Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan Kadar Parasetamol Pada Obat Dan Jamu Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv/Vis Tanjung Aryasa, I Wayan; Rahayu Artini, Ni Putu; Risky VA, Desak Putu; Dwi Aprilianti, Ni Kadek
Jurnal Media Sains Vol 2, No 1 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.81 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v2i1.359

Abstract

ABSTRAKMaraknya jamu tradisional yang diedarkan di pasar pada daerah kota Denpasar membuat banyak orang beralih untuk mengkonsumsinya. Salah satu jenis jamu tradisional yang banyak dikonsumsi adalah jamu asam urat. Bahan kimia obat yang sering ditambahkan dalam jamu tradisional adalah parasetamol sebagai penghilang rasa nyeri. Menurut aturan pemerintah tidak diperbolehkan menambahkan bahan kimia obat pada jamu tradisional karena sangat berbahaya bagi masyarakat yang mengkonsumsi jamu asam urat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kandungan kadar parasetamol dalam jamu asam urat. Jamu asam urat yang digunakan pada penelitian ini yaitu 4 macam merek jamu asam urat yang di jual di kota Denpasar. Dengan kriteria jamu asam urat paling diminati masyarakat. Penelitian ini berhasil menentukan kandungan parasetamol pada obat dan jamu tradisional secara kuantitatif dan kualitatif dengan metode spektrofotometri. Metode pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu dengan melakukan pengenceran dan identifikasi kandungan parasetamol pada sampel obat dan jamu tradisional dan kemudian dilanjutkan dengan rancangan experimental dengan prinsip laboratoris in vitro untuk menguji kandungan parasetamol pada obat komersial dan jamu tradisional. Penentuan kadar parasetamol pada 2 jenis obat parasetamol memberikan hasil yang cukup akurat dengan nilai persen perolehan kembali yaitu 101,27% dan 100,17%. Sedangkan untuk penentuan senyawa parasetamol secara kuantitatif pada 4 sampel jamu tradisional asam urat juga memberikan hasil yang positif dengan adanya senyawa parasetamol yang ditunjukkan dengan nilai konsentrasi pada jamu tradisional yaitu 9,570 ppm; 45,690 ppm; 47,382 ppm dan 45,262 ppm.Kata kunci: Parasetamol, spektrofotometer UV-VisABSTRACT The rise of traditional herbs that are circulated in the Market in the area of Denpasar City make many people switch to consume them. One type of traditional herbal medicine that is widely consumed is herbal uric acid. Drug chemicals that are often added in traditional herbal medicine are paracetamol as a pain reliever. According to the rules of the government is not allowed to add medicinal chemicals to traditional herbal medicine because it is very dangerous for people who consume herbal uric acid. This study was conducted to determine the possibility of the content of paracetamol levels in herbal uric acid. Herbal uric acid used in this study are 4 kinds of brand uric acid herbs are sold around the city of Denpasar, with the criteria of herbal medicine pungku linu most popular community. In this research the determination of paracetamol content quantitative and qualitative with spectrophotometric method has been successfully done. To determine the level of paracetamol on 2 types of drug paracetamol gives a fairly accurate results with a percentage of re-acquisition of 101.27% and 100.17%. While for the determination of paracetamol compounds quantitatively on 4 samples of traditional herbal medicine uric acid also gives positive results in the presence of paracetamol compound which is indicated by the concentration value on traditional herbal medicine is 9.570 ppm; 45.690 ppm; 47.382 ppm and 45.262 ppm.Keywords: Paracetamol, UV-Vis spectrophotometer
KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN TUAK DESA SANDA KECAMATAN PUPUAN KABUPATEN TABANAN BALI MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS Aryasa, I Wayan Tanjung; Artini, Ni Putu Rahayu; Vidika A., Desak Putu Risky; Hendrayana, I Made Dwi
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.837

Abstract

Alkohol adalah cairan transparan yang dapat diperoleh dari fermentasi karbohidrat dan ragi, muda menguap, dapat bercampur dengan air, eter atau kloroform.Salah satu minuman beralkohol adalah minuman yang yang pembuatannya masih tradisional adalah tuak. Tuak mengandung alkohol dengan kadar 4%. Konsumsi alkohol memiliki dampak besar dan kompleks pada penyakit kardiovaskular.Alkohol dapat merusak susunan saraf pusat dan menyebabkan ketergantungan atau alkoholisme. Pada kadar yang tinggi melebihi 55% etanol dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian.Oleh karena itu perlu dikembangkan metode analisis kandungan alkohol yang sederhana dan selektif serta tidak memerlukan biaya yang mahal saat pengujian serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan hasilnya.Dalam penelitian ini dipilih metode kromatografi gas karena dengan metode ini proses analisis dilakukan cepat biasanya dalam hitungan menit, lebih efisien, resolusinya tinggi, sensitif, dapat mendeteksi dalam ukuran ppm (part per million) bahkan ppb (part perbillion). Uji lain yang menunjuang penelitian ini adalah uji kadarkeasaman dan uji organoleptik. Hasil dari kadar etanol pada minuman tuak aren adalah sebagai berikut 4,839%; 5,076%; 5,233%; 5,173%; 4,971%; 4,954% dan 4,927%.Sedangkan untuk nilai pH pada tuak yang berhubungan dengan kadar keasaman diperoleh nilai pH rata-rata sebesar 4. Sedangkan dari hasil uji organoleptik, tuak aren yang paling disukai baik dari segi rasa, warna, dan aroma adalah tuak aren dengan waktu penyimpanan pada hari pertama.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNGA WIJAYA KUSUMA (Epiphyllum oxypetalum) Artini, Ni Putu Rahayu; Aryasa, I Wayan Tanjung
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.864

Abstract

Telah dilakukan isolasi dan uji screening fitokimia fraksi antioksidan dari bunga wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum). Ekstraksi metabolitnya dilakukan secara maserasi menggunakan metanol sehingga dihasilkan 45,2579 gram ekstrak kental metanol. Ekstrak kental metanol ini memiliki persen peredaman DPPH sebesar 66,42% pada menit ke-5 dan 70% pada menit ke-60. Partisi dilakukan menggunakan petroleum eter, etilasetat, dan lapisan air hingga diperoleh ekstrak petroleum eter yang memiliki persen peredaman paling besar, yaitu 60% pada menit ke-5 dan 155,1% pada menit ke-60. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak petroleum eter bunga wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum) adalah alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Senyawa metabolit tersebut dapat menghaemolisis darah, sehingga bersifat toksik dan memiliki bioaktivitas sebagai antifeedant.
PENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR Vidika A., Desak Putu Risky; Artini, Ni Putu Rahayu; Aryasa, I Wayan Tanjung
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1050

Abstract

Sumber air di daerah Br. Suwung Batan Kendal sebagian besar berasal dari sumur bor yang kemudian digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah milik penduduk dan memberikan informasi awal tentang kualitas air tanah yang tinggal disekitar daerah Banjar Suwung Batan Kendal. Pemeriksaan kualitas air tanah meliputi pemeriksaan parameter fisika antara lain suhu dan TDS serta parameter kimia antara lain pH, kesadahan, dan alkalinitas. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, air tanah di wilayah Banjar Batan Kendal, Desa Suwung Kangin, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar dapat digolongkan ke dalam baku mutu kelas I, yaitu air yang diperuntukkan dapat digunakan untuk bahan baku air minum, karena parameter fisika (suhu dan TDS) dan kimia (pH, kesadahan, dan alkalinitas) yang diuji berada di bawah ambang batas maksimum yang diijinkan, namun jika dibandingkan dengan PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air tanah di wilayah Banjar Batan Kendal tidak layak diperuntukkan untuk air minum karena parameter fisika berupa kadar TDS (Total Dissolve Solid) telah melebihi batas maksimum yang diijinkan, yaitu 500 mg/L.
PERBANDINGAN KUALITAS KRIM ANTARA BASIS ADEPS LANAE DENGAN GHEE ( MENTEGA SUSU SAPI ) Siti Sunari, A A Mas; Artini, Ni Putu Rahayu; Apsari, Dewi Puspita
Widya Kesehatan Vol 2 No 2 (2020): Widya Kesehatan
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Formulasi krim terdapat zat aktif dan basis, basis krim yang paling banyak digunakan ialah adeps lanae(AL)atau lemak bulu domba atau lanolin.Ghee(G) mentega dari susu sapi yang biasa digunakan sebagai bahan masak, ritual dan obat tradisional di India. Karena belum terdapat penelitian tentang ghee sebagai basis krim, sehingga dilakukan penelitian perbandingan kualitas krim antara basis AL dan G. Penelitian ini merupakan jenis eksperimental dengan metode rancangan Rancangan Acak Lengkap. Formulasi krim yang dibuat dengan tipe minyak dalam air (M/A) kemudian dilakukan uji secara fisika dan kimia. Data kualitatif di bandingkan dengan literatur sedangkan data kuantitatif dianalisis independent sample t-test (p ≤ 0,05). Di dapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan warna yang dihasilkan, krim AL berwarna putih kekuningan dan krim G menghasilkan warna putih, viskositas AL lebih tinggi sehingga menghasilkan daya sebar yang rendah; pH AL lebih basa dibanding G Uji fisika dan uji kimia nilai sig. (p≤0,05) bermakna terdapat perbedaan signifikan antara basis adeps lanae dengan ghee
UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L) GALUR SWISS WEBSTER Darmayanti, Ni Putu Ovy; Artini, Ni Putu Rahayu; Budhi Setiawan, Putu Yudhistira
Widya Kesehatan Vol 2 No 2 (2020): Widya Kesehatan
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analgetik adalah zat atau suatu bahan yang dapat menekan ataupun menghilangkan rasa nyeri dengan tidak menghilangkan kesadaran. Daun belimbing wuluh mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak daun dari tanaman Averrhoa bilimbi L. memiliki aktivitas analgetik terhadap mencit putih jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental murni dengan tipe penelitian adalah post test only control group design Pengujian aktivitas analgetik ditunjukan dengan adanya respon geliat kemudian dapat dilakukan uji analisis statistika One Way ANOVA dan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh memiliki aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. Berdasarkan uji One Way Anova, antara kelompok perlakuan dengan kontrol positif memiliki perbedaan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hasil analisis data uji post hoc LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dosis 125 mg/ kg BB, 250 mg/ kg BB dengan kontol positif. Simpulan dari penelitian ini adalah dosis 500 mg/ kg BB ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh (Averrho bilimbi L) pada mencit memiliki efek analgesik dengan persentase penghambat geliat yaitu 68.49% dan mendekati kontrol positif parasetamol dengan dosis 65mg/ kg BB sebesar 80.36%.
Pengaruh Lama Bekerja Terhadap Kadar Kholinesterase Darah Petugas Pest Control Umas Pestisindo Pratama Artini, Ni Putu Rahayu
Widya Kesehatan Vol 3 No 1 (2021): Widya Kesehatan
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v3i1.1654

Abstract

Upaya untuk melakukan pemberantasan hama adalah dengan penyemprotan yang dilakukan oleh petugas pest control. Umas Pestisindo Pratama adalah salah satu perusahaan pengendalian hama berupa tindakan pengendalian(spraying), pengembunan (misting), pengumpanan (baiting), pemberian bubuk (dusting), serta penggasan (fumigation). Frekuensi penyemprotan dilakukan antara dua sampai empat kali dalam seharinya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan kadar enzim kholinesterase terhadap pengaruh lama bekerja dan intensitas penyemprotan yang dilakukan petugas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Lama bekerja dan intensitas paparan bahan kimia pada petugas pest control mempengaruhi kadar enzim kholinesterase Sebanyak tiga orang dengan usia 21-30 tahun memiliki kadar kholinesterase rendah yaitu 4,0±0,00 kU/L: 4,2±0,21 kU/L; dan 4,4±0,02 kU/L. Sedangkan petugas dengan usia 31-40 tahun hanya dua orang yang memiliki kadar enzim kholinesterase rendah, yaitu dengan kadar 4,4±0,00 kU/L dan 4,5±0,028 kU/L. Hal ini menunjukkan bahwa petugas fogging memiliki pemahaman akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), penyimpanan, kesadaran akan kebersihan diri setelah terpapar cairan dan asap pestisida
KANDUNGAN ANTIOKSIDAN FRAKSI AIR DAUN MARIGOLD (Tagetes erecta L.) Artini, Ni Putu Rahayu
Widya Kesehatan Vol 3 No 2 (2021): Widya Kesehatan
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v3i2.2086

Abstract

Daun marigold (Tagetes erecta L) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa flavonoid. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui aktivitas antioksidan fraksi air. Metode yang digunakan yaitu DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) diukur dengan Spektrofotometer UVVis. Pada uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi air positif mengandung flavonoid, alkaloid, dan tannin. Uji aktivitas antioksidan diperoleh nilai IC50 fraksi air yaitu 106,0852 ppm dengan kategori antioksidan sedang.
GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG TERINFEKSI MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA sabakthani kayoi; Ni Putu Rahayu Artini; I Wayan Tanjung Aryasa
THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST Vol 3, No 2 (2020): The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmlt.v3i2.5860

Abstract

The aim of the study was to see the comparison of urea and creatinine levels in chronic kidney disease patients between those infected with malaria and those not infected with malaria at the Jayapura Regional General Hospital. This type of research is retrospective analytic. The samples of this study were chronic kidney patients who were infected with malaria and conducted an examination at the Jayapura Regional General Hospital that met the inclusion criteria, in order to obtain 30 positive malaria samples. The average urea level of female CKD patients infected with malaria was 116.7 mg/dL, the lowest was 63,8 mg/dL and the highest was 136,2 mg/dL. The average urea level of male CKD patients infected with malaria was 95,9 mg/dL, the lowest was 33.4 mg/dL and the highest was 231,0 mg/dL. The result of the mean creatinine level of female CKD patients infected with malaria was 17,5 mg/dL, the lowest was 9,92 mg/dL and the highest was 31,38 mg/dL. While the mean creatinine level of male CKD patients infected with malaria was 12,0 mg/dL, the lowest was 3,49 mg/dL and the highest was 26,27 mg/dL.
GAMBARAN NILAI SATURASI OKSIGEN (SO2) DENGAN TEKANAN OKSIGEN (PO2) PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA Paulina Kadam; Ni Putu Rahayu Artini; I Wayan Tanjung Aryasa
THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST Vol 3, No 2 (2020): The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmlt.v3i2.5861

Abstract

Coronary heart disease (CHD) patients are equipped with blood tests to reinforce the diagnosis of the patient's disease. One of the parameters that is usually checked is blood gas analysis (AGD). One of the parameters of blood gas analysis (BGA) is oxygen saturation (SO2), oxygen pressure (PO2), and carbon dioxide pressure (PCO2). The purpose of this study was to determine the relationship between SO2, and PO2,at the Jayapura Regional General Hospital. This type of research is retrospective analytic. The sample of this study were coronary heart patients who underwent BGA xamination at the Jayapura General Hospital who met the inclusion criteria, so that 30 samples were obtained. The type of data is secondary data. With the mean value of SO2 is 96,1% and PO2 is 133,2 mmHg. The results of the relationship between SO2 and PO2 in coronary heart disease patients at Jayapura Regional Hospital are directly proportional, namely the decrease in SO2, PO2 will also decrease in CHD patients, with four people experiencing moderate hypoxemia, five people with normal PO2, and 21 people with PO2 is high because you have got a ventilator device.