Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

IDENTIFICATION OF AGRICULTURAL SECTOR LEADING COMMODITIES IN MAGELANG DISTRICT Danta Paramartha; Mukson Mukson; Budi Adi Kristanto
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 4, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v4i2.5263

Abstract

Determination of leading commodities is needed to know the potential and prospective commodities that can be developed in an area. Leading commodities are expected to provide greater revenue compared to other commodities. This study aims to determine the leading agricultural subsector that has the potential to be developed as a driver of the economy in Magelang District. and analyze the trends in the growth patterns of subsector and leading agricultural commodities in the district. The method used in this study is descriptive method. The data used is time series data, namely secondary data from the GRDP of Magelang and Central Java Provinces in 2013-2017 and data on the amount of agricultural commodity production over a 7-year period (2011-2017). Data analysis tools used are Analysis of Location Quotient (LQ), Dynamic Location Quotient (DLQ), and Klassen Typology Analysis.The results of the study shows that, horticultural plants, livestock, forestry and natural resources are base / leading subsectors of agricultural sector in Magelang District. The pattern and structure of the growth of the food crop subsector is among those that are rapidly developing, while the horticulture and livestock are among the advanced but depressed subsectors and the most advanced and fast growing food crops are sweet potatoes. On the other hand, the fast-growing group of horticultural commodities of vegetables are cabbage, cayenne pepper, tomatoes, cauliflower, cucumber, scallion, and carrots, whereas horticultural commodities in advanced and fast-growing fruit groups are rambutan and salak. In addition, the rapidly growing livestock commodities are cows, buffaloes, pigs, native chickens, and ducks. Finally the advanced but depressed commodities are goats and broilers.
Respon Umur Fisiologi Bahan Stek Mawar (Rosa Sp.) pada Pemberian Konsentrasi indole-3-butyric acid (IBA) yang Berbeda Risty Dwi Sylviana; Budi Adi Kristanto; Endang Dwi Purbajanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.566 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.168-174

Abstract

Bunga mawar memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan bunga potong ataupun tanaman hias terus meningkat, maka mawar perlu dikembangkan menjadi produk unggulan agribisnis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagian batang tanaman yang masih dapat digunakan sebagai bahan stek dan konsentrasi IBA yang mampu memacu pertumbuhan stek batang tanaman mawar. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3×5. Faktor pertama adalah umur bahan stek yaitu umur bahan stekmuda (10 cm dari ujung), umurbahanstek sedang (antara 20-40 cm dari ujung) dan umur bahan stek tua (40-50 cm dari ujung). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian ujung batang atau cabang tanaman berumur muda tidak dapat digunakan sebagai bahan stek. Umur bahan stek sedang diperlukan konsentrasi IBA 50 ppm dan umur bahan stek tua diperlukan konsentrasi 75 ppm untuk dapat mempercepat proses pertumbuhan pasa stek tanaman mawar. Kata kunci : auksin, pertumbuhan, tunas
Pengaruh Diameter Batang Bawah dan Hormon BAP (Benzyl Amino Purin) Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Sawo Nabila Nuraini Fatikhasari; Karno Karno; Budi Adi Kristanto
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 23, No 1 (2021): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v23i1.44696

Abstract

Sawo is a tropical native fruit from Indonesia, demand fot the fruit of sawo is increasing every year, one of the most effective ways to consumer demand is to vegetatif propagation that is top grafting. Top grafting can be accelerated by the addition of plant growth regulators. The purpose of this research was to know the success of top grafting of sawo plants at various sizes of diameter plant seedling and levels of BAP concentration. The method used was factorial complete randomized design with 2 factor,the first factor was diameter plant seedling (small, medium and big) and the second factor was concentrations of BAP (0, 100 and 200 ppm) with 5 replications. The result showed that diameter plant seedling small and medium gave a significant effect (P<0.05) on time of shoot, number of leaf and long of shoot. The levels of BAP concentration 100 and 200 ppm gave a significant effect on the time of shoot, number of shoot and long of shoot and percentage of success. There is interaction of diameter seedling and concentration of BAP against top grafting of sawo varieties jumbo vietnam.
Pengaruh Pupuk Silika Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai pada Tanah Salin Febryan Taufiq; Budi Adi Kristanto; Florentina Kusmiyati
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 22, No 2 (2020): Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v22i2.43385

Abstract

Silica fertilizer is applied to the soil for the purpose of reducing the effects of salinity stress. This research study was conducted to examine the effect of fertilization ratio with different sources of silica to soybean growth and production on saline soil. The methods used was Completely Randomized Factorial Designs 2 x 6 with 3 replications. The first factor was soil salinity levels (A), consists of A1 (±3 dS/m) and A2 (±6 dS/m). The second factor was different silica fertilizer aplications (B) which consists of  B0 (without silica), B1 (100% zeolite), B2 (75% zeolite, 25% liquid silica), B3 (50% zeolite, 50 % liquid silica), B4 (25% zeolite, 75% liquid silica), and B5 (100% liquid silica). Parameters observed in this research were plant height, number of leaves, number of pods, pod weight, number of seed and seed weight. Data was analyzed by analysis of variance followed by Duncan's Multiple Range Test. The result showed that the application of silica fertilizer through soil and leaves (50% zeolite, 50 % liquid silica) improved the growth and yield of soybean on soil with moderately saline (3 dS/m). application of silica fertilizer (50% zeolite, 50 % liquid silica) improved the growth and yield of soybean. The higher soil salinity reduced soybean growth and yield. Moreover, the utilization of silica minimized the decrease in soybean growth and yield.
PENERAPAN TEKNOLOGI ELEKTROLISIS DAN PENAMBAHAN MONOSODIUM GLUTAMAT PADA BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK Julian Christopher Limantara; Budi Adi Kristanto; D.W. Widjajanto
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 1 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i1.3427

Abstract

Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan komoditas sayuran yang biasa ditemui dan ditanam hidroponik di Indonesia. Elektrolisis merupakan proses mengubah bentuk molekul air menjadi bentuk gas yaitu gas hidrogen dan oksigen. Monosodium glutamat mengandung unsur natrium yang berguna untuk tanaman dalam jumlah yang kecil. Penelitian dilakukan untuk mengkaji penerapan teknologi elektrolisis dan pemberian monosodium glutamat terhadap pertumbuhan dan produksi pakcoy. Penelitian dilakukan di greenhouse dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021. Penelitian faktorial 6 x 3 dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 ulangan digunakan dalam penelitian. Faktor pertama adalah teknologi elektrolisis yaitu TE0- = tanpa aerator, TE0+ = aerator, TE1 = 10 menit elektrolisis, TE2 = 20 menit, TE3 = 10 menit elektrolisis + aerator, dan TE4 = 20 menit elektrolisis + aerator. Faktor kedua adalah konsentrasi monosodium glutamat yaitu 0 g (M0), 1 g (M1) , dan 2 g (M2) per 6 liter air setiap minggu. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa elektrolisis berpengaruh nyata terhadap panjang akar tanaman, dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar, dan luas daun. Pemberian monosodium glutamat mendapatkan hasil terbaik pada dosis 0g pada seluruh parameter yang diamati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan MSG pada budidaya pakcoy dengan menggunakan sistem hidroponik sangat tidak dianjurkan.
Respon Pertumbuhan dan Akumulasi Prolin Berbagai Varietas Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) terhadap Cekaman Kekeringan Syafira Aulia Rachmani Sudrajat; Karno Karno; Budi Adi Kristanto
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i2.5573

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan akumulasi prolin tanaman nilam terhadap interaksi berbagai varietas nilam dengan pengaruh cekaman kekeringan berupa interval penyiraman yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2021 – Juli 2021 di Rumah Kaca Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, Jawa Barat. Analisis parameter pengamatan dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Faktor pertama adalah varietas tanaman nilam yaitu : V1 (Patchoulina 2), V2 (Tapak Tuan), dan V3 (Lhokseumawe). Faktor kedua adalah cekaman kekeringan berupa interval penyiraman : C1 (2 hari), C2 (4 hari), C3 (6 hari), dan C4 (8 hari). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa varietas Nilam 2, Tapak Tuan dan Lhokseumawe tahan kekeringan yang dibuktikan dengan kemampuan mempertahankan pertumbuhannya hingga interval penyiraman 8 hari. Kandungan prolin yang terakumulasi pada tanaman nilam meningkat seiring dengan tingginya tingkat cekaman kekeringan yang diberikan. Ketiga varietas nilam menunjukkan perbedaan yang nyata pada karakter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, dan luas daun varietas nilam.
PRODUKSI DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDAN SIMPLISIA TANAMAN KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) AKIBAT APLIKASI POLIETILEN GLIKOL PADA DOSIS DAN WAKTU BERBEDA Sasqya Alda Salsabella; Budi Adi Kristanto; Karno Karno
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i2.5408

Abstract

Kelor merupakan tanaman obat yang digunakan untuk mengobati penyakit karena kandungan flavonoidnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis dan waktu aplikasi polietilen glikol (PEG) sebagai simulasi cekaman kekeringan terhadap produksi simplisia dan kandungan antioksidan daun kelor (Moringa oleifera L.). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Mei hingga 2 Agustus 2021 di Green House Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 4x4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis PEG 4 taraf yaitu 0 g/polybag (B0), 30 g/polybag (B1), 60 g/polybag (B2), dan 90 g/polybag (B3). Faktor kedua adalah waktu aplikasi PEG sebanyak 4 taraf, 2 hari sebelum panen (D1), 4 hari sebelum panen (D2), 6 hari sebelum panen (D3), dan 8 hari sebelum panen (D4). Parameter penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun (berat simplisia), kandungan fenol daun, dan kadar flavonoid daun yang kemudian dianalisis secara statistik dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis PEG berpengaruh nyata terhadap parameter berat segar daun, berat kering daun, dan kadar flavonoid daun. Waktu aplikasi PEG berpengaruh nyata terhadap parameter kandungan fenol daun dan kadar flavonoid daun. Interaksi antara dosis 90 g/polybag dan waktu aplikasi PEG 8 hari sebelum panen berpengaruh nyata terhadap parameter fenol daun.
Efektivitas Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiactica L.) Sebagai Anti Kontaminan Dalam Pertumbuhan Kultur Jaringan Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Tedjo MZ Alya Hasna Irbah Septiani; Florentina Kusmiyati; Budi Adi Kristanto
Agroteknika Vol 5 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v5i1.147

Abstract

Kentang merupakan tanaman yang mengandung tingkat karbohidrat tinggi sehingga menjadi pangan alternatif pengganti beras. Kultur jaringan menjadi teknik perbanyakan tanaman kentang yang sering digunakan karena dapat menghasilkan bibit kentang dalam jumlah banyak sekaligus. Namun, permasalahan yang sering terjadi pada kultur jaringan adalah kontaminasi oleh mikroorganisme. Penanganan kontaminasi bisa dilakukan dengan menambahkan bahan bersifat menekan pertumbuhan mikroorganisme seperti pegagan. Pegagan mengandung senyawa triterpenoid yang bersifat antimikrobial dan antifungal. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji efektivitas konsentrasi ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L.) sebagai anti kontaminan pada pertumbuhan kultur jaringan kentang var. Tedjo MZ. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan empat kali ulangan. Faktor yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak daun pegagan; C0: 0%, C1: 2,5%, C2:5%, C3: 7,5% dan C4: 10%. Parameter yang diamati adalah panjang akar, panjang cabang, jumlah daun, tinggi planlet, waktu pertama kontaminasi, persentase kontaminasi jamur dan bakteri serta persentase keberhasilan kultur jaringan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak pegagan pada berbagai konsentrasi belum memberikan dampak signifikan pada seluruh parameter. Pemberian ekstrak pegagan pada media planlet kentang terlihat menghambat pertumbuhan planlet kentang daripada perlakuan kontrol, hal ini dapat disebabkan zat senyawa yang terdapat pada ekstrak pegagan bersifat toksik bagi planlet. Perlakuan kontrol memberikan hasil terbaik pada parameter waktu pertama kontaminasi, persentase kontaminasi jamur dan bakteri, persentase keberhasilan kultur jaringan, panjang akar, panjang cabang, jumlah daun dan tinggi planlet.
PERTUMBUHAN, PRODUKSI SIMPLISIA, DAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL SELASIH (Ocimum basilicum L.) PADA BERBAGAI TARAF CEKAMAN KEKERINGAN DAN WAKTU PANEN Gina Nuraini Buchory; Syaiful Anwar; Budi Adi Kristanto
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Percetakan Umi Toaha Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/agrotek.v5i2.166

Abstract

Basil (Ocimum basilicum L.) is an aromatic plant that is known for its spice and medicinal benefits that valued mainly for its fresh and dry leaves (simplicia/crude drugs). This study aimed to evaluate growth, simplicia production, and total phenolic content of basil under different levels of drought stress and harvest time. The experiment was conducted at The Greenhouse of Plant Breeding and Physiology Laboratory Faculty of Animal Science and Agriculture Diponegoro University. The research was using a completely randomized design (RAL) consisting of two factors 3x3 with 3 replication. Drought stress treatments in field capacity included : K1 (100% FC), K2 (75% FC), and K3 (50% FC) as the first factor. Harvest time treatments included : W1 (5 Weeks After Planting), W2 (6 Weeks After Planting), and W3 (7 Weeks After Planting) as the second factor. Parameters evaluated were root volume, plant height, total leaf area, simplicia production, and total phenolic content. Analysis of Variance (ANOVA) and Tukey test (p≤0,05%) were carried out to determine significant different between treatments and interactions. Results indicated that: (a) drought stress treatments significantly reduced growth and production of basil plant simplicia, but it did not provide a significant difference in the total phenolic content; (b) the harvest time treatment increased growth and production of basil plant simplicia, and decreased total phenolic content significantly; and (c) there were interactions between drought stress treatments and harvest time treatments.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN TINGKAT KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin BENTH.) Dia Ayu Rahmani; Karno Karno; Budi Adi Kristanto
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Percetakan Umi Toaha Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/agrotek.v5i2.167

Abstract

Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) is a plantation crop which produces essential oil. Sidikalang patchouli variety has not yet been able to reach the maximum yield, it just 13,66 ton/ha. The causes is difficulty of cultivating patchouli generatively. Field experiment were carried out to evaluate the length of soaking time and concentration level of shallot extract (Allium cepa L.) on patchouli cuttings growth in the filed of Bumi Rejo Farmer Group, Cendana, Purbalingga from September to October 2019. The experiment was set up as a 4x4 factorial design in a Completely Randomized Design (CRD) with 10 replications. The first factor was long cuttings immersion (minutes) P1: 60, P2: 90, P3: 120, and P4: 150. The second factor is concentration level (%) T0 : control, T1 : 25, T2 : 50, dan T3 : 75. The data obtained were evaluated using analysis of variance (ANOVA) to determine the effect of treatments applied continued with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at 5% signficance level to determine the differences between treatment. The length of shallot extract soaking time treatment had no effect on all parameters. The concentration level treatment had a significant effect on the parameters of shoot length and total number of shoots. The interaction had a significant effect on the total number of leaves.