori sedang sebanyak 10.7% dan perilaku pekerja yang tidak aman dengan kategori rendah 89.3%. Responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 50.7% dan tidak pernah  mengalami kecelakaan kerja sebanyak 49.3%. Tidak terdapat hubungan antara perilaku pekerja yang tidak aman dengan kecelakaan kerja pada pekerja PT. Tropica Cocoprima Desa Lelema Kabupaten Minahasa Selatan.  Kata Kunci: Kecelakaan kerja, Perilaku Pekerja yang Tidak Aman  AbstractIn general, there are two causes of accidents, namely unsafe action (human factors) and unsafe conditions (environmental factors). According to research, 80-85% of accidents are caused by unsafe action. (Anizar, 2009). The human factor is the physical imbalance of labor which is the position of the body which causes fatigue, physical disability, temporary disability, sensory sensitivity towards something, lack of education, lack of experience, misunderstanding of an order, lack of skill, misinterpretation of Standard Operating Procedure (SOP) resulting in errors in the use of work tools. This study aims to determine the relationship between unsafe worker behavior and workplace accidents in workers at PT. Tropica Cocoprima, Lelema Village, South Minahasa Regency. The research used was observational which was cross sectional by using primary and secondary data collection methods. The population is 252 respondents. This research is a quantitative research which in collecting data using a questionnaire as the main tool to collect data. The technique of determining the sample in this study was purposive sampling so that 75 samples were found. Based on the chi square test, it was found that there was no relationship between safe action and work accident with a value of p = 1,000. The conclusion of this study are respondents who have unsafe worker behavior with a moderate category of 10.7% and unsafe worker behavior with a low category of 89.3%. Respondents who had experienced work accidents were 50.7% and had never experienced work accidents as much as 49.3% There is no relationship between the behavior of unsafe workers and workplace accidents in PT workers. Tropica Cocoprima, Lelema Village, South Minahasa Regency.Pay more attention to workers at PT. Tropica Cocoprima to be safer in working to avoid work accidents. Keywords: Workplace Accidents, Unsafe Worker Behavior.
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT UMUM GMIM KALOORAN AMURANG Maleke, Alfa Stevano; Kawatu, Paul A.T.; Korompis, Grace E.C.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Potensi-potensi bahaya di rumah sakit dapat berasal dari beberapa faktor antara lain faktor kimia, fisik, biologis, ergonomi dan psikososial oleh karena itu rumah sakit wajib melakukan pencegahan dengan menerapkan Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Saki,t bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan produktifitas SDM baik tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit dimana terdapat 12 Program Penerapan K3RS. Jenis penelitian adalah kualitatif untuk menggambarkan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja di RSU GMIM Kalooran Amurang. Waktu penelitian dilakukan dari Juni – September 2019. Informan penelitian ini berjumlah 7  orang.. Hasil penelitian menunjukkan Program yang telah dilaksanakan dan berjalan dengan baik yaitu berjumlah 10 sedangkan yang belum maksimal yaitu program pengembangan manajemen tanggap darurat dan program Pengembangan Program Pemeliharaan Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas. Kesimpulan yang didapat Pelaksanaan Program K3RS sudah berjalan namun belum maksimal dilaksanakan karena ada beberapa yang belum tersedia seperti hydrant, detector asap, pemadam api ototmatis dan incenelator. Kata Kunci: Pelaksanaan program K3RS ABSTRACTHospital an institution that organize individual health care service in a complete manner. Potential dangers at hospital can come from several factors, other thing is: chemical physical , biological , ergonomic , and psychosocial factors. Hospital is required to take precautions, implementing safety work and health programs. Hospital are also aimed to protect and improv human resources productivity, work force, patients, and society in the neighborhood of hospital. There are 12 hospital health and safety. This type of research is qualitative to describe the implementation of health and safety programs at general hospital GMIM Kalooran Amurang. The time of the research is from June to September 2019. The source for this research is seven people. The results showed programs that have been implemented and run well, amounting to 10, while those that have not been maximized are emergency response management development programs and development of maintenance programs for solid, liquid, and gas waste management. The conclusion obtained by the implementation of hospital health and safety program is already running, but has not been carried out optimally because there are some that are not yet available as hydrant, smoke detector, automatic fire extinguisher, and incenerator. Keywords: Implementation of Hospital Health and Safety Program
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Melo, Andinny V.; Kawatu, Paul A.T.; Tucunan, Ardiansa A.T.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres kerja dapat menjadi risiko bagi kesehatan dan keselamatan pekerja ketika pekerjaan yang dilakukan melebihi kapasitas, sumber daya dan kemampuan pekerja. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan stres kerja yaitu beban kerja berlebih. Tanda-tanda beban berlebih yaitu mudah tersinggung, kelelahan fisik dan mental, ketidaktegasan, hilangnya obyektivitas, kecenderungan berbuat salah, kekhilafan dalam ingatan dan hubungan interpersonal yang tegang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study. Dan dilakukan pada bulan April – Agustus 2019. Dan mengambil sampel sebanyak 90 perawat sebagai responden. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Perawat yang mengalami sangat stres sebanyak (48,9%). Perawat yang merasakan beban kerja sedang sebanyak (48,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja dan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon dengan nilai p value 0,004. Kata Kunci: Beban Kerja, Stres Kerja ABSTRACTWork stress can be a risk to the health and safety of workers when work is done beyond capacity, resources and worker ability. One of the factors that can cause work stress is excess workload. Signs of overload are irritability, physical and mental fatigue, unyielding, loss of objectivity, wrong tendencies, error in memory and tense interpersonal relationships. The purpose of this research is to know the relationship between workloads with work stress on nurses in Bethesda Tomohon General Hospital. This research uses the cross sectional study draft. And done in April – August 2019. And took a sample of 90 nurses as respondents. The measuring instrument used is a questionnaire. Nurses who are experiencing much stress (48.9%). Nurses who feel the workload is being as much as (48.9%). The results of this study showed there was a relationship between workload and work stress on nurses at Bethesda Tomohon General Hospital with the p value of 0.004. Keywords: Workload, Work Stress 
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALAUD Dolongpaha, Winly Vaskiano Gusti; Kawatu, Paul A.T.; Wowor, Ribka E.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa dalam rangka peningktan mutu pelayanan, rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali dimana unsur keselamatan dan kesehatan kerja termasuk sebagai salah satu yang dinilai didalam akreditasi rumah sakit. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 7 orang informan yang terdiri dari Direktur Rumah Sakit, Ketua K3RS, Seorang Perawat, Kepala Laboraorium, Kepala Ruangan, Seorang Dokter, dan Cleaning Service di RSUD Talaud. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan program K3RS di RSUD Talaud secara umum belum terlaksana secara optimal dikarenakan masih terdapat cukup banyak sub program yang belum berjalan sesuai dengan peraturan. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa untuk program kesehatan kerja hanya dua sub program yang berjalan dari sembilan sub program yakni pemberian pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi dan pelaksanaan evaluasi. Sedangkanuntuk program keselamatan kerja hanya tiga sub program yang berjalan dari lima belas sub program\pertanyaan yaitu, pembinaan dan  pengawasan sanitasi, pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja, pembinaan/pengawasan perlengkapan keselamatan kerja Kata Kunci: Program Kesehatan Kerja, Program Keselamatan Kerja, K3RS ABSTRACTLaw number 44 of 2009 concerning hospitals states that in the context of improving service quality, hospitals must be accredited periodically at least once every 3 (three) years where the element of occupational safety and health is included as one of the assessed in hospital accreditation.This research is a type of qualitative research conducted with in-depth interviews with 7 informants consisting of the Director of the Hospital, the Head of hospital occupational safety and health a Nurse, Head of Laboratories, Head of Room, A Doctor, and Cleaning Service at Talaud Regional Hospital. The results showed that the implementation of occupational health and safety programs at the Talaud Regional General Hospital in general had not been carried out optimally because there were still many programs that had not been running well. The conclusion of this study shows that for the occupational health program only two sub-programs that run out of the nine sub-programs, namely the provision of treatment and maintenance as well as the evaluation and implementation. Whereas for the work safety program, only three sub-programs run out of the fifteen sub-programs \ questions, namely the development and supervision of work safety equipment, guidance and supervision of water sanitation, guidance and supervision of work safety equipment. Keywords: Occupational Health Program, Occupational Safety Program, Hospital occupational safety and health
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN ASUPAN KALORI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG Andiani, Ika Putri; Kawatu, Paul A.T.; Ratag, Budi T.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan akibat kerja merupakan salah satu bagian dari kelelahan umum yang terjadi dan biasanya sering ditandai dengan berkurangnya niat atau semangat para pekerja untuk melakukan pekerjaan seperti biasanya, dan dapat mengurangi produktivitas kerja, yang disebabkan oleh monotoni, intensitas atau tekanan dan lamanya kerja fisik yang di lakukan dalam satu hari kerja, keadaan lingkungan sekitar tempat bekerja, sebab-sebab mental, keadaan gizi dan status kesehatan. (Tarwaka dkk, 2004). Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Samudera Bitung memiliki beban kerja yang sama satu dengan lainnya, dan juga tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung banyak yang memiliki asupan kalori yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara beban kerja dan asupan kalori dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung. Metode penelitian ini yang digunakan yaitu observasional analitik dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 45 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji spearman rank. Hasil penggujian didapatkan nilai p-value 0,040 dan r = 0,307 yang menunjukan arah korelasi positif yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Selanjutnya didapatkan juga nilai p-value 0,000 dan nilai r = 0,502 atau tingkat korelasi sedang dengan arah korelasi positif yang berarti terdapat hubungan antara asupan kalori dengan kelelahan kerja. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara beban kerja dan asupan kalori dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Samudera Bitung.Kata Kunci : Kelelahan Kerja, Beban Kerja, Asupan Kalori, Tenaga Kerja Bongkar MuatABSTRACTOccupational Burnout is one part of a general fatigue that occurs and usually often marked by dwindling intention or the spirit of the workers to do the job as usual, and can reduce the productivity of work, which caused by pressure or intensity, monotoni and duration of physical work performed in a day's work, the State of the environment around the spot work, causes mental, the State of nutrition and health status. (Tarwaka et al, 2004). Loading and unloading in the workforce The ocean port of Bitung has a workload of the same one with the other, and also Labor loading and unloading at the port of Bitung Ocean many have intake calories. This research aims to know the existence of a relationship between workload and caloric intake with the fatigue of work on loading and unloading on labor The Ocean Port Of Bitung. The research methods used namely observational analytic approach to study pieces by using the latitude (cross sectional). Technique sampling using a purposive sampling of as many as 45 people. Data analysis using spearman rank test. The results obtained by the p-value penggujian value of 0.040 and r=0.307 showed positive correlation direction which means there is a significant relationship between the workload with fatigue. Next obtained also the value p-value 0.000 and the value of 0.502 r or the level of correlation being with the direction of the positive correlation which means There is a relationship between your calorie intake with fatigue. Of research results i.e. There is a conclusion obtained as a relation between workload and caloric intake with work fatigue on labor loading and unloading at the port of Bitung Ocean.Keywords: Work Fatigue,, Workload, Calorie Intake, Labor Loading a nd Unloading
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENGENDARA OJEK ONLINE KOMUNITAS MANGUNI RIDER ONLINE SARIO Datu, Meri Meilani Dorothy; Kawatu, Paul A.T.; Mandagi, Chreisye K.F
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh supaya terhidar dari kerusakan yang lebih parah atau lebih lanjut yang kemudian terjadi pemulihan setelah beristirahat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja adalah lama kerja, monotonitas, iklim kerja, kebisingan, penerangan, umur, masa kerja, dan jenis kelamin. Jam kerja yang berlebihan akan menyebabkan kelelahan yang dapat mengakibatkan penurunan efesiensi kerja fisik dan penurunan ketahanan kerja dan juga mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama kerja dengan kelelahan kerja pada pengendara ojek online Komunitas Manguni Rider Online Sario. Penelitian ini dilakukan di Komunitas Rider Online sario. Populasi  penelitian ini berjumlah 40 orang.. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh total populasi pengendara ojek online Komunitas Manguni Rider Online Sario. Instrumen penelitiann ini menggunakan Kuesioner Kelelahan Subjektif dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) dengan mengunakan uji statistik Fisher’s Exact Test. Hasil dari penelitian ini adalah dari 12  pengendara ojek online yang bekerja kurang dari sama dengan 8 jam yang memiliki kelelahan kerja rendah sebanyak 4 orang (33,3%), yang memiliki kelelahan kerja sedang sebanyak 7 orang (58,3%), sedangkan  yang memiliki kelelahan berat sebanyak 1 orang(8,3%) dan dari 29 pengendara ojek online yang bekerja lebih dari 8 jam yang memiliki kelelahan kerja rendah sebanyak 6 orang (20,7%), yang memiliki kelelahan kerja sedang sebanyak 8 orang (27,6%) dan yang memiliki kelelahan kerja berat sebanyak 15 orang (51,7%).Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,023 dimana p< α = 0,05 yang berarti ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan kerja pada pengendara ojek online komunitas manguni rider online Sario. Kata kunci : Lama Kerja, Kelelahan Kerja, Ojek Online ABSTRACT Fatigue is a mechanism of protection of the body to spared which is more severe damage or further which then occur recovery after resting. Factors affecting work fatigue are length of work, monotonous, work climate, noise, lighting, age, years of service, and gender. Excessive work hours will cause fatigue which can result in decreased physical work efficiency and decreased endurance and also affects all parts of the body. The research method used is quantitative research with analytic observational methods using a cross sectional approach. The purpose of this research was to determine the relationship between work duration and work fatigue in the online motorcycle taxi drivers of the Manguni Rider Online Sario Community. This research was conducted at the Sario Online Rider Community. The population of this research is 40 people. The sample of this research is the total population of Online Motorcycle Taxi Riders in Sario. This research instrument uses the Subjective Fatigue Questionnaire from the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) using the Chi-Square statistical test. The results of this research are of 12 online motorcycle riders who work less than the same as 8 hours who have low work fatigue as many as 4 people (33.3%), who have moderate work fatigue as many as 7 people (58.3%), while those who work 1 person (8.3%) had severe fatigue and from 29 online motorbike riders who worked more than 8 hours who had low work fatigue of 6 people (20.7%), who had moderate work fatigue of 8 people (27, 6%) and those who have heavy work fatigue are 15 people (51.7%). The results of the analysis using the Chi-Square test obtained the value of p = 0.033 where p <α = 0.05, which means there is a relationship between the length of work with work fatigue in the online motorcycle taxi driver community building Sario online riders. Keywords: Length of Work, Work Fatigue, Ojek Online
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BANGUNAN FAKULTAS HUKUM DI PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK PROYEK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Hamber, Yessita; Kawatu, Paul A.T.; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu gangguan kesehatan yang didapati ditempat kerja yaitu keluhan muskuloskeletal dan pada umumnya semua pekerjaan beresiko mengalami keluhan muskuloskeletal baik dibidang pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik lebih dan beban kerja yang tinggi. Oleh sebab itu, beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja bangunan Fakultas Hukum di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk proyek universitas Sam Ratulangi. Penelitian dilakukan di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Proyek Universitas Sam Ratulangi dengan jumlah populasi 113 pekerja dan sampel dalam penelitian ini yaitu 87 pekerja dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh menggunakan kuesioner Nordic Body Map untuk mengukur keluhan muskuloskeletal dan Stopwatch untuk mengukur beban kerja dengan perhitungan denyut nadi dipergelangan tangan. Hasil uji statistik Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja bangunan fakultas hukum di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Proyek Universitas sam Ratulangi dimana beban kerja terbanyak dengan kategori sedang dan pekerja bangunan yang mengalami keluhan muskuloskeletal terbanyak dengan kategori sedang, dengan besar korelasi antara kedua variabel adalah 0,659 dan hasil  p value 0,000 dengan kekuatan hubungan kuat dan arah korelasi positif artinya semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi keluhan muskuloskeletal.  Kata Kunci: Beban Kerja, Keluhan Muskuloskeletal ABSTRACTOne of the health problems found at the places of work i.e. musculoskeletal complaints and in general all of the jobs are at risk of experiencing musculoskeletal complaints both in the field of work that requires more physical strength and a high workload, Therefore, the workload is received by someone to be appropriate or good balanced against the physical ability, cognitive ability as well as the limitations of the human who receives the load. The goal in this research is to know the relationship between the workload with the musculoskeletal complaint at law faculty building workers at PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Sam Ratulangi University project. Research conducted at the PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Sam Ratulangi University Projects with a total population of one hundred and thirteen workers and samples in this study i.e. Eighty-seven workers with the inclusion and exclusion criteria. Data obtained using questionnaire Nordic Body Map for musculoskeletal complaints and measure the Stopwatch to measure the workload with the calculation of the pulse at the wrist. Spearman statistics test results show that there were connections between the workload with the musculoskeletal complaint at law faculty building workers at PT. Adhi Karya, (Persero) Tbk Sam Ratulangi University Projects where most of the workload with the categories are and building workers who experienced the most musculoskeletal complaints by category medium, with a big correlation between these two variables is 0.659 p value 0.000 and results with the strength of the relationship is strong and positive correlation means direction the higher workload then the higher musculoskeletal complaints. Keywords: The Workload, Musculoskeletal Complaints
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Celeste, Jessica M.; Kapantow, Nova H.; Kawatu, Paul A.T.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi merupakan syarat mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, makanan yang di konsumsi berpengaruh pada status gizinya. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh kekurangan zat-zat gizi esensial. Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh sehingga anak rentan terkena penyakit. Jika angka status gizi kurang terus bertambah, maka secara perlahan kekurangan gizi akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta rendahnya umur harapan hidup. Memberikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi merupakan langkah awal untuk membangun manusia Indonesia yang sehat dan cerdas di masa depan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi yaitu anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Timur dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling sehingga didapati 70 sampel. Digunakan kuisioner untuk mengukur riwayat pemberian ASI. Variabel status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri dengan alat timbangan untuk mengukur berat badan serta microtoise untuk mengukur tinggi badan, kemudian menghitung Z-score. Hasil penelitian ini yaitu terdapat 15,9% gizi kurang, 18,8% pendek dan 13,0% kurus. Berdasarkan hasil uji chi square didapati nilai p > 0,05 yang berarti daat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara.Kata Kunci: Riwayat Pemberin ASI, Status GiziABSTRACTNutritional status is a fundamental requirement for the growth and development of children, the food consumed affects the nutritional status. Poor nutritional status occurs when the body lacks essential nutrients. Every year more than one third of child deaths in the world are related to malnutrition, which can weaken the immune system so that children are vulnerable to disease. If the number of nutritional status is not continuously increasing, then slowly malnutrition will have an impact on the high mortality rate of mothers, infants, and toddlers, as well as low life expectancy. Providing ASI as the best food for babies is the first step to building healthy and smart Indonesian people in the future. The purpose of this study is to find out whether there is a relationship between breastfeeding and nutritional status in children aged 24-59 months in Ratahan Timur District, Southeast Minahasa Regency. This research is an analytic observational study with cross sectional design. The population is children aged 24-59 months in Ratahan Timur District with inclusion and exclusion criteria. Sampling was done by purposive sampling so that 70 samples were found. Questionnaires were used to measure the history of breastfeeding. Variable nutritional status was measured using anthropometric measurements with scales to measure weight and microtoise to measure height, then calculate the Z-score. The results of this study were that there were 15.9% malnutrition, 18.8% short and 13.0% thin. Based on the results of the chi square test found p value> 0.05 which means that it was concluded that there was no relationship between the history of breastfeeding with nutritional status based on BB / U index, TB / U and BB / TB in children aged 24-59 months in Ratahan Subdistrict East of Southeast Minahasa Regency.Keywords: Breastfeeding History, Nutritional Status