Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Sopiah, Cucu
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai faktor dan bagaimana perkembangan kreatifitas itu terbentukagar kreativitas guru dapat ditingkatkan perlu dikaji. Metoda penelitian kualitatf memberikan analisis mendalam terhadap terbentuknya kreativitas guru dan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal dari Guru PAUD, adapun yang menjadi aspek kreatifitas Guru PAUD dalam kegiatan pembelajaran adalah fluency, flexibility, originality, dan redifination. Semua aspek tersebut ikut mempengaruhi bagaimana kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dalam KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan pada anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM.Kata Kunci : Kreativitas Guru, Kegiatan belajar Mengajar
UPAYA MENURUNKAN INTENSI TURNOVERMELALUI PENINGKATAN MOTIVASI INTRINSIK PADA GURU PAUD Kusbiantari, Dyah
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Munculnya intensi turnover pada guru PAUD terlihat dari banyaknya peristiwa guru PAUD keluar masuk dari pekerjaannya, sebagai pemegang peran kunci dalam pendidikan anak usia dini, peran guru PAUD  sangat dibutuhkan. Namun adanya peristiwa guru PAUD keluar dari pekerjaannya menimbulkan dampak yang besar pada anak didik dan juga lembaga tempat ia bekerja. Salah satu upaya menghindari terjadinya turnover pada guru PAUD dilakukan dengan menumbuhkan motivasi intrisik pada guru PAUD. Motivasi intrinsik dapat dapat menurunkan timbulnya intensi turnover pada guru PAUD karena motivasi intrinsik yang tinggi dapat mendorong seseorang untuk bertahan di tempatnya bekerja. Seseorang yang memiliki panggilan jiwa sebagai guru akan cenderung memiliki motivasi intrinsik lebih tinggi untuk mempertahankan profesinya sebagai guru PAUD. Kata kunci : Motivasi intrinsik, intensi turnover, guru, PAUD.
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH AUTHORITARIAN DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Sopiah, Cucu; Utami, M. Sih Setija; Roswita, M. Yang
PREDIKSI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : PREDIKSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal. Penelitian ini dilakukan di SMP Teuku Umar Semarang dengan sampel 139 siswa/ siswi kelas 7 secara accidental / Incidental sampling. Data dikumpulkan melalui skala yang dijawab oleh siswa dan siswi dan selanjutnya dianalisis secara statistik dengan teknik analisis regresi dua prediktor menggunakan program SPSS v.16.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi terhadap sibling rivalry remaja awal, dengan Rx1x2y sebesar 0,180 dan F sebesar 2,277 dengan p>0,05. 2) Tidak ada hubungan positif antara pola asuh autoritarian dengan sibling rivalry remaja awal dengan rx1y sebesar - 0,162 dengan p< 0,05. 3). Tidak ada hubungan negatif antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal dengan rx2y sebesar 0,070 dengan p>0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal pada subjek penelitian ini adalah 1,8 % yang berarti 98,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi. Kata kunci : Pola asuh authoritarian, Kecerdasan emosi, Sibling rivalry remaja Awal
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH AUTHORITARIAN DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Sopiah, Cucu; Utami, M. Sih Setija; Roswita, M. Yang
PREDIKSI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : PREDIKSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal. Penelitian ini dilakukan di SMP Teuku Umar Semarang dengan sampel 139 siswa/ siswi kelas 7 secara accidental / Incidental sampling. Data dikumpulkan melalui skala yang dijawab oleh siswa dan siswi dan selanjutnya dianalisis secara statistik dengan teknik analisis regresi dua prediktor menggunakan program SPSS v.16.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi terhadap sibling rivalry remaja awal, dengan Rx1x2y sebesar 0,180 dan F sebesar 2,277 dengan p>0,05. 2) Tidak ada hubungan positif antara pola asuh autoritarian dengan sibling rivalry remaja awal dengan rx1y sebesar - 0,162 dengan p< 0,05. 3). Tidak ada hubungan negatif antara pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal dengan rx2y sebesar 0,070 dengan p>0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi dengan sibling rivalry remaja awal pada subjek penelitian ini adalah 1,8 % yang berarti 98,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain pola asuh autoritarian dan kecerdasan emosi.Kata kunci : Pola asuh authoritarian, Kecerdasan emosi, Sibling rivalry remaja AwalSave to Mendeley
UPAYA MENURUNKAN INTENSI TURNOVERMELALUI PENINGKATAN MOTIVASI INTRINSIK PADA GURU PAUD Kusbiantari, Dyah
PAWIYATAN Vol 20 No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Munculnya intensi turnover pada guru PAUD terlihat dari banyaknya peristiwa guru PAUD keluar masuk dari pekerjaannya, sebagai pemegang peran kunci dalam pendidikan anak usia dini, peran guru PAUD  sangat dibutuhkan. Namun adanya peristiwa guru PAUD keluar dari pekerjaannya menimbulkan dampak yang besar pada anak didik dan juga lembaga tempat ia bekerja. Salah satu upaya menghindari terjadinya turnover pada guru PAUD dilakukan dengan menumbuhkan motivasi intrisik pada guru PAUD. Motivasi intrinsik dapat dapat menurunkan timbulnya intensi turnover pada guru PAUD karena motivasi intrinsik yang tinggi dapat mendorong seseorang untuk bertahan di tempatnya bekerja. Seseorang yang memiliki panggilan jiwa sebagai guru akan cenderung memiliki motivasi intrinsik lebih tinggi untuk mempertahankan profesinya sebagai guru PAUD. Kata kunci : Motivasi intrinsik, intensi turnover, guru, PAUD.
MENANGANI / COPING STRESS PADA PENDIDIK PAUD SAAT AKREDITASI Cucu Sopiah, Dyah Kusbiantari, Marini,
PAWIYATAN Vol 21 No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya untuk mengenali dan mendeteksi serta mengevaluasi kelayakan diri dari suatu lembaga PAUD, maka dilakukan diakreditasi. Dalam pelaksanaan akreditasi terlihat tanda-tanda stress yang dialami para pendidik maupun pengelola lembaga PAUDcara untuk mengurangi dan menghilangkan stresnya atau biasa disebut dengan coping stress. Copingyang digunakan yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping. Emotion-focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres yang dilakukan melalui dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif.  Kata Kunci : Penanganan Stress, Akreditasi.
Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Sopiah, Cucu
PAWIYATAN Vol 21 No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai faktor dan bagaimana perkembangan kreatifitas itu terbentukagar kreativitas guru dapat ditingkatkan perlu dikaji. Metoda penelitian kualitatf memberikan analisis mendalam terhadap terbentuknya kreativitas guru dan pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal dari Guru PAUD, adapun yang menjadi aspek kreatifitas Guru PAUD dalam kegiatan pembelajaran adalah fluency, flexibility, originality, dan redifination. Semua aspek tersebut ikut mempengaruhi bagaimana kreativitas Guru PAUD dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keterbukaan seorang guru PAUD harus lebih terbuka dengan pengetahuan yang baru, agar dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang dapat diaplikasikan untuk KBM, selain itu Guru PAUD juga harus memiliki keyakinan diri yang baik pada setiap karyanya yang menjadikan Guru PAUD lebih percaya diri pada hasil yang dia buat sendiri, kemampuan bereksplorasi juga diperlukan agar dapat memperoleh prodak yang baru dalam KBM dengan membuat hasil karya yang baru dalam bentuk media, metode dan cara penanganan pada anak saat proses KBM, penghargaan psikologis yang diberikan kepala sekolah dan lingkungan diperlukan bagi Guru PAUD agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam KBM, selain itu pemberian waktu dan dorongan yang penuh untuk bereksplorasi dengan berimajinasi sangat diperlukan untuk Guru PAUD agar dapat menghasilkan ide dan gagasan baru dalam KBM.Kata Kunci : Kreativitas Guru, Kegiatan belajar Mengajar
Penerapan Kegiatan Bermain Dalam Kurikulum Kreatif Di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang Cucu Sopiah, Marini, Dyah Kusbiantari,
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia dini merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas pada anak usia dini adalah melalui bermain. Pada kenyataannya banyak lembaga  PAUD yang belum  menyelenggarakan kegiatan bermain kreatif. Kegiatan di lembaga PAUD pada umumnya masih terpaku pada kegiatan duduk, diam, mendengarkan penjelasan guru, dan menulis. Kondisi tersebut sangat tidak mendukung perkembangan kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  bagaimana   penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai aspek yang direncanakan   diantaranya  tempat,  media, dan bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ketiga aspek tersebut direncanakan secara bervariasi. Kegiatan bermain dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak.  Pelaksanaan kegiatan bermain sesuai rencana, namun tetap fleksibel dan menghargai perbedaan anak secara individu. Penilaian dilakukan dengan memahami bahwa setiap anak memiliki irama perkembangan masing-masing, sehingga setiap perkembangan diakui dan tercatat dalam laporan perkembangan anak.  Pada akhirnya,  diperlukan  guru yang kreatif untuk menciptakan kegiatan bermain kreatif, sehingga pada akhirnya dapat membentuk anak yang kreatif..Kata Kunci:   Bermain, Kurikulum, Kreatif, Kelompok Bermain
Binge Eating Hubungannya Dengan Gaya Makan, BMI dan Food Addiction Kusbiantari, Dyah; Fitriana, Efi; Hinduan, Zahrotur Rusyda; Srisayekti, Wilis
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 4 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.19.4.267-271

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Binge eating semakin meningkat populasinya dan banyak studi telah dilakukan di berbagai negara, namun di Indonesia penelitian binge eating belum banyak ditemukan. Binge eating juga berkaitan dengan gangguan lainnya, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian mengenai prevalensi dan faktor resiko di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui secara deskriptif prevalensi binge eating di Indonesia dan hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 553 orang mahasiswa dengan rentang usia 17-19 tahun (perempuan 67% dan 33 % laki-laki) di 4 Universitas di Kota Semarang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, variable yang dikaji binge eating hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction, dalam studi ini dilakukan uji statistik deskriptif dan korelasi menggunakan Spearman.Hasil: Perilaku binge eating moderate dan severe diketahui sebanyak 11,03% (P =7,78%, L= 4,16%) dengan berat badan kurus (1%) dan normal (7%). Gaya makan uncontrolled eating (UE) prevalensinya paling tinggi binge eating dibandingkan emotional eating (EE) dan cognitive restraint (CG). Non food addiction dilaporkan pada individu dengan binge eating moderate (2,5%) dan severe (0,4%). Food addiction terbanyak dilaporkan pada sampel dengan binge eating non/mild. Penemuan menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan antara skor total BES dan TFEQ (ρ = 0,116), BES dan YFAS (ρ = 0,504), TFEQ dan YFAS (ρ = 0,161), p < 0.001.Simpulan: Hubungan yang kuat antara binge eating, gaya makan dan food addiction, Binge eating dengan tingkat keparahan non/mild dan moderate banyak terlihat pada BMI katagori normal. Gaya makan UE dilaporkan memberikan kontribusi terbanyak pada terjadinya binge eating. Kata kunci: binge eating, bmi, food addiction, eating style.ABSTRACTTitle: Binge eating in Relationship With Eating Style, BMI and Food addiction  Background: Binge eating is increasing in population and many studies have been conducted in various countries, but in Indonesia there have not been many studies on binge eating. Binge eating is also related to other disorders, therefore it is necessary to conduct research on the prevalence and risk factors in Indonesia. This study aims to describe descriptively the prevalence of binge eating in Indonesia and its relationship with BMI, eating style and food addiction.Method: This research is a cross-sectional study with a total sample of 553 students (67% women and 33% men), age range from 17-19 years at 4 universities in Semarang city. Data were collected using a questionnaire, the variables studied binge eating related to BMI, eating style and food addiction, statistical test in this study were using descriptive and Spearman’s correlation.Result: Moderate and severe binge eating behaviors were found to be 11.03% (P = 7.78%, L = 4.16%) with underweight (1%) and normal (7%). Uncontrolled eating (UE) style has the highest prevalence of binge eating compared to emotional eating (EE) and cognitive restraint (CG). Non food addiction was reported in individuals with moderate binge eating (2.5%) and severe (0.4%). Most food addiction was reported in samples with binge eating non / mild. The findings show a significant correlation between the total BES and TFEQ scores (ρ = 0.116), BES and YFAS (ρ = 0.504), TFEQ and YFAS (ρ = 0.161), p < 0.001.Conclusion: A strong relationship between binge eating, eating style and food addiction, Binge eating with non / mild and moderate severity is mostly seen in normal BMI categories. EU eating style is reported to contribute the most to the occurrence of binge eating. Keywords: binge eating, bmi, food addiction, eating style
Binge Eating and Quality of Life: Analysis of Gender and Ethnicity Dyah Kusbiantari; Efi Fitriana; Zahrotur Rusyda Hinduan; Wilis Srisayekti
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 36, No. 2, Year 2020 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019]
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2454.648 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v36i2.5979

Abstract

Changing in eating activities as social interaction and for expressing emotions may affect the desire to eat large amounts of food, and when it goes out of control, the eater then regrets it; this is called binge eating. Binge eating causes a decrease in the quality of life or well-being of a person. QOL is often considered a standard of living by most people and is considered a cross-cultural problem. This study aims to examine the relationship between binge eating and quality of life. This correlation is also compared across to distinguish gender and ethnicity. The participants were 553 undergraduate students in Semarang, Indonesia. The data were analyzed using the correlational method and t-tests. The findings showed that binge eating has a negative correlation with quality of life. This study also found that there was no gender difference in binge eating and quality of life. Although there was no difference in binge eating and quality of life among various ethnicities, the majority of them experienced severe binge eating