Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : CHEDS: Journal of Chemistry, Education, and Science

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI KULIT JENGKOL SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR BOD, COD, TSS PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Hestina Hestina; Erdiana Gultom; Salomo Sijabat; Barita Aritonang
CHEDS: Journal of Chemistry, Education, and Science Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/cheds.v6i2.6183

Abstract

Limbah cair industri tahu yang mencemari lingkungan dilakukan pengolahan limbah dengan metode adsorpsi menggunakan arang aktif sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar BOD, COD dan TSS pada limbah cair tahu menggunakan arang aktif sebelum dan sesudah diaktivasi dengan H3PO4 konsentrasi 7%. Pembuatan arang aktif dari kulit jengkol telah berhasil dibuat dan sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI 06–3730-1995, diperoleh kadar air sebesar 3,03 %, kadar abu sebesar 2,87 % dan daya serap iodin sebesar 543 mg/L. Analisis spektrum FT-IR arang aktif kulit jengkol memiliki gugus O-H hidroksil, C=O karbonil dan C-O eter. Analisis morfologi permukaan arang aktif memiliki pori-pori dan luas area permukaan yang besar. Limbah cair industri tahu sebelum diadsorpsi dengan arang aktif memiliki kadar yang melebihi nilai ambang batas yaitu, BOD 768 mg/L, COD 745 mg/L dan TSS 752 mg/L. Setelah dilakukan proses adsorpsi menggunakan arang aktif sebagai adsorben kadar BOD, COD dan TSS menjadi turun. Penambahan arang aktif yang tidak diaktivasi dengan H3PO4, kedalam limbah cair tahu diperoleh kadar BOD 100 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 50 mg/L, kadar COD 200 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 100 mg/L, kadar TSS 100 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 65 mg/L. Kesimpulan hasil penelitian kadar BOD, COD dan TSS pada limbah cair industri tahu pasca penambahan arang aktif sebelum dan sesudah diaktivasi memenuhi peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun  2014. Nilai ambang batas yang diizinkan untuk kadar BOD 150 mg/L, COD 300 mg/L, dan TSS 200 mg/L.