p-Index From 2019 - 2024
2.203
P-Index
This Author published in this journals
All Journal KESMAS
Nancy S.H. Malonda, Nancy S.H.
Unknown Affiliation

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA NELAYAN DI KELURAHAN UWURAN SATU KECAMATAN AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Kowaas, Claudia Gloria; Suoth, Lery Fransi; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampai saat ini kelelahan kerja masih menjadi salah satu faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan kerja di suatu tempat kerja atau perusahaan, dalam jumlah presentase, faktor kelelahan kerja memberikan presentase sebesar 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Maurits, 2012). Menurut International Labour Organization (ILO) menunjukan data bahwa di dunia hampir setiap tahun terdapat sebanyak dua juta pekerja yang meninggal duni dikarenakan kecelakaan kerja yang disebabkan faktor kelelahan, data ini semakin memperjelas bahwa kontribusi kelelahan kerja pada terjadinya kelelahan kerja terbilang besar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan beban kerja dengan kelelahan kerja pada nelayan di kelurahan Uwuran Satu kecamatan Amurang kabupaten Minahasa Selatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasi dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang. Total responden yang  diambil yaitu 65 orang. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner dengan uji korelasi spearman rank. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja dengan di peroleh nilai r = 0,132 dan p = 0,294. Dan terdapat hubunngan yang lemah antara beban kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai r = 0,321 dan p = 0,009. Saran perlu dilakukan sosialisasi tentang kelelahan kerja pada nelayan di  kelurahan Uwuran Satu Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Kata Kunci : Status Gizi, Beban Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT  Until now work fatigue is still one of the biggest factors causing workplace accidents in a workplace or company, in the percentage of work fatigue, a percentage of work giving 50% of work accidents (Maurits, 2012). According to the International Labor Organization (ILO) shows data that in the world almost every year there are as many as two million workers who died due to work accidents caused by fatigue, this data makes it clear that the contribution of work fatigue to the occurrence of work fatigue is quite large. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status and workload with work fatigue in fishermen in Uwuran One, Amurang, South Minahasa. The research method used is observational research using a cross-sectional study approach. Total respondents taken were 65 people. The measuring instrument used was a questionnaire with a chi square statistical test. The conclusion of this study is that there is no relationship between nutritional status with work fatigue with a value of r = 0.132 and p = 0.294. And there is a weak relationship between workload with work fatigue with r = 0.321 and p = 0.009. Suggestions need to be carried out socialization about work fatigue for fishermen in Uwuran Satu village, Amurang Subdistrict, South Minahasa Regency. Keywords : Nutritional Status, Workload, Work Fatigue
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN TOMBATU UTARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Kojongian, Cindy F.; Malonda, Nancy S.H.; Kapantow, Nova H.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status Gizi merupakan suatu ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak juga sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi bayi, yaitu pemberian ASI ekslusif, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, penyakit infeksi serta status ekonomi keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI dengan Status Gizi pada Anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 24-59 bulan laki-laki maupun perempuan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah 293 anak dan total sampel yang diteliti yaitu sebanyak 75 anak. Analisis bivariate dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square (α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tombatu Utara diperoleh status gizi berdasarkan indeks (BB/U) menujukkan status gizi baik 77,3% dan status gizi kurang 22,7%. Berdasarkan status gizi menurut indeks (TB/U) yaitu status gizi normal 58,7% dan status gizi pendek 41,3%, sedangkan status gizi berdasarkan (BB/TB) yaitu status gizi normal 90,7% dan status gizi kurus 9,3%. Untuk pemberian ASI Eksklusif diperoleh status gizi (BB/U p=0,653, TB/U p=0,228, BB/TB p=0,126), pemberian kolostrum (BB/U p=0,582, TB/U p=0,307, BB/TB p= 1000), pemberian ASI sampai 24 bulan (BB/U p=0,527, TB/U p=0,397, BB/TB p=0,787). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara.Kata Kunci: Riwayat pemberian ASI, Status Gizi, Balita.ABSTRACTNutritional Status is a measure of success in fulfilling nutrition for children which is indicated by the child's weight and height as well as the health status produced by the balance between nutrient needs and inputs. There are several factors that can affect the nutritional status of infants , namely exclusive breastfeeding, the level of education and knowledge of mothers, infectious diseases and family economic status. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between the history of breastfeeding and nutritional status in children aged 24-59 months in Tombatu Utara District, Southeast Minahasa District. This study used a descriptive research design with cross sectional design. The population in this study were all children aged 24-59 months male and female in District Tombatu Utara District of Southeast Minahasa with a total of 293 children and the total sample studied was 75 children. Bivariate analysis was performed using Chi Square Test (α = 0 , 05 ). Based on the results of research conducted in North Tombatu District obtained nutritional status based on index (BB / U) showed good nutritional status of 77 , 3 % and malnutrition status of 22.7%. Based on nutritional status according to index (TB / U) that is normal nutritional status 58.7% and short nutritional status 41.3%, while nutritional status based on (BB / TB) that is normal nutritional status 90.7% and thin nutritional status 9 , 3%. For exclusive breastfeeding obtained nutritional status (BB / U p = 0.653, TB / U p = 0.228, BB / TB p = 0.126), giving colostrum (BB / U p = 0.582, TB / U p = 0.307, BB / TB p = 1000), breastfeeding up to 24 months (BB / U p = 0,527, TB / U p = 0,397, BB / TB p = 0,787). The conclusion of this study is that there is no significant relationship between the history of breastfeeding and nutritional status in children aged 24-59 months in Tombatu Utara District, Southeast Minahasa Regency.Keyword ; History of breastfeeding, nutritional status, children.
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Momuat, Trully; Kandou, Grace D.; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi, dan masalah gizi yang terjadi diusia balita dapat bersifat tidak dapat pulih. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah faktor sosial ekonomi, dimana masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah lebih cenderung mengalami masalah gizi kurang dibandingkan dengan golongan sosial ekonomi menengah keatas. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi balita di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Populasi penelitian ini adalah balita dengan usia 6-24 bulan, dan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling. Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s Exact pekerjaan ibu (BB/U nilai p = 0,204, PB/U nilai p = 1,000, BB/PB nilai p = 0,090), pendidikan ibu (BB/U niali p = 0,048, PB/U nilai p = 0,183, BB/PB 0,319), pendapatan keluarga (BB/U nilai p = 0,710, PB/U nilai p = 0,509, BB/PB nilai p = 0,645), jumlah anggota keluarga (BB/U nilai p = 0,669), PB/U nilai p = 0,432, BB/PB nilai p = 0,287). Pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga tidak berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U), dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), akan tetapi tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur (PB/U) dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB).Kata kunci: Pekerjaan Ibu, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga, Status Gizi BalitaABSTRACTToddlers are susceptible to nutritional problems and nutritional problems that occur in young children is unrecoverable. One of the factors that affected toddler nutrition status is socio-economic factor, where people with low socioeconomic status are more likely to experience less nutritional problem compared with middle and upper socioeconomic class. This research is an analytic survey with cross sectional design. The purpose of this study was to determine the relationship between socio economic status with toddlers nutrition status in Dimembe village, North Minahasa. The population of this study were children 6-24 months, and the samples in this study were using total sampling. Based on fisher’s exact statistical test, occupation of mother (BB / U value p = 0,204, PB / U value p = 1,000, BB / PB value p = 0,090), mother education (BB/U p-value = 0,048, PB/U = 0.183, BB/PB = 0.319), family income (BB/U p-value= 0.710, PB/U p-value= 0,509, BB/PB p-value = 0.645), numbers of family members (BB/U p-value= 0.669) PB/U p-value = 0.432, BB/PB p-value= 0.287). Maternal occupation, family income, and numbers of family member are not related to underweight childhood status based on weight-age anthropometry index (BB/U), body length by age (PB/U), and body weight by body length (BB/PB). There is a correlation between maternal education with weight according to age anthropometry index (BB/U), but there is no correlation between maternal education with nutritional status of toddlers based on anthropometric index of body length according to age (PB/U) and body weight according to body length (BB/PB).Keywords: Mother's Occupation, Mother's Education, Family Income, Numbers of Family Member, Nutritional Status of Toddlers
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SONDER KABUPATEN MINAHASA Winowatan, Gabrielisa; Malonda, Nancy S.H.; Punuh, Maureen I.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut WHO (2010), masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi pendek sebesar 30 – 39% dan serius bila prevalensi pendek ≥40%. Faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan yang tidak seimbang, berat badan lahir rendah (BBLR) dan penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir anak dengan kejadian stunting pada anak umur 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan penelitian penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa selama bulan Juni-Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa yang berjumlah 430 anak. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 82 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah Berat badan lahir rendah dan stunting. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=0,05). Terdapat sebanyak 13,4% batita memiliki berat badan lahir rendah dan 86,6% batita memiliki berat badan lahir normal. Terdapat sebanyak 50% batita lahir dengan panjang <48 cm, 39% batita lahir dengan panjang normal. Terdapat sebanyak 47,6% batita yang berstatus stunting dan sebanyak 52,4% berstatus tidak stunting. Hasil uji statistik antara BBLR dan stunting menunjukkan nilai p = 0,411 (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan stunting pada batita di wilayah kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa.Kata kunci : Berat Badan Lahir, stunting, batitaABSTRACTAccording to the WHO (2010), public health problems are considered severe when the prevalence of short of 30 – 39% and serious when the prevalence of short ≥ 40%. The main causes of stunting factor i.e. the unbalanced food intake, low birth weight (LBW) and infectious diseases. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between child's birth weight with stunting events in children aged 13-36 months in the working area of Sonder Public Health Center District of Minahasa. This research is an analytic survey research research with cross sectional research design. This research was conducted in the working area of Sonder Public Health Center District of Minahasa. during the month of June-August 2017. The population in this study were all children under three years old in the work area of Sonder Public Health Center District of Minahasa., amounting to 430 children. The sample in this research is as much as 82 respondents by using purposive sampling technique. The variables examined are low birth weight and stunting. Analysis using chi square test bivariat (CI = 95%, α = 0.05). There is as much as 13.4% the toddler had a low birth weight and 86.6% of the toddler had a normal birth weight. There are as many as 50% of the toddler born with a length of <48 cm, 39% the toddler born with normal length. here is as much as 47.6% stunting and the toddler who is as much a 52.4% status not stunting. The results of statistical tests between low birth weight and stunting shows value of p = 0.411 (p > 0.05). There is no relationship between child weight born by stunting on the toddler in the working area Sonder Public Health Center District of Minahasa.Key words: birth weight, stunting, children under three years old
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERSONAL HYGIENE PELAKU JAJANAN MAKANAN DI SEPUTARAN PASAR JAJAN KOTA KOTAMOBAGU Mantiri, Hiskia K.; Malonda, Nancy S.H.; Rattu, A.J.M.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makanan jajanan merupakan produk pengolahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar kita dan dikonsumsi secara rutin oleh banyak orang. Makanan jajanan selain bermanfaat juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan, melihat potensi makanan jajanan yang demikian besar dan tingkat kerawanan yang cukup tinggi perlu diupayakan pengawasan kualitas pengelolaan makanan jajanan dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebersihan dan sanitasi serta persyartan kesehatan. Sekitar 80% penyakit yang tertular melalui makanan disebabkan oleh bakteri pathogen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan personal hygiene pelaku jajanan makanan di Seputaran Pasar Jajan Kota Kotamobagu. Penelitian ini menggunakann survey analitik dengan menggunakan cross sectional study. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 pelaku jajanan makanan di seputaran pasar jajan Kota Kotamobagu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara masing-masing variabel yaitu pengetahuan dengan personal hygiene (p=0.021), sikap dengan personal hygiene (p=0.017) dan tindakan dengan personal hygiene (p=0.018).Kesimpulan, bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan personal hygiene pada pelaku jajanan makanan di seputaran pasar jajan Kota Kotamobagu. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Hygiene ABSTRACTSnack food is a food processing product that is often found around us and consumed routinely by many people. In addition to being useful food also risks causing health problems, seeing the potential for such large food and high levels of vulnerability, efforts should be made to monitor the quality of food management by taking into account the principles of hygiene and sanitation and health requirements. About 80% of food-borne diseases are caused by pathogenic bacteria. The purpose of this study is to determine the relationship between knowledge, attitudes and actions with personal hygiene of food vendors in Kotamobagu City Snack Market. This study uses an analytical survey using cross sectional study. The population and sample in this study amounted to 72 perpetrators of food snacks around Kotamobagu City snack market. The results of this study indicate a relationship between each variable, namely knowledge with personal hygiene (p = 0.021), attitudes with personal hygiene (p = 0.017) and actions with personal hygiene (p = 0.018). The conclusion, that there is a significant relationship between knowledge, attitudes and actions with personal hygiene in food snacks perpetrators around Kotamobagu City snack marketKeyword: Knowledge, Attitude, Action, Hygiene
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN PARTISIPASI KERJA DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Barbara, Aryesam Veronika Maria; Kairupan, B. H.R.; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) telah menjadi komitmen pemerintah dan sejalan dengan tujuan millenium development goals (MDGs) Tahun 2015 yaitu menurunkan AKI sebesar ¾ menjadi 102/100.000 kelahiran Hidup dan Menurunkan AKB sebesar 2/3 dari angka tahun 1990 menjadi 23/1000 Kelahiran hidup (Depkes RI, 2008). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu melahirkan terbanyak dilayani oleh Bidan (71,45%), ini menunjukan bahwa keberadaan bidan mempengaruhi program Kesehatan Ibu dan Anak,Melainkan sumber dayanya yang mengemban tugas dilapangan (Bidan Desa).Berdasarkan data tenaga bidan di kabupaten Maluku Tenggara Barat 90% berpendidikan D1 dan D3 Kebidanan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study (potong lintang). Instrumen penelitian adalah Metode Pengambilan Sampling adalah Simpel Random Sampling dengan jumlah populasi sampel adalah 37 orang yang tersebar di 2 puskesmas. Analisis Univariat dan Analisis Bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Bidan Desa di wilayah kerja Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Barat,ada hubungan antara Partisipasi Kerja dengan Kinerja Bidan Desa di wilayah kerja Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Barat.Kata Kunci: Motivasi, Partisipasi, Kerja, Kinerja Bidan DesaABSTRACTThe effort to reduce the death rate of mother and infant has become commitment of government and it is in accordance to the millennium development goals of the year 2015 that is to reduce the death rate of mother about ¾ to become 102.100.00 born alive and to reduce the death rate of infant about 2/3 from rating of year 1990 to become 23 100 born alive (The Healt Departement of Indonesian Republic,2008). The result of basic health studies (RISKADAS) in the year of 2010 regarding the health service toward pregnan mother,most mothers give birth under the service of midwife (71,45%),it indicates that the presence of midwife gives influence to mother and infant health program. Thus the interest poin of the government is not realy on the (JAMKESDA) program but much on human resources who carryout the task in the field (Town Midwife),based on data midwife in kabupaten maluku tenggara barat it is about 93% of them graduated with diploma 1 and diploma 3 midwife only. This research is a quantitative research with Cross sectional study approach. Research instrument is a sampling withdrawal method,wich is a simple random sampling with population number of 37 persons who scattered in two day care centres. Univariat analisis using and Bivariat using chi square test. From the research result could shows that relation of work motivation with town midwife and relation of participation work with town midwife performance.Keyword : Motivation,Work Participation and Performance Town Midwife
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN SINDULANG 1 KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Ibrahim, Amelita; Joseph, Woodford B.S.; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah biasanya menular dan sering terjadi pada anak. Tingkat mortalitas ISPA sangat tinggi pada bayi dan anak-anak. Kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Tuminting perkiraan penumonia 22 balita dan kesukaran bernafas 10 balita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada anak balita di kelurahan Sindulang 1 Kecamatan Tuminting Kota Manado pada tahun 2018. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil 100 responden dari 345 populasi. Variabel yang diteliti yaitu luas ventilasi, jenis lantai, kepadatan hunian dan kejadian ISPA. Analisis data menggunakan uji chi square dan fisher exact test. Nilai koefisien dalam penelitian ini yaitu (α) 0,05, Sehingga jika nilai (p value) dari hasil uji statistik lebih dari nilai α maka variabel tersebut tidak berhubungan sebaliknya jika nilai (p value) kurang dari nilai α maka variabel tersebut berhubungan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA p= 0,000, tidak terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA p=0,801, dan tidak terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA p=0,531. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA pada anak balita, tidak terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada anak balita dan tidak terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada anak balita. Saran : Disarankan Puskesmas Tuminting memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA.Kata Kunci : Ventilasi, Lantai, Kepadatan Hunian, ISPAABSTRACTBackground : Acute Respiratory Infections (ARI) is upper or lower respiratory tract diseases is usually contagious and common in children. The mortality rate of ARI is very high in infants and children. The incidence of ARI in infants at Puskesmas Tuminting estimated 22 toddlers penumonia and difficulty breathing 10 toddlers. Purposes : The study aimed to determine the relationship among the physical condition of house and the density of occupancy with the incidence of ARI in children under five in Kelurahan Sindulang 1 Kecamatan Tuminting Kota Manado on 2018. Method : The type of this study was survey analytical by cross sectional design. The number of samples taken 100 respondents from 345 population. The variables studied were ventilation area, floor type, occupancy density and ARI occurrence. The data analysis was done using chi square and fisher exact test. Coefficient value in this research that is (α) 0,05, So if the value (p value) of the statistical test results more than the value of α then the variable is not related otherwise if the value (p value) is less than the value of α then the variable is related. Result : The results showed that there was a relationship between ventilation area with ARI occurrence p = 0,000, there was no correlation between floor type and incidence of ARI p = 0,801, and there is no relationship between the density of occupancy with the incidence of ARI p = 0,531. Coclusion : From this results of research can be concluded that there is a relationship between ventilation area with the incidence of ARI in children under five, there is no relationship between the type of floor with the incidence of ARI in children under five and there is no relationship between the density of occupancy with the incidence of ARI in children under five. Suggestion : To proposed the Puskesmas Tuminting could be given provide counseling about ARI dieases.Keywords : Ventilation, Floor, Occupancy Density, ARI
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Angela, Indri I.; Punuh, Maureen I.; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 6, No 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Maret 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita dapat dipengaruhi oleh gangguan gizi, baik pada masa balita maupun masa berikutnya. Asupan zat gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gangguan gizi. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa rata-rata asupan energi dan protein anak balita Indonesia masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG).  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kombos Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus-Oktober tahun 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Kota Manado. Populasi penelitian adalah seluruh anak balita 1-5 tahun dan jumlah sampel yaitu 107 anak. Teknik yang digunakan adalah Purposive Samplilng. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 95% (ɑ=0,05). Asupan energi dengan status gizi BB/U (p=0,001), BB/TB (p=0,005), asupan protein dengan status gizi BB/U (p=0,123), BB/TB (p=0,009). Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi anak balita berdasarkan BB/U dan BB/TB. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan BB/U, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi anak balita berdasarkan BB/TB. Perlunya perhatian dari para ibu terhadap asupan zat gizi anak setiap harinya. Kata kunci : Status Gizi, Asupan Energi, Asupan Protein ABSTRACTThe growth of babies and toddlers can be affected by nutritional disorders, either in childhood or later. Nutrient intake is one of the factors that may affect nutritional disorders. Health research data (Riskesdas) in 2010 showed that the average intake of energy and protein of Indonesian toddlers was less than standard which based on Angka Kecukupan Gizi (AKG). The purpose of this study is to determine the relationship between the intake of protein and nutritional status of children under five years old in Puskesmas Kombos Manado. This research used analytic survey with cross sectional study conducted in August-October 2016 in Puskesmas Kombos Manado. The population of this reasearch is children from 1-5 years old and the sample size is 107 children. The technique used is Purposive Sampling. The statistical test used in this study is the Spearman rank correlation test with significance level of 95% (ɑ = 0.05). Result showed energy intake and nutritional status BB/U (p=0,001), BB/TB (p=0,005), protein intake with nutritional status BB/U (p=0,123), BB/TB (p=0,009). There is a significant relationship between energy intake and nutritional status of children under five by BB/U and BB/TB. No significant correlation between protein intake with nutritional status based on BB/U, there is a significant correlation between protein intake and nutritional status of children under five by BB/TB. It is required for the mothers to give more attention to their children nutrient intake everyday. Keywords : Nutritional Status, Energy Intake, Protein Intake
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 24 – 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACEDA KOTA BITUNG TAHUN 2019 Pinatitj, Trifena Haryanie; Malonda, Nancy S.H.; Amisi, Marsella
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPemberian air susu ibu (ASI) pada bayi merupakan hal yang penting bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi karena ASI dapat memenuhi berbagai vitamin dan nutrisi yang diperlukan bayi, selain itu ASI juga memiliki kandungan yang melindungi bayi dari penyakit. Oleh sebab itu, maka World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) merekomendasikan kebijakan Infant Young and Child Feeding atau disebut dengan Standar Emas Pemberian Makan pada Bayi dan Anak yang salah satunya adalah memberikan ASI saja pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama pemberian ASI (Air Susu Ibu) dengan status gizi balita usia 24 – 59 bulan berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Paceda kota Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu anak usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Paceda kota Bitung dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan lama pemberian ASI adalah  waktu yang diberikan  seorang ibu untuk menyusui anaknya, mulai dari awal pemberian sampai anak disapih.  Dibagi menjadi kategori : Tidak diberi ASI , Kurang (< 6 bln), dan Ideal (≥ 6 - 24 bln). Pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling sehingga didapati 86 sampel. Digunakan kuesioner untuk mengukur lama pemberian ASI sedangkan status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri dengan alat timbangan untuk mengukur berat badan dan microtoise untuk mengukur tinggi badan. Hasil pengukuran terdapat 15,1% gizi kurang, 2,3% pendek dan 10,5% kurus. Berdasarkan hasil korelasi Sperman  didapat bahwa terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dan TB/U dengan p-value lebih kecil dari (α=0,05), sedangkan untuk status gizi dengan indeks BB/TB tidak terdapat hubungan antara lama pemberiaan ASI dan status gizi dengan p-value lebih besar dari (α=0,05). Kata Kunci: Lama pemberian ASI, Status Gizi, Balita. ABSTRACTProvision of breast milk (ASI) in infants is important for baby's growth and development because breast milk can meet the various vitamins and nutrients that babies need, besides breast milk also has ingredients that protect babies from disease. Therefore, the World Health Organization (WHO) and the United Nations Children's Fund (UNICEF) recommend the policy of Infant Young and Child Feeding or called the Gold Standard for Feeding Infants and Children, one of which is to give only breast milk to babies from birth to age 6 months and continued until the age of 2 years. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between the duration of breastfeeding with the nutritional status of children aged 24 - 59 months based on index  BB/U, TB/U, BB/TB in the working area of Paceda Community Health Center in Bitung City. This research is a descriptive analytic study with cross sectional approach. The population is children aged 24-59 months in the working area of Paceda Community Health Center in Bitung city with inclusion and exclusion criteria. In this research, what is meant by the duration of breastfeeding is the time given by a mother to breastfeed her child, starting from the beginning of giving until the child is weaned. Divided into categories: Not breastfed, Poor (<6 months), and Ideal (≥ 6-24 months). Sampling was done by purposive sampling so that 86 samples were found. Questionnaires were used to measure the duration of breastfeeding while nutritional status was measured using anthropometric measurements with scales to measure body weight and microtoise to measure height. The measurement results showed that there were 15.1% malnutrition, 2.3% short and 10.5% thin. Based on the Sperman correlation results found that there is a relationship between the length of breastfeeding with nutritional status based on index BB/U and TB/U with a p-value smaller than (α = 0.05), whereas for the nutritional status with the BB/TB index there is no the relationship between duration of breastfeeding and nutritional status with a p-value greater than (α = 0.05). Keyword ; Duration of breastfeeding, nutritional status, children
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 13-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SONDER Pangkong, Marlan; Rattu, A. J. M.; Malonda, Nancy S.H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang anak-anak yang mengalami gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan berdasarkan umur mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah rata-rata Standar Pertumbuhan Anak WHO., secara nasional tahun 2013 sebesar 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2% terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8% tahun 2007 dan 18,5% tahun 2010. Prevalensi pendek meningkat dari 18,0% pada tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 13-36 Bulan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sonder, Minahasa. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak usia 13-36 bulan. Sampel pada penelitian ini 82 balita dengan teknik teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah pemberian ASI Eksklusif pada anak usia 13-26 bulan. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=0,05). Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sonder menunjukkan batita yang diberi ASI eksklusif berstatus gizi stunting sebesar 20,7% dan batita yang tidak diberi ASI eksklusif berstatus stunting sebesar 26,8% dengan nilai p > 0,05 yaitu p value 0.376 yang berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada Usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sonder.Kata kunci: ASI eksklusif, balita, stuntingABSTRACT Stunting is the impaired growth and development that children experienced from poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. Children are defined as stunted if their height-for-age is more than two standard deviations below the WHO Child Growth Standards median. Nationally, stunting prevalency in 2013 is 37.2%, which means an increase if compared to 2010 (35.6%) and 2007 (36.8%). The short prevalence of 37.2% consists of very short 18.0% and 19.2% short. In 2013 very short prevalence showed a decline, from 18.8% in 2007 and 18.5% in 2010. The short prevalence increased from 18.0% in 2007 to 19.2% in 2013. The purpose of this study was to analyze the relationship between Exclusive Breastmilk With Stunting Incidence to Children on age 13 to 36 Months. This study is an analytic observational research with cross sectional design conducted in the working area of Sonder Community Health Center, Minahasa. The population of this study is all children on aged 13-36 months. The sample in this study were 82 children using purposive sampling technique. The variables studied were exclusive breastfeeding to children on age 13 to 36 Months. Bivariate analysis using chi square test (CI = 95%, α = 0,05). The results of research conducted in the work area of Sonder Community Health Center showed toddlers who were given exclusive breastfeeding stunting nutritional status of 20.7% and toddlers who were not exclusively breastfed with stunting status of 26.8% with p> 0,05 i.e p-value 0.376 which means that there was no significant association between exclusive breastfeeding and stunting incidence at 13-36 months of age of Sonder Community Health Center working area.Keywords: Exsclusive breastmilk, children, stunting