Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PELATIHAN MODEL BERCERITA BULENG BAGI GURU PAUD SEBAGAI UPAYA REVITALISASI TRADISI LISAN BETAWI Nur Aini Puspitasari; Syarif Hidayatullah; Khusniyati Masykuroh
Abdimas Galuh Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i1.7125

Abstract

Buleng merupakan salah satu model bercerita tradisi lisan Betawi yang perlu direvitalisasi karena keberadaannya telah jarang ditemui dalam situasi sosial budaya masyarakat Betawi. Untuk itu perlu dilakukan revitalisasi terhadap model bercerita ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengimplementasi teknik bercerita ini dalam kegiatan pembelajaran.  Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan pelatihan teknik bercerita buleng. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan dengan tahapan metode pelaksanaan, yaitu identifikasi masalah bersama mitra, perumusan masalah bersama mitra, perumusan solusi permasalahan bersama mitra, penyusunan materi dan instrumen evaluasi, pelaksanaan kegiatan dan sosialisasi, dan evaluasi program bersama mitra. Hasil kegiatan ini diperoleh bahwa kemampuan para guru dalam bercerita dengan teknik buleng sudah baik dan dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.
PERAN MENDONGENG DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS I (SATU) SEBAGAI KEGIATAN LITERASI EMERGEN Maulida Nurul Fajriyah; Nur Aini Puspitasari
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 8 No. 1 (2022): Volume 8 Nomor 01, Juni 2022
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36989/didaktik.v8i1.283

Abstract

Minat baca di Indonesia masih terbilang sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para tenaga kependidikan untuk dapat mengatasi problematika tersebut dengan melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk dapat menarik minat baca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran mendongeng dalam meningkatkan minat baca siswa kelas I (Satu) di SDN Semanan 12 Pagi, Jakarta Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan informan penelitian yaitu siswa, guru kelas, dan orang tua siswa kelas I (Satu)-A. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan tiga cara yaitu dengan melakukan wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dan orang tua sering melakukan kegiatan mendongeng untuk anak sebagai bentuk kegiatan literasi emergent bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan mendongeng dapat menumbuhkan minat baca siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah buku yang dibaca siswa hingga saat ini dan kegiatan membaca buku secara rutin setiap harinya.
Revitalizing Oral Literature Through Media Training and Time Storytelling for Parents and PAUD / Aisyiah Kindergarten Teachers in South Jakarta Nur Aini Puspitasari; Syarif Hidayatullah; Abdul Rahman Jupri
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.267 KB) | DOI: 10.29407/ja.v2i2.12541

Abstract

Oral literature is rarely found in people's lives, especially in terms of storytelling. In fact, in fairy tales, there are values ​​of character education that can be instilled in children or students. For this reason, in an effort to revitalize the storytelling tradition, the team conducted media training and time to tell stories to parents and PAUD / TK Aisyiah teachers in Jakarta Selatan. To improve skills and awareness in storytelling, the team used training methods. In this method, the team gave lectures, discussions, and practices so that the participants were able to understand and apply the material that had been given. This activity was carried out at PAUD Aisyiah Petukangan Utara and TK Aisyiah 29 Jakarta Selatan. The material provided was the use of media in storytelling in the form of book and non-book media and storytelling time. The results of this training activity were that parents and teachers were able to practice storytelling with book and non-book media and understand the timing of storytelling well.
Model Contextual Teaching Learning Terhadap Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Alya Nabilah Putri Dzikrina; Nur Aini Puspitasari
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3441

Abstract

Penelitian ini dilakukan karna didasari oleh kurangnya pemahaman murid terhadap apa yang dipelajari, dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning diharapkan peserta didik bisa memahami materi menulis puisi menjadi lebih bermakna, karna proses pembelajaran ini berlangsung secara natural dalam bentuk aktivitas peserta didik yang mengalami atau biasa disebut student centered dan bukan lagi yang berpusat pada guru atau teacher centered. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap hasil belajar menulis puisi setelah diberlakukannya model pembelajaran Contextual Teaching Learning di kelas IV MI Al-Husna. Hasil penelitian pada pretest dan posttest menggunakan perhitungan pada SPSS, hasil dari pengujian penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning terdapat adanya peningkatan yang signifikan. Berdasarkan dari penelitian ini, disarankan kepada pendidik untuk menggunakan model contextual teaching learning sebagai salah satu model pembelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi puisi.
Kriteria Bahan Bacaan Literasi Berdasarkan Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar dan Relevansinya dengan Cerita Rakyat Betawi Syarif Hidayatullah; Nur Aini Puspitasari; Trie Utari Dewi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.3790

Abstract

Kegiatan literasi di sekolah dasar belum didukung oleh kriteria penentuan bahan bacaan literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan moral sehingga dapat menjadi tolok ukur relevansi bahan bacaan literasi seperti cerita rakyat dengan perkembangan moral. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahan bacaan literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan moral siswa sekolah dasar serta relevansi cerita rakyat Betawi sebagai bahan bacaan literasi di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk menentukan kriteria bahan bacaan literasi, menggunakan studi pustaka mengenai perkembangan moral Kohlberg dan penelitian perkembangan moral di sekolah dasar. Berdasarkan kriteria tersebut cerita rakyat kemudian dikaji dengan teknik analisis isi. Hasilnya, penelitian ini merekomendasikan tiga kiteria dari tiga tahap perkembangan moralitas siswa sekolah dasar. Untuk kriteria bahan bacaan literasi siswa kelas 1-3 adalah kepatuhan tokoh terhadap aturan, untuk kelas 4-6 adalah keputusan positif dari tokoh cerita, dan untuk kelas 5-6 adalah kerealistisan hidup. Penelitian ini juga merekomendasikan cerita rakyat Betawi sebagai bahan bacaan literasi untuk siswa sekolah dasar berdasarkan perkembangan moralnya. Dari 13 cerita, ada 10 cerita rakyat yang cocok, terdiri atas 4 cerita rakyat untuk siswa kelas 1-3, 1 cerita rakyat untuk kelas 4-6, dan 5 cerita rakyat untuk kelas 5-6.
Kriteria Bahan Bacaan Literasi Berdasarkan Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar dan Relevansinya dengan Cerita Rakyat Betawi Syarif Hidayatullah; Nur Aini Puspitasari; Trie Utari Dewi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.3790

Abstract

Kegiatan literasi di sekolah dasar belum didukung oleh kriteria penentuan bahan bacaan literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan moral sehingga dapat menjadi tolok ukur relevansi bahan bacaan literasi seperti cerita rakyat dengan perkembangan moral. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahan bacaan literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan moral siswa sekolah dasar serta relevansi cerita rakyat Betawi sebagai bahan bacaan literasi di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk menentukan kriteria bahan bacaan literasi, menggunakan studi pustaka mengenai perkembangan moral Kohlberg dan penelitian perkembangan moral di sekolah dasar. Berdasarkan kriteria tersebut cerita rakyat kemudian dikaji dengan teknik analisis isi. Hasilnya, penelitian ini merekomendasikan tiga kiteria dari tiga tahap perkembangan moralitas siswa sekolah dasar. Untuk kriteria bahan bacaan literasi siswa kelas 1-3 adalah kepatuhan tokoh terhadap aturan, untuk kelas 4-6 adalah keputusan positif dari tokoh cerita, dan untuk kelas 5-6 adalah kerealistisan hidup. Penelitian ini juga merekomendasikan cerita rakyat Betawi sebagai bahan bacaan literasi untuk siswa sekolah dasar berdasarkan perkembangan moralnya. Dari 13 cerita, ada 10 cerita rakyat yang cocok, terdiri atas 4 cerita rakyat untuk siswa kelas 1-3, 1 cerita rakyat untuk kelas 4-6, dan 5 cerita rakyat untuk kelas 5-6.
Persepsi Orangtua tentang Pemanfaatan Teknologi Digital pada Anak Usia 4-6 Tahun Khusniyati Masykuroh; Mia Kamayani; Roslaini Roslaini; Nur Aini Puspitasari; Fitri Yatusholihah
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 9 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/seling.v9i1.1539

Abstract

Masa pandemi Covid-19 mengakibatkan anak-anak tidak bisa belajar dengan tatap muka normal di sekolah, digantikan dengan belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi digital. Orangtua tidak pernah mempersiapkan diri untuk mendampingi anak belajar dari rumah dengan menggunakan teknologi digital sebelumnya, namun harus melakukannya demi keselamatan semua pihak. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orangtua tentang pemanfaatan teknologi digital pada anak usia 4-6 tahun pada masa pandemi. Studi ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Responden penelitian ini adalah 92 orangtua murid Taman Kanak-kanak di Kota Bekasi yang menerapkan pembelajaran dari rumah di masa pandemi dan memanfaatkan teknologi digital. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara, kemudian dianalisis melalui reduksi dan penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil studi menunjukkan bahwa : 1) Durasi pemanfaatan teknologi digital oleh anak pada pandemi paling lama adalah pengoperasian telepon pintar dengan penggunaan aplikasi youtube; 2) Pemahaman orangtua tentang pemanfaatan teknologi digital masuk kategori baik karena mampu menjelaskan perlengkapan digital yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, memahami dampak baik dan buruk pemanfaatan teknologi, serta memahami perlunya kebijakan pemaafaatan alat teknologi sesuai umur anak; 3) Mayoritas orangtua memberikan tanggapan negative terhadap pemanfaatan teknologi digital bagi anak; 4) Untuk menghindari dampak negative pemanfaatan teknologi digital pada anak, maka sikap orangtua cenderung mengambil sikap melakukan tindakan pencegahan; 5) Orangtua mempunyai harapan positif anak akan mendapatkan kebaikan dari kemajuan teknologi dan terhindar dari keburukan akibat penggunaannya.
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM GARA-GARA WARISAN KARYA MUHADKLY ACHO: KAJIAN TEORI SEARLE Hermalinda Rizki Pratiwi; Nur Aini Puspitasari
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 6, No 2 (2023): Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/kredo.v6i2.9516

Abstract

Tujuan dari dibuatnya artikel ini adalah untuk mengetahui tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film Gara-Gara Warisan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simat dan catat dengan cara mengklasifikasikan tuturan yang diujarkan oleh pemeran ke dalam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif berdasarkan teori Searle yang menyebutkan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dapat menggambarkan perasaan orang yang mengungkapkannya misalnya, berterima kasih, menyalahkan, memuji, meminta maaf, mengucapkan selamat, menyatakan bela sungkawa, dsb. Pada penelitian ini didapatkan bahwa yang paling banyak ditemukan adalah tindak tutur ekspresif berterima kasih sebanyak 13 data, disusul dengan tindak tutur ekspresif kesedihan yang ditemukan sebanyak 9 data. Kemudian, ditemukan 5 data pada tindak tutur ekspresif menyalahkan. 4 data pada tindak tutur ekspresif memuji dan tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat. Data yang paling sedikit ditemukan terletak pada tindak tutur ekspresif kesenangan ditemukan sebanyak 2 data.
Permendikbud Implementation No. 3 Year 2020 in the Preparation of Indonesian Course Lesson Plan Nur Aini Puspitasari; Andoyo Sastromiharjo
Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2021): Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.032 KB) | DOI: 10.30998/jh.v5i1.622

Abstract

The purpose of this study is to describe the implementation of Permendikbud No. 3 of 2020 in the preparation of the Indonesian Language Course Learning Plan. The method used in this research is descriptive qualitative, the subject studied is the Indonesian Language Course Learning Plan from three universities in Jakarta. The data collection technique in this study is documentation by analyzing the Indonesian Language Course Learning Plan whose preparation is related to Permendikbud No. 3 of 2020. Based on the results of this study, the three universities have implemented Permendikbud No. 3 of 2020, but there are several different terms used, namely learning outcomes into subject learning outcomes, final skills which are expected to be sub-achievements of course learning, study materials into learning materials.Keywords: Permendikbud No. 3 of 2020, Course Lesson Plan, Indonesian.
Tindak Tutur Direktif Calon Guru dengan Siswa Kelas VIII pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dhiba Riswinda Fajar; Nur Aini Puspitasari
Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 1 (2023): Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jh.v7i1.1751

Abstract

Pre-service teacher is the main subject for students in the teaching and learning process. Because of this matter, they are required to provide Indonesian language teaching with simple delivery, but still in the directed, good, and correct speech in order to avoid misunderstanding during interactions. Successful learning can be identified by looking at the students' development on the subject being taught by the pre-service teacher which can make students engaged to the learning process. This research aimed to find out the directive speech acts utilized by the pre-service teacher including the sub-category that are Command, Beseech, Ask to, Warn, Advise to, Beg, and Recommend. The method used in this research was qualitative descriptive. The data were collected through observation and recording. Alan Cruse's theory of directive speech acts was used as the research instrument. The results of this research showed that Command and Ask to were the speech acts that were mostly used by the pre-service teacher. In addition, a pre-service teacher also used the speech acts of Beseech, Warn, Advise to, Beg, and Recommend during the teaching and learning process.Keywords: Pre-service teacher; speech acts; students.